Anda di halaman 1dari 3

Tugas 3 Tuton Manajemen Kualitas

1. Jelaskan fungsi dari lean management, Six Sigma dan JIT dalam penjaminan kualitas

2. Jelaskan metode2 statistik dalam penjaminan kualitas serta metode apa yg menurut saudara yang
paling efektif.

3. Bila diketahui rata-rata waktu proses produksi suatu produk selama 220 menit dengan simpangan
baku (o) sebesar 0,750, dengan spesifikasi yang diharapkan pelanggan selama 3 menit hitung Cp dari
proses produksi ini?

Jawaban

1. Fungsi dari Lean Management, Six Sigma, dan JIT dalam Penjaminan Kualitas:

Lean Management:

- Fungsi: Lean Management bertujuan untuk menghilangkan pemborosan (waste) dalam proses
produksi atau layanan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas.

- Konsep Utama: Mengidentifikasi nilai (value) dari sudut pandang pelanggan, menghilangkan
aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (waste), meningkatkan aliran kerja (flow), dan
membangun budaya perbaikan terus-menerus (continuous improvement).

Six Sigma:

- Fungsi: Six Sigma bertujuan untuk mengurangi variasi dalam proses untuk meningkatkan kualitas
produk atau layanan.

- Konsep Utama: Menggunakan pendekatan data-driven untuk mengukur, menganalisis,


memperbaiki, dan mengendalikan proses dengan menggunakan metodologi DMAIC (Define,
Measure, Analyze, Improve, Control) atau DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Verify).

Just-In-Time (JIT):

- Fungsi: JIT bertujuan untuk mengurangi stok yang tidak perlu dalam rantai pasokan untuk
meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas produksi.

- Konsep Utama: Menghasilkan atau memesan barang hanya saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang
diperlukan, menghindari pemborosan stok yang tidak terpakai, serta meningkatkan respons terhadap
permintaan pelanggan.

2. Metode Statistik dalam Penjaminan Kualitas:

Beberapa Metode Statistik yang Digunakan dalam Penjaminan Kualitas:

- Control Charts: Digunakan untuk memantau dan mengendalikan proses secara statistik dengan
grafik untuk mengidentifikasi penyimpangan dari proses yang stabil.
- Metode Regresi dan Analisis Variansi (ANOVA): Digunakan untuk memahami hubungan antara
variabel dan faktor yang berbeda dalam proses untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas.

- Analisis Keselarasan (Conformance Analysis): Mengukur sejauh mana produk atau proses sesuai
dengan standar yang ditetapkan.

- Metode Six Sigma (DMAIC/DMADV): Menggunakan analisis statistik untuk memperbaiki proses,
mengurangi variasi, dan meningkatkan kualitas.

- Failure Mode and Effects Analysis (FMEA): Metode sistematis untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi potensi kegagalan dalam proses atau produk.

Metode yang Paling Efektif:

Pemilihan metode tergantung pada konteks, tujuan, dan kompleksitas masalah yang dihadapi.
Metode yang paling efektif seringkali melibatkan kombinasi dari beberapa pendekatan. Misalnya,
menggunakan Six Sigma untuk mengurangi variasi dan menggabungkannya dengan Control Charts
untuk memantau proses secara real-time. Kombinasi metode juga dapat memberikan wawasan yang
lebih mendalam dan solusi yang lebih komprehensif. Oleh karena itu, tidak ada satu metode tunggal
yang dapat dianggap paling efektif dalam semua situasi.

3. Cp adalah salah satu indikator yang mengukur seberapa baik proses produksi dalam memenuhi
spesifikasi yang diinginkan oleh pelanggan. Untuk menghitung Cp, kita perlu mengetahui variasi
proses dan batas spesifikasi yang diinginkan.

Dalam kasus ini, kita memiliki:

Rata-rata waktu proses (μ) = 220 menit

Simpangan baku (σ) = 0,750

Batas spesifikasi yang diinginkan oleh pelanggan = 3 menit

Cp dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Upper Specification Limit (USL)−Lower Specification Limit ( LSL)


Cp =
6 × Standard Deviation

Namun, jika hanya diberikan satu batas spesifikasi (3 menit), kita perlu mengasumsikan bahwa ini
adalah batas tunggal (sebagai contoh, jika produk harus selesai dalam waktu kurang dari atau sama
dengan 3 menit). Dalam hal ini, batas spesifikasi akan menjadi USL (Upper Specification Limit), dan
LSL (Lower Specification Limit) tidak ada.

Sehingga,

USL = 3 menit

Selanjutnya, kita perlu menghitung nilai 6 kali simpangan baku (6σ) untuk memperoleh nilai
denominasi dalam rumus Cp:

6 × Standard Deviation = 6 × 0,750 = 4,5

Akhirnya, kita bisa menghitung nilai Cp:

Upper Specification Limit (USL)−Lower Specification Limit ( LSL)


Cp =
6 × Standard Deviation

3− Average Process Time


Cp =
6 × Standard Deviation

3 – 220 −217
Cp = = ≈ -48,22
4,5 4,5

Perlu diingat bahwa hasil ini negatif karena batas spesifikasi yang diberikan (3 menit) jauh lebih kecil
dari rata-rata waktu proses (220 menit). Hal ini menunjukkan bahwa proses produksi tidak mampu
memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh pelanggan. Idealnya, nilai Cp yang baik harus lebih besar
dari 1 untuk menunjukkan bahwa variasi proses cukup kecil dibandingkan dengan batas spesifikasi
yang diinginkan.

Sumber Refrensi:

BMP Manajemen Kualitas EKMA4265 Modul 6-8

Anda mungkin juga menyukai