1. NWC
NWC = −Rp.7.280.734.344.242
3. Quick Ratio:
• Quick Ratio = Aset Lancar – Persediaan – Prepaid Expense / Liabilitas Jangka Pendek
ACP = Jumlah Hari Satu Periode X Piutang Usaha Rata – Rata / Laba Tahun Berjalan
ACP = 58.82
B. Rasio Aktvitas
1. OIROI
OIROI = 1.52%
OPM = 5.41%
3. Total Aset Turnover
TAT = 1.30
ART = Laba Sebelum Bunga Dan Pajak / Piutang Usaha Rata - Rata
ART = 8.09
5. Inventory Turnover
IT = 9,710
TIER = 0.588
D. Posisi Profitabilitas:
ROE = 3.44%
ROA ≈ 1.00%
GPM = 2.36%
Analisa:
1. Posisi Likuiditas:
Net Working Capital (NWC): NWC yang negatif (-Rp. 7.28 T) menunjukkan bahwa
kewajiban jangka pendek melebihi aset lancar, yang bisa menjadi indikator potensial
masalah likuiditas.
Current Ratio: Dengan nilai 0.2417, perusahaan memiliki kemampuan yang sangat
terbatas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar.
Average Collection Period (ACP): ACP yang relatif tinggi (58.82 hari) menunjukkan bahwa
perusahaan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan piutang usaha.
2. Rasio Aktivitas:
Operating Profit Margin (OPM): OPM sebesar 5.41% menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki margin laba operasional yang relatif rendah.
Total Asset Turnover (TAT): TAT yang tinggi (1.30) menunjukkan bahwa perusahaan
efisien dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
Accounts Receivable Turnover (ART): ART yang tinggi (8.09) menunjukkan bahwa
perusahaan efisien dalam mengumpulkan piutang usaha.
Total Debt to Total Assets (DER): DER yang tinggi (0.709) mengindikasikan tingginya
proporsi utang terhadap total aset, yang bisa meningkatkan risiko keuangan.
Debt to Equity Ratio: Rasio ini yang tinggi (2.429) menunjukkan tingginya tingkat utang
perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya.
Time Interest Earning Ratio (TIER): TIER yang rendah (0.588) menunjukkan bahwa
perusahaan mungkin menghadapi kesulitan dalam menutupi beban bunga dari laba
operasionalnya.
4. Posisi Profitabilitas:
Return on Equity (ROE): ROE yang rendah (3.44%) menunjukkan bahwa pengembalian
investasi untuk pemegang saham tidak optimal.
Return on Assets (ROA): ROA yang rendah (1.00%) menunjukkan bahwa perusahaan
tidak efisien dalam menghasilkan keuntungan dari total asetnya.
Gross Profit Margin (GPM): GPM yang sangat rendah (2.36%) menunjukkan bahwa
perusahaan mungkin menghadapi tantangan dalam mengelola biaya produksi.
Net Profit Margin: Net Profit Margin yang rendah (4.16%) menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki margin keuntungan bersih yang terbatas.
ANALISIS RASIO
PT SMATFREN TBK 2022
A. Posisi Likuiditas:
1. NWC
NWC = −Rp.6.294.201.421.520
3. Quick Ratio:
• Quick Ratio = Aset Lancar – Persediaan – Prepaid Expense / Liabilitas Jangka Pendek
ACP = Jumlah Hari Satu Periode X Piutang Usaha Rata – Rata / Laba Tahun Berjalan
B. Rasio Aktvitas
1. OIROI
OIROI = 2.70%
OPM = 9.62%
3. Total Aset Turnover
TAT = 2.32
ART = Laba Sebelum Bunga Dan Pajak / Piutang Usaha Rata - Rata
ART = 8.58
5. Inventory Turnover
IT = 84.02
TIER = 1.0267
D. Posisi Profitabilitas:
ROE = 6.75%
ROA ≈ 2.29%
GPM = 5.56%
Analisis:
A. Posisi Likuiditas:
1. NWC (Net Working Capital): NWC yang negatif (-Rp.6.29 Triliun) menunjukkan bahwa
perusahaan mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan aset lancarnya.
2. Current Ratio: Current ratio sebesar 0.273 menandakan bahwa perusahaan memiliki
keterbatasan likuiditas dan mungkin kesulitan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
3. Quick Ratio: Quick ratio yang negatif (-0.183) menunjukkan ketidakmampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya tanpa mengandalkan persediaan.
4. Average Collection Period (ACP): ACP yang relatif rendah (42.88 hari) menunjukkan perusahaan
efisien dalam mengumpulkan piutang usahanya.
B. Rasio Aktivitas:
1. OIROI (Operating Income Return on Investment): OIROI sebesar 2.70% menunjukkan efisiensi
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang dimiliki.
2. Operating Profit Margin (OPM): OPM sebesar 9.62% menandakan bahwa perusahaan mampu
mempertahankan laba operasional yang relatif tinggi dari penjualan.
3. Total Aset Turnover (TAT): TAT yang tinggi (2.32) mengindikasikan bahwa perusahaan efisien
dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
4. Accounts Receivable Turnover (ART): ART yang tinggi (8.58) menunjukkan bahwa perusahaan
efektif dalam mengelola piutang usahanya.
5. Inventory Turnover (IT): IT yang tinggi (84.02) menandakan perputaran persediaan yang cepat,
yang dapat mengurangi risiko obsolesensi dan biaya penyimpanan.
1. Total Debt to Total Assets (DER): DER sebesar 0.6628 menunjukkan tingkat penggunaan utang
yang moderat untuk pembiayaan aset.
2. Debt to Equity Ratio (D/E): D/E ratio sebesar 1.9482 menandakan bahwa sebagian besar
pembiayaan perusahaan berasal dari utang.
3. Time Interest Earning Ratio (TIER): TIER sebesar 1.0267 menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk membayar bunga dengan laba yang dihasilkan.
D. Posisi Profitabilitas:
1. ROE (Return on Equity): ROE sebesar 6.75% mengindikasikan tingkat pengembalian yang relatif
rendah pada ekuitas perusahaan.
2. ROA (Return on Assets): ROA sebesar 2.29% menunjukkan efisiensi perusahaan dalam
menghasilkan laba dari total aset yang dimilikinya.
3. Gross Profit Margin (GPM): GPM sebesar 5.56% menunjukkan persentase laba kotor dari
penjualan, yang dapat meningkatkan efisiensi operasional.
4. Net Profit Margin: Net Profit Margin sebesar 9.50% menunjukkan persentase laba bersih dari
penjualan, menandakan efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya-biaya operasional.