Anda di halaman 1dari 4

Penggunaan tanaman herbal sebagai bahan baku pengobatan baik secara klinis maupun

empiris sering di gunakan di masyarakat luas, namun seringkali di temukan belum


terstandarisasi sehingga belum terjamin kemananan khasiat dan kualitasnya.

Simplisia herbal yang digunakan untuk pengobatan membutuhkan standarisasi untuk


menjamin kualitas, keamanan dan khasiat farmakologi obat tersebut

Standarisasi menurut American Herbal Product Assosiation adalah suatuinformasi dan


kontrol yang pasti dan dilakukan untuk mendapatkan produk dengan komposisi hasil
konsisten yang berkelanjutan dan terjamin keamanan kualitas dan khasiat yang di dapatkan.

Identifikasi (otentikasi tumbuhan) Sebelum menggunakan sediaan herbal sebagai obat harus
dipastikan bahwa tidak menggunakan bahan tanaman yang salah. Menggunakan sediaan
herbal yang salah dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan atau keracunan.

Autentikasi dengan Sistem Klasik terhadap Tumbuhan Obat dan Penerapan Good Practices

Autentikasi tumbuhan obat yang digunakan untuk obat herbal merupakan aspek yang sangat
penting dalam menjaga kualitas, keamanan, dan khasiatnya (3K).

Dalam sistem autentikasi klasik, tumbuhan obat digambarkan, dijelaskan, dan diautentikasi
berdasarkan karakter perbanyakan vegetatif, fenotipe bunga, dan buahnya. Karakter
morfologi dari seluruh bagian tumbuhan diperlukan dalam sistem autentikasi klasik.

Good authentication and identification practice (GAIP) merupakan hal yang penting
diterapkan dalam autentikasi tumbuhan obat. Tahap awal dalam GAIP berisi pedoman
operasional baku mengenai pembuatan voucher specimen. Baik tanaman obat yang
dikultivasi maupun yang tumbuh obat yang tumbuh liar, voucher spesimennya harus terdiri
atas seluruh biomassa atau bagian tanaman karena akan menggambarkan autentikasi
spesies.

Voucher specimen memuat informasi nomor identifikasi, waktu koleksi, nama pengoleksi,
habitat tumbuh, koordinat geografis tempat tumbuh, ukuran populasi, sifat tanaman segar
meliputi (warna, aroma, ukuran tanaman), serta nama kultivarnya. Voucher specimen dapat
dibandingkan dengan reference voucher yang disimpan di herbarium untuk mengonfirmasi
identitasnya.
Idealnya autentikasi dilakukan terhadap seluruh tumbuhan obat yang digunakan dalam
setiap batch produksi produk obat herbal.

Karakterisasi Makroskopik, Mikroskopik, dan Parameter Fisik Tumbuhan Obat

Karakter makroskopik dari bagian tertentu tumbuhan obat yang telah dikeringkan
merupakan data penting dalam proses autentikasi.

Sebagian besar farmakope dan monograf tanaman obat menyajikan informasi morfologi dan
anatomi dari bagian tertentu tumbuhan obat (yang digunakan untuk pembuatan obat
herbal) seperti daun pegagan, rimpang temulawak, dan sebagainya.

Di samping informasi makroskopik, pada farmakope dan monograf juga diberikan informasi
karakter mikroskopik berupa identifikasi senyawa penciri beserta protokol pengujiannya, tipe
sel, tipe pembuluh, dan karakter mikroskopik lain yang diperiksa dengan bantuan mikroskop.
Pemeriksaan makroskopik maupun mikroskopik ini secara praktis tidak selalu dilakukan oleh
industri obat herbal karena memerlukan beberapa tahapan proses cukup panjang.

Pengujian terhadap sifat fisik tumbuhan obat dan produk obat herbal merupakan salah satu
parameter standardisasi untuk menjamin kualitas tumbuhan obat dan obat herbal.

Pengujian parameter fisik tersebut meliputi :

a. uji organoleptik (karakter sensori: rasa, kenampakan, bau, tekstur)


Pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan, yaitu berdasarkan
penampakan, bau, rasa dan tekstur nya.
b. Viskositas
Merupakan dari ketahanan zat alir yang diubah baik dengan tekanan maupun
tegangan.
c. kadar air
Merupakan jumlah air yang terkandung dalam suatu produk pangan atau bahan
pangan. Kadar air merupakan salah satu parameter yang penting untuk menentukan
kualitas suatu bahan pangan.
d. pH
Mengukur tingkat asam-basa dan mengukur larutan yang termasuk golongan asam ,
basa atau netral.
e. kadar abu
Untuk mengevaluasi nilai gizi bahan pangan serta menunjukkan total mineral yang
dapat bersifat toksik yang terkandung dalam bahan pangan, dimana semakin tinggi
kadar abu semakin buruk kualitas bahan pangan tersebut.
f. Sedimentasi
Uji sedimentasi untuk mengetahui rasio pengendapan yang terjadi selama
penyimpanan dalam waktu tertentu.
g. Kerapuhan
Uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami selama pengemasan,
pengiriman dan penyimpanan.
h. Kekerasan
Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan yang tertentu agar dapat bertahan
dalam berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan
pengapalan.
i. kemampuan mengalir
Waktu alir merupakan waktu yang dibutuhkan sejumLah granul untuk mengalir melewati
corong, yang dinyatakan sebagai banyaknya serbuk yang mengalir tiap satuan waktu (Banker
and Anderson, 1986).
j. waktu hancur.
waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya menjadi butiran bebas yang tidak terikat oleh satu
bentuk partikel penyusunnya bila kontak dengan cairan, waktu hancur juga menggambarkan
cepat lambatnya hancur dalam cairan pencernaan
Secara praktis, industri dan pelaku usaha sering kali hanya melakukan pengujian terhadap
parameter fisik tertentu yang dinilai paling relevan dengan bahan baku dan produk obat
herbal yang diproduksinya.

Khasiat dan keamanan dari obat herbal berkorelasi langsung dengan kualitas dan komponen
kimia (umumnya metabolit sekunder) dari tumbuhan obat yang digunakan. Konsistensi
kualitas, khasiat, dan keamanan obat herbal berhubungan erat dengan konsistensi profil
komponen kimia (metabolit sekunder) yang dikandungnya. Tujuan dari kendali mutu ialah
menjamin keamanan dan khasiat produk obat herbal.

Anda mungkin juga menyukai