Anda di halaman 1dari 7

JoECCE

Journal of Early Childhood and Character Education


Vol X, No : X Tahun E-ISSN : 2775-2046
DOI : prefix/singkatan jurnal.volume.nomor.nomor artikel P-ISSN : 2775-5444

PENGARUH GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN


KARAKTER ANAK USIA DINI DI TK ABA 54 SRIKATON

M. Haydar Qotrunnada Al-Qudsi


PIAUD, UIN Walisongo Semarang
muhammadhaydar72@gmail.com

ABSTRACT
The nation's generation now lies in the child who later grows into a
leader personality. A leader who is able to lead himself is the most
important factor. Things to note is character education that must be
instilled early on. Education in the family that will be the foundation of
the character in behaving and behave in the community. However, with
the development of media and technology a challenge in a character
education. Many parents who provide a free extent to their children by
buying gadgets from an early age. They reasoned the action would be
safer and easier in the supervision of the activities of the baby. But they
have not thought about how media influence on developments arise from
the habit of playing gadgets. Many of the negative impacts that will arise
include: will be difficult to socialize. slow in motor development. and
significant behavioral changes. So it is very important role of parents to
supervise. control. and pay attention to all activities of children.
Keywords: Gadgets, Negative Impact, Parent Role

Abstrak
Generasi bangsa sekarang terletak pada anak yang kemudian tumbuh
menjadi pribadi pemimpin. Seorang pemimpin yang mampu memimpin
dirinya adalah faktor yang paling utama. Hal yang perlu diperhatikan
adalah pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini.
Pendidikan dalam keluarga yang akan menjadi dasar pondasi karakter
dalam berprilaku dan bersikap dalam bermasyarakat. Akan tetapi
dengan perkembangan media dan tekhnologi menjadi tantangan dalam

@2021. The Authors. Published by UIN Walisongo Journals and This is an open access article.
https:://journal.walisongo.ac.id/ - : joecce@walisongo.ac.id
Nama Penulis ……
2
sebuah pendidikan karakter. Banyak orang tua yang memberikan
keluasan yang sebebas-bebasnya terhadapa anaknya dengan
membelikan gadget sejak usia dini. Mereka beralasan tindakan tersebut
akan lebih aman dan mudah dalam pengawasan aktifitas buah hati.
Tapi meraka belum memikirkan bagamaiana pengaruh media terhadap
perkembangan yang muncul dari kebiasaan memainkan gadget. Banyak
dampak negatif yang akan muncul diantaranya: akan sulit
bersosialisasi, lamban dalam perkembangan motori, dan perubahan
perilaku yang signifikan. Sehingga sangat penting peran orang tua
untuk mengawasi, mengontrol dan memperhatikan segala aktivitas
anak.

Kata Kunci: Gadget, Dampak Negatif, Peran Orang Tua

Journal of Early Childhood and Character Education, Vol: X , No: X , tahun


https://journal.walisongo.ac.id/index.php/joecce
3 Nama penulis pertama dan nama penulis kedua (dst)

PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi sekarang ini sangat pesat dan semakin
canggih. Banyak teknologi canggih yang telah diciptakan membuat
perubahan yang begitu besar dalam kehidupan manusia di berbagai
bidang. Sepertinya gadget dapat memberikan dampak yang begitu
besar pada nilai-nilai kebudayaan. Sekarang ini setiap orang di seluruh
dunia pasti sudah memiliki gadget. Tak jarang kalau sekarang ini
banyak orang yang memiliki lebih dari satu gadget. Ini mungkin
disebabkan oleh beberapa faktor.
Sekarang ini pengguna gadget tidak hanya berasal dari kalangan
pekerja. Tetapi hampir semua kalangan termasuk anak dan balita
sudah memanfaatkan gadget dalam aktifitas yang mereka lakukan
setiap hari. Hampir setiap orang yang memanfaatkan gadget
menghabiskan banyak waktu mereka dalam sehari untuk
menggunakan gadget. Oleh karenanya gadget juga memiliki nilai dan
manfaat tersendiri bagi kalangan orang tertentu. Akan tetapi banyak
dampak negatif yang muncul dalam pemanfaatan gadget bagi kalangan
remaja, anak, bahkan balita. Meskipun sebagian besar dari masyarakat
memanfaatkan gadget untuk komunikasi, urusan pekerjaan atau bisnis,
mencari informasi, ataupun hanya sekedar untuk mencari hiburan.
Dewasa ini sering sekali kita menemukan pemanfaatan gadget
menjadi salah satu jalan pintas orang tua dalam pendamping sebagai
pengasuh bagi anaknya. Dengan berbagai fitur dan aplikasi yang
menarik mereka memanfaatkannya untuk menemani anak agar orang
tua dapat menjalankan aktifitas dengan tenang, tanpa khawatir
anaknya keluyuran, bermain kotor, berantakin rumah, yang akhirnya
membuat rewel dan mengganggu aktifitas orang tua. Anak dengan lihai
dapat mengoperasikan gadget dan fokus pada game atau aplikasi
lainnya. Orang tua belakangan ini banyak yang beranggapan gadget
mampu menjadi teman bermain yang aman dan mudah dalam
pengawasan. Sehingga peran orang tua sekarang sudah tergantikan
oleh gadget yang seharusnya menjadi teman bermain.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah metode
penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif disini, menggunakan
teknik yaitu observasi. Observasi merupakan kegiatan dengan
mengamati secara langsung, perilaku anak usia dini ketika dalam

Journal of Early Childhood and Character Education, Vol: x , No: x , tahun


https://journal.walisongo.ac.id/index.php/joecce
Nama penulis pertama dan nama penulis kedua (dst)
4
kegiatan pembelajaran di kelas. Data kalau digolongkan menurut asal
sumbernya dapat dibagi menjadi dua: (1) data primer, yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari objek yang akan diteliti (responden),
(2) data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau
institusi tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian,
dan lain-lain (Suyanto : 2005, p.55)
KAJIAN TEORI
A. Sejarah Islam Anak Usia Dini
Pembelajaran sejarah merupakan suatu kegiatan yang
ditujukan untuk melangsungkan persiapan, pelaksanaan, dan
pencapaian hasil belajar peserta didik dalam bidang studi sejarah.
Peserta didik dituntut untuk tidak menjadi manusia yang melupakan
sejarah bangsanya sendiri. Terdapat banyak pengertian tentang
pembelajaran, diantaranya yaitu pembelajaran merupakan
serangkaian kegiatan yang telah dirancang untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar pada peserta didik. (Briggs, dan Wagner
dalam Rosdiani, 2014: 73).
Belajar sejarah merupakan suatu jenis berpikir yang disebut
sebagai pemikiran historis, yang memiliki tujuan untuk membangun
suatu konsentrasi yang cerdas, dari masa lampau kemudian dapat
diambil kegunaannya. Semua peristiwa-peristiwa dalam sejarah
merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi serta dapat dibuktikan
kebenarannya melalui fakta-fakta sejarah.
Mempelajari sejarah betapapun sederhananya, peserta didik
haruslah menggunakan ingatan, imajinasi, kekuatan penalaran, serta
penilaiannya dalam mengumpulkan, memeriksa, dan mengkorelasikan
fakta dalam menarik kesimpulan, menimbang bukti, dan dalam
pembentukannya. Pendapat umum yang harus di pelajari hanya untuk
sementara dan lebih atau kurang mungkin bukan sebagai benar atau
salah. Singkatnya, studi sejarah seharusnya dapat memberi
pengetahuan yang sangat diperlukan sebagai dasar untuk memahami
dunia nyata (Cruse, 2011: 4).
Dalam mempelajari sejarah terdapat beberapa manfaat yang
akan diperoleh yaitu pembelajaran sejarah dapat memberikan nilai
edukatif, inspiratif, interaktif, dan rekreatif. Pembelajaran sejarah
dapat membuat seseorang menjadi lebih bijak dalam menghadapi
romantika kehidupan. Tidak jarang orang menggunakan sejarah
sebagai alat politik sebagai sarana untuk melegitimasikan
kekuasaannya dan menyingkirkan lawan politiknya. Artinya sejarah itu

Journal of Early Childhood and Character Education, Vol: x , No: x , tahun


https://journal.walisongo.ac.id/index.php/joecce
5 Nama penulis pertama dan nama penulis kedua (dst)
sangat penting untuk dipelajari dan sekaligus sejarah merupakan guru
dalam kehidupan. Tanpa belajar sejarah, seseorang tidak akan mampu
untuk memahami keadaan saat ini. Sebab apa yang terjadi saat ini
merupakan hasil atau proses yang telah terjadi pada masalalu
(Hamiddan dan Madjid, 2011: 50).
B. Metode Bernyanyi

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pendidikan Karakter
Berbicara mengenai karakter, sebenarnya apa itu karakter?
Karakter (character) mengacu pada serangkaian sikap (attitudes),
perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).
Dalam tulisan bertajuk Urgensi Pendidikan Karakter, Prof. Suyanto,
Ph.D. menjelaskan bahwa “karakter adalah cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup an
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Sedangkan menurut Alwisol diartikan sebagai gambaran
tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah, baik-buruk baik
secara eksplisit maupun kepribadian. Kata karakter berasal dari
bahasa Yunanti yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan,
bagaimana mengplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku ( Zubaedi : 2012, p.11-12).
Dengan adanya karakter, tentu diperlukan adanya pendidikan
karakter. Pendidikan karakter diartikan sebagai the deliberate us of all
dimensioins of school life to foster optimal character development
(usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah
utnuk membantu pengembangan karakter dengan optimal). Raharjo
memaknai pendidikan karakter sebagai suatu proses pendidikan
secara holistis yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah
sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi
terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri
dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan (Zubaedi : 2012, p. 15-16).
Penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat
relevan untuk mangatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara
kita. Diakui atau tidak diakui saat ini terjadi krisis yang nyata dan
mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan milik kita
yang paling berharga, yaitu anak-anak (Zubaedi : 2012, p. 1).
Pendidikan karakter di Indonesia, sebenarnya tidak dicantumkan

Journal of Early Childhood and Character Education, Vol: x , No: x , tahun


https://journal.walisongo.ac.id/index.php/joecce
Nama penulis pertama dan nama penulis kedua (dst)
6
dalam format berupa kegiatan pembelajaran. Namun pada setiap mata
pelajaran, memuat nilai-nilai yang salah satunya adalah pendidikan
karakter. Jadi, dalam pemberian materi atau kegiatan-kegiatan yang
diadakan di sekolah, bertujuan untuk menanamkan pendidikan
karakter pada anak. Karena, karakter anak di Indonesia perlu dibentuk
sejak dini. Pendidikan dasar di Taman Kanak-kanak (TK), menjadi
lembaga awal untuk mengaplikasikan pendidikan karakter, setelah
anak didasari dari lingkungan keluarga.
Sejalan dengan implementasi pendidikan karakter, UNESCO dalam
empat pilar pendidikan secara implisit sebenarnya juga menyingggung
pentingnya pendidikan karakter. Seperti kita ketahui ada empat pilar
pendidikan yang diharapkan ditegakkan dalam implementasi
pendidikan di seluruh dunia, yang meliputi, learning to know, learning
to, laerning to be, dan learning to live together. Dua pilar terakhir
learning to be dan learning to live together pada hakikatnya adalah
implementasi dari pendidikan karakter (Samani : 2012, p. 18).
B. Pengertian Gadget
Gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang
mengartikan sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai macam
fungsi khusus. Gadget (Bahasa Indonesia: acang) adalah suatu istilah
yang berasal dari bahasa Inggris untuk merujuk pada suatu peranti
atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang
berguna yang umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru. Gadget
dalam pengertian umum dianggap sebagai suatu perangkat elektronik
yang memiliki fungsi khusus pada setiap perangkatnya. Contohnya:
komputer, handphone, game dan lainnya.
C. Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Pembentukan Karakter
Anak Usia Dini
Kecenderungan anak-anak untuk menggunakan gadget, bisa berasal
dari pengaruh lingkungan maupun keluarga. Lingkungan tempat anak
itu berada, juga mendukung anak tersebut untuk menggunakan gadget.
Kondisi keluarga yang kurang kondusif seperti anggota keluarga yang
sibuk, membuat anak mengalihkan perhatiannya pada gadget milik
orang tua. Semisal anak tidak ingin bermain di luar bersama temannya,
atau orang tua yang tidak memperbolehkan karena alasan tertentu,
maka gadget menjadi alternatif andalan untuk membuat anak diam
atau betah dirumah.
Pengguna gadget yang juga berasal dari kaum anak-anak atau anak
usia dini, belum mengerti mengenai penggunaan gadget yang baik dan

Journal of Early Childhood and Character Education, Vol: x , No: x , tahun


https://journal.walisongo.ac.id/index.php/joecce
7 Nama penulis pertama dan nama penulis kedua (dst)
benar. Mereka memerlukan pendampingan dan pemahaman dari
orang tua, guru, maupun lingkungan sekitar yang tidak hanya
memberikan pengetahuan berupa kata-kata lisan, tetapi juga dengan
contoh nyata berupa perbuatan. Anak usia dini yang sejatinya masih
dalam proses mengamati dan meniru, dapat diarahkan ke arah yang
positif.
Pengaruh penggunaan gadget pada anak usia dini, dapat dilihat dari
perkembangan yang dialami oleh anak. Hal tersebut dapat dilihat dari
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sinta dari Universitas
Tanjungpura Pontianak, pada sebuah Taman Kanak-kanak (TK) di
Pontianak, yaitu TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Pontianak. Penelitian
tersebut mengkrucut pada perkembangan sosial anak. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari sekian anak yang
menjadi sampel, hanya ada 1 anak yang intensif menggunakan gadget.
Setelah diteliti, ternyata penggunaan gadget tidak berpengaruh
terhadap perilaku sosial anak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI.
Kesimpulannya, penelitian ini lebih mengarah kepada penggunaan
gadget yang memberi dampak positif, dan hal tersebut tidak
berpengaruh terhadap perilaku sosial anak.

Kutipan dan Acuan

Penulisan Daftar Pustaka

KESIMPULAN DAN SARAN

UCAPAN TERIMA KASIH


DAFTAR PUSTAKA

Journal of Early Childhood and Character Education, Vol: x , No: x , tahun


https://journal.walisongo.ac.id/index.php/joecce

Anda mungkin juga menyukai