NOMOR : 118/Dir/RSSK/SK/I/2016
TENTANG
PENGKAJIAN PRE OPERATIF MEDIS
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
Ketiga : Kebijakan pengkajian pre operatif medis di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Karunia Kasih sebagaimana tercantum dalam lampiran
Keputusan ini.
I. Kebijakan Umum :
1. Setiap asuhan bedah pasien direncanakan dan didokumentasikan berdasarkan hasil
asesmen.
2. Karena pembedahan membawa risiko dengan tingkatan yang tinggi, maka
penggunaannya haruslah direncanakan secara seksama.
3. Asesmen pasien adalah dasar untuk memilih prosedur pembedahan yang tepat.
Asesmen memberikan informasi penting terhadap - Pemilihan prosedur yang tepat dan
waktu yang optimal; Melaksanakan prosedur secara aman; dan Menginterpretasi
temuan dalam monitoring pasien Pemilihan prosedur tergantung pada riwayat
pasien, status fisik, dan data diagnostik termasuk risiko dan manfaat prosedur bagi
pasien.
4. Pemilihan prosedur mempertimbangkan informasi dari asesmen saat masuk rawat
inap, tes diagnostik, dan sumber lain yang tersedia.
5. Proses asesmen dijalankan dalam kerangka waktu dipersingkat bilamana pasien
secara darurat membutuhkan pembedahan.
6. Asuhan bedah yang direncanakan bagi pasien didokumentasikan dalam status pasien,
termasuk diagnosis pra operatif. Nama dari prosedur bedah saja tidak bisa untuk
menegakkan suatu diagnosis.
7. Sebelum pelaksanaan tindakan, dokter yang bertanggung jawab
mendokumentasikan informasi asesmen yang digunakan untuk mengembangkan
dan mendukung tindakan invasif yang direncanakan.
8. Setiap asuhan bedah pasien direncanakan berdasarkan informasi asesmen.
9. Sebelum tindakan, diagnosis pra operatif dan rencana tindakan didokumentasikan
dalam rekam medis pasien oleh dokter yang bertanggungjawab.
10. Risiko, manfaat, dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan keluarganya atau orang
yang berwenang membuat keputusan bagi pasien.
11. Pasien dan keluarganya atau para pembuat keputusan menerima informasi yang
adekuat untuk berpartisipasi dalam keputusan pemberian asuhan dan memberikan
persetujuan (informed consent).
12. Informasi termasuk : - Risiko dari prosedur yang direncanakan; - Manfaat prosedur
yang direncanakan; - Komplikasi yang potensial terjadi; dan - Alternatif tindakan
bedah dan nonbedah yang tersedia untuk mengobati pasien Sebagai tambahan, bila
darah atau produk darah mungkin dibutuhkan, informasi tentang risiko dan alternatif
didiskusikan. Dokter bedah yang bersangkutan atau petugas yang kompeten lain
memberikan informasi ini.
13. Pasien, keluarga dan pembuat keputusan diedukasi tentang risiko, manfaat,
komplikasi yang potensial serta alternatif yang berhubungan dengan prosedur bedah
yang direncanakan.
14. Edukasi mencakup kebutuhan untuk, risiko dan manfaat dari, maupun alternatif
terhadap darah dan produk darah yang digunakan.
15. Dokter bedah atau petugas lain yang kompeten memberikan edukasi.
16. Pendokumentasian di Kamar Bedah harus dilakukan secara lengkap dan jelas setiap
kali selesai melakukan tindakan operasi.
17. Pelayanan di Kamar Bedah harus selalu berorentasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
18. Pembedahan membawa risiko dengan tingkatan yang tinggi, maka penggunaannya
haruslah direncanakan secara seksama.
19. Asessmen pasien adalah dasar untuk memilih prosedur pembedahan yang tepat.
20. Pemilihan prosedur tergantung pada riwayat pasien, status fisik, dan data diagnostik
termasuk resiko dan manfaat prosedur bagi pasien.
21. Pemilihan prosedur mempertimbangkan informasi dari assesmen saat masuk rawat
inap, test diagnostik, dan sumber lain yang tersedia.
22. Proses assesment dijalankan dalam kerangka waktu dipersingkat bilamana pasien
secara darurat membutuhkan pembedahan.
23. Semua dokter operator wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
24. Dalam melaksanakan tugas, setiap dokter operator wajib mematuhi ketentuan dalam
K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja)
25. Setiap dokter operator harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku dan etika profesi serta menghormati hak pasien.
26. Pelayanan Kamar Bedah dilaksanakan dalam 24 jam.
27. Untuk pendokumentasian pengkajian pre operatif medis wajib dilaksanakan sebelum
pasien dilakukan tindakan operasi.