No Rasio Rumus
Rasio Likuiditas
= 2,85
2 Rasio Cepat (Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang Lancar
= 2,07
3 Rata-rata periode pengumpulan (Rata-rata piutang x 360) / Penjualan kredit per
piutang tahun
= 19,01
4 Perputaran Piutang Penjualan kredit per tahun / Rata-rata piutang
= 19,19
5 Perputaran Persediaan Harga pokok penjualan / Persediaan rata-rata
= 8,07
Rasio Aktivitas
= 1,21
= 3,12
Rasio Hutang
= 0,25
= 0,34
Rasio Profitabilitas
= 0,22
= 10,30
= 0,27
= 0,15
No Rasio Rumus
Rasio Likuiditas
= 1,84
2 Rasio Cepat (Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang Lancar
= 1,38
3 Rata-rata periode pengumpulan (Rata-rata piutang x 360) / Penjualan kredit per
piutang tahun
= 20,45
4 Perputaran Piutang Penjualan kredit per tahun / Rata-rata piutang
= 17,84
5 Perputaran Persediaan Harga pokok penjualan / Persediaan rata-rata
= 7,04
Rasio Aktivitas
= 1,07
= 2,57
Rasio Hutang
= 0,37
2 Rasio hutang terhadap Ekuitas Total Kewajiban / Modal Sendiri
= 0,59
Rasio Profitabilitas
= 0,15
3 Rasio laba terhadap beban bunga Laba Operasi / Beban bunga
= 12,55
4 Marjin Laba Kotor Laba Kotor / Penjualan
= 0,21
5 Marjin Laba Operasi Laba Operasi / Penjualan
= 0,09
6 Marjin Laba Bersih Laba Bersih sesudah pajak / Penjualan
Net Profit Margin 255.195.841.882 / 2.826.957.323.397 = 0,09
Dari kelima rasio likuiditas pada tahun 2019, current ratio (rasio lancar) menunjukkan bahwa
perusahaan lebih likuid dibandingkan tahun 2018. Dilihat dari quick ratio (rasio cepat) tahun 2019
juga nilainya lebih besar dari tahun 2018. Hal ini mengindikasikan tidak ada masalah pada
persediaan (inventory). Hasil ini didukung oleh tingkat perputaran persediaan (ITO) yang menjadi
lebih cepat pada tahun 2019, yaitu dari 7,04 kali dalam setahun menjadi 8,07 kali dalam setahun.
Nilai current ratio sebesar 2,85 mempunyai arti bahwa setiap Rp.1 hutang lancar dijamin dengan
Rp.2,85 aktiva lancar. Pada tahun 2019 tingkat perputaran piutangnya menjadi lebih cepat (ARTO).
Kecukupan pengembalian investasi berdasarkan asset yang digunakan dapat dilihat dari
besarnya Operating Income Return on Investmen (OIROI). Pada tahun 2019 perusahaan siantar
menghasilkan OIROI mencapai 0,18% sedangkan pada tahun 2018 OIROI mencapai 0,10%. Hal ini
menunjukan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi mengalami
peningkatan.
Marjin laba operasi tahun 2019 mengalami penurunan, yaitu dari 0,21 menjadi 0,15. Hal ini
menunjukkan bahwa pengelolaan beban operasi tidak efisien. Berdasarkan perputaran total asset,
ada indikasi terjadi penurunan dalam pengelolaan total asset dalam menghasilkan penjualan, yaitu
dari 2,57 menjadi 1,21
Pada tahun 2019, debt ratio sebesar 25% dan pada tahun 2018 debt ratio perusahaan sebesar
37%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019 dalam membiayai aktivanya, perusahaan
menggunakan hutang dengan presentase yang lebih kecil dibandingkan tahun 2018. Sedangkan jika
dilihar dari debt to equity ratio, perbandingan antara hutang dengan ekuitas pada tahun 2019 lebih
kecil (34%) dibandingkan tahun 2018 (59%).
Pada tahun 2019,TIE PT SIANTAR TOP Tbk adalah 10,30 dan 12,55 pada tahun 2018. Artinya
perusahaan mampu mebayar setiap Rp1 bunga dengan Rp10,30 laba usaha pada tahun 2019 dan
pada tahun 2018 perusahaan mampu membayar setiap Rp1bunga dengan Rp12,55 laba usaha.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2019 kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga dengan menggunakan laba usaha mengalami penurunan.
Pada tahun 2019, PT SIANTAR TOP Tbk memiliki ROE sebesar 22% sedangkan tahun 2018
menghasilkan ROE sebesar 15%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019 kemampuan
perusahaan dalam memberikan tingkat pengembalian investasi kepada pemilik perusahaan
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018.