Anda di halaman 1dari 7

Nama : Julia Ulvatmi

NIM : 11211130000018
Kelas : HI 3D
Hari/tanggal : 30 Oktober 2023
Tugas : Tugas 4 Hukum Internasional
Dosen Pengampu : Dr. Fitra Deni, SH,. M.Si,. M.Kn

1. Jelaskan hubungan antara hukum laut dengan hubungan internasional, apa


manfaat laut bagi negara?
Jawab :
● Hubungan antara hukum laut dan hubungan internasional sangat erat, karena
hukum laut adalah salah satu aspek penting dalam diplomasi internasional dan
kerjasama antarnegara. Hukum laut adalah seperangkat aturan dan prinsip
yang mengatur aktivitas di perairan internasional, terutama di lautan dan
samudra dunia. Manfaat laut bagi negara-negara dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Sumber daya alam: Lautan dan samudra merupakan sumber daya alam
yang sangat berharga. Mereka mengandung berbagai jenis sumber
daya seperti ikan, minyak bumi, gas alam, mineral, dan energi
terbarukan seperti angin dan gelombang. Negara-negara dapat
mengakses dan mengelola sumber daya ini di Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) mereka sesuai dengan hukum laut internasional.
- Transportasi: Lautan adalah jalur transportasi utama dunia. Banyak
barang dan penumpang diangkut melalui laut, yang menghubungkan
negara-negara dan menggerakkan perdagangan internasional. Hal ini
mendukung pertumbuhan ekonomi dan perdagangan antarnegara.
- Keanekaragaman hayati: Lautan adalah rumah bagi berbagai bentuk
kehidupan laut dan ekosistem. Melindungi ekosistem laut sangat
penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan global dan
mendukung sumber daya pangan bagi banyak negara.
- Keamanan dan Pertahanan: Lautan memainkan peran penting dalam
keamanan dan pertahanan nasional. Negara-negara menggunakan
perairan mereka dan menjalankan operasi keamanan di laut untuk
melindungi kepentingan nasional mereka.
- Jalur perdagangan: Selain sebagai jalur transportasi, laut juga
mengandung banyak jalur perdagangan strategis yang dapat
mempengaruhi stabilitas dan hubungan internasional. Kebebasan
berlayar adalah prinsip dasar dalam hukum laut internasional, yang
memungkinkan kapal-kapal berlayar di seluruh dunia tanpa hambatan
yang tidak sah.
● Hubungan internasional dalam konteks hukum laut berkaitan dengan cara
negara-negara berinteraksi dalam hal pengelolaan sumber daya laut,
perbatasan maritim, hak dan kewajiban negara-negara di perairan
internasional, dan penyelesaian sengketa. Perjanjian internasional seperti
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS)
adalah contoh perjanjian multilateral yang mengatur hukum laut internasional
dan menjadi kerangka kerjasama antarnegara dalam pengelolaan dan
pemanfaatan laut.
● Manfaat laut bagi negara melibatkan aspek ekonomi, lingkungan, keamanan,
dan perdagangan. Namun, untuk memastikan manfaat ini dapat direalisasikan,
negara-negara perlu menghormati dan mematuhi peraturan dan prinsip hukum
laut internasional serta menjalin kerjasama internasional untuk mengelola
sumber daya laut secara berkelanjutan dan mempertahankan perdamaian di
perairan internasional.

2. Bagaimana menurut anda posisi Indonesia sebagai negara terbesar menyikapi


laut sebagai potensi nasional, apakah Indonesia sudah berhasil menjadikan laut
sebagai balancing power di ASEAN? Jelaskan dengan contoh!
Jawab :
● Indonesia memiliki posisi strategis sebagai negara maritim terbesar di dunia,
dengan lebih dari 17.000 pulau dan panjang garis pantai yang luas. Oleh
karena itu, laut telah lama diakui sebagai potensi nasional yang penting bagi
Indonesia. Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk memanfaatkan potensi
maritimnya melalui kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat sektor
kelautan dan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di wilayah
perairan Indonesia.
● Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memberikan
potensi besar dalam mengelola dan memanfaatkan laut sebagai aset nasional
yang penting. Indonesia memiliki ribuan pulau dan garis pantai yang panjang,
serta lautan yang kaya sumber daya alam. Pemanfaatan laut sebagai potensi
nasional dapat menjadi "balancing power" di ASEAN dalam beberapa cara,
meskipun upaya-upaya ini masih memiliki tantangan yang harus diatasi.
Berikut beberapa contoh bagaimana Indonesia berperan dalam hal ini:
- Kepemimpinan dalam Isu Laut di ASEAN: Indonesia telah aktif
mempromosikan isu-isu laut di tingkat ASEAN. Negara ini
memainkan peran utama dalam membahas masalah seperti
keberlanjutan perikanan, keamanan maritim, dan pengelolaan sumber
daya laut bersama dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Contohnya, Indonesia mendukung upaya untuk menciptakan Perjanjian
Navigasi di Laut China Selatan yang berpotensi membantu mengatasi
sengketa di wilayah tersebut.
- Kawasan Pertemuan Laut: Indonesia berada di persimpangan banyak
jalur pelayaran internasional, terutama di Selat Malaka yang
merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Hal ini
memberikan Indonesia peranan penting dalam memastikan keamanan
dan kelancaran perdagangan maritim di kawasan tersebut.
- Pengelolaan Sumber Daya Laut: Indonesia memiliki potensi besar
dalam mengelola sumber daya laut, terutama dalam sektor perikanan
dan energi terbarukan. Upaya pemerintah untuk meningkatkan
pengelolaan perikanan berkelanjutan dan mengurangi praktik illegal,
unreported, and unregulated (IUU) fishing adalah langkah yang positif
dalam menjadikan laut sebagai aset ekonomi yang berkelanjutan.
- Kerjasama Bilateral dan Multilateral: Indonesia telah menjalin
kerjasama dengan negara-negara tetangga dan mitra ASEAN dalam hal
pengelolaan sumber daya laut dan keamanan maritim. Misalnya,
kerjasama dengan Australia dalam hal perbatasan maritim di Timor
Leste, atau kerjasama dengan Malaysia dalam penanggulangan
pencurian ikan di perairan perbatasan.
● Namun, Indonesia juga dihadapkan pada beberapa tantangan yang harus
diatasi untuk memaksimalkan potensi laut sebagai "balancing power" di
ASEAN. Beberapa tantangan tersebut meliputi:
- Pencurian Ikan: Masalah pencurian ikan dan praktik IUU fishing masih
menjadi permasalahan serius di perairan Indonesia, yang dapat
mengganggu upaya pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
- Sengketa Perbatasan: Indonesia masih memiliki sengketa perbatasan
maritim dengan beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Timor
Leste. Penyelesaian sengketa ini akan memerlukan upaya diplomasi
yang lebih lanjut.
- Perlindungan Lingkungan: Perlindungan lingkungan laut dan upaya
mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem laut merupakan
tantangan penting yang harus diatasi untuk menjadikan laut sebagai
aset yang berkelanjutan.

● Dengan upaya yang berkelanjutan dan kerjasama regional yang baik,


Indonesia memiliki potensi untuk menjadi "balancing power" di ASEAN
dengan fokus pada potensi lautnya. Ini akan membutuhkan komitmen kuat
dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut, mengatasi tantangan keamanan
maritim, dan mempromosikan kerjasama dengan negara-negara ASEAN
dalam hal pengelolaan sumber daya laut dan perdagangan maritim yang stabil.
● Contoh konkret dari peran Indonesia sebagai balancing power di ASEAN
dapat dilihat dari peran aktifnya dalam memfasilitasi dialog dan diplomasi
antara negara-negara ASEAN terkait isu-isu keamanan dan kerjasama
maritim. Melalui inisiatif regional, seperti ASEAN Regional Forum (ARF)
dan ASEAN Maritime Forum (AMF), Indonesia telah berkontribusi dalam
mempromosikan kerjasama dan koordinasi antara negara-negara ASEAN
untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas di kawasan. Selain itu, Indonesia
juga telah berperan dalam memfasilitasi dialog dan negosiasi untuk
penyelesaian sengketa maritim antara negara-negara di ASEAN, menunjukkan
peran pentingnya dalam mempertahankan perdamaian dan kestabilan di
kawasan.
3. Jelaskan kewenangan apa saja yang dimiliki suatu negara di Laut Teritorial,
ZEE, Landas Kontinen dan Laut Bebas dan apa saja yang tidak boleh atau
larangan bagi negara terhadap bagian-bagian laut tersebut? Jelaskan dengan
contoh!
Jawab :
● Setiap negara memiliki berbagai kewenangan dan tanggung jawab yang
berbeda di berbagai wilayah laut berdasarkan hukum laut internasional,
terutama yang tercantum dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Hukum Laut (UNCLOS). Berikut adalah penjelasan mengenai kewenangan
dan larangan di masing-masing wilayah laut:
a. Laut Teritorial (Territorial Sea):
- Kewenangan: Negara memiliki yurisdiksi penuh atas laut teritorialnya,
yang umumnya didefinisikan sebagai wilayah laut yang berjarak 12
mil laut (sekitar 22,2 kilometer) dari garis pantai. Negara dapat
mengatur kegiatan pelayaran, penangkapan ikan, dan aktivitas lain di
laut teritorialnya.
- Larangan: Negara tidak boleh melarang hak berlalu lintas damai
melalui laut teritorialnya, yang termasuk hak kapal asing untuk
berlayar melalui wilayah tersebut tanpa izin negara yang bersangkutan.
- Contoh: Indonesia memiliki laut teritorial di sekitar ribuan pulau yang
dimilikinya. Di laut teritorial Indonesia, negara memiliki kewenangan
untuk mengatur aktivitas perikanan, navigasi, dan aktivitas lainnya.
b. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE):
- Kewenangan: Negara memiliki hak eksklusif untuk mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam (seperti ikan, minyak, dan gas) dan
kegiatan ekonomi lainnya di ZEE-nya. ZEE biasanya berjarak 200 mil
laut (sekitar 370,4 kilometer) dari garis pantai.
- Larangan: Negara tidak dapat mengatur atau membatasi hak kapal
asing untuk berlayar melalui ZEE atau melakukan penelitian ilmiah di
ZEE tanpa izin dari negara yang bersangkutan.
- Contoh: Singapura memiliki ZEE di sekitar pulau-pulau kecilnya.
Negara ini memiliki hak eksklusif untuk mengeksploitasi sumber daya
alam di ZEE tersebut.
c. Landas Kontinen (Continental Shelf):
- Kewenangan: Negara memiliki hak eksklusif untuk mengeksploitasi
sumber daya alam yang terdapat di landas kontinen (laut dangkal di
dekat garis pantai) yang merupakan perpanjangan fisik dari daratan
negara tersebut.
- Larangan: Negara tidak dapat mengklaim landas kontinen di luar 200
mil laut atau batas batuan kontinen, yang di luar batas itu menjadi
wilayah internasional.
- Contoh: Norwegia adalah salah satu negara yang memiliki hak
eksklusif atas sumber daya alam di landas kontinen Laut Norwegia,
termasuk sumber daya minyak dan gas.
d. Laut Bebas (High Seas):
- Kewenangan: Laut bebas adalah wilayah internasional yang tidak
tunduk pada yurisdiksi negara mana pun. Semua negara memiliki hak
berlayar, terbang, melakukan penangkapan ikan, dan melakukan
aktivitas lain di laut bebas. Kebebasan tersebut harus dilaksanakan oleh
setiap negara dengan memperhatikan hak negara lain dalam melakukan
hak kebebasan di laut lepas berdasarkan ketentuan dalam UNCLOS
1982.
- Larangan: Negara tidak boleh mengklaim kedaulatan atau yurisdiksi di
laut bebas, dan tidak boleh menghambat hak kapal asing untuk
berlayar atau beraktivitas di sana.
- Contoh: Kapal-kapal dari berbagai negara dapat berlayar melintasi
Samudera Atlantik yang merupakan wilayah laut bebas tanpa meminta
izin dari negara lain, dan kapal dari berbagai negara dapat melakukan
penangkapan ikan di wilayah ini.

● Ketentuan-ketentuan ini diatur oleh UNCLOS dan merupakan bagian penting


dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan kerjasama di perairan internasional.
UNCLOS juga mengatur banyak aspek lain tentang lingkungan, konservasi
sumber daya, penyelesaian sengketa, dan hak manusia dalam konteks perairan
internasional.
REFERENSI

Anwar, Khaidir. 2015. Hukum Laut Internasional. Revisi ed. Vol. 3. Lampung: Justice

Publisher.

Aziz Hadju, Zainal A. 2021. Analisis UNCLOS 1982 Terkait Permasalahan Yurisdiksi

Negara dan Penegakan Hukum Atas Kapal Berbendera Negara Asing 27.

https://fhukum.unpatti.ac.id/jurnal/sasi/article/view/254/283.

“Indonesia di Lingkup ASEAN: Peran, Pengaruh, Manfaat, dan Upaya Masa Depan.” 2023.

ASEAN Indonesia 2023.

https://asean2023.id/id/news/indonesia-in-asean-scope-role-influence-benefits-and-fut

ure-efforts.

“KESBANGPOL - Kita Bangsa Maritim.” 2022. Badan Kesatuan bangsa dan Politik

Kabupaten Kulon Progo.

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/534/kita-bangsa-maritim.

“Maritime Zones and Boundaries.” 2023. National Oceanic and Atmospheric Administration.

https://www.noaa.gov/maritime-zones-and-boundaries.

Nurdiansyah, Dickry R. 2020. Recalling Indonesia's Maritime Path. Kedua ed. Makassar:

Nas Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai