Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

DAMPAK KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP MASYARAKAT


INDONESIA

Disusun Oleh
Nathan Wirawan Kusuma Adi
Nabilla Audrey Ramadhani
Naufal Firmansyah Adipu
Najwa Putri Aisyah
Nadya Nur Aulia
Putri Dwiarini

XI IPS 3

SMA YASPEN TUGU IBU 1 DEPOK


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hadirat Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk Masyarakat.

Makalah ilmiah ini kami telah susun dengan sebaik mungkin serta mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga kami dapat membuat makalah ini dengan lancar. Oleh karena itu, kami
sampaikan terima kasih pada teman-teman yang telah membantu kami, serta guru Sosiologi kami,
Ibu Rini dalam mengarahkan kita untuk pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih memiliki kekurangan dalam hal susunan kalimat
dan pemilihan bahasa kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan berbagai masukan, kritik, maupun
saran dari saudara-saudari sekalian.

Kami bermaksud menciptakan karya tulis ilmiah ini dengan tujuan untuk memberikan para pembaca
sebuah solusi berbentuk ide dalam menangani ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia.

Akhir kata, kami harap makalah ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi saudara-
saudari sekalian.

Depok, 10 Oktober 2023.


DAFTAR ISI

BAB 1 .................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
a. Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
b. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 6
c. Tujuan Penelitian ..................................................................................................................... 6
d. Manfaat Penelitian ................................................................................................................... 6
BAB 2 .................................................................................................................................................. 7
LANDASAN TEORI ................................................................................................................................ 7
a. PENGERTIAN KETIMPANGAN SOSIAL ....................................................................................... 7
b. PENGERTIAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ................................................................................... 9
c. PENYEBAB TERJADINYA KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ....................................... 10
d. CARA MENANGGULANGI TERJADINYA KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ............... 12
BAB 3 ................................................................................................................................................ 14
MENJAWAB PERUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 14
BAB 4 ................................................................................................................................................ 15
PENUTUP .......................................................................................................................................... 15
a. KESIMPULAN .......................................................................................................................... 15
b. SARAN .................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 16
BAB 1
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang berkembang, masalah yang sering dihadapi oleh
negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan
tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan merupakan awal dari munculnya
masalah kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin
memperparah keadaan, dan tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap
kondisi sosial dan politik (Putra et al., 2010:1). Ketimpangan pembangunan dan pendapatan
merupakan masalah dari sekian banyak masalah yang utama didalam proses pertumbuhan
provinsi dikarenakan ada beragamnya karakteristik suatu wilayah sehingga terjadinya
ketimpangan daerah, bahkan Rohac (dalam Mthuli Ncube, 2014) menyebutkan bahwasanya
ketimpangan merupakan masalah yang paling mendesak di era sekarang ini. Williamson
(dalam Sjafrizal, 2018) menyebutkan ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah
adalah hal yang wajar sebab terdapatnya perbedaan sumber daya dan awal pelaksanaan
pembangunan daerah. Ketimpangan muncul dikarenakan kurangya pemerataan
pembangunan ekonomi. Ini bisa dilihat dari adanya wilayah yang maju dan wilayah yang
terbelakang atau kurang maju. Jika peningkatan hanya dilakukan oleh segelintir atau
sekelompok orang kaya, maka hasil dari peningkatan tersebut kemungkinan besar hanya
menguntungkan mereka, kemajuan dalam menanggulangi masalah kemiskinan bergerk
lamban, dan kesenjangan akan memburuk. Namun, jika banyak penduduk yang ikut berperan
aktif dalam meningkatkan pembangunan ekonomi, maka manfaatnya dapat dirasakan oleh
orang banyak secara merata (Todaro & Smith, 2011). Semakin tinggi tingkat ketimpangan
dalam distribusi pendapatan, semakin lebar kesenjangan pendapatan antara masyarakat kaya
dengan masyarakat miskin. Ketimpangan mempunyai dampak positif, dan dampak negatif.
Dampak positif dari ketimpangan ialah bisa memacu wilayah/daerah lain yang kurang maju
untuk bisa bersaing dan meningkatkan pertumbuhan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Sedangkan dampak negatif dari ketimpangan antara lain inefisiensi ekonomi, melemahkan
stabilitas sosial dan solidaritas, serta ketimpangan yang tinggi pada umumnya dipandang tidak
adil, dan akibatnya akan timbul perbedaan kesejahteraan di berbagai daerah. Ketimpangan
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya berdampak pada keseimbangan
perputaran kegiatan ekonomi yang berpengaruh pada ketimpangan kemakmuran antar
daerah yang bersangkutan. Tambunan menyatakan terkonsentrasinya kegiatan ekonomi pada
suatu daerah tertentu secara langsung berdampak pada ketimpangan pandapatan antar
daerah sehingga tercipta kondisi dimana daerah yang menjadi pusat konsentrasi kegiatan
ekonomi akan lebih mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi kepada masyarakatnya
sehingga masyarakatnya relatif lebih makmur, sementara disisi lain daerah yang bukan
merupakan pusat kegiatan ekonomi hanya mampu memberikan pendapatan yang rendah
sehingga berakibat relatif rendah pula kemakmuran masyarakatnya.
Salah satu masalah sosial yang disebabkan ketimpangan ialah munculnya kecemburuan
sosial bahkan adanya pembatasan hubungan sosial karena perbedaan kedudukan seseorang
dalam masyarakat. Dimana pada akhirnya, segala permasalahan tersebut akan bermuara pada
terganggunya perekonomian negara. Ketimpangan dalam distribusi pendapatan merupakan
masalah yang cukup krusial baik dinegara maju maupun negara berkembang sehingga perlu
untuk ditelaah. Ketimpangan telah lama memainkan peran penting dalam pembuatan
kebijakan di negara-negara berkembang. Hal ini ada karena pembangunan ekonomi
cenderung memprioritaskan pertumbuhan ekonomi sehingga menimbulkan kenaikan tingkat
ketimpangan yang terjadi. Tingkat ketimpangan pembangunan akan meningkat sebagai akibat
dari laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat.
Kebalikannya, pemerataan pembangunan dengan progres yang pesat akan dicapai dengan laju
pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat. Ketimpangan distribusi pendapatan
muncul seiring dengan cepatnya laju pertumbuhan ekonomi sehingga dua hal tersebut saling
berkaitan. Dua masalah tersebut tidak bisa dipisahkan dengan masalah krusial yang terjadi di
negara berkembang yaitu tingkat kemiskinan. (Hakiki, 2015) berpendapat bahwa di negara
berkembang, masalah kemiskinan tidak akan bisa dipisahkan dengan ketimpangan
pendapatan. Lalu berfokus pada masalah ketimpangan pendapatan dan pertumbuhan
ekonomi saja, dilihat dari pendapatan perkapita dimana kenaikan laju pertumbuhan ekonomi
yang pesat tidak menjamin adanya pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan
absolut. Sebahknya, dibeberapa negara laju pertumbuhan ekonomi yang pesat justru
menurunkan taraf hidup penduduk yang berada digaris kemiskinan absolut. Sebagai negara
berkembang yang memiliki keberagaman wilayah sehingga muncul perbedaan pola dalam
pembangunan ekonominya yang berpengaruh pada ketidakmerataan laju pertumbuhan,
dimana adanya ketimpangan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada permasalahan
ini adalah Dampak apa saja yang mempengaruhi Masyarakat Indonesia terhadap ketimpangan
distribusi pendapatan.

c. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari


penelitian ini adalah :
1. Menilai tingkat kesejahteraan masyarakat yang dipengaruhi oleh ketimpangan
pendapatan, termasuk aspek-aspek seperti kualitas hidup, kebahagiaan, dan harapan
hidup.
2. Memberikan informasi yang berguna kepada pemerintah dan lembaga kebijakan dalam
mengembangkan program-program yang efektif untuk mengatasi ketimpangan distribusi
pendapatan.

d. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Menjadi sumber informasi dan kesadaran Masyarakat tentang ketimpangan pendapatan
di Indonesia.
2. Menambah pengetahuan terkait ketimpangan pendapatan dan faktor yang
mempengaruhinya.
BAB 2
LANDASAN TEORI

a. PENGERTIAN KETIMPANGAN SOSIAL

Ketimpangan sosial adalah kondisi di mana terdapat perbedaan yang signifikan dalam
distribusi sumber daya, peluang, hak, dan keuntungan di antara individu atau kelompok dalam
masyarakat. Ketimpangan sosial merupakan bentuk ketakadilan yang dirasakan oleh
masyarakat dalam status dan kedudukan. Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya
ketakseimbangan atau jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang disebabkan
adanya perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya. Secara umum, ketimpangan sosial
adalah kondisi dimana ada ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat yang bisa disebabkan oleh perbedaan status sosial, ekonomi, maupun budaya.
Perbedaan yang cukup jauh akan memicu terjadinya ketimpangan, mulai dari perlakuan orang
sekitar yang berbeda sampai terjadinya resiko ketidakadilan. Bentuk ketimpangan dalam
kehidupan sosial sangatlah beragam dan bisa saja dialami secara langsung oleh diri sendiri.
Mulai dari perbedaan perlakuan orang lain terhadap mereka yang kaya dengan yang miskin,
antara mereka yang cantik atau tampan dengan mereka yang kurang rupawan, hukum yang
tumpul ke atas tapi tajam ke bawah (adil untuk orang kaya tapi tidak untuk orang miskin),
perbedaan akses pendidikan di desa dan di kota, perbedaan fasilitas umum di desa dan di
kota, dan lain sebagainya.
Beberapa Ahli yang mengartikan tentang ketimpangan sosial, sebagai berikut =
a) Menurut Budi Winarno, Definisi ketimpangan sosial yang pertama disampaikan
oleh Budi Winarno. Menurutnya, ketimpangan sosial merupakan kegagalan
pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga.
Ketimpangan semakin terasa di era globalisasi, dan disebabkan oleh banyak faktor
yang membuat kesenjangan semakin besar dan ketimpangan semakin tinggi.
Ketimpangan ini dianggap sebagai kegagalan dalam pembangunan, sehingga
kebutuhan fisik dan psikis warga susah untuk dipenuhi.
b) Menurut Jonathan Haughton, dijelaskan bahwa ketimpangan sosial adalah bentuk
ketidakadilan yang terjadi dalam proses pembangunan. Sehingga ketimpangan
sosial akan menyertai proses pembangunan di lingkungan masyarakat. Proses
pembangunan yang membutuhkan dana tidak sedikit kemudian membuatnya
dilakukan bertahap. Dimulai dari satu daerah menuju ke daerah lain.
Pembangunan yang utama dan pertama kali dilakukan adalah di pusat kota, yang
kemudian bisa tampil lebih modern. Lapangan pekerjaan juga semakin luas dan
membuat perbedaan pusat kota dengan pinggiran sekaligus di desa-desa semakin
besar.
c) Menurut Roichatul Aswidah, menjelaskan bahwa ketimpangan sosial adalah
dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi. Residual sendiri adalah
adanya selisih yang kemudian memunculkan perbedaan. Selisih ini muncul
membangun ketimpangan sosial seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Semakin
sejahtera kehidupan masyarakat maka semakin banyak kebutuhan hidup yang bisa
dipenuhinya. Padahal antara satu individu dengan individu lain tentu punya
perbedaan dalam aspek kesejahteraan tersebut. Sehingga ada yang bisa dengan
mudah memenuhi kebutuhan dan keinginannya, ada yang harus berjuang mati-
matian dulu.
d) Menurut William Ogburn, Pengertian ketimpangan sosial juga dikemukakan oleh
William Ogburn. Dijelaskan bahwa, ketimpangan sosial adalah perubahan sosial
yang melibatkan unsur-unsur dalam masyarakat yang saling berhubungan antara
satu dengan yang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya akan terbentuk
suatu hubungan erat antara satu hal dengan hal lainnya dan antara satu orang
dengan orang lainnya. Hubungan erat ini kemudian memunculkan kesadaran ada
perbedaan dan memunculkan ketimpangan secara sosial.
e) Menurut Andrinof A. Chaniago, Pendapat yang terakhir mengenai definisi dari
ketimpangan sosial disampaikan oleh Andrinof A. Chaniago. Dijelaskan bahwa,
ketimpangan sosial adalah buah dari pembangunan yang berfokus pada ekonomi
dan melupakan aspek sosial. Idealnya, proses pembangunan dilakukan pada dua
aspek yakni aspek ekonomi dan aspek sosial. Hanya saja untuk bisa sejalan tentu
susah, maka paling sering dilakukan adalah fokus pada aspek ekonomi. Hal ini
memunculkan adanya perbedaan dari faktor perekonomian dan memunculkan
ketimpangan di Masyarakat.

b. PENGERTIAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

Distribusi pendapatan adalah penyebaran pendapatan pada suatu wilayah geografis. Dalam
pengertian lain, pengertian distribusi pendapatan merujuk pada penyaluran pendapatan
melalui penyelesaian pekerjaan dalam pengadaan barang, jasa, dan bidang niaga. Distribusi
pendapatan juga mencerminkan ketimpangan serta pemerataan hasil pembangunan suatu
daerah atau negara, baik yang diterima masing-masing orang ataupun dari kepemilikan faktor-
faktor produksi di kalangan penduduknya. Sehingga, bisa dikatakan bahwa pengertian
distribusi pendapatan adalah suatu ukuran yang digunakan untuk melihat penyebaran
pendapatan ataupun pemerataan hasil pembangunan di suatu daerah ataupun negara.
Menurut para ahli mengartikan distribusi pendapatan, sebagai berikut :

a) Menurut Sukirno (2006), pada dasarnya distribusi pendapatan merupakan suatu


konsep yang membahas tentang penyebaran pendapatan setiap orang atau rumah
tangga dalam masyarakat. Terdapat dua konsep pokok mengenai pengukuran
distribusi pendapatan, yaitu konsep ketimpangan absolut dan konsep ketimpangan
relatif. Konsep ketimpangan absolut merupakan konsep pengukuran ketimpangan
yang menggunakan parameter dengan suatu nilai mutlak. Sedangkan konsep
ketimpangan relatif merupakan konsep pengukuran ketimpangan distribusi
pendapatan yang membandingkan besarnya pendapatan yang diterima oleh
seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dengan besarnya total pendapatan
yang diterima oleh masyarakat secara keseluruhan.
b) Menurut Sukirno (2013), distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek dalam
masalah kemiskinan yang perlu diperhatikan karena pada dasarnya distribusi
pendapatan merupakan ukuran kemiskinan relatif. Terdapat dua kategori tingkat
kemiskinan yakni kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut
adalah kondisi dimana tingkat pendapatan yang diterima seseorang tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok. Kemiskinan relatif adalah perhitungan kemiskinan
berdasarkan proporsi distribusi pendapatan daerah.

c. PENYEBAB TERJADINYA KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

Faktor Penyebab Distribusi Pendapatan Tidak Merata (ketimpangan distribusi pendapatan).


Ada 8 hal yang menyebabkan ketimpangan distribusi di Negara Sedang Berkembang :
1) Pertumbuhan penduuduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya
pendapatan per kapita.
Fenomena yang dikenal sebagai "pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang" atau
"ledakan penduduk." Fenomena ini sering terjadi ketika negara atau wilayah
mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat, tetapi tidak diimbangi dengan
pertumbuhan ekonomi yang sesuai. Akibatnya, pendapatan per kapita (pendapatan
rata-rata per individu) cenderung menurun. Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penurunan pendapatan per
kapita, seperti : tingkat kelahiran yang tinggi, penurunan tingkat kematian, kurangnya
lapangan kerja, ketidaksetaraan ekonomi, dan Ketidakseimbangan antara
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.
2) Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional
dengan pertambahan produksi barang-barang.
Peningkatan umum dan berkelanjutan dalam tingkat harga barang dan jasa di suatu
ekonomi selama periode waktu tertentu. Dalam konteks pertanyaan Anda, Anda
menyebutkan bahwa ada inflasi yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan uang
tetapi tidak diikuti secara proporsional oleh pertambahan produksi barang-barang. Ini
adalah jenis inflasi yang dikenal sebagai "inflasi permintaan.” Inflasi permintaan terjadi
ketika permintaan konsumen melebihi kapasitas produksi ekonomi. Faktor-faktor
berikut dapat menyebabkan inflasi permintaan: Peningkatan pengeluaran konsumen,
Peningkatan investasi bisnis, dan Keterbatasan kapasitas produksi.
3) Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.
Ketidakmerataan pembangunan antar daerah merujuk pada perbedaan dalam tingkat
pembangunan ekonomi, sosial, dan infrastruktur antara berbagai wilayah atau daerah
dalam suatu negara atau wilayah. Fenomena ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor
dan dapat memiliki dampak negatif pada masyarakat dan ekonomi. Beberapa faktor
yang menyebabkan ketidakmerataan pembangunan antar daerah meliputi:
Ketidaksetaraan akses ke sumber daya, investasi, distribusi pendapatan, akses ke
pendidikan dan Kesehatan, dan peluang ekonomi.

4) Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal, sehingga
persentase pendapatan modal kerja tambahan besar dibandingkan persentase
pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah.
Investasi yang sangat besar dalam proyek-proyek yang padat modal, yang
mengakibatkan persentase pendapatan modal kerja tambahan besar dibandingkan
dengan persentase pendapatan yang berasal dari tenaga kerja, dapat mempengaruhi
tingkat pengangguran. Fenomena ini sering kali disebut sebagai "teknologi canggih"
atau "kapitalisasi intensif." Ada beberapa cara bagaimana hal ini dapat memengaruhi
tingkat pengangguran: Kesenjangan keterampilan, Efisiensi produksi yang tinggi, dan
Relokasi geografis.
5) Rendahnya mobilitas sosial.
Rendahnya mobilitas sosial merujuk pada situasi di mana individu atau keluarga
cenderung tetap berada dalam kelas sosial atau tingkat ekonomi yang sama dengan
generasi sebelumnya. Hal ini menggambarkan kurangnya perpindahan sosial atau
perubahan status sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya. Rendahnya
mobilitas sosial dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan dapat memiliki dampak
negatif pada masyarakat dan ekonomi.
6) Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan
harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
Kebijakan industri substitusi impor adalah strategi ekonomi di mana suatu negara
mencoba untuk mengurangi ketergantungan pada impor barang-barang manufaktur
dengan meningkatkan produksi dalam negeri. Ini biasanya melibatkan perlindungan
industri dalam negeri melalui berbagai langkah, seperti tarif impor yang tinggi, kuota
impor, dan insentif bagi produsen dalam negeri. Namun, pelaksanaan kebijakan ini
tidak selalu berdampak positif, dan terdapat beberapa potensi masalah yang mungkin
timbul, seperti: Kenaikan Harga, Perlindungan Golongan Kapitalis, Kualitas dan
Efisiensi, dan Biaya Fiskal.
7) Memburuknya nilai tukar bagi negara-negara sedang berkemabang dalam
perdagangan dengan negara- negara maju, sebagi akibat ketidak elastisan
permintaan negara-negara maju terhadap barang-barang ekspor NSB.
Memburuknya nilai tukar negara-negara berkembang dalam perdagangan dengan
negara-negara maju bisa menjadi salah satu dampak dari ketidakelastisan permintaan
negara-negara maju terhadap barang-barang ekspor negara-negara sedang
berkembang. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor yang mempengaruhi
perdagangan internasional.
8) Hancurnya industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga,
dan lain-lain.

d. CARA MENANGGULANGI TERJADINYA KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

Apabila suatu negara masih terdapat ketimpangan distribusi pendapatan, harus dilakukan
pemerataan sebagai berikut =
1. Memberlakukan Pajak Progresif
Salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengupayakan pemerataan
distribution of income ialah dengan memberlakukan pajak progresif. Pajak progresif yang
diberlakukan akan mengurangi beban pajak pada mereka yang berpenghasilan lebih
rendah. Jadi, mereka bisa memiliki lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan sehingga
kebutuhan sehari-hari terpenuhi. Sebaliknya, pemberlakukan pajak akan dikenakan lebih
besar bagi masyarakat dengan penghasilan tinggi. Dengan begitu, pemerintah bisa
mendistribusikan pendapatan secara lebih adil adan ketimpangan pendapatan dapat
berkurang.
2. Melakukan Investasi di Bidang Pendidikan dan Kesehatan
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mewujudkan pembagian pendapatan yang merata
ialah dengan berinvestasi. Terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Maksudnya ialah
pemerintah membangun fasilitas pendidikan dan kesehatan yang sebaik mungkin
sehingga dapat diakses oleh semua masyarakat. Dengan akses pendidikan dan kesehatan
yang merata, masyarakat bisa tumbuh menjadi sumber daya unggul. Ke depannya, mereka
akan lebih mampu untuk bersaing di dunia kerja. Sumber daya yang mumpuni membuat
tingkat distribusi merata di seluruh daerah. Sebab, mereka bisa memeroleh jumlah upah
yang lebih tinggi. Jadi, kesenjangan antara orang kaya dengan orang-orang miskin bisa
dipersempit.
3. Menyalurkan Bantuan Sosial
Upaya lainnya yang bisa dilakukan oleh pemerintah guna meratakan distribution of income
ialah dengan menyelenggarakan program bantuan sosial. Hal ini dilakukan guna
membantu para masyarakat di kalangan bawah untuk mendapat kehidupan yang lebih
layak. Dengan bantuan sosial, mereka bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari secara lebih
mudah. Beberapa program bantuan sosial yang sudah pernah dilakukan pemerintah yaitu
Program Indonesia Pintar (PIP), Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS), Program
Keluarga Harapan (PKH), & Bansos Rastra/ Bantuan Pangan Non Tunai.
4. Meningkatkan Kinerja UMKM
Cara lain yang bisa dilakukan guna meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat
ialah dengan meningkatkan kinerja usaha kecil dan menengah (UMKM). Dengan begitu,
tenaga kerja produktif akan terserap oleh industri UMKM dan roda perekonomian negara
pun berputar. Beberapa bantuan pemerintah yang diselenggarakan untuk meningkatkan
kinerja UMKM yaitu subsidi bunga, program PEN, BPUM, BT-PKLW, hingga BLT UMKM.
Semua program bantuan tersebut bisa diperoleh pemilik UMKM yang memenuhi syarat
dan ketentuan berlaku. Diharapkan, pemberian bantuan ini bisa mendorong kinerja
UMKM menjadi lebih baik lagi sehingga berkontribusi lebih besar untuk mengurangi angka
pengangguran, kemiskinan, serta berperan dalam perekonomian nasional.
5. Meratakan Pembangunan di Seluruh Daerah
Salah satu faktor ketimpangan distribusi pendapatan ialah tidak meratanya pembangunan
di seluruh daerah. Oleh karena itu, pemerintah perlu segera berbenah. Dengan
mengupayakan pembangunan yang merata di setiap wilayah. Dalam hal ini, pemerintah
melalui APBN dengan fungsi alokasinya berusaha memberikan alokasi dana untuk daerah-
daerah yang dianggap masih timpang. Daerah yang dianggap kurang maju tersebut
dibangun dan diberdayakan masyarakat disekitarnya, sehingga tingkat pendapatan
masyarakat semakin meningkat. Melalui pembangunan daerah yang merata, tenaga kerja
di lingkungan sekitarnya akan terserap secara optimal. Jadi, angka pengangguran dan
kemiskinan bisa ditekan hingga seminimal mungkin. Kesejahteraan masyarakat pun akan
merata, tidak hanya berfokus pada daerah tertentu saja karena semua wilayah
diperhatikan.
BAB 3
MENJAWAB PERUMUSAN MASALAH

Dari penjelasan diatas, kita mengetahui bahwa sangat banyak penyebab dari terjadinya
ketimpangan distribusi pendapatan ini. Jadi, ada beberapa dampak apa saja yang mempengaruhi
Masyarakat Indonesia terhadap ketimpangan distribusi pendapatan: Ketimpangan distribusi
pendapatan mengakibatkan adanya masalah kemiskinan. Selain itu, perbedaan kemampuan
masyarakatnya yang mengakibatkan adanya selisih jumlah upah, dan adanya selisih dalam
pemenuhan modal, maka dari itu kemiskinan biasa ditunjukkan dengan pola lingkaran kemiskinan.
Ketimpangan pendapatan akan menurunkan daya beli masyarakat atas output (barang atau jasa).
Daya beli masyarakat yang rendah, maka akan menghambat aktivitas ekonomi dalam menghasilkan
output. Peningkatan output yang terhambat akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi suatu
daerah juga terhambat. Angka kriminalitas yang tinggi, kualitas kesehatan menurun adalah beberapa
dampak kesenjangan sosial ekonomi. Menomorsatukan pendidikan dan menciptakan lapangan
pekerjaan merupakan upaya yang bisa dilakukan untuk membenahi kesenjangan sosial ekonomi
BAB 4
PENUTUP

a. KESIMPULAN

Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa dampak ketimpangan distribusi pendapatan
terhadap Masyarakat itu bisa disebabkan oleh kemiskinan, angka kriminalitas dan sebagainya.
Sebagai Masyarakat Indonesia, kita harus bisa memperhatikan dan bisa mengurangi terjadinya
ketimpangan sosial dengan berbagai cara, seperti membuka banyak lowongan pekerjaan,
memberikan bantuan sosial kepada Masyarakat yang menbutuhkan, dan sebagainya. Dengan
kesimpulan ini menunjukkan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan memiliki dampak
yang luas dan kompleks pada masyarakat Indonesia, yang meliputi masalah ekonomi, sosial,
dan politik. Pengurangan ketimpangan pendapatan sering kali menjadi tujuan penting dalam
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan stabilitas sosial di negara ini.

b. SARAN

Kepada Pemerintah maupun Masyarakat nya, diharapkan bisa saling membantu kepada orang
orang yang sangat membutuhkan bantuan terutama dalam hal pendapatan. Mengatasi
ketimpangan merupakan tugas bersama, oleh karenanya, pemerintah tidak boleh
mengabaikan sisi pemerataan pendapatan seluruh masyarakat terlebih masyarakat kelas
bawah atau ekonomi sulit dengan hanya memperhatikan usaha-usaha besar yang secara
pendanaan sudah bankable serta menghasilkan omset yang berkali-lipat dari UMKM hal ini
bisa kita ketahui dari jumlah tenaga kerja yang mereka miliki, ekspansi usaha yang dilakukan,
serta jumlah kuantitas produksi yang dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

https://bappeda.kuduskab.go.id/document/DISPARITAS%202011.pdf

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/23167/5.%20BAB%20I.pdf?sequence=5&
isAllowed=y

https://repository.unja.ac.id/31821/4/04%20-%20BAB%20I.pdf

https://www.bola.com/ragam/read/5421540/pengertian-ketimpangan-sosial-penyebab-dan-
bentuk-
bentuknya#:~:text=Bola.com%2C%20Jakarta%20%2D%20Ketimpangan,masyarakat%20dalam%20st
atus%20dan%20kedudukan.

https://deepublishstore.com/blog/materi/ketimpangan-sosial/

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pengertian-distribusi-pendapatan/

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22994/BAB%20II.pdf?sequence=6

https://online-journal.unja.ac.id/pdpd/article/download/4533/8705

https://www.kajianpustaka.com/2020/04/ketimpangan-pendapatan-pengertian-penyebab-dan-
pengukuran.html

http://repository.fe.unj.ac.id/2272/6/Chapter5.pdf

Anda mungkin juga menyukai