Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Profesi Ners

2.1.1 Definisi Pendidikan Ners

Pendidikan Ners adalah pendidikan akademik yang profesional dengan

proses pembelajaran yang mengutamakan tumbuh kembang kemampuan

mahasiswa untuk menjadi seorang akademisi yang professional di bidangnya.

Dasar tumbuh kembang kemampuan ini adalah kerangka konsep pendidikan

yang terdiri atas falsafah keperawatan sebagai profesi, dan keperawatan

sebagai suatu bentuk pelayanan profesional dimana akan mempengaruhi isi

kurikulum serta prioritas utama dalam proses pembelajaran (Airlangga, 2017).

2.1.2 Fase Dalam Profesi Ners

Profesi Ners dengan lama studi 2 semester atau 36 sks yang ditempuh setelah

menyelesaikan pendidikan S1 keperawatan. Pelaksanaan pendidikan Profesi Ners

dibagi 2 tahap yaitu Tahap Pra Pendidikan Profesi Ners, dengan kegiatan yang

meliputi ujian keterampilan di laboratorium dan Tahap kedua yaitu Tahap

Praktikum Profesi Ners yang meliputi 11 bidang keperawatan di bawah in

10
11

Tabel 2.1

Tahap Praktik Profesi Ners

Semester Mata Kuliah Jumlah SKS


SKS Lama Praktek
(minggu)
IX Keperawatan Dasar
2 2
Profesi (KDP)
Keperawatan Medikal
6 8
Bedah
Keperawatan Anak 3 4
KeperawatanMaternitas 3 4
KeperawatanJiwa 3 4
Keperawatan Gadar dan
3 3
Kritis
Total 20 25 (6,25 bln)
X Manajemen
2 4
Keperawatan
Keperawatan Gerontik 2 2
Keperawatan Keluarga &
6 7
Komunitas
Peminatan 6 6
Total 16 19 (5 bulan)
Total Jumlah SKS Ners
36 44 (11,25 bln)
UMM

(Universitas Muhammadiyah malang, 2018)

2.2 Konsep Dasar Indeks Prestasi Kumulatif

2.2.1 Pengertian Indeks Prestasi Kumulatif

Indeks Prestasi Kumulatif atau yang biasa disebut dengan IPK merupakan nilai

keseluruhan mata kuliah yang ditempuh mahasiswa (hasil perkalian tingkat nilai) dibagi

dengan total sks yang telah diselesaikan. IPK bersifat kuantitatif dengan skala

maksimum 4 (Metriana & LATARUVA, 2014). Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah

nilai keseluruhan mata kuliah yang telah dilalui mahasiswa (hasil perkalian tingkat nilai)

dibagi dengan total sks yang telah diselesaikan. Indeks prestasi atau biasa disingkat IP,

merupakan salah satu alat ukur prestasi dalam bidang akademik. Meskipun bernama
12

“indeks”, IP sebenarnya bukan indeks dalam pengertian sebenarnya, melainkan berarti

rata-rata bobot nilai. Penggunaan IP di Indonesia memiliki perbedaan untuk pendidikan

tingkat dasar sampai menengah dan tingkat pendidikan tinggi. Sistem ini menggantikan

sistem rata-rata yang dipakai pada kurikulum 1875. Sejak kurikulum 1984 berlaku, IP

dipakai untuk melakukan evaluasi pencapaian siswa atau mahasiswa (Tampil et al.,

2017).

2.2.2 Indeks Prestasi di Perguruan Tinggi

Dalam pendidikan tinggi, IP dikalkulasi sebagai rata-rata normal nilai yang

didapatkan oleh mahasiswa pada mata kuliah tertentu setelah diberi bobot dengan

"Angka Kredit". Nilai normal berkisar antara 4 (A/terbaik) sampai 0 (E/gagal). Angka

Kredit besarnya dapat ditentukan 1 sampai 4 Satuan Kredit Semester (SKS) berdasarkan

bobot nilai per mata kuliah. Pembobotan nilai ini ditentukan berdasarkan urgensi mata

kuliah tertentu dalam membentuk kompetensi lulusan. IP dihitung untuk

setiap semester. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah perhitungan IP dengan

menggabungkan nilai semua mata kuliah yang telah ditempuh mahasiswa dalam satu

semester tertentu. Indeks Prestasi Semester merupakan penghitungan IP semua mata

kuliah yang telah dilaksanakan untuk tiap semester tertentu (Airlangga, 2017).

2.2.3 Rentang Indeks Prestasi Kumulatif

Rentang IPK di Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang berdasarkan panduan akademiknya adalah :

1. Memuaskan : 3,00 – 3,50

2. Sangat memuaskan : 3,51 – 3,75


13

3. Dengan Pujian : > 3,75 dan lulus dengan masa studi maksimal 2

semester

Rentang IPK Tahap Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang berdasarkan panduan akademiknya adalah :

a. Cukup : <2,75

b. Memuaskan : 2,76 – 3,00

c. Sangat memuaskan : 3,01 – 3,5

d. Dengan Pujian : >3,5 (Universitas Muhammadiyah, 2018)

2.2.4 Hal – hal yang mempengaruhi Prestasi Akademik

2.2.4.1 Faktor Internal


a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis yaitu kesehatan tubuh dan keberfungsian panca indera

khususnya pengelihatan, pendengaran, serta kesehatan mental.

b. Faktor psikologis.

Faktor psikologis yaitu faktor potensial yang meliputi intelektual dan bakat,

serta faktor kecakapan nyata sehari-hari. Faktor psikologis yang meliputi

unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat,

kebutuhan, motivasi, kecerdasan emosional, penyesuaian diri.

2.2.4.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi individu meliputi lingkungan

keluarga, lingkungan pendidikan,lingkungan masyarakat, dan lingkungan

kelompok atau komunitas, dan teman. (Syah, 2018).


14

2.3 Konsep Dasar Uji Kompetensi Ners Indonesia

Falsafah keperawatan merupakan keyakinan setiap perawat terhadap nilai-nilai

keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat

harus memiliki keyakinan bahwa manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan

biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural yang unik. Perawat juga harus bertujuan

untuk memberi bantuan bagi umat manusia dan meningkatkan derajat kesehatan yang

optimal. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota tim

kesehatan dan pasien/keluarga. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat

menggunakan proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien.

Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang dalam

melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan.

Serta pendidikan keperawatan harus dilakukan terus-menerus untuk mewujudkan

pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan kesehatan.(Universitas

Muhammadiyah malang, 2018).

UKNI (Uji Kompetensi Ners Indonesia) merupakan suatu tes atau ujian yang

digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap tenaga perawat sesuai

dengan standar profesi. Uji Kompetensi Ners Indonesia juga dapat dikatakan sebagai

tantangan yang harus dihadapi oleh para Calon Profesi Ners. Hal ini bertujuan untuk

menunjukkan kompetensi dirinya sebagai seorang Calon Profesi Ners yang memiliki

kualitas layak untuk ikut berperan sebagai bagian dalam sistem kesehatan di Indonesia.

UKNI adalah tahapan yang harus dilalui untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.

Sertifikat kompetensi merupakan syarat utama selain ijazah untuk mendapatkan surat

tanda registrasi (STR) yang dibutuhkan oleh perawat untuk dapat melakukan aktivitas

pelayanan kesehatan (Adiwidya, 2015).


15

Syarat mengikuti UKNI dibedakan menjadi dua, yaitu telah lulus dan yang belum

lulus. Syarat lengkap kepesertaan dalam UKNI diantaranya lulusan setelah 1 Agustus

2013 yang sudah memiliki ijazah tetapi belum memiliki sertifikat kompetensi (termasuk

yang belum lulus UKNI periode sebelumnya), dan mahasiswa yang belum memiliki

ijazah (belum lulus) tetapi telah menyelesaikan proses pendidikan dengan syarat jumlah

SKS sudah terpenuhi. Jumlah SKS minimal yang harus diselesaikan untuk jenjang ners

sebanyak 25-36 SKS (periode klinik), jenjang D III Keperawatan sebanyak 110 SKS,

dan program khusus D III Keperawatan sebanyak 96 SKS. UKNI dilaksanakan dua kali

dalam setahun pada periode Juni-Juli, pendataannya dilaksanakan akhir bulan April atau

Awal bulan Mei. Dan periode November-Desember, pendataannya dilaksanakan akhir

bulan September atau awal bulan Oktober (Adiwidya, 2015).

Program Studi Profesi Ners merupakan program lanjutan dari mahasiswa untuk

menjadi seorang perawat profesional, yang wajib ditempuh setelah lulus program

akademik yang bergelar Sarjana Keperawatan. Tujuan diselenggarakannya Program

Profesi ini untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa dalam memperoleh

pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan profesional yang mencakup

kemampuan intelektual, interpersonal dan skills dalam memberikan pelayanan asuhan

keperawatan kepada klien.

Kompetensi yang dicapai pada Program Profesi Ners yaitu melaksanakan asuhan

keperawatan di 10 bidang keperawatan yaitu :

1. Keperawatan Dasar Profesi (KDP)

2. Keperawatan Medikal Bedah

3. Keperawatan Maternitas

4. Keperawatan Anak

5. Keperawatan Gadar dan Kritis


16

6. Keperawatan Jiwa

7. Manajemen Keperawatan

8. Keperawatan Keluarga dan Komunitas

9. Keperawatan Gerontik

10. Peminatan

Pendidikan profesi ners dapat ditempuh setelah menyelesaikan pendidikan sarjana

keperawatan selama 2 semester atau 36 sks. Pelaksanaan program profesi ners

terbagi menjadi 2 tahap yaitu tahap pra pendidikan profesi ners dengan kegiatan

yang meliputi ujian skills laboratorium dan tahap kedua yaitu tahap praktik profesi

ners pada bidang keperawatan.

a. Pengertian

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat diamati yang terdiri atas

pengetahuan, keterampilan serta sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas

sesuai dengan standar indikator kinerja (performance) yang ditetapkan. Kompetensi juga

(Alhamda, 2018). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa uji

kompetensi merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mengukur tingkat

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan standar profesi yang ada

dalam rangka mengukur kemampuan perawat dalam melaksanakan peran profesi secara

aman dan efektif. Dalam kata lain, uji kompetensi merupakan alat ukur kemampuan

perawat untuk menjamin kualitas pelayanannya yang diberikan kepada masyarakat.

b. Tujuan

Tujuan dilakukannya uji kompetensi terhadap lulusan baru secara nasional (entry

level national examination) berdasarkan DIKTI (2014) antara lain:


17

1) Menegakkan responsibilitas profesional perawat dalam menjalankan peran

profesinya.

2) Menanamkan standar dan etik profesi dalam praktik.

3) Pembuktian terhadap kompetensi lulusan suatu institusi pendidikan.

4) Mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat.

c. Ketentuan dalam pengembangan uji kompetensi berdasarkan DIKTI (2014):

1) Metode ujian

Metode ujian kompetensi yang digunakan adalah computer based test. Penentuan

metode yang digunakan dilaksanakan oleh penyelenggara pusat sesuai dengan

kelayakan kampus lokasi ujian. Computer based test merupakan metode ujian dengan

menggunakan komputer beserta jaringan internet dan soal-soal disiapkan dalam hard

disk portable. Setiap peserta akan diberikan akun untuk login. Jawaban peserta

otomatis akan tersimpan di dalam hard disk yang selanjutnya akan di sealed dan

diserahkan ke penyelenggara pusat.

2) Penetapan standar kelulusan berdasarkan DIKTI (2014)

Standar kelulusan uji kompetensi ditetapkan secara bersama oleh tim yang dibentuk

oleh kelompok ahli dalam bidang keperawatan dari unsur unsur Majelis Tenaga

Kerja Indonesia (MTKI), Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi (LPUK),

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Asosiasi Institusi Pendidikan Ners

Indonesia (AIPNI) melalui forum diskusi serta analisis terhadap tingkat kesulitan

soal dengan menggunakan metode yang telah disepakati sebelumnya. Metode yang

disepakati adalah ‘modified angoff technic’. Berbagai data terkait dengan metode ini akan
18

dipertimbangkan untuk menjamin bahwa peserta uji memenuhi standar secara valid

dan fair. Berdasarkan berbagai situasi dan data pada saat dilakukannya proses standard

setting maka metode compromise seperti “OFSTEE” bisa dipertimbangkan untuk

digunakan, tentunya dengan tetap memperhatikan tingkat keamanan serta

keefektifan pencapaian standar kompetensi untuk keamanan masyarakat.

3) Jumlah dan Format Soal

Jumlah soal dalam uji kompetensi sebanyak 180 soal yang harus diselesaikan dalam

waktu 3 jam. Jenis soal yang digunakan adalah soal multiple choice (MCQ type A

question/ dengan 5 alternatif jawaban a, b, c, d, e) dengan memilih satu jawaban yang

paling tepat menurut peserta (one best answer). Jumlah soal tersebut diharapkan dapat

mengukur kompetensi lulusan baru secara akurat (memenuhi reliabilitas soal). Soal

yang digunakan juga telah melalui proses uji validitas DIKTI (2014).

4) Presentasi atau wujud soal

Setiap soal diformulasikan dalam bentuk vignette (kasus) yang menggambarkan situasi

klinik yang realistis dan logis. Peserta uji harus memilki kemampuan analisis agar

dapat menjawab soal tes. Satu vignette untuk satu soal DIKTI (2014).

5) Kesetaraan set soal

Setiap set soal yang disusun harus memiliki bobot yang sama. Set manapun yang

digunakan untuk ujian seseorang harus menunjukkan hasil yang sama atau hampir

sama, untuk itu akan dilakukan uji statistik yang menentukan kesetaraan soal. Uji

kesetaraan dilakukan setelah disepakati adanya satu set yang standar.


19

2.4 Kompetensi Ners

2.4.1 Tujuan Profesi

Menurut (M. Nursalam, 2014) menyebutkan bahwa mahasiswa diharapkan

mempunyai kemampuan profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai profesi,

antara lain :

1. Menerapkan cara, ilmu utama, sosial, biomedik serta ilmu keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

2. Melakukan asuhan keperawatan berlandasan atas masalah harus di selesaikan

secara tuntas melalui pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan, perencanan

tindakan, implementasi, evaluasi, tanggung jawab dan kemampuan yang

berlandaskan dengan etika profesi keperawatan.

3. Mendokumentasikan seluruh tindakan keperawatan secara komplek dan dalam

upaya untuk meningkatkan mutu kualitas dalam bidang keperawatan.

4. Mengelola pelayanan keperawatan secara bertanggung jawab dan menunjukkan

sikap kepemimpinan.

2.4.2 Kurikulum pendidikan profesi

Menurut PERMENDIKBUD Republik Indonesia Nomor 145 tahun 2014,

program studi ini dilaksanakan setelah jenjang S1 dengan terpisah serta wajib bagi

mahasiswa untuk menyelesaikan profesi ners terkait rumpun ilmu pengetahuan dan

teknologi beserta gelar lulusan perguruan tinggi. Kurikulum inti terdiri atas 2 kurikulum,

yaitu program studi S1 keperawatan dan kurikulum program studi profesi ners.

Kurikulum pendidikan profesi ini ditujukan untuk menghasilkan lulusan ners sebagai
20

output dari proses pendidikan keperawatan(PPNI, AIPNI, 2015) .Kurikulum ini di

kembangkan berdasarkan pada:

1. Profesi

Profesi yaitu output yang diharapkan pada saat selesai pembelajaran atau

menyelesaikan seluruh proses pembelajaran sesuai dengan KKNI.

2. Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran ini disesuaikan dengan indicator yang ada dalam KKNI

pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)

3. Bahan Kajian

Bahan kajian sebagai komponen yang harus dipelajari/diajarkan untuk mencapai

tujuan akhir yang diinginkan.

4. Mata kuliah

Mata kuliah merupakan wujud dari adanya bahan kajian yang harus dipelajari

mahasisawa dan harus disampaikan oleh dosen kepada mahasiswa.

5. Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran yang efesien dan efektif dalam menyampaikan bahan

kajian selama peroses belajar mengajar berlangsung.

6. Metode Penilaian

Metode penilaian adalah proses identifikasi serta penentuan tingkat pencapaian

maupun penguasaan bahan kajian oleh mahasiswa melalui pembelajaran dan

variabel pengukuran yang akurat.

2.4.3 Profil Lulusan Profesi

Profil merupakan peran yang dapat dilaksanakan oleh lulusan studi dalam dunia

kerja. Profil lulusan Program Studi Profesi Ners yaitu :


21

1. Care provider ( Pemberi Asuhan Keperawatan )

2. Komunikasi (Interaksi dan transaksi dengan pasien, keluarga, serta tim profesi

kesehatan lain)

3. Pendidik dan Promotor Kesehatan (Pendidikan serta promosi kesehatan pada

pasien, keluarga dan masyarakat)

4. Manager dan Pimpinan (Manager praktik atau ruangan pada institusi rumah

sakit maupun komunitas)

5. Penilaian (Adiwidya, 2015).

2.4.4 Mata kuliah profesi

Menurut (Betts dan Smith, 2005), salah satu dasar kerja yang diperlukan dalam

proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dari hasil pembelajaran. Menurut

PENMENRISTEKDIKTI Repbublik Indonesia Nomor 44 tahun 2015, dalam

menyelesaikan tahap profesi ditempuh minimal 2 tahun, sedangkan masa studi

maksimal 3 tahun (PPNI, AIPNI, 2015).

1. Keperawatan Profesi Dasar

Praktik Keperawatan Ners Profesi merupakan awal dari rangkaian proses

pendidikan Ners tahap profesi. Keperawatan dasar profesi menfokuskan pada

asah kemampuan mahasiswa agar mahasiswa mampu bersikap dan bertindak

sebagai perawat yang profesioanal, mampu menganalisa kebutuhan dasar klien

dan keluarga, bersikap perduli dalam melakukan setiap asuhan keperawatan,

membina hubungan inter personal pada klien dan keluarga.

2. Keperawatan Medikal Bedah

Praktik klinik profesi keperawatan stase medikal bedah merupakan program

yang harus dijalani oleh mahasiswa dalam mengadaptasi profesi untuk dapat
22

menerima pelimpahan kewenangan secara bertahap ketika menerima asuhan

keperawatan profesional, mampu memberikan pendidikan kesehatan,

menjalankan fungsi advokasi kepada klien, membuat keputusan legal etik dan

menggunakan penelitian terkini sebagai dasar setiap tindakan keperawatan yang

berkaitan dengan keperawatan.

3. Keperawatan Anak

Praktik profesi keperawatan anak mencakup berbagai tingkat usia (neonatus,

bayi, toddler, pra sekolah, sekolah dan remaja) dalam konteks keluarga yang

memiliki tujuan untuk mongoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan pada

anak sehat, anak sakit akut dan sakit yang mengancam kehidupan, anak dalam

masalaah pediatrik sosial dan manajemen terhadap balita sakit, dengan

mengunakan pendekatan proses keperawatan di tatanan klinik.

4. Keperawatan Maternitas

Praktik profesi keperawan maternitas di lakukan dengan betah diawali sejak

masa prenatal, intra natal dan postnatal normal dan beresiko serta masalah pada

kesehatan sistem reproduksi dan keluarga.

5. Keperawatan Jiwa

Praktik profesi asuhan keperawatan jiwa yang di berikan kepada individu,

keluarga, dan masyarakat baik bersifat preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Asuhan keperwatan ini berfokus pada beberapa asuhan keperawatan pada kelien

dengan masalah kesehatan jiwa dalam konteks keluarga dan masyarakat melalui

penerapan terapi modalitas keperawatan.

6. Manajemen Keperawatan

Praktik profesi manajemen keperawatan untuk dapat menerapkan konsep-

konsep yang berhubungan dengan manajemen dan kepemimpinan dalam


23

pelayanan keperawatan. Asuhan keperawatan ini mencakup berbagai hal, seperti

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengadilan dengan menerapakn

berbagai gaya kepemimipinan yang efektif.

7. Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis

Praktik profesi keperawatan gawat darurat mencakup asuhan keperawatan

dalam konsep keluarga pada klien dengan berbagai tingkat usia mengalami

masalah pemenuhan kebutuhan dasar akibat ganguan salah satu sistem organ

atau beberapa sistem organ tertentu dalam keadaan gawat darurat.

8. Keperawatan Grontik

Praktik profesi keperawatan grontik berfokus pada klien lanjut usia dengan

masah kesuhatan yang bersifak aktual, resiko dan potensial serta untuk

meningkatkan kualitas hidup.

9. Keperawatan Keluarga dan Komunitas

Mata ajaran profesi keperawatan keluarga merupakan tahapan perogram

mengantarkan mahasiswa dalam melakukan adaptasi profesi untuk menerima

pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan

keperawatan untuk pencegahan primer, sekunder dan tersier kepeda keluarga

dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, resiko dan potensial. Mahasiswa

juga mendapatkan latihan untuk menjalan sebagi advokasi, membuat keputusan

legal dan etik serta mengunakan penelitian terkini dalam keperawatan keluaraga.

Praktik profesi keperawatan keluarga berfokus pada penerapan kebijakan dan

program tentang kesehatan masyarakat dan memberdayakan keluarga melalui

kerjasama lintas sektoral.


24

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan uji kompetensi

keperawatan

Ada berapa faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pada mahasisawa

uji kompetensi perawat di antaranya sebagai berikut :

1. Faktor Eksternal

Fakror eksternal merupakan faktor yang di sebabkan dari luar individu sendiri.

Ada beberapa faktor eksternal yang menyebakan kesuksesan uji kompetensi

perawat di antaranya :

a. Dukungan dari keluarga

b.Teman sebaya

c. Teman sekelas

d. Lingkungan ruang kelas tempat ujian diadakan

e. Perilaku dosen

f. Cuaca

2. Faktor Int ernal

Faktor akademik, kognitif, individual, dan metode pembelajaran mahasiswa

saat melakukan uji kompetensi Ners. Fakror internal merupakan faktor yang

di sebabkan dari dalam individu sendiri. Ada beberapa faktor intenal yang

menyebakan kesuksesan uji kompetansi perawat di ataranya :

3. Strategi pembelajaran, strategi pembelajaran yang digunakan untuk menghadapi

ujian beberapa bulan sebelum sampai malam sebelum hari ujian dan

4. Mental siswa

5. Faktor kognitif, khususnya keterampilan berpikir kritis, berkorelasi dengan

keberhasilan UKNI.

6. Kondisi fisik siswa


25

7. Stres

8. Emosi

9. Usia,

10. Jenis kelamin

11. Etnis

12. Faktor akademik, grade point (IPK) saat memasuki menyesuaikan program

telah diperiksa untuk kemampuan

2.5.1 Definisi

Kompetensi dapat didefinisikan sebagi suatu karakteristik dasar individu yang

memiliki hubungan kausal antar sebab akibat dengan kententuan yang dijadikan

patokan,efektif, atau berpenampilan superior di tempat kita berkerja pada situasi

tertentu. Karakter dasar yang kompeten harus bersifat mendalam mencakup

kepribadian seseorang (personaliti) serta dapat memprekdiksi sikap seseorang pada saat

situasi aktivitas kerja tertentu, kausal kompetensi dapat di artikan dapat memprediksi

kinerja seseorang, dan patokan bahwa kompetensi akan memprediksi seseorang yang

berkerja baik atau buruk sebagai kriteria spesifik atau standar. (E. ferry Nursalam, 2008).

Menurut PPNI, yang dimaksud Ners sendiri adalah Perawat profesional yang sudah

menyelesaikan pendidikan profesi di bidang keperawatan umum serta memiliki

kapasitas sebagai perawat profesional jenjang pertama (first professional degree).

Berdasarkan pengertian tersebut, kompetensi ners adalah karakteristik yang dimiliki

perawat profesional pada situasi dan kondisi aktivitas kerja tertentu yang bisa dinilai

baik atau burukmya berdasarkan kriteria tertentu (PPNI, AIPNI, 2013).

Parawat ahli madya juga menyebutkan, kompetensi ners juga meliputi

kemampuan menguasai ilmu keperawatan lanjutan, memanajemen asuhan keperawatan


26

secara terampil dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk

memenuhi kebutuhan biopsikososio serta spiritual secara holistik berdasarkan standar

asuhan keperawatan dan standar prosedur operasional; mengutamakan keselamatan

pasien, rasa aman serta nyaman, berdasarkan evidence based, mampu bekerjasama

dengan tim keperawatan maupun dengan tim kesehatan yang lain (PPNI, AIPNI, 2013).

Sehingga uji kompetensi Ners didesain sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Terdapat dua tahap pendidikan yang harus dilewati oleh perawat secara menyeluruh,

dalam artian tidak dapat dipilih salah satu dari keduanya.

1. Tahap pendidikan yang pertama yakni, pendidikan akademik yang nantinya akan

diberikan gelar S.Kep.

2. Selanjutnya, yakni tahap pendidikan profesi dimana seorang perawat tersebut

akan mendapat gelar Ners (Ns).

Dalam pendidikan akademik, perawat akan mendapatkan materi mengenai teori-teori

dan konsep yang berkenaan dengan dunia keperawatan. Sedangkan dalam jenjang

pendidikan profesi, perawat mendapatkan kesempatan untuk melakukan praktek atas

teor-teori dan konsep yang telah didapatkan dalam jenjang pendidikan akademik.

Sehingga perawat dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari sebelumnya.

(Nursalam, 2008)

2.5.2 Faktor akademik

Faktor akademik atau biasa disebut Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

merupakan suatu angka yang dihitung tiap akhir semester dengan tujuan

menunjukkan capaian mahasiswa dalam kemampuan prestasi belajar secara

kumulatif atau keseluruhan mulai semester awal hingga semester akhir yang
27

telah ditempuh (UNPAT, 2009). Rumus perhitungan IPK menurut (UM, 2010)

adalah pembulatan ke bawah apabila kurang dari 0,05 dan pembulatan ke atas

apabila sama/lebih dari 0,05.

IPK digunakan untuk menetukan beban studi semester berikutnya. IPK

juga digunakan sebagai kriteria memberi sanksi akademik dan evaluasi studi

pada akhir program studi. Mahasiswa diperbolehkan mengambil beban studi

semesteran yang kurang dari jumlah minimal yang diperkenankan, tetapi tidak

diperbolehkan mengambil beban studi semesteran yang lebih besar dari jumlah

maksimal yang diperkenankan. Maka IPK dapat menjadi tolak ukur kemajuan

dan penguasaan mahasiswa mengenai suatu materi. IPK cenderung tinggi di

awal kemudian menurun di semester berikutnya karena pada semester awal

masih banyak kuliah yang bersifat umum. Semester berikutnya terjadi

penurunan yang disebabkan karena mata kuliah yang lebih kompleks.

Anda mungkin juga menyukai