Anda di halaman 1dari 10

KEPUTUSAN

PENGGANTIAN PERALATAN
DAN OUTSOURCING

Kelompok 7
Topik :

1. Definisi dan ruang lingkup Keputusan Penggantian


Aset Perusahaan terutama peralatan

2. Definisi dan ruang lingkup Outsourcing


1. Keputusan Penggantian
Peralatan

Capital Investment Decision merupakan suatu proses


perencanaan, penentuan tujuan dan prioritas, penentuan sumber
pendanaan dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aset
jangka panjang. Proses pembuatan keputusan investasi yang relatif
besar untuk kegiatan jangka panjang sering disebut sebagai capital
budgeting (Hansen & Mowen, 2007).
Capital Budgeting mendeskripsikan bagaimana manajer
merencanakan investasi pada proyek yang memiliki implikasi jangka
panjang pada perusahaan, seperti penggantian mesin atau inovasi
produk baru.
Kerusakan Keperluan
Teknologi Pendanaan
(pemburukan) perubahan
fisik

Tujuh alasan utama yang Umur Umur fisik Masa manfaat


meringkas sebagian kepemilikan (physical life) (useful life)
besar penyebab (ownership life)

penggantian aset
Kesalahan Estimasi
Masa Lalu

Setiap kesalahan estimasi yang dibuat pada


analisis sebelumnya terhadap aset lama tidaklah
relevan (kecuali terdapat implikasi pajak
penghasilan). Contoh: ketika nilai buku (BV)
sebuah aset lebih besar daripada nilai pasar (MV)
masa sekarangnya, perbedaannya seringkali
dianggap sebagai sebuah kesalahan estimasi.
Perangkap Sunk Cost
(Biaya Tertanam)

Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan


aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif
terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang
tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset
lama.
Nilai Investasi Aset Lama dan
Pandangan Pihak Luar
(Outsider Viewpoint)

Outsider Viewpoint adalah perspektif pihak ketiga yang netral


dalam menetapkan MV sebuah aset bekas secara wajar (fair). Titik
pandang ini mendorong analis untuk memfokuskan pada arus kas saat
ini dan masa datang, sehingga menghindari godaan untuk memikirkan
biaya masa lalu.
2. Outcourcing

Outsourcing dalam bidang ketenagakerjaan, diartikan sebagai


pemanfaatan tenaga kerja untuk memproduksi atau melaksanakan
suatu pekerjaan oleh suatu perusahaan, melalui perusahaan
penyedia/pengerah tenaga kerja.
Pengaturan outsourcing dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 64
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
menyatakan tentang suatu perjanjian kerja yang dibuat antara
pengusaha dengan tenaga kerja, dimana perusahaan tersebut dapat
menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara
tertulis (Zulkarnain Ibrahim, 2005: 80)
Beberapa keuntungan atau benefit dari
perusahaan yang melakukan outsourcing

1. Reduced cost : Mengefisiensikan biaya yang


keluar dalam menjalankan operasi perusahaan
2. Experience/organization can adopt “best in
class” : Menetapkan faktor
pengalaman/experience
3. Focus on core competencies : Manajemen lebih
berpusat kepada inti bisnis, mengurangi
investasi, menghasilkan aliran kas yang baik dan
memfokuskan diri pada keunggulan intinya.

Anda mungkin juga menyukai