Anda di halaman 1dari 18

Tatap Muka 9

PBdP
(Analisis Kegagalan Material)

JRR. PBdanP. 15112023

1
5.1. Kegagalan Material

Kegagalan Material: Kejadian sewaktu komponen tidak lagi mampu


memenuhi fungsi pemakaian nya dengan baik dikarenakan patahan atau
deformasi atau deterionisasi atau gagalnya produk teknologi selama daya
guna pemakaian. Analisa kegagalan ditujukan untuk mengetahui penyebab
terjadinya kerusakan yang spesifik dari peralatan, perlengkapan, dan instalasi
pabrik serta untuk menentukan tindakan pencegahan agar kerusakan tidak terulang.
Manfaat dari analisis kegagalan ini dalam jangka pendek diharapkan dapat
memperbaiki desain, proses dan metode fabrikasi peralatan. Untuk jangka panjang
digunakan dalam rangka pengembangan material dan sebagai metoda terkini, untuk
evaluasi dan memperkirakan unjuk kerja material, serta untuk memperbaiki sistem
pemeliharaan. Layanan analisa kegagalan meliputi layanan in situ metalografi pada
industri minyak dan gas, petrokimia, pembangkit tenaga listrik, pemanufaktur
peralatan dan industri lainnya.
Kegiatan analisa kegagalan didukung oleh laboratorium uji logam, laboratorium
uji metalografi, laboratorium uji kimia dan uji tak rusak, serta pemeriksaan oleh
Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive Spectrometry (EDS) dan
analisa tegangan yang menggunakan metoda elemen hingga.
Mekanisme dari kegagalan umumnya merupakan kegagalan bahan yang
ditentukan oleh riwayat termo mekanis bahan selama pemrosesan dan kondisi
pemakaian. Adapun kegagalan teknologi produk di tinjaun sebagai berikut:

5.1.1. Penyebab Kegagalan (lihat hal.91)


Umumnya penyebab kegagalan pada komponen Teknik dapat di
kelompokan kedalam 3 bagian:
1. Kegagalan yang disebabkan oleh desain yang salah atau pemilihan
bahan yang tidak tepat
2. Kegagalan akibat pemrosesan yang salah
3. Kegagalan akibat keausan yang selama pemakaian
Disamping 3 cara penyebab pembagian kegagalan, ad acara pembagian
kegagalan :

2
1. kegagalan yang etrjadi diatas level desain: kegagalan yang di
akibatkan karena desain yang salah atau penggunaan bahan yang
salah atau kerana beban yang berlebih
2. kegagalan pada tegangan di bawah level desain: Kegagalan akibat
prosedur proses dan fabrikasi (ada tidaknya cacat atau perubahan
metalurgi).
- Salah memilih material
Contoh pada kasus jembatan kutai yang ambruk, material seharusnya
menggunakan nodular cast iron yang lebih tangguh, namun pada
kenyataannya menggunakan grey cast iron yang memiliki sifat lebih
getas yang memiliki elongasi yang minim.
- Ketidaksempurnaan material
Misalnya terdapat defect / cacat pada material, contoh pada casting
Aluminium misalnya apabila ada gas hidrogen yang masuk maka akan
terdapat porositas-porositas yang dapat menyebabkan material
mengalami failure.
- Salah dalam proses pembuatan
Contoh pada pengelasan Stainless steel (SS) tipe duplex, apabila heat
input pada pengelasan terlalu besar maka dapat menyebabkan
material tersebut akan memiliki jumlah fasa austenite dan ferrite yang
tidak berimbang, atau dalam hal ini fasa ferrite akan lebih besar.
Seperti kita ketahui SS tipe duplex harus memiliki rasio fasa austenite
dan ferrite sekitar 50:50.
- Salah desain
Misalnya terdapat siku atau sudut yang tajam yang dapat menimbulkan
adanya stress concentration pada material saat dioperasikan. Atau
dimensi yang kurang memperhitungkan adanya peristiwa korosi atau
aus saat pengaplikasian yang dapat mengurangi atau merubah
dimensi dari material saat penggunaannya yang akibatnya dapat
membuat material tersebut tidak dapat bekerja sebagaimana
semestinya.
- Salah dalam proses assembling (Perakitan)
Misalnya ada baut yang terlalu longgar yang menyebabkan
penyambungan material menjadi tidak kuat atau baut yang terlalu
3
kencang sehingga menimbulkan stress concentration yang dapat
menimbulkan inisiasi crack atau retak.
- Kondisi operasi yang tidak sesuai
Terjadi overload atau muatan yang berlebihan, pada kendaraan
misalnya. Atau contoh pada dunia penerbangan dimana besar tekanan
ban pesawat yang tidak sesuai standar yang ditetapkan, dapat
mengakibatkan ban meledak pada saat pesawat berpacu dengan
kecepatan tinggi dilandasan pacu.
- Salah Perawatan
Jadwal perawatan yang “bolong-bolong” atau tidak rutin. Atau alat
untuk pengukuran tidak dikalibrasi sehingga salah dalam melakukan
perhitungan saat perawatan.

5.1.2. Diagnosa Kegagalan


5.1.3. Jenis kegagalan dan pencegahan
5.1.4. Beberapa studi kasus

5.2. CIRI PERPATAHAN (lihat diktat hal 92)

A. 1. Perpatahan Interkristalin

(Pemisahan Sepanjang Batas Butiran tanpa Deformasi


Makrokopik)

4
Gambar 1. Patah Getas

Gambar 2. Mekanisme Patah Secara Ulet

5
Gambar 3. Gambar Bentuk Patahan
(a) Patah Ulet Sempurna (b) Patah Ulet Sebagian (c) Patah Getas

Gambar 4. Hasil Uji SEM terhadap Patahan dengan Sifat Ulet

Gambar 5. Patahan Berbentuk V seperti pada logo Chevron

6
Gambar 6. Patahan Getas Memperlihatkan Adanya Punggung Bukit

Gambar 7. Hasil Uji SEM terhadap Patahan Getas

7
2. Perpatahan Transkristalin

Gambar . Stress corrosion cracking

8
Gambar 2.Bentuk Perambatan Retak Spesimen dengan Jarak Lubang

Gambar 3. Besi cor nodular

9
Gambar 4. Perpatahan ulet

10
Baja eutectoid (Ferite dan cementit)

B. Kegagalan akibat produksi dalam Industri, terdiri 3 atau tiga bidang

Yaitu 1. Cacat Tuang (Casting)

2. Cacat pada mill (Wrought) dan produk tempa (Forged)

3. Cacat Pabrikasi

11
Studi Kasus ada 21 studi kasus (Hal 102)
1. Fatik dan Musibah pesawat Comet
2. Kegagalan Bel Ujung generator Listrik yang besar yang di tempa
3. Kegagalan Fatik korosi pada ketel Uap
4. Kegagalan Cincin api pada las
5. Deterosisasi komponen pada selinder oksigen untuk menyelam
6. Kegagalan adhesi pada spindel penutup
7. Kegaglan saluran tembaga –Nikel-Besi 95-5 oleh panas berlebihan
8. Kegagalan saluran hidrolik pesawat terbang
9. Kegagalan sambungan besi oleh beban kejut
10. Kegagalan penjepit tangga Aluminium oleh korosi tegagan
11. Masalah pengecoran flens wave-guide
12. Kegagalan poros monel akibat serangan intergranular
13. Retak perlakuan panas celup pada pen Kepala silang
14. Kegagalan fatik pada perangkat kemudi bis
15. Kegagalan poros engkol mesin diesel
16. Retak termal kepala selinder
17. Kegagalan korosi pada bantalan peluru
18. Kegagalan pada pegas tanpa tumbukan peluru
19. Retak hidrogen pada porors baja karbon rendah
20. Pematahan batang piston dengan pengerasan permukaan Niitrida
21. Pematahan dinding drum oleh reaksi belerang
22. Oksidasi elemen tahanan
23. Retak gerinda

12
13
II. Perhitungan perancangan untuk pemilihan bahan baja Pressure Vessel

Contoh:

Gambar 1. Bejana Tekan (Pressure Vessel)

Sebuah Bejana Tekan (Pressure Vessel) seperti terlihat pada gambar


Data: P (tekanan dalam bejana tekan) = 5000 psi,
t (Ketebalan dinding bejana tekan ≥ 5 mm
D (diameter Vessel) = 30 mm
Untuk merancang diassumsikan bahwa untuk mencegah kegagalan pada cacat
permukaan (Surface law), lebar retak = 0,5 in dan a/2c = 0,25 (lihat Gambar). Dalam
perhitungan diambil 6 jenis bahan seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.
Bahan Kekuatan Yield Kekuatan Retak akibat
(σ Ys ) Tarikan (Ksi √ in)
A 260 80
B 220 110
C 180 140
D 180 220
E 140 260
F 110 170
Rumus :

Menghitung tegangan applied hoop (Tegangan yang digunakan)

pD
σa = ........................(Pers.1. )
2t

14
( )
1
D1
t = 2,5
2
Rm

dan

t = ( Pn x D o
2 f x Pn )
2
1, 21 a π σ
. . Kt
2
= Q
..............(Pers.2)
Dimana: Mk = faktor pembesaran dalamnya cacat
Untuk a/t = 0,5 ; maka Mk = 1

Gambar 2.
Parameter bentuk retak pada cacat permukaan

Perhitungan I:
1. σ Ys = 180 ksi dan KIc = 220 ksi √in
- σys = 0,55 , maka nilai Q = 1,4 ( ukuran bentuk retak cacat
permukaan) (lihat gambar 2)

15
1

Mk

0
a
Gambar 3.

- Assumsikan Mk = 1,0 (lihat gambar 3)

Gambar 4. ukuran Permukaan retak


2
1, 21 a π σ
Kt
2
= Q

Dimana :

K t = Faktor Tegangan Intensitas karena retakan

- a = lebar retak = 0,5 in


-
1 ksi = 0,703448 kg f mm2

2
Kt Q
σ =
2
1, 21 a π

2
220 1.4
=
1, 21 0 , 5 π

67.760
=
1,8997

16
=√ 35668,7898

=188,861 ksi

Ketentuan: σi ≥ σ Ys , maka Perhitungan benar

Menghitung ketebalan dinding sesuai dengan ketentuan perancangan:


t (Ketebalan dinding bejana tekan ≥ 0,5 mm, maka rumus digunakan

pD
σa = dimana: p = 5000 lb/in2
2t

= 5000. 0,001 = 5 ksi

D = 30 mm = 30 x 0,0394 in = 1,184 in

σ = 186,861 ksi

51,184
188,861=
2t

5 1 , 184
t = = 0,01567 in = 0,01567 x 25,4 = 0,398 mm
18 8,861.2

Ketentuan: t ≥ 0,5 mm, sehingga t hitung < t s ; 0,39 < 0,5 mm (tidak memenuhi,
bahan tidak baik untuk penggunaan Pressure Vessel). Untuk itu dihitung dengan
bahan yang lainnya.

2. Perhitungan ke dua:
σ Ys = 260 ksi dan KIc = 80 ksi √in
- a = lebar retak = 0,5 in
- Diassumsikan σ/σys = 0,55 , maka nilai Q ( ukuran bentuk retak cacat
permukaan) (lihat gambar 2)
- Assumsikan Mk = 1,0 (lihat gambar 3)

σi =
√1 , 4 . 80
1, 1 √ π .1 . √ 0 , 5

σi =
√112
1, 1 1,772.0,707

17
10,383
σi = = 7,68
1,378

Ketentuan: σi ≤ σ Ys , (Tidak memenuhi )

Menghitung ketebalan dinding sesuai dengan ketentuan perancangan:


t (Ketebalan dinding bejana tekan ≥ 0,5 mm, maka rumus digunakan

pD
σa = dimana: p = 5000 lb/in2
2t

D = 30 mm

σ = 260 ksi

500030
260 =
2t

500030
t = = .... mm
260.2

18

Anda mungkin juga menyukai