Anda di halaman 1dari 7

Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah Untuk Meningkatkan Literasi

Di SD Negeri 1 Melinggih Kelod

Ni Wayan Werniti Saputri


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
Email: wayanwerniti@gmail.com

Abstrak
Penelitian yang ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis pemberdayaan perpustakaan
sekolah untuk meningkatkan literasi di SD Negeri 1 Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan,
Kabupaten Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian fenomenologi yang menggunakan
pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Kemudian dianalisis menggunakan tiga tahapan, yaitu reduksi data, display data dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perpustakaan Eka Dharma Sastra SD Negeri 1 Melinggih
Kelod sudah optimal dalam menjalankan fungsi perpustakaan yaitu pada, fungsi pendidikan
dan pembelajaran, fungsi sumber informasi, fungsi rekreasi, dan fungsi kreativitas. Kemudian
aktivitas literasi membaca di perpustakaan meliputi kegiatan pemantapan dan pengembangan
minat baca siswa, gemar membaca, kebiasaan membaca, aktivitas membaca, dan bentuk
tindakan dalam memberi contoh meningkatkan aktivitas literasi. Keseluruhan aktivitas literasi
membaca saling berkaitan dalam pelaksanaannya. Pemantapan dan meningkatkan literasi
dengan membiasakan selama lima belas menit membaca buku nonpelajaran dan kegiatan
“SERASI” (Sabtu Literasi) sebagai agenda rutin. Hasil pemberdayaan perpustakaan Eka
Dharma Sastra untuk meningkatkan literasi memberikan dampak yang positif dengan
terbentuknya sikap perilaku karakter yang baik pada siswa.
Kata Kunci: Pemberdayaan; Perpustakaan Sekolah; Literasi.

Abstract
Research aimed at finding out and analyzing the empowerment of school libraries to increase
literacy at SD Negeri 1 Melinggih Kelod, Payangan District, Gianyar Regency. This research
is phenomenological research that uses a qualitative approach. Data was collected by
interviews, observation and documentation. Then it was analyzed using three stages, namely
data reduction, data display and verification. The results of the research show that the Eka
Dharma Sastra SD Negeri 1 Melinggih Kelod library is optimal in carrying out library
functions, namely education and learning functions, information source functions, recreation
functions and creativity functions. Then reading literacy activities in the library include
activities to strengthen and develop students' interest in reading, love of reading, reading
habits, reading activities, and forms of action in providing examples of improving literacy
activities. All reading literacy activities are interrelated in their implementation. Strengthening
and increasing literacy by getting used to reading non-study books for fifteen minutes and
"SERASI" (Literacy Saturday) activities as a routine agenda. The results of empowering the
Eka Dharma Sastra library to increase literacy have had a positive impact by forming good
character attitudes in students.
Keyword: Empowerment; School library; Literacy.

1
PENDAHULUAN
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kulitas pendidikan
adalah melalui gerakan literasi. Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya
menumbuhkan budi pekerti siswa dengan tujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan
menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Sejak tahun 2016 Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian
dari implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun
mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk
cetak, visual, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.
Perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti kitab atau buku. Setelah ditambah
awalan per dan akhiran menjadi perpustakaan yang artinya kumpulan buku-buku yang kini
dikenal sebagai koleksi bahan pustaka. Menurut IFLA (International Federation of Library
Associations and Institutions) “Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non
tercetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk
kepentingan pemakai”.
Keberadaan perpustakaan sekolah sangat penting bagi lembaga pendidikan. Untuk hal itu
peran kepala sekolah sebagai agen pembaruan perlu untuk melakukan inovasi agar
kebermanfaatan perpustakaan sekolah lebih optimal bagi warga sekolah. Membaca tidak lagi
suatu anjuran tetapi lebih kepada suatu kebutuhan, karena dengan membaca akan mendapatkan
suatu informasi baru tentang berbagai hal yang penting sehingga tidak tertinggal oleh
perkembangan informasi yang selalu mengalami perubahan setiap waktu.
Sekolah yang telah memiliki sarana dan fasilitas perpustakaan dengan berbagai koleksi
buku sebagai sumber referensi pustaka dapat lebih optimal dalam menggunakan perpustakaan
sebagai salah satu wadah sumber ilmu pengetahuan yang mudah diakses oleh warga sekolah.
Siswa maupun guru dapat memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan sebagai sumber
belajar. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya pengelolaan dukungan dan kerjasama
dari semua komponen yang ada di sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, pengelola perpustakaan
atau tenaga pustakawan, dan siswa. Selain itu juga perlu dukungan dari pihak di luar sekolah
seperti orang tua siswa, komite sekolah, stakeholders, dinas pendidikan, dan dinas atau instansi
yang terkait. Dukungan yang kuat dari semua elemen merupakan faktor yang penting agar
pemberdayaan perpustakan sekolah dapat meningkatkan literasi di sekolah dasar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri 1 Melinggih Kelod,
perpustakaan di SD Negeri 1 Melinggih Kelod terbentuk pada awal bulan januari 2023, seiring
dengan masa jabatan baru Kepala Sekolah SD Negeri 1 Melinggih Kelod. Semenjak
terbentuknya perpustakaan sekolah, seluruh warga sekolah membulatkan tekad untuk
menyalakan api literasi dengan membentuk perpustakaan yang diberi nama “Eka Dharma
Sastra”. Perpustakaan sekolah memiliki cukup banyak koleki buku yang mampu menunjang
kebutuhan warga sekolah dalam hal meningkatkan minat literasi. Beberapa buku yang terdapat
di perpustakaan merupakan sumbangan dari High Scope Bali. Pihak sekolah sangat
memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pihak swasta, orang tua siswa ataupun
pemerintah yang peduli akan meleknya literasi. Sejalan dengan hal itu SD Negeri 1 Melinggih
Kelod membentuk komunitas literasi yang beranggotaan seluruh warga sekolah yang diberi
nama yang sama dengan nama perpustakaan. Kegiatan yang sudah berjalan yakni kegiatan

2
“SERASI” (Sabtu Literasi) yang merupakan agenda rutin. Melalui pemberdayaan perpustakaan
untuk meningkatkan gerakan literasi diharapkan dapat memotivasi siswa dan guru di SD
Negeri 1 Melinggih Kelod untuk dapat mengakses segala ilmu pengetahuan yang bermanfaat
dalam mendukung proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa secara kognitif, afektif,
dan psikomotorik meningkat begitu juga dengan kualitas guru.
Berdasarkan capaian yang telah didapatkan pihak sekolah mengenai perpustakaan maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang ditujukan untuk mengetahui dan
menganalisis pemberdayaan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan literasi di SD Negeri 1
Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif fenomenologi.
Penelitian kualitatif ialah penelitian yang dilakukan secara alami dan sesuai keadaan
sebenarnya, bertujuan menelaah, apa, mengapa, dan bagaimana memahami fenomena yang
terjadi. Sedangkan pada pendekatan fenomenologi peneliti melakukan penghimpunan data
berhubungan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian, dan pemberian makna
terhadap situasi pengalaman hidup (Moleong, 2010). Penelitian ini menggunakan sumber
primer dan sumber sekunder sebagai sumber informasi. Penggunaan sebagai sumber primer
pada penelitian ini yaitu kepala sekolah dan guru. Sedangkan data sekunder yang digunakan
peneliti adalah dokumen administrasi perpustakaan. Dalam penelitian ini sebagai sumber
primer kepala sekolah dan guru, karena informan tersebut yang mengetahui permasalahan yang
menjadi penelitian sehingga informasi yang diperoleh mendalam.
Instumen penelitian ini menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
pedoman dokumen. Teknik observasi yang dilakukan peneliti langsung dalam mencari data
hasil penelitian pemberdayaan perpustakaan sekolah untuk meningkatkan literasi. Kemudian
penulis melakukan wawancara dengan tujuan agar memperoleh data medalam karena mampu
menggali penalaran secara akurat. Instrumen wawancara untuk guru berisi daftar pertanyaan
yang berkaitan dengan bagaimana minat baca siswa di SD Negeri 1 Melinggih Kelod,
bagaimana peran perpustakaan sekolah dalam meningkatkan literasi di SD Negeri 1 Melinggih
Kelod, bagaimana cara mengukur tingkat literasi siswa sebelum dan setelah pemberdayaan
perpustakaan, apa hambatan atau tantangan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan literasi
melalui perpustakaan sekolah, apa dampak positif yang terlihat setelah pemberdayaan
perpustakaan sekolah, dan bagaimana rencana jangan panjang untuk terus meningkatkan
literasi melalui perpustakaan sekolah ini. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk menggali
dokumen-dokumen di perpustakaan dan di sekolah pada umumnya yang berhubungan dengan
aktivitas literasi. Selain itu peneliti juga menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data
dengan subjek penelitian yakni siswa kelas VI, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa kelas VI berkaitan dengan perpustakaan sekolah dalam upaya
meningkatkan literasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan tiga tahap
analisis data, meliputi reduksi data, display data dan verifikasi (Sugiyono, 2010).

3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemberdayaan perpustakaan untuk meningkatkan literasi di SD Negeri 1 Melinggih Kelod
dapat dideskripsikan melalui pemberdayaan fungsi perpustakaan bagi siswa serta aktivitas
literasi di perpustakaan sebagai berikut:
1. Pemberdayaan fungsi perpustakaan bagi siswa
Terdapat beberapa fungsi perpustakaan bagi siswa diantaranya, Pertama, fungsi
pendidikan dan pembelajaran. Kedua, fungsi sumber informasi. Ketiga, fungsi rekreasi.
Keempat, fungsi kreativitas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan perpustakaan pada fungsi
pendidikan dan pembelajaran digunakan sebagai tempat belajar membaca dan menulis, dan
sebagai tempat menambah wawasan pengetahuan, serta menanamkan kebiasaan membaca.
Dengan beragam buku dan literatur yang tersedia, siswa memiliki kesempatan untuk
menemukan buku-buku yang sesuai dengan minat dan preferensi mereka, yang dapat
merangsang minat membaca mereka. Selain itu mengarahkan siswa untuk mencari referensi
terkait tugas-tugas yang diberikan guru saat pembelajaran.
Kemudian berkaitan dengan fungsi sumber informasi dapat diketahui bahwa
perpustakaan bisa dimanfaatkan untuk mencari dan menemukan referensi yang dibutuhkan
dalam kegiatan literasi. Peserta didik mengungkapkan bahwa perpustakaan sangat
membantu peserta didik memperoleh informasi dalam menambah pengetahuan baik
hubungannya dengan pendidikan. elain itu, dengan adanya perpustakaan siswa juga dapat
menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Hal tersebut ditunjang dengan banyaknya koleksi
perpustakaan baik fiksi maupun non fiksi mulai dari buku pelajaran, buku pengayaan, buku
referensi guru, dan jenis buku yang lain. Pihak sekolah selalu berupaya untuk menambah
koleksi buku meskipun masih dalam jumlah yang terbatas.
Kemudian dari sisi pemberdayaan fungsi rekreasi dapat diketahui bahwa perpustakaan
sudah dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi yang sehat, mendidik, dan menghilangkan
kejenuhan bagi siswa dan guru, yaitu dengan penataan adanya ruang yang nyaman, sarana
koleksi buku bacaan yang ringan, adanya video pembelajaran, dan layar LCD sebagai sarana
menonton bersama mengenai pembelajaran dan rekreasi dalam mengilangkan kejenuhan.
Selain itu guru dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat istirahat kedua setelah
kantor, sedangkan bagi siswa sebagai tempat istirahat selain halaman sekolah.
Sementara itu, upaya pemberdayaan perpustakaan pada fungsi kreativitas dilakukan
dengan mengembangkan kegemaran dan hobi membaca atau menulis peserta didik dengan
cara: (1) memanfaatkan koleksi buku yang ada di perpustakaan, (2) selalu memotivasi siswa
agar rajin membaca buku perpustakaan, terutama kepada anak-anak yang mempunyai
kegemaran membaca agar lebih berkembang, (3) mengadakan lomba-lomba seperti lomba
menulis cerpen, lomba bercerita, dan sebagainya. (4) memberikan penghargaan atau reward
kepada siswa yang sering meminjam buku, baik dibaca di tempat atau dibaca di rumah. (5)
membuat jadwal berkunjung ke perpustakaan.
Berdasarkan perolehan berbagai data tentang pemberdayaan fungsi perpustakaan di
atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan SD Negeri 1 Melinggih Kelod sudah optimal
dalam menjalankan fungsi perpustakaan yaitu pada, fungsi pendidikan dan pembelajaran,
fungsi sumber informasi, fungsi rekreasi, dan fungsi kreativitas. Salah satu realisasi dari

4
beberapa fungsi yang disebutkan di atas yakni terlaksananya kegiatan “SERASI” (Sabtu
Literasi) yang merupakan agenda rutin.

2. Aktivitas Literasi Membaca


Terdapat beberapa aktivitas literasi yang dilakukan melalui pemberdayaan
perpustakaan. Pertama, pemantapan dan pengembangan minat membaca. Berdasarkan
pemerolehan data dapat diketahui bahwa pemantapan dan mengembangkan minat membaca
siswa di perpustakaan SD Negeri 1 Melinggih Kelod dilakukan dalam bentuk: (1) siswa
membiasakan membaca buku perpustakaa, dengan memilih buku yang disukai, (2) siswa
mengerjakan tugas yang bahan koleksinya atau referensi buku ada di perpustakaan, (3)
mengajak siswa berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku di tempat secara rutin
dan terjadwal.
Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan guru untuk pemantapan dan
mengembangkan minat baca siswa di perpustakaan, yaitu: (1) memberi motivasi pada siswa
dengan memberikan pengertian bahwa membaca itu kunci utama agar dapat memahami
sesuatu, (2) guru mengajak siswa pada jam istirahat untuk membaca buku di perpustakaan
minimal satu kali dalam seminggu, (3) mendampingi anak-anak untuk belajar dan
memanfaatkan semua fasilitas yang ada di perpustakaan dari buku, dan LCD proyektor, (4)
menginformasikan keberadaan dan manfaat perpustakaan, (5) memberikan informasi
tentang pentingnya perpustakan dan buku yang dapat diperoleh di perpustakaan.
Adapun kegiatan pemantapan dan pengembangan kebiasaan membaca. Kegiatan
kebiasaan membaca di perpustakaan yang dilakukan siswa pada pagi hari dengan membaca
lima belas menit sebelum pelajaran dimulai. Buku bacaan yang digunakan berasal dari
koleksi buku yang ada di perpustakaan. Siswa diberi keleluasaan untuk memilih buku yang
dibaca. Upaya yang dilakukan untuk membiasakan siswa membaca merupakan kegiatan
yang positif untuk megembangkan literasi di kalangan siswa sekolah dasar khususnya di SD
Negeri 1 Melinggih Kelod.
Kemudian kegiatan pemantapan bentuk tindakan dalam memberi contoh aktivitas
meningkatkan literasi. Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua
warga sekolah melaksanakan kegiatan yang menunjang literasi. Berdasarkan data yang
didapat dari informan disimpulkan bahwa pemantapan bentuk tindakan dalam memberi
contoh meningkatkan aktivitas literasi guru melakukan kegiatan secara langsung dengan
mengunjungi perpustakaan setiap hari pada waktu istirahat hanya untuk sekedar membaca,
mengajak anak-anak ke perpustakaan untuk membaca buku, ikut mendampingi siswa ke
perpustakaan, dan memberi contoh langsung membaca buku di perpustakaan. Kegiatan
yang dilakukan siswa dengan membaca buku di perpustakaan merupakan kegiatan
pemantapan bentuk tindakan dalam memberi contoh meningkatkan aktivitas literasi.
Pemantapan bentuk tindakan dalam memberi contoh meningkatkan aktivitas literasi dengan
kegiatan membaca buku di perpustakaan sangatlah tepat. Hal ini juga diikuti oleh siswa
dengan mengajak siswa lain untuk berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku.

5
3. Hasil Pemberdayaan Perpustakaan untuk Meningkatkan Literasi
Hasil dari pemberdayaan perpustakaan untuk meningkatkan literasi di SD Negeri 1
Melinggih Kelod dapat diketahui dari dampak positif kegiatan literasi berikut ini: (1) Siswa
meningkat minat membaca dan menulis; (2) siswa kelas rendah khususnya dapat
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis; (3) Siswa sejak kelas awal sudah mulai
terbentuk kebiasaan membaca buku, dengan membaca buku akan lancar membaca dan
pengetahuan bertambah; (4) Meningkatkan minat baca dan menulis; (5) Meningkatkan
kemampuan pemahaman pada suatu bacaan; (6) Siswa menjadi antusias untuk datang ke
perpustakaan, membaca buku bahkan meminjam untuk dibawa pulang, (7) Dapat
menambah wawasan pengetahuan siswa, dan dapat mengurangi pertengkaran jika waktu
hanya digunakan untuk bermain, (8) Memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
proses belajar-mengajar, (9) mendapat pengetahuan baru; (10) dapat mengembangkan hobi
atau kegemaran.
Sedangkan dampak positif bagi guru terkait dengan peningkatan literasi antara lain: (1)
guru semakin mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran karena siswa sudah dapat
membaca dengan lancar; (2) guru banyak terbantu dalam mencari buku-buku referensi
pembelajaran maupun buku bukan referensi yang diperoleh dari kegiatan literasi sehingga
guru memperoleh tambahan wawasan pengetahuan; (3) guru dapat menyampaikan materi
pembelajaran secara maksimal karena pemahaman siswa terhadap bacaan meningkat atau
mendapatkan informasi atau pengetahuan baru sebagai hasil pelaksanaan program literasi.
Sementara itu dampak positif meningkatkan literasi membaca bagi sekolah antara lain;
(1) sekolah dipandang oleh masyarakat sebagai sekolah yang bagus karena prestasi siswa
meningkat; (2) dampak positif yang diperoleh siswa dan guru secara langsung memberikan
nilai lebih pada sekolah; (3) terciptanya lingkungan dan suasana belajar yang baik sehingga
mendukung pencapaian target kompetensi siswa dan guru.
Secara keseluruan pemberdayaan perpustakaan sekolah adalah langkah yang sangat
penting dalam meningkatkan literasi siswa di sekolah dasar. Ini membantu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang mendukung dan merangsang perkembangan literasi di
jenjang pendidikan awal atau sekolah dasar. Seperti yang telah kita ketahuai bahwa
pendidikan sekolah dasar memiliki peran penting dalam membentuk masa depan dan
perkembangan anak-anak, pendidikan dasar juga merupakan langkah awal untuk memasuki
tingkat pendidikan yang lebih tinggi, maka dari itu perlu dilatih untuk berusaha mengisi diri
dengan mengikuti kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
lingkungan sekitar, salah satunya mengikuti kegiatan literasi.

SIMPULAN DAN SARAN


Pemberdayaan perpustakaan untuk meningkatkan literasi di SD Negeri 1 Melinggih
Kelod, menunjukkan bahwa perpustakaan Eka Dharma Sastra sudah optimal dalam
menjalankan empat fungsi perpustakaan yaitu pada fungsi pendidikan dan pembelajaran,
fungsi sumber informasi, fungsi rekreasi, dan fungsi kreativitas. Kemudian aktivitas literasi di
perpustakaan Eka Dharma Sastra SD Negeri 1 Melinggih Kelod sudah mengembangkan 4
aspek kemampuan literasi yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Pemberdayaan
perpustakaan Eka Dharma Sastra dalam mengembangkan literasi memberikan hasil yang
positif bagi siswa, guru, maupun sekolah. Dampak positif bagi siswa yaitu, sudah mulai

6
terbentuk kebiasaan membaca buku, dengan membaca buku akan lancar membaca dan
pengetahuan bertambah, siswa menjadi antusias untuk datang ke perpustakaan, membaca buku
bahkan meminjam untuk dibawa pulang, dapat menambah wawasan pengetahuan siswa, dan
dapat mengurangi pertengkaran jika waktu hanya digunakan untuk bermain. Hasil
pemberdayaan positif bagi guru, yaitu mudah dalam menyampaikan materi pelajaran,
meningkatkan wawasan pengetahuan, mudah mencari referensi bahan ajar, dan terciptanya
lingkungan dan suasana belajar yang baik sehingga mendukung pencapaian target kompetensi
siswa dan guru. Dampak positif bagi sekolah yaitu, sekolah mendapat kepercayaan dari
masyarakat dengan label sekolah yang berkualitas dan dapat menjadi model atau rujukan bagi
sekolah lain.
Adapun saran terakit pemberdayaan perpustakaan untuk meningkatkan literasi di SD
Negeri 1 Melinggih Kelod yakni, terus berusahan meningkatkan program literasi dengan
melaksanakan kegiatan yang mampu menarik minat siswa, seperti program membaca bareng,
kegiatan kompetisi membaca, dan pemberdayaan perpustakaan dengan terus menambah konten
buku dan penambahan pojok baca di setiap kelas.

DAFTAR PUSTAKA
Adi Yafah, Rohman. 2023. Pelayanan Perpustakaan Di Sekolah Dalam Meningkatkan Minat
Baca Siswa Mts Satu Atap Batuputih Baturaja. Manajemen Pendidikan Islam Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Rosda.

Muji Rahayu, Erli. dkk. 2022. Optimalisasi Perpustakaan dalam Mengembangkan Literasi di
SD Negeri 2 Banjarkerta Karanganyar Purbalingga. Jurnal Kependidikan, Vol .10
No.1. DOI: https://doi.org/10.24090/jk.v10i1.7703.

Reti Indriastuti, Niken. Dyah Atiek Mustikawati. 2023. Pemberdayaan Perpustakaan Madrasah
Dalam Gerakan Literasi Sekolah. Jurnal Pengabdian Masyarakat| ADIMAS. Prodi
Pendidikan Bahasa Ingggris, Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jl. Budi Utomo
No. 10 Ponorogo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai