Anda di halaman 1dari 6

STANDARISASI LARUTAN 0,1 N NaOH DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENENTUAN

KADAR ASAM CUKA


Arief Almuqhori Eka Nugraha, 23232016, STIPP

ABSTRAK

Pada kegiatan praktikum acara 2 berisi materi standarisasi larutan 0,1 N NaOH dan penggunaannya
dalam penentuan kadar asam cuka. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan normalitas larutan NaOH
dengan larutan standar asam oksalat. Standardisasi dilakukan dengan metode titrasi asam basa terhadap larutan
standar asam oksalat. Volume larutan NaOH 0,1 diukur dan diencerkan seperlunya. Adapun alat-alat yang
digunakan pada kegiatan ini adalah pipet ukur, 1 set statif buret, erlenmeyer, gelas beker, serta corong setelah
itu bahan-bahan yang dibutuhkan adalah larutan NaOH 0,1 N, larutan baku H₂C₂O₄ 0,1 N, indikator pp, dan
larutan CH₃COOH. Kegiatan yang pertama adalah Standarisasi larutan NaOH yang mencampurkan larutan
H₂C₂O₄ yang ditambahkan indikator pp dan larutan NaOH dengan cara titrasi yang menghasilkan warna awal
bening menjadi ungu dan setelah melakukan 3 kali perccobaan menghasilkan hasil akhir yang sama. Lalu
melakukan penentuan kadar asam cuka dengan menitrasi larutan CH₃COOH dengan larutan NaOH yang telah
distandarisasi sebelumnya dengan melakukan 3 kali percobaan, pada percobaan pertama dan kedua
menghasilkan warna awal bening dan warna akhir ungu, namun pada percobaan ketiga dengan warna awal
bening menghasilkan warna pink pucat pada hasil akhirnya.
Kata kunci : Standarisasi, Titrasi, Alat, dan Bahan Praktikum

PENDAHULUAN
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau
terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi,
dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode
keilmuwan tertentu dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Bahan laboratorium adalah segala sesuatu yang diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
dalam sekala terbatas. Bahan dikategorikan menjadi dua, yaitu: bahan khusus dan bahan umum. Bahan khusus
adalah bahan yang penanganannya memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus. Sedangkan bahan umum
adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan persyaran khusus (Peraturan bersama
MENPENNAS dan Kepala BKN No. 02/V/PB 2010 No. 13 tahun 2013.)(Lasia, 2013).
Pelaksanaan kegiatan praktikum juga diperlukan penuntun praktikum. Penuntun praktikum
memudahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum secara sistematis dan aman. Penuntun praktikum
juga mengarahkan siswa untuk menerapkan metode ilmiah (Ula, 2014).(Hardeli et al., 2021)
Pemenuhan sarana dan sarana pendidikan serta adanya guru—guru yang berlualitas akan
meningkatkan kualitas Pendidikan. Penyelenggaraan Pendidikan sering menemui banyak kendala berupa
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, sumber belajar dan sumber daya yang masih kurang. Khusus
pembelajaran IPA membutuhkan laboratorium sebagai sarana pembelajaran. Di laboratorium, siswa dapat
mempraktekkan ataupun membuktikan teori dan konsep yang diperoleh di kelas sehingga memudahkan dalam
pemahaman materi yang diajarkan (Lestari et al. 2017), (Kementerian Pendidikan Nasional 2007).(Puspitasari,
Sosidi and Prismawiryanti, 2023)

BAHAN DAN METODE


Alat
Alat yang digunakan pada praktikum in yaitu pipet ukur,lalu 1 set statif buret, erlenmeyer, gelas beker,
serta corong.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini diantaranya yaitu larutan NaOH 0,1 N, larutan baku H₂C₂O₄
0,1 N, indikator pp, dan larutan CH₃COOH.

CARA KERJA
Standarisasi Larutan NaOH
Menyiapkan rangkaian alat titrasi dalam keadaan bersih dan kering, lalu mengambil 15 mL larutan
baku H₂C₂O₄ 0,1 N dengan pipet ukur, selanjutnya memaasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian
menambahkan 3 tetes indikator pp, lalu menitrasi larutan NaOH 0,1 N dengan larutan baku H₂C₂O₄ 0,1 N
sampai titik akhir titrasi tercapai, selanjutnya lakukan percobaan sebanyak 3 kali, lalu melakukan perhitungan
kadar NaOH 0,1 N sesuai hasil standarisasi.
Penentuan Kadar Asam Cuka
Menyiapkan rangkaian alat titrasi dalam keadaan bersih dan kering, lalu mengambil 10 mL larutan
CH₃COOH menggunakan pipet ukur dan memasukkannya kedalam erlenmyer, kemudian menambahkan 3
tetes indikator pp, lalu menitrasi larutan CH₃COOH dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai
titik akhir titrasi tercapai, selanjutnya lakukan percobaan sebanyak 3 kali, lalu melakukan perhitungan kadar
CH₃COOH dalam cuka makan yang sesungguhnya sesuai hasil titrasi.
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Standarisasi larutan NaOH
NO. V0 Vt Vt – V0 Warna awal Warna Akhir
1. 0 15 15 Bening Ungu
2. 0 14,7 14,7 Bening Ungu
3. 0 14,9 14,9 Bening Ungu
Dalam percobaan Standarisasi larutan NaOH dengan menggunakan larutan baku H₂C₂O₄ 0,1 N
memperoleh hasil seperti pada tabel diatas, dimana warna awal pada larutan NaOH adalah bening namun
ketika di titrasi dengan larutan baku H₂C₂O₄ 0,1 N berubah warna menjadi ungu dengan volume yang berbeda
pada setiap percobaan.
Tabel perhitungan ralat
NO Xn Xn-X [ Xn-X] [ Xn-X ]²
1. 15 0,13 0,13 0,0169
2. 14,7 0,17 -0,17 0,0209
3. 14,9 0,03 0,03 0,0009
Dalam percobaan sebelumnya telah didapatkan perhitungan ralat dengan hasil seperti pada tabel diatas
dimana tabel diatas merupakan perhitungan atas standarisasi larutan NaOH sebelumnya. Yang menghasilkan
warna awal bening ke warna akhir ungu.
NO. V0 Vt Vt – V0 Warna awal Warna Akhir
1. 0 4,5 4,5 Bening Ungu
2. 0 4,5 4,5 Bening Ungu
3. 0 4,4 4,4 Bening Pink pucat
Dalam percobaan penentuan kadar asam cuka dengan menggunakan larutan NaOH yang telah
distandarisasi dan larutan CH₃COOH memperoleh hasil seperti pada tabel diatas, menggunakan metode titrasi
pada kedua larutan tersebut memperoleh 1 hasil akhir berbeda dari 3 kali percobaan dimana didapatkannya 2
hasil awal bening dan hasil akhir ungu serta 1 hasil awal bening dan hasil akhir pink pucat. Hasil percobaan
ini dipengaruhi pula pada volume larutan yang digunakan.
Tabel perhitungan ralat
No Xn Xn-X [ Xn-X ] [ Xn-X ]²
1. 4,5 -8,9 8,9 79,21
2. 4,5 -8,9 8,9 79,21
3. 4,4 -9 9 8
Dari percobaan penentuan kadar asam cuka telah diperoleh perhitungan seperti pada tabel diatas yang
dari percobaan sebelumnya telah diperoleh warna awal bening dengan 2 warna akhir ungu dan 1 warna akhir
pink pucat.

KESIMPULAN
Dalam kegiatan praktikum kemarin dapat disimpulkan bahwa terdapat dua langkah utama dalam
kegiatan praktikum ini yaitu standarisasi larutan NaOH dan penentuan kadar asam pada cuka. Standarisasi
dilakukan dengan cara titrasi larutan NaOH dengan larutan asam oksalat menggunakan indikator pp sehingga
diperoleh normalitas larutan NaOH. Pada percobaan kedua, larutan NaOH digunakan untuk menentukan
kandungan asam cuka melalui titrasi dengan larutan CH3COOH, menggunakan indikator pp. Hasil
standarisasi menunjukkan kestabilan dengan warna akhir yang sama pada pengujian pertama dan kedua.
Namun pada percobaan ketiga, hasil akhirnya berubah warna dari bening menjadi pink pucat. Hal ini
menunjukkan bahwa mungkin ada faktor yang mempengaruhi hasil tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hardeli et al. (2021) ‘Pembuatan Penuntun Praktikum Kimia Sederhana dan Penerapannya’, Ekasakti Jurnal
Penelitian dan Pengabdian, 1(2), pp. 232–243.
Lasia, I.K. (2013) ‘Analisis pengetahuan mahasiswa tentang dampak penggunaan bahan kimia’, Prosiding
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III, 21, pp. 148–152.
Puspitasari, D.J., Sosidi, H. and Prismawiryanti, P. (2023) ‘Pengelolaan Alat-Alat dan Bahan Kimia
Laboratorium IPA SMA di MGMP Kimia Kabupaten Donggala’, KAIBON ABHINAYA : JURNAL
PENGABDIAN MASYARAKAT, 5(2), pp. 187–191.
LAMPIRAN
Nama : Arief Almuqhori Eka Nugraha
NIM : 23232016
Kelas : STIPP
Acara : Standarisasi Larutan 0,1 N NaOH dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka
DATA PERHITUNGAN

Yogyakarta, 27 November 2023


Co Ass Praktikan

(Zeni Kurnia M) (Arief Almuqhori Eka Nugraha)

Anda mungkin juga menyukai