PERATURAN DIREKTUR
NOMOR 553/PER-DIR/RSHBKS/IV/2021
TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
ASUHAN PASIEN BEDAH
Pasal 1
Penyelenggaraan Asuhan Pasien Bedah
(1) Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar atas hasil assesmen dan dicatat
dalam rekam medis pasien, meliputi:
a. Asesmen pra bedah dengan metode IAR;
b. Diagnosis pra operasi dan rencana operasi dicatat di rekam medis pasien oleh
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum operasi dimulai;
c. Hasil asesmen yang digunakan untuk menentukan rencana operasi dicatat oleh
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) di rekam medis pasien sebelum
operasi dimulai.
(2) Asesmen pra bedah (berbasis IAR) merupakan acuan untuk menentukan jenis
tindakan bedah yang tepat dan mencatat temua penting. Hasil asessmen pra bedah
meliputi informasi
a. Tindakan bedah yang sesuai dan waktu pelaksanaannya;
b. Melakukan tindakan dengan aman;
c. Menyimpulkan temuan selama monitoring.
(3) Asesmen pra bedah bagi pasien yang langsung ditangani oleh dokter bedah, maka
asesmen dicatat pada asesmen awal rawat inap. Pada pasien yang diputuskan
dilakukan pembedahan dalam masa perawatan oleh dokter bedah, maka asesmen
dicatat dalam CPPT. Sedangkan pasien yang dikonsultasikan di tengah perawatan
oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) lain dan diputuskan operasi, maka
asesmen prabedah dicatat pada rekam medis dengan berbasis IAR (Informasi,
Analisis, Rencana) pada formulir konsultasi.
(4) Dokter bedah dan PPA yang terkait, serta dapat dibantu oleh MPP, menjelaskan
secara terintegrasi kepada pasien, keluarga atau mereka yang membuat keputusan
mewakili pasien mengenai risiko, manfaat, komplikasi, dampak, dan alternatif
prosedur/ teknik terkait rencana tindakan bedah / operasi yang akan dilakukan
PT MEDIKALOKA SEJAHTERA
RUMAH SAKIT HERMINA BEKASI
Jl. Kemakmuran No.39 Kec.Margajaya Bekasi 17141
Telp. (021) 8842121 (Hunting) Fax. 021-88952275
Website: www.herminahospitals.com
(5) Pasien, keluarga dan mereka yang memutuskan menerima cukup penjelasan untuk
berpartisipasi dalam keputusan asuhan pasien dan memberikan persetujuan yang
dibutuhkan meliputi penjelasan tentang:
a. Risiko dari rencana tindakan operasi;
b. Manfaat dari rencana tindakan operasi;
c. Kemungkinan komplikasi dan dampak;
d. Pilihan operasi atau non-operasi (alternatif) yang tersedia untuk menangani pasien
e. Jika dibutuhkan darah atau produk darah, risiko, keuntungan dan alternatifnya
didiskusikan.
(6) Rumah sakit menggunakan suatu check list (surgical safety checklist) untuk
memastikan tepat pasien, tepat lokasi dan tepat prosedur operasi/ tindakan, meliputi
check list sebelum induksi (sign in), sebelum insisi kulit (time out), dan sebelum
anggota tim operasi meninggalkan ruangan operasi (sign out).
(7) Rumah sakit menggunakan tanda yang segera dikenali untuk identifikasi lokasi
operasi dengan tanda berupa lingkaran (O) saat sebelum operasi atau pada formulir
site marking saat di poliklinik saat membekan informasi dan edukasi.
(8) Penandaan lokasi operasi harus dibuat oleh dokter operator dan dilaksanakan
sebelum pelaksanaan operasi, saat pasien sadar dan disaksikan oleh perawat kamar
bedah serta melibatkan pasien/ orang tua/ keluarga dalam proses penandaan.
(9) Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi miring kanan
atau kiri (laterality), struktur yang multiple (jari tangan, jari kaki), atau multilevel
(tulang belakang ).
(10) Penandaan lokasi operasi tidak dilakukan pada kasus kuretase, operasi jantung,
sirkumsisi, kasus intervensi dengan kateter/ instrumen yang diinsersi (kateterisasi
jantung), operasi tonsilektomi, kasus luka bakar, endoskopi. Informasi yang terkait
dengan operasi dicatat dalam laporan operasi dan digunakan untuk menyusun
rencana asuhan lanjutan.
(11) Laporan operasi dicatat segera setelah operasi selesai, sebelum pasien dipindah dari
daerah operasi atau dari area pemulihan pasca anestesi.
(12) Laporan operasi memuat:
a. Diagnosis pasca operasi;
b. Nama dokter bedah dan asisten;
PT MEDIKALOKA SEJAHTERA
RUMAH SAKIT HERMINA BEKASI
Jl. Kemakmuran No.39 Kec.Margajaya Bekasi 17141
Telp. (021) 8842121 (Hunting) Fax. 021-88952275
Website: www.herminahospitals.com
Pasal 2
Implan Bedah
(1) Rumah sakit mengatur tentang asuhan pasien operasi yang menggunakan implant
dengan memperhatikan pertimbangan beberapa faktor khusus:
a. Pemilihan implan berdasarkan peraturan perundang-undangan;
b. Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di
kamar operasi dan pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi;
c. Kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk pemasangan
implan (staf dari pabrik/ perusahaan implan untuk mengkalibrasi);
d. Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implan;
e. Proses pelaporan malfungsi implan sesuai dengan standar/ aturan pabrik;
f. Pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus;
g. Instruksi khusus kepada pasien setelah operasi;
h. Kemampuan penelusuran (traceability) alat jika terjadi penarikan kembali (recall)
alat dengan melakukan antara lain menempelkan barcode alat di rekam medis.
(2) Rumah sakit membuat daftar inventaris alat implan yang digunakan di rumah sakit.
(3) Penggunaan alat implan merupakan salah satu prioritas monitoring pada Instalasi
Kamar Operasi, termasuk pencatatan bila terjadi penarikan kembali.
Pasal 3
Kamar Operasi
(1) Desain tata ruang operasi harus memenuhi syarat sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan.
(2) Desain tata ruang operasi harus memperhatikan risiko keselamatan dan keamanan,
serta mengurangi risiko infeksi, meliputi:
a. Alur masuk barang-barang steril harus terpisah dari alur keluar barang dan
pakaian kotor;
b. Koridor steril dipisahkan/ tidak boleh bersilangan alurnya dengan koridor kotor;
PT MEDIKALOKA SEJAHTERA
RUMAH SAKIT HERMINA BEKASI
Jl. Kemakmuran No.39 Kec.Margajaya Bekasi 17141
Telp. (021) 8842121 (Hunting) Fax. 021-88952275
Website: www.herminahospitals.com
c. Desain tata ruang operasi harus memenuhi ketentuan zona berdasarkan tingkat
sterilitas ruangan yang terdiri dari:
1) Zona steril rendah;
2) Zona steril sedang;
3) Zona steril tinggi;
4) Zona steril sangat tinggi.
(3) Rumah sakit menetapkan jenis pelayanan dan operasi bedah yang dapat dilaksanakan
dan disesuaikan dengan kemampuan fasilitas dan staf Instalasi Kamar Operasi.
PT MEDIKALOKA SEJAHTERA
RUMAH SAKIT HERMINA BEKASI
Jl. Kemakmuran No.39 Kec.Margajaya Bekasi 17141
Telp. (021) 8842121 (Hunting) Fax. 021-88952275
Website: www.herminahospitals.com
BAB II
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
Pencabutan Regulasi
Pasal 5
Pemberlakuan
Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 6 April 2021
DIREKTUR,
dr. KHAIRINA, MARS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karuniaNya panduan Pelayanan Bedah istalasi kamar operasi Rumah Sakit Hermina dapat
diselesaikan sesuai dengan kebutuhan
Panduan Pelayanan Bedah di Rumah Sakit disusun sebagai acuan bagi dokterspesialis bedah,
perawat kamar bedah dan petugas kesehatan lainya di RS dalam melaksanakan pelayanan
bedah di rumah sakit sesuai kompetensi dan standar pelayanan serta dalam aplikasinya sangat
tergantung kepada kondisi, sumber daya manusia dan fasilitas RS
Pelayanan bedah di rumah sakit adalah sesuai standar pelayanan yang di berikan berdasarkan
kompetensi yang dimiliki oleh seorangdokter spesialisbedah dan merupakan kewenangan
untuk melakukan pelayan / tindakan pembedahan sesuai standar dan prosedur pelayanan serta
bertanggung jawab berdasarkan etik dan moral, dengan tujuan pelayanan bedah adalah untuk
keselamatan pasien
Panduan ini akan dievaluasi kembali untuk dilakukan perbaikan / penyempurnaan sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan atau bila ditemukan hal- hal yang tidak sesuai lagi
dengan kondisis di rumah sakit dan ketentuan perundang- undangan yang berlaku
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
HERMINA BEKASI
NO. 553/PER-DIR/RSHBKS/IV/2021
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN BEDAH DI RS HERMINA
BEKASI
BAB I
DEFINISI DAN TUJUAN
A. DEFINISI
1. Pelayanan Bedah adalah salah satu kegiatan pelayanan rumah sakit yang meliputi
manajemen pra operatif, manajemen intra operatif dan manajemen post operatif.
2. Ilmu Bedah adalah ilmu yang mempelajari tentang usaha penyembuhan dengan
melakukan pengirisan, pemotongan, pengeratan untuk meniadakan penyebab penyakit,
dan memperbaiki jaringan yang rusak, serta mengubah bentuk tubuh.
4. Tim Bedah adalah suatu kesatuan operasional dalam melakukan suatu tindakan
operasi yang terdiri dari operator, asisten operator, dokter anestesi dan perawat.
5. Sign in adalah verifikasi pasien operatif yang dilakukan sebelum pasien dilakukan
induksi oleh dokter anestesi.
6. Time out adalah verifikasi pasien operatif yang dilakukan sebelum pasien dilakukan
insisi oleh operator.
7. Sign out adalah verifikasi pasien operatif yang dilakukan sebelum tim operasi
meninggalkan kamar operasi.
9. Recovery room adalah suatu ruangan observasi pasien post operasi yang merupakan
ruangan transit sebelum dipindahkan ke ruang perawatan atau pulang.
1
10. Wrong site, wrong procedure dan wrong person surgery adalah suatu kejadian tidak
diharapkan ( KTD ) yang dapat dicegah dengan memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
11. Manajemen pra operatif adalah suatu pengelolaan bedah dalam melakukan
persiapan baik terhadap persiapan alat maupun persiapan pasien sebelum dilakukan
operasi.
12. Manajemen intra operatif adalah suatu pengelolaan bedah dalam melakukan
tindakan operasi didalam kamar operasi.
13. Manajemen post operatif adalah suatu pengelolaan bedah yang dilakukan saat
operasi selesai baik untuk pengelolaan pasien diruangan pemulihan dan pembersihan
alat serta kamar operasi.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
Dalam rangka menjaga mutu dan keselamatan pasien, rumah sakit harus melakukan
pelayanan kesehatan yang sesuai standar dan prosedur pelayanan oleh petugas yang memliki
kompetensi , termasuk dalam pelayanan bedah di rumah sakit.
Untuk terlaksananya pelayanan bedah yang sesuai dengan standar dan prosedur pelayanan
serta dilakukan oleh petugas yang memiliki kompetensi, perlu dibuat Panduan Pelayanan
Bedah di RS Hermina Bekasi, yang disusun dengan ruang lingkup dan tata urut sebagai
berikut :
3
BAB III
TATA LAKSANA
Pelayanan bedah adalah standar pelayanan berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh
seorang dokter spesialis bedah dan merupakan kewenangan untuk melakukan tindakan
pembedahan dan merupakan hak istimewa yang diberikan kepada dokter spesialis bedah, oleh
karena itu harus dikerjakan secara bertanggung jawab berlandaskan etik dan moral.
Dokter Spesialis Bedah didalam melaksanakan profesinya, mampu bersikap dan berperilaku
secara bertanggung jawab serta mentaati semua ketentuan sesuai dengan Panduan Pelayanan
Bedah didalam menjaga mutu pelayanan. Sikap tersebut diatas perlu dilandasi dengan etika
dan moral yang baik terhadap pasien, sejawat dan mitra kerja yang lain sesuai dengan lafal
sumpah dokter.
A. PELAYANAN BEDAH
1. Pelayanan Bedah adalah salah satu kegiatan pelayanan rumah sakit yang meliputi
manajemen pra operatif, manajemen intra operatif dan manajemen post operatif.
2. Untuk Pelayanan Bedah di RS, dibuat panduan pelayanan bedah sebagai acuan yang
harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik dan benar.
Di dalam aplikasi pelaksanaannya akan sangat tergantung kepada situasi dan kondisi
setempat, khususnya menyesuaikan dengan fasilitas dan sumber daya manusia.
3. Panduan ini merupakan prosedur untuk menangani kasus-kasus yang akan ditangani
oleh dokter spesialis bedah, sesuai batas-batas wewenang dari dokter spesialis bedah
yang dapat ditangani sendiri atau pada kasus-kasus tertentu harus dirujuk
4
d. Rencana tindakan operatif dibuat oleh dokter bedah dan didiskusikan dengan
pasien kemudian mendapat persetujuan pasien, dicatat di berkas rekam medis
pasien.
e. Tindakan operatif dilakukan oleh dokter bedah, sebelumnya dikonsulkan kepada
dokter anestesi untuk dinilai apakah layak dilakukan tindakan operatif dengan
pemilihan jenis anestesi lokal, anestesi spinal dan anestesi umum.
1. Bedah Kebidanan dan Kandungan: tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan
seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
2. Bedah Umum: tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter spesialis
bedah umum di kamar operasi.
Tindakan bedah umum yang dapat dilakukan adalah dari semua jenis tindakan sesuai
standar profesinya dan berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh seorang dokter
bedah.
3. Bedah Anak: tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter spesialis
bedah anak.
4. Bedah THT: tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter spesialis
THT pada area telinga, hidung, tenggorokan, kepala dan leher.
5. Bedah Urologi: tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter spesialis
bedah urologi pada area traktus urinarius.
6. Bedah Orthopaedi: tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter
spesialis bedah tulang pada area tulang dan sendi.
7. Bedah Gigi dan Mulut: tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter
spesialis gigi dan mulut.
8. Bedah Digestif: tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter spesialis
bedah digestif
9. Bedah syaraf : tindakan bedah saraf yang dapat dilakukan dikamar operasi oleh
seorang dokter spesialis bedah saraf pada area otak, kepala, leher dan medula spinalis
10. Bedah plastik : tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter spesialis
bedah plastik
5
11. Bedah tumor : tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter spesialis
bedah tumor pada area yang terdeteksi adanya
12. Bedah Toraks – kardiovaskuler : tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan
seorang dokter spesialis bedah Bedah Toraks – kardiovaskuler pada area dinding
dada, jantung dan pembuluh darah
13. Bedah vaskular : tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter
spesialis Bedah vaskuler pada area pembuluh darah
14. Kateterisasi Jantung dan/atau Intervensi koroner perkutan ( Cath – Lab ) : tindakan
bedah yang hanya dapat dilakukan seorang dokter spesialis Bedah KKV
Tindakan bedah yang dapat dilakukan adalah dari semua jenis tindakan sesuai standar
profesinya dan berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh seorang dokter spesialis
bedah.
15. BMP : Tindakan yang dapat dilakukan oleh Spesialis Penyakit Dalam Hematologi
Onkologi
16. : Edoskopi , colonoscopy dan broncoscopy: Tindakan yang dilakukan oleh dokter
spesialis Penyakit Dalam
17. Histereskopi : Tindakan yang dilakukan oleh dokter Spesialis Obgyn
18. Laparoskopi : Tindakan yang dilakukan oleh dokter Spesialis Obgyn dan Bedah
Digestif
19. Tindakan C-Arm : tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter Spesialis Urologi,
Orthopedi, Bedah Vaskuler, bedah Thorok dan Kardiovaskuler, SpPD KKV, SpJP
C. STANDAR KETENAGAAN
6
1). Mampu melakukan pengelolaan perioperatif
2). Mampu melakukan evaluasi dan terapi preoperatif
3). Mampu melakukan penatalaksanaan medis pasien dan prosedur pelayanan
bedah
4). Mampu melakukan evaluasi dan terapi pasca operatif
5). Mampu melakukan tindakan resusitasi
6). Mampu melakukan pengelolaan kardiopulmoner
7). Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri
8). Mampu melakukan pengelolaan trauma dan kedaruratan
D. JENIS OPERASI
8
5 Biopsi
6 Turbenektomi
7 Traheostomi
V. BEDAH MATA
1 Insisi hordiolum
2 Katarak
3 Injeksi avastine
4. Peterigium
5 Stradismus
VI. BEDAH ORTHOPEDI
1 Open Reduction Internal Fixation
2 Closed Reduction Internal Fixation
3 Total Hip Replacement
4 Arthrostomy / Arthroscopy
5 Debridement / Amputasi
6 Spain
7 Remove implant
8 Face blok
9 Total knee replesment
VII. BEDAH UROLOGI
1 Pemasangan DJ stent dan aff dc stend
2 Ureteroskopi (URS)
3 Reseksi Prostat transuretra (TURP)
4 CAPD
5 PCNL
6 TURBT
7 Cytoscopy scahe
8 Uretroscopi
9 Varicocel
10 Uretroplasti
11 Ereterlitotomi
12 Nefrektomi
13 Nefrostomi
14 Litotripsi
15 Repair scortum
16 Section alta
17 Orchidopexy
VIII. BEDAH SYARAF
1 Kdaniotomi
9
2 Neuroplasti
3 Vp shunt
4 Laminektomi
IX. BEDAH PLASTIK
Luka bakar (Burns)
Repair Labiopalatoschisis
Repair hipospadi/epispadi
Rekontruksi
Debridement
X. BEDAH VASKULER / TORAKS
Pemasangan akses hemodialisa (CDL tunelling/AV shunt/Cimino)
Thrombectomy
Repair fistula pembuluh darah / pseudoaneurisma
Stenosis pembuluh darah / Repair AV shunt
Pemasangan akses kemoterapi (chemoport)
Pemasangan WSD
Angiografi /angioplasty
EVAR
XI. KARDIOVASKULER / CATH LAB
Coroangiografi
Intervensi koroner perkutan / Primary PCI
Pemasangan temporary pace maker
PTCA
Tamponeed
XII. Bedah Mulut
Odontektomi
Rekontruksi fraktur madibula
Windowing
Mucocelle
Abses mandibula
Orthodonti
Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan, baik elektif maupun cito/emergency, yang membutuhkan keadaan suci
hama (steril). Penggunaan kamar pembedahan RS Hermina untuk tindakan bedah
elektif/berencana dan operasi cito/emergency.
10
Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area:
1. Area bebas terbatas (unrestricted area).
Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar
operasi, transfer pasien dilakukan pada area ini. Area ini ditandai dengan garis hijau.
2. Area semi ketat (semi restricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang terdiri
atas topi, masker, baju operasi dan celana operasi. Area ini ditandai dengan garis
kuning.
3. Area ketat / terbatas (restricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan
melaksanakan prosedur aseptik. Area ini ditandai dengan garis merah.
3. Obat Emergensi: Adrenalin, Adalat 5 dan 10 mg, Aminophillin Inj., Cordaron Inj.,
Dexamethason Inj., Diazepam Inj., Dopamet 250 mg, Dormicum, Dobutamin Inj.,
Dopamin Inj., Epinefrin Inj., Kalsium Glukonas Inj., KCL Inj., Lidocain Inj.,
Magnesium Sulfat Inj. 40%, Natrium Bicarbonat Inj., Nokoba Inj. (Naloxon),
Nitrosin Inj.(Nitrogliserin Inj.), Nitrogliserin tab (ISDN tab), Sulfas Atropin Inj.
a. Pemeriksaan Pre Operatif: dilakukan oleh dokter bedah dari beberapa spesialis
yang berpraktek di RS Hermina yang akan melakukan suatu tindakan bedah
sesuai indikasi, pemeriksaan penunjang serta rekomendasi dokter konsulen yang
terdokumentasi dalam BRM pasien.
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
d. Konsultasi spesialis lain (sesuai indikasi medis)
e. Informed consent tindakan bedah dan risiko
f. Pendidikan pasien untuk persiapan tindakan bedah
g. Rekomendasi kelayakan dari konsul dokter spesialis lain ke dokter bedah
Asuhan Pasien pasca operasi tergantung pada temuan dalam operasi. Hal terpenting
adalah semua tindakan dan risiko di catat di dalam rekam medis pasien.
DPJP menuliskan laporan operasi setelah selesai operasi sebelum pasien di pindah
dari ruang pulih sadar ke ruang perawatan. Jika dokter bedah mendampingi pasien
dari ruang operasi ke ruang intensif ( ICU/PICU/NICU) maka laporan operasi dibuat
di ruang Intensif.
14
I. EVALUASI PELAYANAN BEDAH
1. Evaluasi Pre Operatif
a. Anamnesis pasien untuk mempelajari: riwayat medis, riwayat alergi, riwayat
asma atau obat-obatan, riwayat anestesi dan masalahnya, riwayat medikasi dan
kebiasaan/habituasi.
b. Pemeriksaan fisik yang tepat
2). Penandaan lokasi operasi dilakukan oleh DPJP pada saat pasien masih dalam
keadaan sadar , sebelum masuk kamar operasi dan disaksikan oleh keluarga
pasien
3). Penandaan lokasi untuk bayi dilakukan degan cara memberi tanda menggunakan
tegaderm dan memberikan tanda berupa lingkaran diatas daerah yang dilakukan
operasi.
4). Penandaan lokasi operasi tidak dilakukan pada kasus
a) Pada kasus dimana lokasi operasi tidak dapat ditandai, misalnya operasi
gigi, penandaan lokasi operasi dilakukan pada foto rontgen gigi /
panoramik dengan cara melingkari bagian gigi yang akan di operasi pada
foto rontgen.
b) Kasus luka bakar
c) Operasi THT seperti tonsilektom
d) Endoskopi
e) Laparatomi
15
g. Pemeriksaan kelengkapan anestesi: mesin anestesi, alat-alat dan obat-obatan.
Untuk mendukung asuhan pasien pasca operasi maka laporan operasi dicatat segera
setelah selesai operasi sebelum pasien dipindahkan ke ruang perawatan, Laporan
Operasi memuat :
a. Diagnosa pasca operasi
b. Nama dokter bedah dan asistennya
c. Prosedur operasi yang dilakukan dan rincian temuan
d. Ada tidak nya komplikasi
e. Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa
f. Jumlah darah yang hilang dan jumlah darah yang masuk lewat transfusi
g. Nomor pendaftaran alat yang di pasang ( Implan)
h. Tanggal, waktu dan tanda tangan dokter yang bertanggung jawab
Beberapa catatan bisa di tempatkan di lembar lain dalam rekam medik misal : jumlah
darah yang hilang dan transfusi darah di catat di formulir anestesi.
16
d. Data jenis anestesi yang digunakan
e. Data pemeriksaan patologi
f. Data utilisasi kamar operasi yang digunakan
g. Data utilisasi alat yang digunakan
2. Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan bedah diperuntukkan untuk kelompok pasien dewasa, anak, pediatrik, bayi
maupun usia lanjut.
Pelayanan bedah dapat dilakukan di Kamar Bedah, unit bedah sehari (One Day
Care/ODC), poliklinik gigi, ruang tindakan poliklinik, Instalasi Gawat Darurat
maupun ruang Intensif Care Unit.
17
BAB IV
DOKUMENTASI
2. Formulir
Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 6 April 2021
DIREKTUR,
18