Anda di halaman 1dari 3

Raysa Maharani - 1231913023

Ringkasan BAB 8 :
Constructivism dari Buku First Look at Communication Theory Karya
Em Griffin

Constructivism adalah teori komunikasi yang bertujuan untuk menjelaskan perbedaan


individu dalam kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dalam situasi sosial.
Teori ini bertujuan untuk memahami mengapa beberapa individu lebih baik dalam memahami,
menarik, meyakinkan, memberi informasi, menenangkan, atau menghibur orang lain dalam
komunikasinya. Teori ini menyarankan bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan
oleh asertivitas atau ekstroversi, melainkan lebih oleh perbedaan kognitif dalam individu yang
efektif dalam berhubungan antar manusia. Konstruktivisme menawarkan penjelasan kognitif
untuk kompetensi komunikasi dengan menekankan pentingnya kompleksitas kognitif dalam
memahami dan beradaptasi dengan orang lain.
Cognitive complexity diukur menggunakan Role Category Questionnaire (RCQ). RCQ
adalah survei respons bebas yang menilai jumlah dan diferensiasi konstruk pribadi yang
digunakan untuk menggambarkan orang lain. Peserta diminta untuk memberikan deskripsi
tentang dua individu, seperti teman atau rekan kerja, dan jumlah deskripsi yang berbeda yang
digunakan untuk setiap orang dihitung. Setiap istilah baru mewakili konstruk mental tambahan,
dan jumlah total konstruk untuk kedua deskripsi dianggap sebagai indeks kompleksitas
kognitif. Skor yang lebih tinggi pada RCQ menunjukkan struktur mental yang lebih mendalam
dan kompleksitas kognitif interpersonal yang lebih tinggi.
Person-centered messages sebagaimana didefinisikan dalam konteks ini, mengacu
pada pesan yang mencerminkan kesadaran dan penyesuaian terhadap aspek subjektif, afektif,
dan relasional dari konteks komunikasi. Pesan-pesan ini disesuaikan untuk individu-individu
tertentu dan mempertimbangkan bagaimana mereka mungkin akan merespons,
memungkinkan pengirim pesan mencapai tujuan komunikasi mereka secara lebih efektif.
Pesan-pesan berpusat pada individu penting karena mereka meningkatkan efektivitas
komunikasi, terutama dalam situasi di mana taruhannya tinggi dan emosi terlibat. Mereka
memungkinkan individu untuk menavigasi situasi komunikasi sulit, memperbaiki hubungan, dan
mencapai berbagai tujuan. Selain itu, pesan-pesan berpusat pada individu memiliki efek positif
pada dukungan sosial, persuasi, dan hasil hubungan.
Dampak positif dari Person-centered messages telah dieksplorasi dalam berbagai
bidang penelitian. Pertama, Person-centered messages terbukti lebih persuasif, sehingga
efektif dalam mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain. Kedua, dalam konteks dukungan
sosial, Person-centered messages bermanfaat dalam meredakan kesulitan emosional yang
dialami oleh orang lain. Pesan-pesan ini memberikan kenyamanan, validasi, dan sudut
pandang tambahan, yang mengarah pada peningkatan dukungan sosial. Ketiga,
Person-centered messages berkontribusi pada pemeliharaan dan kepuasan hubungan. Mereka
lebih cenderung dilihat sebagai perhatian, pengertian, dan mendukung, yang mengarah pada
hubungan yang lebih kuat dan penilaian positif oleh penerima pesan dan pengamat. Terakhir,
dalam pengaturan organisasi, penggunaan komunikasi berpusat pada individu telah dikaitkan
dengan peningkatan efektivitas dan keberhasilan. Karyawan yang terampil dalam menyusun
Person-centered messages lebih cenderung disenangi, dinilai positif, dan mengalami kemajuan
karir.
Cognitive complexity diyakini dapat berkembang melalui transmisi budaya. Secara
khusus, kapasitas berpikir sosial yang kompleks pada orang tua direplikasi pada anak-anak
melalui pesan-pesan yang rumit mengenai perawatan dan disiplin. Ini berarti bahwa anak-anak
yang dibesarkan dalam lingkungan di mana orang tua terlibat dalam komunikasi yang canggih
dan menunjukkan cara berpikir yang kompleks lebih mungkin untuk mengembangkan tingkat
kompleksitas kognitif yang lebih tinggi. Pengembangan kompleksitas kognitif dipengaruhi oleh
paparan lingkungan kerja yang rumit, sistem peran, dan harapan sosial yang rumit, yang
merangsang pengembangan cara berpikir dan berkomunikasi yang lebih kompleks. Setelah
dikembangkan, cara berpikir dan bertindak yang kompleks cenderung berlanjut dalam diri
sendiri.
Constructivism Theory dapat diamati dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Berikut
beberapa contoh:
1. Pengasuhan Anak: Constructivism Theory menyarankan bahwa orang tua yang
terlibat dalam komunikasi yang kompleks dan reflektif dengan anak-anak
mereka dapat membantu mengembangkan kompleksitas kognitif mereka.
Dengan mendorong anak-anak untuk mempertimbangkan sudut pandang,
motivasi, dan perasaan yang berbeda, orang tua dapat mendorong
perkembangan kognitif anak-anak mereka.
2. Komunikasi Persuasif: Constructivism Theory menekankan pentingnya pesan
berpusat pada individu dalam persuasi. Dalam aktivitas sehari-hari seperti iklan,
penawaran penjualan, atau kampanye politik, individu yang menyusun pesan
mereka sesuai dengan kebutuhan, nilai, dan keyakinan khalayak mereka lebih
mungkin untuk bersifat persuasif.
3. Dukungan Sosial: Constructivism Theory menyoroti dampak positif pesan
berpusat pada individu dalam memberikan dukungan sosial. Dalam interaksi
sehari-hari, individu yang menawarkan respon empati dan pengertian terhadap
penderitaan emosional orang lain dapat membantu meredakan penderitaan
mereka dan memberikan kenyamanan.
4. Pemeliharaan Hubungan: Constructivism Theory menyarankan bahwa pesan
berpusat pada individu sangat penting untuk menjaga hubungan yang erat.
Dalam aktivitas sehari-hari seperti percakapan dengan teman, pasangan, atau
anggota keluarga, individu yang menunjukkan kesadaran dan penyesuaian
terhadap aspek subjektif, afektif, dan relasional komunikasi lebih mungkin untuk
memupuk hubungan yang kuat dan memuaskan.
5. Efektivitas Organisasi: Constructivism Theory berpendapat bahwa komunikasi
berpusat pada individu penting untuk kesuksesan organisasi. Dalam pengaturan
kerja sehari-hari, karyawan yang efektif menyesuaikan pesan mereka dengan
berbagai pemangku kepentingan, seperti pelanggan atau rekan kerja, lebih
mungkin untuk mencapai berbagai tujuan dan berkontribusi pada efektivitas
keseluruhan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai