DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
Received 30 June 2021; Received in revised form 12 September 2021; Accepted 15 September 2021
Abstrak
Budaya merupakan kesatuan utuh dan menyeluruh yang berlaku dalam suatu komunitas ini
memungkinkan adanya konsep-konsep matematika yang tertanam dalam praktek-praktek budaya. Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan konsep-konsep etnomatematika yang ada pada tiap gerakan tarian
tradisional toja dan wanda suku Lio Desa Mbuli Waralau utara. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif deskriptif, Subjek dalam penelitian ini adalah informan yaitu pembicara asli yang
diminta oleh peneliti untuk berbicara tentang konsep-konsep matematika dalam seni gerak tari toja
wanda, instrumen penelitian ini adalah human instrument, data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukan bahwa gerak tari toja salah satu tetap bertumpu ditempat dan satu kaki maju
kedepan, gerak ini dapat membentuk garis vertikal dan horisontal, pada tari wanda kaum pria tangan
merentang kesamping dengan badan tegak, serta kedua tangan mengayun kedepan dan kebelakang
gerakan ini akan tampak garis perpotongan dan garis sejajar, sedangkan disetiap gerak tari toja maupun
wanda, tangan yang memegang selempang sambil menggerakan setiap gerakan, serta kaki yang
menggerakan ke depan, ke samping dan ke belakang, gerakan tersebut selalu membentuk sudut dan
segitiga. Disimpulkan bahwa setiap gaya dari gerakan tari toja dan wanda suku lio, kampung wolowuwu
desa Mbuli waralau utara memiliki konsep-konsep etnomatematika. antara lain: garis vertikal, garis
horizontal, garis berpotongan, sudut lancip, sudut siku-siku, sudut tumpul, segitiga sebarang, segitiga
sama kaki, segitiga sama sisi dan segitiga siku-siku.
Abstract
Culture is a complete and comprehensive unit that applies in a community. This allows mathematical
concepts to be embedded in cultural practices. The purpose of this study is to describe the
ethnomathematical concepts that exist in each traditional dance movement of the Toja and Wanda of the
Lio tribe, Mbuli Village, North Waralau. This study uses a descriptive qualitative research type. The
subjects in this study were informants, namely, native speakers who were asked by researchers to talk
about mathematical concepts in the art of Toja Wanda dance movements, the instrument of this research
was the human instrument, data were analyzed descriptively qualitatively. The results show that one of
the Toja dance movements remains in place and one foot moves forward, this motion can form vertical
and horizontal lines, in the Wanda dance the men's arms stretch to the side with an upright body, and
both hands swing forward and backward. intersecting lines and parallel lines, while in every Toja and
Wanda dance movement the hands holding the sash while moving each movement, and the legs moving
forward, sideways, and backward, these movements always form angles and triangles. It was concluded
that every style of the Toja and Wanda dance movements of the Lio tribe, Wolowuwu Village, Mbuli
Village, North Warala has ethnomathematical concepts. including vertical lines, horizontal lines,
intersecting lines, acute angles, right angles, obtuse angles, arbitrary triangles, isosceles triangles,
equilateral triangles, and right triangles.
This is an open access article under the Creative Commons Attribution 4.0 International License
1836|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 3, 2021, 1836-1847 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
| 1837
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 3, 2021, 1836-1847 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
Hal lain dalam tari yang mengimple- /parang. 5). Gawi, Gerak tari dengan
mentasikan konsep matematika adalah menyentakkan kaki pada tanah.
nilai-nilai dalam tari itu sendiri, seperti Tujuan penelitian ini adalah
kekeompakan dan kebersamaan mendeskripsikan konsep etnomatemati-
(Darmayanthi, Hartoyo, & Sayu, 2020). ka yang ada pada tiap gerakan tarian
Begitupun dengan tari Ende Lio tradisional toja dan wanda suku Ende
adalah sebuah tarian daerah yang Lio Desa Mbuli Waralau Utara,
mengekspresikan rasa lewat tatanan Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende.
gerak dalam irama musik dan lagu.
Tarian ini merupakan ungkapan rasa METODE PENELITIAN
syukur atas segala berkat dan rahmat Penelitian ini menggunakan jenis
yang diberikan oleh Tuhan kepada penelitian kualitatif deskriptif sebagai
mereka. Menurut sumber sejarah yang jenis penelitian untuk mengungkap dan
ada, tarian ini sejak dulu sering memperoleh informasi secara menyelu-
ditampilkan dalam upacara adat atau ruh, meluas, dan mendalam, (Molleong,
ritual adat masyarakat Ende Lio. Tari 2010). Dalam prosesnya, penelitian ini
ini ditampilkan di bagian akhir acara menggunakan pendekatan etnografi,
sebagai penutup dan merupakan yaitu pendekatan empiris dan teoritis.
ungkapan rasa syukur atas berkat dan Subjek dalam penelitian ini adalah
rahmat yang diberikan oleh Tuhan. informan yaitu pembicara asli yang
Penari toja dan wanda jika yang menari diminta untuk berbicara tentang konsep-
adalah kaum perempaun maka wajib konsep matematika dalam seni gerak
menggunakan selendang (salempang) tarian toja wanda, untuk menetapkan
yang ditaruh di kedua bahu, namun jika informan peneliti menetapkan kriteria
dilakukan oleh kaum pria maka boleh yaitu informan harus tahu dan paham
menggunakan selendang (salempang) tentang budaya dari desa tersebut.
yang dipegang dan direntangkan oleh Instrumen penelitian ini adalah
kedua tangan ataupun boleh juga human instrument, yaitu peneliti
dengan tangan kosong. berperan sebagai instrumen utama yang
Dilihat dari tata gerak dan tidak dapat digantikan oleh orang lain
bentukya, tarian Ende Lio dapat yang berperan sebagai pengumpul data
dibagikan beberapa jenis di antaranya yang berkaitan dengan konsep-konsep
yaitu: 1). Toja, Kelompok Penari matematika dalam setiap gerak tari toja
menarikan sebuah tarian yang telah wanda. Selain itu juga digunakan
ditatar dalam bentuk ragam dan irama instrumen pendukung berupa observasi,
musik / lagu untuk suatu penampilan catatan lapangan, wawancara, dan
yang resmi. 2). Wanda, Penari dengan dokumentasi.
gayanya masing-masing, menari Teknik pengumpulan data dalam
mengikuti irama musik / lagu dalm penelitian ini terdiri atas dua bagian
suatu kelompok atau perorangan. 3). yaitu: Pengumpulan data pustaka dan
Wedho, Menari dengan gaya bebas pengumpulan data lapangan yang terdiri
dengan mengandalkan gerak kaki dari empat bagian yaitu observasi,
seakan -akan melompat. 4).Woge, pencatatan, wawancara, dan
Gerak tari dengan mengandalkan dokumentasi. Teknik pengujian
kelincahan kaki dengan penuh energi keabsahan data menggunakan
dan dinamis, dilengkapi dengan sarana triangulasi sumber (Sugiyono, 2016).
mbaku dan sau atau perisai dan pedang
1838|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 3, 2021, 1836-1847 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
| 1839
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 3, 2021, 1836-1847 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
ada, tarian ini sejak dulu sering menggunakan atribut selendang atau
ditampilkan dalam upacara adat atau tangan kosong, selain itu juga penari
ritual adat masyarakat mbuli waralau. wanda tidak diperkenankan mengguna-
Tari merupakan salah satu kan alas kaki.
warisan budaya yang perlu kita jaga dan
kita lestarikan keberadaannya, karena 3. Hasil Eksplorasi Muatan
suatu budaya adalah cerminan suatu Etnomatematika dalam Tarian
bangsa, maka dari itu sebagai warga Toja dan Wanda
yang baik kita perlu mempertahankan
kebudayaan yang sudah ada, (Khutniah Eksplorasi etnomatematika dalam
& Iryanti, 2012). Adapun Salah satu tarian toja dan wanda hanya terbatas
contoh warisan budaya adalah tari toja dalam konsep geometri. Hasil
dan wanda yang ada di kampung eksplorasi konsep geometri pada terian
wolowuwu, desa mbuli waralau utara. adat toja dan wanda dideskripsikan
Tari toja dan wanda tetap dijaga sebagai berikut:
keberadaannya kerana merupakan tarian
khas suku lio. Oleh karena itu kampung Ruas garis
wolowuwu membuat sanggar sederha- Ruas garis adalah bagian dari
na dengan tujuan untuk mempertahan- garis lurus yang berada diantara dua
kan eksistensi tari toja dan wanda. titik pada garis lurus tersebut, termasuk
Dilihat dari tata gerak dan kedua titik tersebut (Lisdiana, Ansori &
bentuknya, tarian Ende Lio khususnya Amanto).
desa mbuli waralau dapat dibagikan 1. Garis Vertikal
beberapa jenis, namun dalam penelitian Garis vertikal adalah garis dengan
ini peneliti hanya meneliti konsep- posisi tegak lurus terhadap permukaan
konsep geometri pada gerak tarian toja bumi. Garis vertical pada koordinat
dan wanda. 1). Toja, menari yang kertesius digambarkan dengan garis
dilakukan dalam kelompok penari yang yang sejajar atau berimpit dengan
terdiri dari minimal 2 orang dan sumbu y (absis) (Bramasti, 2012)
maksimal 10 orang akan menarikan
sebuah tarian yang telah ditatar dalam
bentuk ragam dan irama yang telah
ditetapkan lewat musik/lagu untuk suatu
penampilan yang resmi, dalam tarian
toja penari wanita wajib menggunakan
atribut selendang yang akan diayunkan
menggunakan tangan, selain itu juga
penari toja tidak diperkenankan untuk Gambar 1. Garis vertikal
menggunakan alas kaki. 2). Wanda,
tidak jauh berbeda dengan tarian toja Pada tarian toja penari melakukan
namun pada tarian wanda penari gerakan salah satu kaki maju ke depan
melakukan tarian dengan gayanya dan kaki lainya bertumpu pada satu
masing-masing, menari mengikuti irama tempat. Kaki yang bertumpu dengan
musik/lagu dalam suatu kelompok atau tegak akan membentuk pola garis
perorangan, dalam tarian wanda penari vertikal hal ini sesuai dengan konsep
wanita wajib menggunakan atribut geometri garis vertikal, seperti yang
selendang sedangkan penari pria boleh disajikan pada Gambar 2.
1840|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 3, 2021, 1836-1847 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
3. Garis Berpotongan
Dua gari dikatakan saling
berpotongan apabila garis tersebut tepat
berpotongan pada sebuah titik
(Bramasti, 2012)
4. Garis Sejajar
Dua buah garis dikatakan sejajar
apabilah kedua garis tersebut terletak
pada satu bidang datar yang tidak akan
berpotongan meskipun diperpanjang
tanpa batas (Negoro & Harahap, 2010)
Gambar 4. Garis horisontal pada tarian Simbol dari gari sejajar ( // )
toja
| 1841
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 3, 2021, 1836-1847 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
1. Sudut
Dalam geometri Euklides, sebuah
Gambar 7. Garis sejajar sudut adalah gambar yang dibentuk oleh
dua sinar, yang disebut juga sisi dari
Pada tarian wanda penari melaku- sudut, berbagi titik akhir yang sama,
kan gerakan kedua tangan diayunkan ke yang disebut puncak/veteks dari sudut.
belakang secara bersama, akan Sudut dibentuk oleh dua sinar terletak
membentuk garis sejajar, hal ini sesuai pada bidang yang memuat sinar.
dengan konsep geometri garis sejajar
seperti yang disajikan pada Gambar 7. Sudut lancip (0° < x < 90°)
Sudut lancip merupakan jenis
sudut yang memiliki besar sudut antara
0° hingga kurang dari 90°. (Negoro &
Harahap, 2010). Notasi matematika dari
sudut ini adalah 0° < x < 90°. x
merupakan besar sudut yang diukur.
Sudut ini lebih kecil dari sudut siku-siku
(Gambar 8)
1842|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 3, 2021, 1836-1847 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
Segitiga sebarang
Segitiga sebarang adalah segitiga
yang sisi-sisinya tidak sama panjang Gambar 17. Segitiga sama kaki
(Bramasti, 2012). Pada gambar di
bawah ini, AB≠ BC≠AC (Gambar 15). Pada tarian toja penari melakukan
gerakan dengan memegang selendang
dan salah satu tangan merentang ke arah
setengah samping dengan membuka
selendang sampai membentuk segitiga
sama kaki, hal ini sesuai dengan konsep
geometri bangun datar segitiga seperti
yang disajikan pada Gambar 18.
Gambar 15. Segitiga sebarang
Gambar 16. Segitiga sebarang pada tarian Gambar 18. Segitiga sama kaki pada
toja. tarian toja
1844|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 3, 2021, 1836-1847 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
| 1845
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 3, 2021, 1836-1847 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
segitiga sama kaki, dan segi empat). saran-saran sebagai berikut: bagi warga
Penelitian yang dilakukan Sandhi masyarakat setempat untuk tetap
(2018) tentang etnomatematika pola melesatrikan budaya khususnya pada
tarian jejer jaran dawuk Banyuwangi tari toja dan wanda, bagi para pendidik
diperoleh hasil bahwa penari melakukan hendaknya dapat memilih model
gerakan tangan dan gerakan kaki yang pembelajaran kontekstual yang
dapat dibentuk konsep geometri (garis, berkaitan dengan budaya untuk
sudut dan bangun datar). mengenal dan mengetahui konsep-
Yang membedakan dengan konsep matematika pada siswa-siswi
penelitian sebelumnya penelitian ini yang ada pada setiap gerakan tarian,
mengeksplorasi muatan etnomatematika khususnya tari toja dan wanda.
dalam tarian toja dan wanda suku lio
dimana penari wanita wajib menggu- DAFTAR PUSTAKA
nakan atribut selendang yang meru- Avelia, L. T. (2020). Eksplorasi
pakan ciri khas suku lio, karena setiap Etnomatematika pada Tarian
gerakan tangan yang memegang dan Soreng di Dusun Ngargotontro,
menayunkan selendang akan terbentuk Desa Sumber, Kecamatan Dukun,
pola konsep geometri. Kabupaten Magelang, Jawa
Dampak dari hasil penelitian ini Tengah. Universitas Sanata
adalah semakin banyak konsep Dharma.
matematika yang dieksplor dari tarian Bramasti, R. (2012). kamus matematika.
toja dan wanda suku lio maka akan Surakarta: Surakarta. Aksarra
semakin memperkaya literasi Sinergi Media.
matematika sehingga matematika tidak Darmayanthi, R. S., Hartoyo, A., &
selalu tentang operasi hitung atau Sayu, S. (2020). Etnomatematika
rumus-rumus akan tetapi matematika Dalam Tari Jepin Tali Bui
juga dapat dieksplore dari berbagai Masyarakat Melayu Pontianak.
kebudayaan yang ada. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Khatulistiwa,
KESIMPULAN DAN SARAN 9(10), 1–8.
Berdasarkan data hasil penelitian Destrianti, S., Rahmadani, S., &
dan pembahasan dapat disimpulkan Ariyanto, T. (2019).
bahwa setiap gaya dari gerakan tari toja Etnomatematika dalam Seni Tari
dan wanda suku lio, kampung Kejei Sebagai Kebudayaan
wolowuwu desa Mbuli Waralau utara Rejang Lebong. Jurnal Equation,
memiliki konsep-konsep etnomate- 2(2), 116–132.
matika. Etnomatematika dalam gerak Dewi, L. I. P. (2019). Etnomatematika
tari toja dan wanda yakni konsep Dalam Tari Bali Ditinjau dari
geometri yang ada disetiap gerak tarian Klasifikasi Tari Bali. Jurnal
antara lain: 1). Garis (garis vertikal, Pendidikan Dan Pembelajaran
garis horizontal, garis berpotongan), 2). Matematika Indonesia, 8(1), 39–
Sudut (sudut lancip, sudut siku-siku, 48.
sudut tumpul), 3) Bangun datar segitiga Hartanti, S., & Ramlah. (2021).
(segitiga sebarang, segitiga sama kaki, Matematika: Melestarikan
segitiga sama sisi, segitiga siku-siku). Kesenian dengan Pembelajaran
Berdasarkan kesimpulan peneliti- Matematika. Jurnal IDEAS, 7(2),
an, maka peneliti merekomendasikan 33–42.
1846|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 3, 2021, 1836-1847 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3885
| 1847