Anda di halaman 1dari 1

Fasilitator dapat memilih satu diantara beberapa studi kasus yang sesuai

dengan jenjang (PAUD; SD; SMP; SMA; SMK; SLB)

Studi Kasus PAUD


Ibu Jati adalah guru kelompok B (usia 5-6) pada PAUD Mawar Mewangi, mendapatkan
masalah. Murid-muridnya tidak bisa tertib berdiri antri di depan pintu kelas, dan selalu
berebutan masuk ke dalam kelas setelah jam istirahat usai. Ini tentunya sangat
mengganggu proses pembelajaran dimana kelas tidak dapat mulai tepat waktu karena
Ibu Jati sibuk menenangkan murid-muridnya untuk waktu cukup lama. Akhirnya Bu
Jati berpikir cepat, dan mengandalkan stiker bintang. Setiap murid-muridnya akan
masuk kelas usai jam istirahat, Bu Jati akan mengiming-imingi murid-muridnya dengan
stiker bintang. “Siapa yang dapat berdiri lurus dan berbaris rapi antri di depan pintu,
dapat bintang dari Bu Jati!” Sebagian besar murid-muridnya menyambut tantangan
tersebut, dan langsung berdiri rapi di depan pintu agar mendapatkan stiker bintang.
Hal ini terus dilakukan Bu Jati selama beberapa minggu, karena cukup berhasil
membuat murid-muridnya berdiri rapi antri di depan pintu. Sampai pada suatu saat
Bu Jati sakit, dan terpaksa digantikan Pak Sardi. Pak Sardi tidak mengetahui tentang
stiker bintang, dan benar saja, pada saat mau masuk ke kelas usai jam istirahat murid-
murid kembali berebutan masuk kelas. Apa yang terjadi, mengapa?

Studi Kasus SD
Talita adalah anak kelas 5 SD Bintang Cemerlang, Talita kurang menguasai pelajaran
Matematika, sehingga pada saat pelajaran tersebut berlangsung, dia lebih banyak
berdiam diri atau menggambar di buku pelajarannya.
Pada saat guru Matematikanya, Pak Karson, menanyakan pertanyaan talita menjadi
gugup, dan tak sengaja menjatuhkan tasnya dari kursi, serta tiba-tiba menjadi gagap
pada saat berupaya menjawab. Seluruh kelas pun tertawa melihat perilaku Talita yang
bicara tergagap dan terkejut tersebut. Pak Karson pada saat itu membiarkan teman-
teman Talita menertawakan Talita yang tergagap dan malu luar biasa, dan malahan
minta Talita untuk maju ke depan dan berdiri di depan kelas sambil menunjuk
hidungnya karena tidak bisa menjawab pertanyaan Pak Karson. Kelas makin gaduh,
dan anak-anak pun tertawa melihat Talita di depan kelas memegang ujung hidungnya.
Menurut anda apakah situasi tersebut merupakan situasi sekolah yang saling
mendukung, saling belajar, saling bekerja sama sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan
baik? Apa yang terjadi, mengapa?

1|Studi kasus Loka D isplin Positif

Anda mungkin juga menyukai