1. Definisi dan ruang lingkup Keputusan Penggantian
Aset Perusahaan terutama peralatan
2. Definisi dan ruang lingkup Outsourcing
1. Keputusan Penggantian Peralatan
Capital Investment Decision merupakan suatu proses
perencanaan, penentuan tujuan dan prioritas, penentuan sumber pendanaan dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aset jangka panjang. Proses pembuatan keputusan investasi yang relatif besar untuk kegiatan jangka panjang sering disebut sebagai capital budgeting (Hansen & Mowen, 2007). Capital Budgeting mendeskripsikan bagaimana manajer merencanakan investasi pada proyek yang memiliki implikasi jangka panjang pada perusahaan, seperti penggantian mesin atau inovasi produk baru. Kerusakan Keperluan Teknologi Pendanaan (pemburukan) perubahan fisik
Tujuh alasan utama yang Umur Umur fisik Masa manfaat
meringkas sebagian kepemilikan (physical life) (useful life) besar penyebab (ownership life)
penggantian aset Kesalahan Estimasi Masa Lalu
Setiap kesalahan estimasi yang dibuat pada
analisis sebelumnya terhadap aset lama tidaklah relevan (kecuali terdapat implikasi pajak penghasilan). Contoh: ketika nilai buku (BV) sebuah aset lebih besar daripada nilai pasar (MV) masa sekarangnya, perbedaannya seringkali dianggap sebagai sebuah kesalahan estimasi. Perangkap Sunk Cost (Biaya Tertanam)
Sunk cost (yaitu MV-BV<0) berkaitan dengan mempertahankan
aset lama tidak harus ditambahkan pada harga pembelian alternatif terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil akhir yang tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama. Nilai Investasi Aset Lama dan Pandangan Pihak Luar (Outsider Viewpoint)
Outsider Viewpoint adalah perspektif pihak ketiga yang netral
dalam menetapkan MV sebuah aset bekas secara wajar (fair). Titik pandang ini mendorong analis untuk memfokuskan pada arus kas saat ini dan masa datang, sehingga menghindari godaan untuk memikirkan biaya masa lalu. 2. Outcourcing
Outsourcing dalam bidang ketenagakerjaan, diartikan sebagai
pemanfaatan tenaga kerja untuk memproduksi atau melaksanakan suatu pekerjaan oleh suatu perusahaan, melalui perusahaan penyedia/pengerah tenaga kerja. Pengaturan outsourcing dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan tentang suatu perjanjian kerja yang dibuat antara pengusaha dengan tenaga kerja, dimana perusahaan tersebut dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis (Zulkarnain Ibrahim, 2005: 80) Beberapa keuntungan atau benefit dari perusahaan yang melakukan outsourcing
1. Reduced cost : Mengefisiensikan biaya yang
keluar dalam menjalankan operasi perusahaan 2. Experience/organization can adopt “best in class” : Menetapkan faktor pengalaman/experience 3. Focus on core competencies : Manajemen lebih berpusat kepada inti bisnis, mengurangi investasi, menghasilkan aliran kas yang baik dan memfokuskan diri pada keunggulan intinya.