Anda di halaman 1dari 136

AUG

14

ARDIN GANDHI
"Siapa menghendaki keberhasilan di dunia, ia perlu ilmu. Siapa yang
mengharapkan kesuksesan akherat, ia perlu ilmu. Dan siapa menghendaki
kedua-duanya, dia juga perlu Illmu"
Selasa, 08 Agustus 2017

Identifikasi Potensi Wilayah


Kemampuan yang dimiliki suatu lingkungan tertentu misalnya desa yang mungkin untuk dikembangkan
tetap selamanya menjadi “potensi” bila tidak diolah atau didayagunakan menjadi suatu realita
berwujud kemanfaatan kepada masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya
tertentu untuk membuatnya bermanfaat. Penyuluh yang bergerak disektor pertanian harus mampu
menggali potensi agroekosistem wilayah pertanian tertentu dan menjadi suatu kenyataan member
manfaat kepada pembangunan pertanian khususnya dibidang agribisnis. Bermanfaat dapat berarti
meningkatkan produktivitas, pendapatan, nilai tambah atau secara umum dapat meningkatkan
kesejahteraan masayarakat yang bergerak terkait dengan sector pertanian. Seorang penyuluh harus
mengasah kemampuannya agar mampu melihat dan menggali potensi agroekosistem wilayah dimana ia
bekerja untuk bersama-sama pelaku utama dan pelaku usaha mengubahnya menjadi pertanian yang
lebih bermanfaat. Untuk mencapai hasil yang baik, seorang penyuluh perlu mempersiapkan
suatu “instrument” untuk menggali potensi wilayah agroekosistem sehingga fenomena agroekosistem
menjadi mudah dipahami dan akan memudahkan dalam penusunan rencana pembangunan dan
pengembangan usahatani tertentu. Instrumen dibuat dengan maksud dan tujuan sebagai alat bantu
dalam memperoleh data primer & data sekunder yang berkaitan dengan potensi wilayah sehingga data
yang diperoleh dapat dikelompokkan dan memudahkan kita dalam menganalisa.

Instrument Data Primer


Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pelaku utama dan pelaku usaha dengan
menggunakan pendekatan partisipatif dan wawancara semi terstuktur meggunakan tehnik PRA. Instrument PRA
yang digunakan antara lain adalah :
1. Peta Desa & sumberdaya ;
2. Peta transek;
3. Bagan kecenderungan dan perubahan sektor pertanian;
4. Hubungan Kelembagaan ;
5. Kajian mata pencaharian ;
6. Kelender Musim dan Pola tanam.
1. Peta Sumberdaya

Peta sumberdaya dibuat untuk melihat keadaa umum desa dan lingkungannya yang menyangkut
sumber daya sarana dan prasarana, keadaan fisik lingkungan desa, luas dan letak lahan, penyebaran
daerah pemukiman, daerah berhutan, sungai atau aliran air, jalan raya dan sebagainya.

2. Peta Transek

Adalah gambar irisan muka bumi untuk mengamati lingkungan sumberdaya masyarakat
dengan jalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati.
3. Bagan Kecenderungan dan Perubahan Sektor Pertanian
Adalah teknik PRA yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian
serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Dari besarnya perubahan, hal-hal yang diamati yang
dapat berarti berkurang, tetap atau bertambah, kita bisa memperoleh gambaran adanya
kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut dimasa yang akan datang.

Jenis Usaha 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 Catatan
Komoditi Musiman
Padi
Jagung
Kakao

Buruh Tani

Lahan Pertanian
Ternak Kerbau

4. Hubungan Kelembagaan /Diagram venn


Hubungan kelembagaan merupakan teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi kajian
hubungan antara masyarakat dengan lembaga-lembaga yang terdapat dilingkungannya. Hasil
pengkajian dituangkan dalam Diagram Venn yang akan menunjukkan besarnya manfaat, pengaruh dan
dekatnya hubungan suatu lembaga dengan masyarakat.

5. Kajian Mata Pencaharian


Adalah teknik PRA yang digunakan memfasilitasi diskusi mengenai berbagai aspek mata
pencaharian masyarakat, jenis-jenis mata pencaharian beserta aspek-aspeknya digambarkan dalam
sebuah bagan.
6. Kalender Musiman

Kalender musim adalah kegiatan yang membahas keadaan yang terjadi berulang-ulang dalam satu kurun
waktu tertentu (musiman/tahunan) dalam kehidupan masyarakat pada suatu wilayah/desa. Contoh kalender
musiman dan pola usahatani di Desa Pombakka Kecamatan Masamba dapat dilihat pada gambar dibawah.

Instrument Data Skunder


Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk mempelajari keadaan desa/wilayah
berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu
(dinas/instansi/LSM dll). Di desa-desa terpencil biasanya sulit untuk mendapatkan dokumen tentang keadaan
wilayah tersebut, tetapi data sekunder ini sifatnya sebagai pendukung dari informasi/data yang diperoleh secara
langsung melalui teknik/instrumen PRA
Beberapa jenis data sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung PRA untuk penyuluhan diantaranya :

 Data Sumberdaya manusia : jumlah penduduk berdasarkan ; usia, pendidikan, pekerjaan dll
 Data agroekosistem ; Luas lahan sawah, ladang, tata guna lahan, data curah hujan dll
 Data Peternakan & Perikanan ; populasi ternak, potensi perikanan dll
 Data Kelembagaan ; Kelompok tani, gapokatan, koperasi desa, P3A dll
 Sarana dan Prasarana pertanian ; traktor, perontok padi, pemipil jagung, pompa air, hand sprayer
dll.
 dan data lainnya yang dianggap menunjang dan berkaitan dengan penyuluhan.

Trimakasih..................☺❤

di Agustus 08, 2017


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:

1.

INFO PENYULUHAN19 Desember 2018 pukul 02.44

MALAGA OMO KO ARDIN HHHHHH


Balas

Posting Lebih BaruBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kajian Sistim Tanam Padi Sawah


KAJIAN PENANAMAN PADI SAWAH PADA BERBAGAI SISTIM TANAM Oleh Ardin Gandhi Penyuluh Pertanian Muda ...

Identifikasi Potensi Wilayah
K emampuan yang dimiliki suatu lingkungan tertentu misalnya desa yang mungkin untuk dikembangkan tetap
selamanya menjadi “potensi” bila t...


Kajian Sistim Tanam Padi Sawah
KAJIAN PENANAMAN PADI SAWAH PADA BERBAGAI SISTIM TANAM Oleh Ardin Gandhi Penyuluh Pertanian Muda ...


SEMUT HITAM (Dolichoderus bituberdulatus) PENGENDALI HAYATI HAMA PBK
Oleh Ardin Gandhi, S.P. Penyuluh Pertanian Muda Kab. Luwu Utara P enggunaan pestisida secara berlebihan telah
merusak kese...
Cari Blog Ini

Telusuri

Beranda

Mengenai Saya

Ardin
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog

 ► 2019 (1)
 ▼ 2017 (2)
o ▼ Agustus (2)
 SEMUT HITAM (Dolichoderus bituberdulatus) PENGENDA...
 Identifikasi Potensi Wilayah

Laporkan Penyalahgunaan
Pengikut

Total Tayangan
Halaman

0 0
1 0
2 0
3 5
4 0
5 45
6 5
7 0
8 0
9 5
10 0
11 0
12 0
13 15
14 10
15 5
16 20
17 0
18 0
19 0
20 5
21 0
22 0
23 0
24 55
25 0
26 0
27 0
28 0
29 10
4,353
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Identifikasi Potensi Wilayah


IPW atau Identifikasi Potensi Wilayah merupakan penggalian data data potensi
wilayah terkait dengan data data sumberdaya didesa dan data data pendukung yang
ikut memberikan andil dalam pengelolaan usahatani. Data data sumberdaya yang ada
didesa terdiri dari sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia
sebagai pelaku utama dalam mengelola usahatani. Sedangkan data data pendukung
pengelolaan usahatani terdiri dari data data monografi desa, penerapan teknologi
budidaya yang biasa dilakukan petani, komoditi pertanian yang dikelola petani.
Seiring dengan perubahan jaman yang beralih pada pemberdayaan
masyarakat idealnya dalam melakukan penggalian data potensi IPW dapat
menggunakan metoda PRA ( Partisipatif Rural Appraisal ) sebagaimana tuntutan
permentan no 25 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian. Penggalian data IPW dengan metoda PRA harus dilakukan oleh petani dan
difasilitasi Penyuluh Pertanian yang bertanggung jawab diwilayah desa/kelurahan.
Data data IPW harus dilakukan pembahuruan data setiap tahunnya seiring dengan
perubahan waktu dan perkembangan data yang berlaku.
Untuk dapat menggali data data IPW dengan metoda PRA idealnya dilakukan
terlebih dahulu kajian desa yaitu melakukan pengamatan desa dengan melibatkan
masyarakat desa sebagai pelaku pengkajian dan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian
penanggung jawab desa/kelurahan
Pengkajian desa akan memotivasi petani untuk tahu dan sadar betul dengan kondisi
keadaan nyata yang ada didesa. Selain petani tahu dan sadar akan kondisi keadaan
nyata desanya juga diharapkan petani mampu melakukan analisa potensi dan masalah
masalah yang selama ini menjadi kendala dalam pengelolaan usahatani. Dengan petani
melakukan IPW yang difasilitasi Penyuluh Pertanian diharapkan petani mampu
mengambil keputusan dan merencanakan kegiatan/program yang sesuai dengan
potensi yang didesanya sebagaimana yang diharapkan “ PRA adalah kegiatan dari
oleh dan untuk petani “.
Metoda PRA menggunakan 3 11 alat/ teknik/instrumen PRA sebagaimana tersajikan
pada matriks berikut ;
Tabel 1. Kegunaan dari masing masing Instrument/teknik PRA
No Teknik/Instrumen Kegunaan Data/Informasi yang
didapatkan
1 Teknik peta wilayah  Mengetahui kondisi  Sumberdaya Alam yang
desa/Sketsa desa potensi lingkungan dan dimiliki desa
masalah yang ada  Tata guna lahan
diwilayah desa  Batas wilayah desa
 Menjadi bahan  Sebaran Perumahan
pertimbangan dalam  Sebaran penduduk L/P
penyusunan RUK dan RKD Keragaman jenis
vegetatif
 Akses dan control
terhadap sumberdaya
yang ada didesa
 Penerapan teknologi di
wilayah desa
2 Teknik peta transek  Mengetahui gambaran  Topografi dan kemiringan
potensi suatu wilayah lahan
lengkap dengan informasi  Keragaman vegetasi
kondisi ekosistem yang  Penerapan teknologi
ada dalam bentuk  Peranan teknologi
gambar irisan melintang/  Sumber air dan aliran
permukaan bumi dari sungai
wilayah tertentu  Pelaku usahatani (L/P/A)
3 Teknik Kalender  Mengetahui kegiatan  Curah hujan
Musim kegiatan peristiwa, masa  Suhu udara
kritis, masalah dan  Pola tanam
peluang dalam satu siklus  Hama penyakit
waktu tertentu  Masa paceklik/ saat saat
kritis
 Tenaga kerja L/P/A
 Curahan waktu kerja,
jenis pekerjaan ( L/P/A),
 Volume produksi
 Luas tanam
 Harga dan pemasaran
 Siklus usahatani
 Kebutuhan saprodi
4 Teknik bagan  Mengetahui hubungan  Jenis kelembagaan
hubungan kelembagaan pendukung  Peranan dan hubungan
Kelembagaan pengelolaan usahatani dengan masyarakat
(Diagram Venn)  Pengaruh, kedekatan dan  Akses dan control L/P
manfaat kelembagaan terhadap kelembagaan
formal/non formal
dengan masyarakat
5 Teknik penetapan  Mengetahui prioritas  Menetapkan pilihan
peringkat masalah yang harus penyelesaian massalah
diselesaikan secepatnya yang dihadapi petani
 Mengetahui peluang  Menetapkan pilhan usaha
usahatani yang akan tani yang akan dikelola
dikelola
 Mengetahui pilihan
teknologi yang harus
diterapkan
6 Teknik bagan/ peta  Mengetahui hubungan  Lokasi komunikasi
mobilitas masyarakat dengan pihak masyarakat
lain di luar lingkungan  Jarak tempuh
masyarakat bepergian
 Frekquensi masyarakat
keluar dari lingkungan
desa
 Pelaku mobilitas
penduduk dengan pihak
luar L/P/A
 Penggunaan alat
transportasi
 Pengeluaran biaya
transportasi
7 Teknik bagan  Mengetahui alih  Curah hujan pada bulan
kecenderungan profesi/pergeseran bulan tertentu
masyarakat akibat suatu  Suhu udara pada bulan
peristiwa bulan tertentu
 Dapat digunakan sebagai  Pola tanam yang
bahan acuan dimasa dilakukan petani
mendatang bila terjadi  Hama penyakit
kemungkinan  Masa paceklik/ saat saat
kemungkinan yang tidak kritis
terduga  Tenaga kerja L/P/A
 Curahan waktu kerja,
jenis pekerjaan ( L/P/A),
 Volume produksi
 Luas tanam
 Harga dan pemasaran
 Siklus usahatani
 Kebutuhan saprodi
 Mobilitas penduduk
L/P/A
 Kontrol dan Akses L/P/A
8 Teknik penelusuran  Mengetahui asal usul  Sejarah desa
sejarah desa  Budaya desa
 Mengetahui  Riwayat penduduk
perkembangan  Peranan laki laki dan
masyarakat desa perempuan
9 Teknik diagram  Mengetahui pola  Kerja produktif keluarga
harian kegiatan keluarga tani
 Mengetahui pola kerja  Sumbang peran anggota
anggota keluarga tani keluarga dalam
dalam mendukung usaha mendukung usahatani
tani  Kontrol dan akses
 Mengetahui pola kerja keluarga tani terhadap
kelembagaan sumber daya
 Kegiatan sosial ekonomi
semua anggota keluarga
 Kegiatan sosial ekonomi
dan politik masyarakat
10 Teknik sketsa kebun/ Mengetahui potensi  Sumberdaya Alam yang
lahan usahatani sumberdaya yang dimiliki dimiliki keluarga tani
keluarga keluarga tani  Tata guna lahan/
 Menjadi acuan bagi pemanfaatan lahan oleh
keluarga tani dalam keluarga tani
menyusun RUK (Rencana  Batas wilayah lahan yang
Usaha Keluarga ) dan dimiliki keluarga tani
pengembangan usahatani  Keragaman jenis
keluarga vegetatif
 Akses dan control
terhadap sumberdaya
yang dimiliki keluaraga
 Penerapan teknologi oleh
keluarga tani di lahan
usahatani keluarga
 Peranan anggota keluarga
dalam memanfaatkan
lahan usahatani
11 Teknik diagram  Mengetahui alur dari  Tahapan proses produksi
alur/alir suatu system produksi usahatani
 Mengetahui alur  Tahapan proses
pemanfaatan modal pnerapan teknologi
 Mengetahui  Pelaku pengelola usaha
pemanfaatan lahan tani L/P/A
usahatani
12 Pengumpulan dan  Mengetahui kaeadaan  Data Agroklimat
pengolahan data awal keondisi desa,  Jumlah kependudukan
skunder masyarakat dan  Pebandingan penduduk
kingkungannya L/P/A
 Sebagai data  Mata pencaharian
pembanding dari data masyarakat desa
yang diperolehnya  Pendidikan masyarakat
 Mengetahui kondisi desa
nyata dilapangan  Sarana prasarana yang
mendukung usahatani
 Jenis usahatani/
komoditi yang ditekuni
masyarakat desa
 Program pembangunan
yang ada didesa

Beberapa catatan matriks PRA


 Point 1 – 11 merupakan instrument/alat atau Teknik PRA yang dapat dipilih dalam
pemberdayaan masyarakat. Desa
 Point 12 merupakan alat bantu pendukung kegiatan PRA yang wajib digunakan pada
setiap proses pemberdayaan masyarakat.
IPW sebagai acuan dasar dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian dengan
metoda PRA sebagaimana tuntutan permentan no 25 tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Penggalian data IPW dengan metoda
PRA harus dilakukan oleh petani dan difasilitasi Penyuluh Pertanian yang
bertanggung jawab diwilayah desa/kelurahan yang dikemas dalam pengkajian desa.
Data pendukung IPW didapatkan dari data primer dengan cara wawancara
masyarakat yang ada didesa dan berdasarkan data data skunder yang ada di balai
desa atau nilik Penyuluh Pertanian diwilayah desa/kelurahan dan petugas dinas/
instansi terkait lingkup pertanian .
Pengkajian desa
Pengkajian desa dengan metoda PRA diharapkan dapat membantu petani dan tokoh
masyarakat yang difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian mampu melihat kondisi nyata
yang ada didesa. Dengan tahu kondisi nyata yang ada didesa akan dapat membantu
petani dalam melakukan analisa kondisi nyata dengan potensi yang dimiliki wilayah
untuk memecahkan permasalahan yang ada di desa, mengambil keputusan dan
merenanakan kegiatan yang akan dilakukan didesa sesuai kemampuan potensi yang
ada didesanya.
Dari hasil pengkajian desa diharapkan petani mau dan mampu mengembangkan
potensi yang meliputi ; 1) Pengembangan usahatani, 2) Menyusun kegiatan
penyuluhan pertanian, 3) Mengembangkan kegiatan kegiatan lain pendukung
usahatani yang dibutuhkan oleh masyarakat desa.
Pengkajian desa dapat menggunakan 3 – 4 alat/ teknik PRA, yaitu sketsa desa,
kalender musim diagram Venn dan transek. Diawali dari kegiatan transek yang
berguna untuk melihat kondisi keadaan desa/kelurahan secara nyata, Setelah 3-4
alat/teknik PRA wajib dilakukan yaitu sketsa desa, kalender musim, diagram
Venn dan tidak menutup kemungkinan dapat dikembangkan dengan teknik PRA yang
lain sesuai kebutuhan desa/kelurahan. Tahapan berikutnya adalah melakukan
pengumpulan dan pengolahan data primer dan skunder. Tahapan akkhir dari
pengkajian desa adalah melakukan teknik rangking untuk menetapkan urutan
kegiatan/program sesuai urutan prioritas yang dibutuhkan petani.
1.SKETSA DESA
 Pengertisn :
Skesa desa adalah alat pengkajian metoda PRA yang memmberikan gambaran
tentang keadaan kondisi nyata desa, terkait dengan SDM, sumberdaya alam,
sumberdaya buatan dan kelembagaan yang ada didesa dalam mendukung usahatani
yang dikelola oleh petani
 Manfaat pengkajian desa dengan alat Sketsa desa ;
1. Petani akan sadar dengan potensi sumberdaya yang ada didesa
2. Petani tahu akan manfaat sumberdaya jika dikelola dengan benar
3. Petani akan berusaha menggali potensi sumberdaya lain yang ada didesa sebagai
pendukung pengelolaan usahatani
4. Petani akan menggali permasalahan permasalahan lain yang dihadapinya dan akan
menyamakan persepsi dengan petani yang lain dalam suatu pertemuan didesa
 Penggalian data ;
1. Data yang diperlukan untuk menganalisa sketsa desa adalah data data yang terkait
dengan sumberdaya alam, sumberdaya buatan, sumberdaya kelembagaan dan SDM
petani
2. Informasi pengumpulan data didapatkan dari petani yang ada didesa dengan
penggalian data yang terfokuskan pada data data yang terkait dengan ; 1) Keadaan
kondisi nyata saat pengambilan data, 2) Permasalahan yang sedang dihadapi petani,
3) Faktor penyebab masalah menurut petani, 4) Potensi atau faktor faktor
pendukung keberhasilan usahatani dan 5) Harapan petani untuk keberhasilan
pengelolaan usahatani.
Untuk memudahkan dalam penggalian data data sketsa desa dapat digunakan alat
bantu tabel sebagaimana tersaji pada matriks berikut
Tabel 2. Penggalian data data sketsa desa
No Sumberdaya Potensi Kondisi nyata Faktor Harapan
penyebab petani

Pada saat penggalian data terkait dengan sumber daya,bandingkan kondisi nyata
dengan potensi yang ada artinya petani dan masyarakat desa apakah sudah merasa
menikmati hasilnya dengan baik. Bila belum artinya ada kekecewaan, lakukan
penggalian data untuk mencari faktor penyebab kenapa petani dan masyarakat desa
tidak bisa menikmati potensi yang ada didesa Selain data data terkait dengan
sumberdaya kajian sketsa wilayah perlu didukung pula dengan data data skunder
yang terkait dalam mendukung pengelolaan usahatani sebagaimana data data berikut
1. Data monografi
2. Data pendidikan penduduk
3. Data karakteristik lahan dan data curah hujan
4. Data pemilikan lahan usahatani/ternak
5. Data data penerapan teknologi ditingkat petani
6. Data komoditi usahatani yang dkelola petani ( 3- 5 tahun terakhir)
7. Data harga komoditas ( 3- 5 tahun terakhir)
8. Data Pola usahatani
9. Data kelembagaan tani terkait dengan jumlah anggota kelompoktani, jenis komoditi
yang dikelola kelompoktani, klas kelompoktani
1. Dan data data yang masih dapat dikembangkan sesuai kebutuhan pengkajian
Data data pendukung disajikan dalam bentuk matrik

Tabel 3. Data karakteristik lahan


N Dusun/ Ketinggia Kemiringa Kedalama pH Irigas Kesubura
o RW/ n tempat n lahan n lapisan tana i *) n tanah
(m dpt ) ( % ) tanah h *)
(cm)

*) Baik/sedang/rusak, pilih sesusi kondisi nyata dilapangan

Tabel 4. Data curah hujan dan jumlah hari hujan desa/kelurahan …………………
N Bulan Tahun Tahun Tahun Tahun …… Tahun ……
o …………. …….. ……..
mm Hari mm Hari mm Hari mm Hari mm Hari
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Tabel 5. Penerapan teknologi ditingkat petani
PENERAPAN TEKNOLOGI OLEH PETANI
N Des Komod Benih Pengguna Takaran Pengguna Panen
o a iti Unggul an pupuk pupuk an
pestisida
Prila % Prila % Prila % Prila % Prila %
ku ku ku ku ku

Tabel 6. Trends komoditas yang dikelolo petani( 5 tahun terakhir )


No Komo Tahun …………. Tahun …….. Tahun …… Tahun ……..
ditas Produksi Produk Produk Produk Produk Produk Produk Produk
tivitas si tivitas si tivitas si tivitas

Tabel 7. Trend Harga Komoditas ( 5 tahun terakhir )


No Komo Tahun …………. Tahun …….. Tahun …… Tahun ……..
ditas Harga Harga Harga Harga Harga Harga Harga Harga Ha
tingkat pasar tingkat pasar tingkat pasar tingkat pasar tin
petani petani petani petani pe

Tabel 8. Status kepemilikan lahan usahatani


No Desa STATUS KEPEMILIKAN TANAH ( ORANG )

Pemilik Penggarap Buruh tani Bagi Penyewa


hasil

Tabel 9. Status kepemilikan ternak BPK .............


N Desa STATUS KEPEMILIKAN TERNAK ( ORANG )
o Ayam Sapi Sapi Kambing Kelinci Itik
buras potong perah Domba

Tabel 10. Pemanfaatan lahan/Tanah BPK .............


No Desa Tanah Darat ( Ha ) Tanah Sawah Irigasi (Ha)

Tegal Peka Jumlah Tek 1/2 Tersier Tadah Jumlah


rangan nis Teknis Hujan

Jumlah
Tabel 11.Potensi Agro Ekosistem
Desa ...............
Tahun...............
N De Jumlah Jumla Rata rata luas Produk Produktivi
o Jenis sa luas h per orang si tas
Usaha tanam KK (Ha/orang) diting (ton/Ha)
tani (Ha) petani kat
keluarg
a

(ton)
1

Tabel 12. Pola Usahatani Desa/Kelurahan ………….


N Des Jenis Kegiatan Pola tanam
o a Usahata Usahata Jadwal Sesuai Alasa Hasil
ni ni penanama / n Produks
n Tidak i
Sesuai
Tabel Hasil pengolahan data sketsa desa disampaikan dengan cara yang sederhana,
dalam bentuk gambar atau tabel agar mudah bagi petani untuk memahami kondisi
nyata yang ada didesa.
Hasil identifikasi sumberdaya yang dimiliki desa disajikan dalam matriks berikut
Identifikasi Analisa Teknik Sketsa Desa,
Desa/Kelurahan ……………………..
No Sumber Daya Potensi Masalah yang Faktor Harapan
dihadapi Penyebab Masyarakat

Penyajian olahan data sketsa desa disajikan lengkap dengan gambar sketsa desa
yang disampaikan secara sederhana dan dilengkapi dengan tanda tanda keberadaan
sumberdaya yang ada didesa. Tanda tanda sumberdaya digambarkan dengan simbul
simbul yang sudah disepakati bersama atau menggunakan simbul simbul yang sudah
umum digunakan. Sajian gambar sketsa desa disajikan sebagaimana berikut
Kebun sawah rumah pasar jembatan

sungai balai desa masjid sekolah

jalan desa
Secara sederhana hasil olahan data Sketsa desa dapat dipaparkan sebagaimana
sajian matrks berikut
Hasil Analisa data Teknik Sketsa Desa,
Desa/ Kelurahan ……………………..
No Desa Sumber Potensi Masalah Harapan Upaya
Daya yang ada yang Masyarakat yang dapat
didesa dihadapi dilakukan

2.KALENDER MUSIM
 Pengertian ;
Kalender Musim adalah alat pengkajian metoda PRA yang memberikan gambaran
tentang kondisi kritis yang akan dihadapi petani dalam waktu tertentu yang akan
selalu berulang. Artinya memberikan peringatan pada petani untuk selalu waspada
dan siap mengatasi permasalahan saat masa kritis datang.
 Manfaat pengkajian desa dengan “ Kalender Musim “
1. Petani akan sadar dan mengetahui permasalahan permasalahan yang menjadi
penyebab terganggunya dukungan untuk memenuhi kebutuhan usahatani, misal
kekurangan air, masa masa rawan banjir, masa paceklik, kekurangan air bersih dll
2. Petani sadar pada setiap tahunnya akan selalu menghadapai masa masa kritis akan
selalu berulang
 Penggalian data
Data data yang digali terkait dengan ;
1. kebutuhan kehidupan petani seperti pangan, pendidikan,
2. kegiatan pengelolaan usahatani seperti ngolah tanah, tandur, panen
3. masa masa kritis yang dihadapi petani seperti paceklik, banjir, musim angin, hujan,
kemarau
Hasil olahan data teknik kalender musim agar mudah difahami oleh petani
penyampaian datanya disampaikan dalam bentuk pemaparan tabel sebagaimana
sajian matriks berikut

Tabel Pengkajian data kalender musim kegiatan usahatani


Desa/kelurahan …………………………….
N Jenis Ja Fe Mar Apri Me Jun Jul Agus Sep Ok No De
o Usahata n b t l i i i t t t v s
ni
1 Padi
Sawah
- Hama
2 Ayam
Buras
- Seranga
n ND
3 Sayuran
- Hama
4 Jagung
Ket. Tabel Kalender Musim
 Kegiatan dari masing masing jenis usahatani diuraikan secara rinci, sesuai dengan
jadwal kegiatan yang dilakukan.
 Kendala usahatani selalu saja akan ditemukan oleh petani, sajikan data data kendala
pada paparan jadwal Jan – Des dengan penyampaian data data menggunakan simbul
yang disepakati petani atau menggunakan simbul simbul yang sudah umum
dimengerti oleh masyarakat luas. Simbul simbul kendala kendala yang bisa digunakan
diantaranya ;

1. Musim kemarau

2. Musim angin
3.

Musim hujan

4. Musim pancaroba

5. Sangat kristis

6. Kritis

Secara sederhana hasil olahan analisa data kalender musim dipaparkan sebagaimana
sajian matrks berikut
Hasil Analisa data Kalender Musim,
Desa Kelurahan ……………………..
N Desa Periode Kondisi kritis Penyebab Upaya yang
o Musim/Bulan yang dihadapi Masalah dapat
petani dilakukan
3.BAGAN KELEMBAGAAN ( DIAGRAM VENN )
 Pengertian :
Bagan kelembagaan adalah alat pengkajian metoda PRA yang memberikan gambaran
keadaan desa terkait dengan peranan dan manfaat lembaga atau petugas/tokoh
masyarakat pada kepedulian kehidupan dan usahatani yang dikelola oleh petani
 Manfaat kajian desa dengan bagan kelembagaan ;
1. Petani dan masyarakat desa tahu dan sadar jumlah lembaga yang berperan dalam
mendukung kehidupan dan pengelolaan usahatani yang dikelola oleh petani
2. Petani dan masyarakat desa mengetahui besarnya manfaat dan peranan lembaga
yang pendukung kehidupan dan pengelolaan usahatani yang dikelola oleh petani
3. Petani dan masyarakat desa mampu merasakan bagaimana hubungan
kedekatan/kepedulian lembaga pada kehidupan dan pengelolaan usahatani yang
dikelola oleh petani
 Penggalian data
 Gali data data dari petani dan masyarakat terkait dengan kepedulian lembaga yang
ada didesa pada kehidupan dan pengelolaan usahatani yang dikelola oleh petani.
 Lembaga didesa terdiri dari lembaga formal dan lembaga non formal. Lembaga
formal adalah lembaga mempunyai dasar hukum (SK/AD-ART) dan mempunyai
tujuan-tujuan yang telah di tetapkan. Lembaga formal misalnya kantor desa , PKK,
RT. RW, Puskesmas, Posyandu, kelompok tani, karang taruna dll. Sedangkan lembaga
non formal, adalah lembaga yang ada di masyarakat dan juga mempunyai tujuan
tetapi belum atau tidak memiliki dasar hukum ( SK ), yang tergolong dalam lembaga
non formal adalah kelompok pengajian, kelompok arisa, paguyuban, kelompok simpan
pinjam dan organisasi-organisasi lainnya.
 Penggalian data IPW selain pada pengurus lembaga formal dan non formal juga dapat
dilakukan pada tokoh masyarakat ( TOMAS ), dan petugas dinas terkait ( Penyuluh
Pertanian, KUPT, POPT dll ).
Penyajian data bagan diagram Venn agar mudah dapat dimengerti disampaikan dalam
bentuk gambar sebagaimana sajian berikut
Idealnya kelembagaan didesa berada di lingkaran kehidupan petani
Sajian gambar yang dipaparkan harus diberikan analisa sesuai dengan kondisi posisi
keadaan gambar dengan mengacu pada pedoman berikut ;
I. Melihat besar kecsilnya lingkaran yang digambarkan oleh petani, lingkaran kecil,
sedang atau lingkaran besar
1. Lingkaran kecil :

Diartikan bagi petani lembaga yang bersangkutan manfaatnya menurut petani


kecil memberikan pengaruh pada kehidupan petani dan pengelolaan usahatani

2. Lingkaran sedang
Diartikan bagi petani lembaga yang bersangkutan manfaat pengaruhnya
pada kehidupan petani dan pengelolaan usahatani sedang sedang saja

3. Lingkaran besar:
Diartikan bagi petani lembaga yang bersangkutan memberikan manfaat yang besar
bagi kehidupan petani dan pengelolaan usahatani
II. Melihat dari posisi peletakkan jauh dekatnya
gambar lingkaran lembaga dengan lingkaran petani dan besar kecilnya gambar
lingkaran lembaga dengan posisi petani.
1. Jauh dari petani

PENYULUH

Bila Diagram Venn memberikan informasi gambar yang demikian, maka diartikan
Penyuluh Pertanian dan Kelompoktani sangat dirasakan besar manfaatnya oleh
petani, dibuktikan dengan gambar lingkaran yang besar. Tetapi dalam kenyataannya
dalam memfasilitasi petani belum dirasakan sepenuhnya berada dihati petani yang
dibuktikan dengan jarak posisi Penyuluh Pertanian dan Kelompoktani dengan petani
masih sangat jauh. Jika kondisi dilapangan demikian Penyuluh dan kelompoktani
maupun petani masing masing harus saling instropeksi dan mencari solusi bersama
melalui koordinasi

2. Dekat dengan petani

PENYULUH
KELOMPOK
TANI

Penyajian Bagan diagram Venn dengan informasi gambar sebagaimana visualisasi


diatas, dapat diartikan petani merasakan besar manfaatnya Penyuluh Pertanian dan
kelompoktani yang dibuktikan dengan gambar lingkaran besar. Namun sayangnya
hubungan kedekatan petani dengan kedua lembaga belum sepenuhnya dirasakan
petani yang digambarkan masih adanya jarak kedekatan Penyuluh Pertanian dan
klompoktani dengan petani
3. Bera
da dihati petani

Inilah gambar ideal semua lembaga yang ada didesa ikut memberikan
sumbang peran dalam mendukung kehidupan petani dan pengelolaan usahatani
Bagaimana dengan bagan kelembagaan ini
Silahkan anda berkomentar ? !!!
-
Bila kondisi nyata dilapangan dengan gambaran sebagaimana diatas perlu
dilakukan kajian bagan kelembagtaan dengan pemaparan disampaikan dalam format
berikut
Identifikasi kajian bagan kelembagaan
No Desa Lembaga Masalah Potensi Faktor
. yang penyebab
dihadapi

Secara sederhana hasil olahan analisa bagan kelembagaan dipaparkan dalam sajian
matrks berikut

Hasil Analisa data bagan kelembagaan


BPK ……………………..
N Desa Lembaga Masalah yang Potensi Faktor penyebab U
o dihadapi da
PENENTUAN PERINGKAT MASALAH
Hasil pengkajian desa akan kia dapatkan potensi-potensi yang dimiliki oleh
desa dapat digunakan sebagai modal dalam membantu memecahkan masalah yang
dihadapi masyarakat. Masalah-masalah yang terhimpun dari ke 3 alat kajian PRA
tersebut kita olah dan analisa untuk mendapatkan prioritas masalah yang segera
dituntaskan melalui tahapan penentuan peringkat masalah yang dibuat oleh
masyarakat dengan hasil secara musyawarah sesuai kebutuhan yang mendesak.
Penentuan peringkat maslah merupakan proses kegiatan mengkaji berat ringannya
masalah dan disusun sesuai urutan kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk
menjelaskan masalah.
Penentuan peringkat masalah mempunyai tujuan
1. Mengetahui mendesak tidaknya suatu masalah bagi masyarakat untuk segera di
pecahkan
2. Memilih dan menentukan secara tepat masalah yang dilakukan dengan segera
3. Menumbuhkan persamaan persepsi pemahaman tentang urutan masalah yang ada di
desanya.
4. Diperolehnya daftar urutan masalah untuk masukkan/bahan pertimbangan dalam
penyusunan rencana pembangunan pertanian berikutnya.
Penentuan peringkat masalah ada berbagai macam cara yang dapat digunakan
untuk kegiatan di masyarakat perlu diupayakan dengan suatu cara yang mudah
dilaksanakan sendiri oleh masyarakat tetapi dijamin obyektivitasnya dan dapat
dipercaya, yang mudah untuk dilakukan oleh petani adalah menggunakan tabel skore
yakitu memberikan nilai (skore) terhadap suatu masalah yang ditinjau dari alat ukur
indikator atau kriteria tertentu.
Kriteria penilaian perlu disepakati oleh masyarakat yang terlibat pengkajian desa
secara musyawarah.
Berikut ini cara penyajian data penentuan peringkat masalah yang disajikan
dengan tabel skore :
Penentuan peringkat Masalah .
No Masala Diras Sanga Menghamba Serin Tersedia Ju
. h a t t pe g potensi m
Pering ka
kan pa rah ningkat terjad untuk lah
t
oleh dan an penda i memecahka nila
banya mend patan n i
k e
orang sak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penjelasan Isi Kolom
1. Masalah; masalah yang berasal dari 3 alat pengkajian keadaan desa yang telah
disusun
2. Kolom 3 – 7 adalah kolom kriteria atau dasar-dasar penilaian yang dijadikan ukuran
3. Dirasakan oleh orang banyak, artinya berapa banyak yang merasakan adanya masalah.
Semakin banyak orang yang merasakan masalah tersebut maka nilainya semakin
tinggi dan sebaliknya.
4. Sangat parah, artinya makin parah masalah itu untuk dipecahkan dan nilainya makin
tinggi
5. Menghambat peningkatan pendapatan, artinya makin menghambat peningkatan
pendapatan masalah maka nilainya makin tinggi
6. Sering terjadi, artinya sering terjadi masalah tersebut pada satu wilayah maka
nilainya makin tingi
7. Tersedia potensi untuk memecahkan masalah, artinya makin tersedia potensi yang
mendukung pemecahan masalah tersebut maka makin tinggi nilainya.
8. Jumlah nilai, yaitu jumlah skor dari masing-msing masalah dari beberapa kriteria
atau ukuran
9. Prioritas atau peringkat, yaitu urutan atau peringkat masalah semua jumlah nilai.
Makin tinggi peringkatnya maka makin tinggi nilainya.

Cara Pengisian formulir


1. Kolom 1 : Diisi dengan nomor urut
2. Kolom 2 : Diisi dengan masalah yang telah ditemukan
olom 3-7 : Diisi dengan 1 – 5 pada setiap ukuran/kriteria secara musyawarah.
Kolom 8 : Diisi dengan jumlah nilai dari setiap masalah berdasarkan penilain setiap
kriteria/ukuran.
Kolom 9 : Diisi urutan peringkat dengan angka bila jumlah nilai paling tinggi dan seterusnya
sampai urutan yang terendah.
Posted 14th August 2017 by PPL

6
View comments

Penyuluh Pertanian

Lapangan

Penyuluhan pertanian adalah

proses pembelajaran bagi pelaku

utama serta pelaku usaha agar

mereka mau dan mampu

menolong dan
mengorganisasikan dirinya

dalam mengakses informasi

pasar, teknologi, permodalan,

dan sumberdaya lainnya,

sebagai upaya untuk

meningkatkan produktivitas,

efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam

pelestarian fungsi lingkungan

hidup.

Classic






 Home
1.
AUG

14

TEKNIK PENULISAN LEAFLET DAN FOLDER MEDIA


PENYULUHAN PERTANIAN
Ketersediaan media penyuluhan pertanian akan sangat membantu bagi Penyuluh
Pertanian melakukan pendampingan teknologi. Tuntutan produk unggulan dapat
menjadi motivasi bagi Penyuluh Pertanian membuat media penyuluhan pertanian lokal
spesifik sesuai dengan kebutuhan petani. Beragam jenis media penyuluhan pertanian
dapat dibuat sendiri oleh Penyuluh Pertanian. Yang akan berguna dalam mendukung
kegiatan penyampaian materi penyuluhan pertanian. Beberapa media penyuluhan
pertanian tercetak dapat dibuat sendiri oleh Penyuluh Pertanian diantaranya
leaflet, folder, brosur poster dan penulisan ilmiah popular disampaikan melalui
media cetak.
Media penyuluhan pertanian merupakan alat bantu bagi Penyuluh Pertanian dalam
menyampaikan materi penyuluhan pertanian kepada petani. Isi pesan materi yang
disampaikan berupa rangkaian informasi teknologi dengan cara penyampaian yang
mudah untuk dibaca dan difahami oleh petani. Ciri khas materi penyuluhan pertanian
penulisan materi disampaikan dalam bentuk tulisan ilmiah popular yaitu penulisan
materi yang tak lengkang oleh waktu. Artinya sebuah tulisan yang tidak terpengaruh
oleh perubahan jaman dan dapat digunakan sepanjang waktu. Materi penyuluhan
pertanian dikemas dalam media penyuluhan pertanian merupakan barang bukti yang
sah atau otentik bagi Penyuluh Pertanian dalam melakukan pendampingan teknologi
pada petani.
Isi materi media penyuluhan pertanian idealnya harus sesuai kebutuhan petani.
Artinya Penyuluh Pertanian harus selalu terlebih dahulu melakukan identifikasi
kebutuhan materi terkait dengan PKS ( Pengetahuan Ketrampilan dan Sikap ) petani
dalam mengelola usahatani. Penyajian isi pesan materi harus dituliskan secara
penulisan ilmiah populer dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
difahami oleh petani dan tentunya juga harus mudah untuk dipraktekkan.
Isi pesan materi penyuluhan pertanian yang disampaikan melalui media penyuluhan
pertanian harus ;
1. Mampu memberikan motivasi peningkatan pemahaman petani tentang suatu teknologi
yang akan berguna untuk menyelesaikan permasalan yang sedang dihadap petani.
2. Mampu meningkatkan ketrampilan petani dalam mengelola usahatani
3. Materi terkait penerapan teknologi anjuran sesuai dengan kebutuhan petani guna
perbaikan pengelolaan usahatani
4. Disajikan bentuk sederhana menarik dan mudah dimengerti oleh petani
5. Dapat menarik minat petani untuk membaca dan menjadi motivasi untuk mampu
melakukan perubahan teknologi sesuai dengan teknologi yang dianjurkan.
Dengan Penyuluh Pertanian mau dan mampu membuat media penyuluhan pertanian
akan sangat membantu bagi petani dalam mengikuti proses belajar yang disampaikan
oleh Penyuluh Pertanian. Salah satu media cetak penyuluhan pertanian yang harus
mampu dibuat oleh Penyuluh Pertanian adalah leaflet, Folder dan poster.
Pembuatan leaflet dan folder pada prinsipnya tidak berbeda berupa lembaran
informasi yang menyajikan materi penyuluhan pertanian dalam selembar kertas
bolak balik. Yang membedakan antara leaflet dan folder adalah bentuk penampilan
dari masing masing media penyuluhan pertanian. Leaflet disajikan tanpa dilipat
sedangkan folder disajikan dalam bentuk lipatan. Folder minimal dilipat 2 atau 3 – 5
lipatan. Isi materi leaflet dan folder berupa materi pengetahuan yang
menyampaikan penjelasan tentang suatu teknologi pengelolaan usahatani,
misalnya “Diskripsi pada sawah “, “ Budidaya buah naga “ atau berupa informasi
terkait dengan peningkatan PKS ( Pengetahuan Ketrampilan dan Sikap ) petani
contohnya : “ Peran fungsi kelompoktani “. Penyajian leaflet dan folder disajikan
dalam bentuk tulisan feature yaitu tulisan yang tak lekang oleh waktu dan idealnya
dilengkapi dengan gambar yang akan lebih memperjelas penyajian materi penyuluhan
pertanian.

Penampilan Leaflet

Beberapa acuan yang digunakan dalam menyusun leaflet dan folder ;


1. Pada lembar kertas pertama menjelaskan identitas kelembagagaan penyuluhan
pertanian tempat satminkal Penyuluh Pertanian
2. Penyajian leaflet dan folder sebaiknya disajikan dengan gambar gambar yang
terkait dengan materi penulisan agar membantu menarik minat pembaca
3. Gambar/ilustrasi yang digunakan harus jelas, sederhana, terfokus dan mudah untuk
difahami dapat berupa gambar sketsa, foto, grafik atau bagan
4. Bahasa tulisan yang digunakan adalah bahasa tulisan ilimiah popular, sederhana dan
mudah difahami oleh pembaca
5. Kertas yang biasa digunakan untuk leafet dan folder adalah kertas kwarto atau folio
dengan jenis kertas HVS 60 gram, HVS 80 gram, HVS 100 gram, art paper 85 atau
100 gram.
6. Pada akhir penyajian materi guna untuk kepentingan angka kredit nama Penyuluh
Pertanian juga harus ditulis dengan cara penulisan nama penulis dan kelembagaan
satminkal Penyuluh Pertanian bernaung.

Penampilan Folder

Leaflet dan folder dapat diberikan petani saat pertemuan kelompoktani, kursus
tani, demonstrasi, karya wisata dan pameran.
Leaflet dan folder masing masing mempunyai keuntungan dan Kekurangannya
sebagaimana disajikan dalam matriks berikut
No Jenis Keunggulan Kelemahan
Media

1 Folder  Mudah dibawa bawa dan  Isi materi yang


tidak membutuhkan ruangan disampaikan terlalu
yang luas singkat karena
terbatasnya ruang
penulisan
 Hanya dapat digunakan
dan difahami oleh orang
yang mengerti baca tulis

 Isi materi yang


2. Leaflet  Bisa dipaparkan dalam papan disampaikan terlalu
pengumuman singkat karena
terbatasnya ruang
penulisan
 Hanya dapat digunakan
dan difahami oleh orang
yang mengerti baca tulis

Penulisan leaflet dan Foder


Penulisan leaflet dan folder harus sederhana menggunakan bahasa yang mudah
difahami. Sebagai media penyuluhan pertanian etika penyajian leaflet dan folder
harus memenuhi persyaratan langkah langkah penulisan berikut ;
1. Menetapkan tema atau topik
2. Menetapkan Judul
3. Membuat Kerangka tulisan
4. Mengumpulkan bahan bahan sebagai sumber penulisan
5. Melakukan penulisan materi
6. Mengkoreksi draft tulisan
7. Melakukan penulisan ulang sekaligus sebagai draft final yang disajikan dalam bentuk
media penyuluhan pertanian tercetak
Menetapkan tema atau topik
Diera pemberdayaan petani langkah tepat dalam membuat media penyuluhan
pertanian harus sesuai kebutuhan petani. Materi penulisan harus berupa tulisan
yang dapat memberikan motivasi bagi petani untuk mau dan mampu melakukan
perubahan teknologi yang akan berguna dalam meningkatkan pendapatan
penghasilan keluarga. Terkait dengan hal tersebut idealnya dalam melakukan
penulisan media penyuluhan pertanian diawali dengan identifikasi kebutuhan materi
sesuai yang diperlukan petani.
Dengan berpayung pada program kementian pertanian “ Empat Sukses Pembangunan
Pertanian “ dan metode penggalian data wawancara FGD (Focus Group Discusion)
dilingkungan kelompoktani. Kelompoktani yang terpilih harus mampi sebagai
perwakilan strata petani yang terkait dengan sejumlah kebutuhan materi yang
diperlukan petani. Langkah selanjutnya adalah melakukan prioritas kebutuhan materi
yang diperlukan petani. Dengan menggunakan tehnik rangking akan didapatkan
urutan prioritas kebutuhan materi penyuluhan pertanian yang dapat menjadi acuan
bagi Penyuluh Pertanian. dalam membuat materi penyuluhan pertanian
Beberapa catatan yang harus diperhatikan dalam membuat leaflet dan folder media
penyuluhan pertanian :
1. Harus terkait dengan kepentingan petani. Pilihlah topik dan judul penulisan yang
terkait dengan usahatani yang akan menambah pendapatan penghasilan keluarga
petani
2. Isi materi penulisan yang disampaikan harus memberikan peluang untuk
dikembangkan oleh petani dikemudian hari
3. Tema atau topik penulisan yang dipilih sebaiknya sedang dalam perbincangan
masyarakat sesuai dengan program pemerintah
Menetapkan Judul
Satu media penyuluhan pertanian hanya berlaku untuk satu judul. Judul merupakan
bagian utama yang akan menjadi daya tarik bagi pembaca. Menetapkan judul
merupakan bagian terpenting dalam penulisan materi penyuluhan pertanian. Judul
tulisan harus mampu mencerminkan tema tulisan. Biasanya yang menjadi daya tarik
pembaca berawal dari sajian sebuah judul. Judul akan menarik minat perhatian
pembaca bila judul tulisan mudah dimengerti malksudnya. Pada penulisan ilmiah
populer pembuatan judul tidak perlu panjang panjang cukup dua sampai empat kata.
Penyajian judul dileaflet berada dilembar pertama pada bagian atas kertas
sedangkan pada folder judul di lembar pertama pada bagian lipatan ketiga
sebagaimana tersaji
Tampilan lembar kedua leaflet berisikan isi materi dan nama penulis diujung
kanan bagian bawah.
Lokasi penempatan judul Leaflet dan folder berada pada lembar pertama dan
idealnya dilengkapi dengan ilustrasi gambar atau foto yang akan lebih memperjelas
penyampaian materi isi pesan.
Sajian Folder pada lembar ke dua ( belakang )

Lipatan Kertas
LEMBAR
ISI
MATERI
Dilengkapi
dengan gambar
ilustrasi/ foto
Tampilan lembar kedua Folder
Penggunaan huruf
Huruf untuk judul leaflet dan folder idealnya lebih besar dari huruf huruf yang
disajikan pada isi materi penyuluhan pertanian. Huruf untuk judul menggunakan kata
kata yang menarik (eye catching ), ukuran teks yang besar dengan warna yang
kontras. Penggunaan warna huruf harus diperhatikan betul, warna merah hanya
boleh diperuntukkan bagi judul yang sifatnya melarang. Jangan memakai jenis font
dekoratif akan menyulitkan bagi petani untuk membacanya.
Membuat Kerangka tulisan
Merupakan sajian penulisan leafet dan folder yang sistimatis. Penyajian tulisan
leaflet dan folder terdiri dari ;
1. Paragraf pengantaran yaitu sajian tulisan pada awal tulisan yang merupakan
penghantar tulisan. Pada tulisan ilmiah popular dikenal dengan nama Lead atau
pendahuluan untuk tulisan karya ilmiah.
Isi materi berupa informasi terkait dengan isi materi dan menggugah pembaca
untuk terus mengikuti informasi informasi berikut yang akan disampaikan.
2. Tubuh tulisan berupa informasi terkait dengan isi materi yang akan disampaikan
( bila penulisan terkait budidaya …. tentunya informasi yang disampaikan terkait
sapta usaha dalam berbudidaya )
3. Penutup yaitu sajian paragraf pada akhir tulisan. Materi yang disampaikan berupa
motivasi yang mengajak pembaca untuk mau dan mampu melakukan penerapan
teknologi sebagaimana yang dianjurkan dalam isi materi.

Mengumpulkan bahan bahan sebagai sumber penulisan


Setelah mempunyai gambaran rancangan penulisan bentuk leaflet atau folder
tahapan selanjutnya adalah mengumpulkan bahan bahan tulisan yang akan digunakan
sebagai sumber penulisan.
Bahan bahan yang dapat digunakan sebagai sumber penulisan :
1. Informasi berdasarkan pengalaman nyata dari petani yang berhasil
2. Bahan bacaan yang ada diperpustakaan maupun milik pribadi
3. Dokumen data yang memungkinkan menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan petani.
Melakukan penulisan materi
Draft tulisan merupakan langkah awal pada penulisan media penyuluhan pertanian
sebelum dilakukan pengkoreksian pada akhir penulisan draft.
Beberapa catatan yang perlu diketahui penulisan ilmiah popular dalam media
penyuluhan pertanian ;
1. Dalam membuat leaflet dan folder juga harus diperhitungkan ;
a. Siapa sasaran yang akan menerima leaflet dan folder
b. Bagaimana kemampuan baca tulis sasaran
c. Teknologi yang akan disampaikan sudah biasa dilakukan atau merupakan materi baru
bagi petani,
d. Apakah materi yang akan disampaikan mampu menarik minat petani
2. Dalam memilih huruf yang akan digunakan ;
a. Cukup besar dan tebal
b. Bentuk huruf sederhana
c. Jarak antara huruf dan kata cukup
d. Latar belangnya kontras
Perhatikan sajian ilustrasi penggunaan huruf berikut sebagai pembanding

SEBAIKN
YA DARIPADA
BESAR
TEBAL KECIL
SEDERH
ANA TIPIS
MUDAH
DIBACA RUMIT
SULIT
DIBACA
3. Gunakanlah kata kata yang merupakan bahasa sehari hari bagi petani
4. Hindarkan penggunaan bahasa asing dan bahasa singkatan
5. Hindarkan kata kata yang sama dalam satu kalimat pada kalimat berderetan
6. Hindarkan kalimat kalimat yang panjang dan kata kata yang tidak berguna
7. Kalimat yang digunakan kalimat pendek
8. Dalam satu alinea hanya boleh diperuntukkan untuk satu permasalahan
9. Dalam menyampaikan leaflet dan folder juga harus diperhitungkan penggunaan
gambar yang digunakan sebagai pendukung materi harus jelas terfokus pada
bahasan materi yang disampaikan. Misal materi yang disampaikan budidaya ayam
buras maka gambar yang disajikan

TAPI INI YANG BENA


R
BUKAN INI
Mengapa demikian ????
Gambar yang ditampilkan sama sama sepasang ayam buras , namun yang terpilih
untuk gambar pendukung budidaya ayam buras adalah gambar sepasang ayam buras
tanpa latar belakang. Materi yang disampaikan lebih terfokus artinya pembaca tidak
lagi tergganggu dengan gambar latar belakang, Disamping itu gambar harus disajikan
cukup besar dan sederhana agar dapat dengan mudah difahami oleh petani
Melakukan koreksi tulisan
Draft penulisan materi yang sudah dirancang perlu dikoreksi. Dengan cara
membaca ulang kembali. Artinya penulis sekaligus melakukan kontrol
bila terjadi salah ketik atau penggunaan kata kata yang tidak tepat dan gaya
bahasa yang tidak sesuai. Dialam yang serba canggih saat ini mengkoreksin tulisan
dapat dilakukan langsung dilayar computer. Namun lebih meyakinkan hasil koreksian
sebaiknya dilakukan pengkopian draft penulisan untuk dikoreksi oleh orang lain.
Setelah hasil koreksian kembali pada penulis dan sudah merupakan hasil draft final
dapat penulisan ulang. Hasil penulisan ulang inilah merupakan penulisan final dan
materi penyuluhan pertanian dapat diperbanyak untuk disampaikan pada petani

Posted 14th August 2017 by PPL

0
Add a comment

2.
AUG
14

Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa


Paradigma yang beralih pada pemberdayaan petani ikut memberikan warna pada
pergeseran penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Pada masa era Bimas
penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian dilakukan dimulai dari tingkat BPP yang
dikemas dalam kegiatan lokakarya petani. Perjalanan waktu seiring pemberdayaan
petani dan tuntutan Undang Undang no 16 tahun 2006 Sistem Penyuluhan Pertanian
Perikanan dank Kehutanan pasal 16 ayat 2 Pos penyuluhan berfungsi sebagai tempat
pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha yang diantaranya
menyusun programa penyuluhan pertanian. Sesuai tuntutan Undang Undang no16
tahun 2006 terkait peran fungsi Pos Penyuluhan Desa/kelurahan dalam penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian mengalami perubahan yang sekarang ini dimulai dari
tingkat desa, dan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian yang bertanggung jawab
diwilayah desa bersangkutan. Programa Penyuluhan Pertanian tingkat Desa dikenal
dengan nama RKPD ( Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa ) disusun oleh petani dan
tokoh tokoh masyarakat yang difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian PNS dan atau
Penyuluh Pertanian THL TBPP serta Penyuluh Pertanian Swadaya yang telah
mengikuti pelatihan pemandu PRA. Programa Penyuluhan Pertanian Desa atau RKPD
merupakan kesepakatan masyarakat pertanian tentang kegiatan kegiatan penyuluhan
pertanian sebagai pross pembelajaran bagi petani dewasa, perempuan, pemuda tani
dan taruna tani. RKPD disusun berdasarkan kebutuhan petani, dan akan menjadi
acuan bagi Penyuluh Pertanian PNS, THL TBPP dan Penyuluh Pertanian Swadaya
dalam melakukan pendampingan teknologi.
Programa Penyuluhan Pertanian Desa atau RKPD baru dapat disusun setelah
penyusunan profil desa. Secara bertahap penyusunan RKPD dimulai dari penyusunan
rencana usahatani yang dikelola di tingkat keluarga petani sebagai anggota
kelompoktani yang biasa dikenal dengan nama RUK, tahap berikutnya adalah
penyusunan RKK ( Rencana Kegiatan Kelompok ) yaitu perencanaan kelompoktani
dalam mengelola usahatani. Perencanaan kebutuhan penyuluhan pertanian bagi petani
tidak hanya sebatas pada tingkat kelompoktani saja tetapi harus sampai kebutuhan
pengelolaan usahatani ditingkat desa yang biasa dikenal dengan RKD ( Rencana
Kegiatan Desa ). Dan tidak menutup kemungkinan juga kebutuhan Gapoktan yang
mengelola usahatani jika didesa berdiri Gapoktan. Pada tahapan RKD harus
dilakukan analisa yang memisahkan antara kebutuhan kegiatan penyuluhan pertanian
dan kebutuhan sarana prasarana dan sarana produksi pendukung kegiatan
penyuluhan pertanian didesa. Kebutuhan yang terkait dengan sarana prasarana dan
sarana produksi menjadi bahan acuan pertimbangan untuk disampaikan dalam
musrembangdes dan kebutuhan kebutuhan yang terkait dengan materi penyuluhan
pertanian inilah yang akan menjadi bahan acuan dalam penyusunan RKPD atau
sebagai Programa Penyuluhan Pertanian tingkat desa/RKPD.
Pengumpulan data data yang diperlukan dalam penyusunan RKPD harus mengacu pada
permentan no 25 tahun 2009 yang salah satunya dapat menggunakan metoda PRA
(Partisipatory Rural Appraisal) penggalian datanya berasal dari data data
Identifikasi Potensi Wilayah. IPW harus dilakukan pembaharuan data setiap 3 – 5
tahun sekali sesuai dengan perkembangan dan perubahan data data yang ada.
Penggalian data dilakukan oleh petani dewasa, wanita tani, pemuda tani dan taruna
tani sebagai wakil dari masing masing kelompoktani bersama sama tokoh masyarakat
dengan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian dan petani pemandu yang telah mengikuti
pelatihan sebagai pemandu PRA.
Untuk memudahkan penyusunan RKPD perlu difahami dahulu pengertian tentang
Program pembangunan pertanian dan Programa Penyuluhan Pertanian yang seringkali
terjadi kerancuan dalam memahami Program pembangunan pertanian atau Programa
Penyuluhan Pertanian. Yang pasti keduanya tidak bias dipisahkan dalam mendukung
pelaksanaan penyuluhan pertanian pada setiap jenjang wilayah binaan Penyuluh
Pertanian. Program pembangunan pertanian dan Programa Penyuluhan Pertanian
ibarat sebuah payung. yang akan baru bisa bermanfaat bila dikembangkan. Payung
baru dapat berkembang dan berfungsi bila didukung dengan tiang penyangga payung
dan jari jari yang ada pada payung. Tiang penyangga payung dan jari jari payung
terikat kokoh pada bulatan kain/kertas sebagai peneduh/pelindung dari air hujan.
Begitupun idealnya yang seharusnya terjadi pada Program pembangunan pertanian
dan Programa Penyuluhan Pertanian. Keduanya saling dibutuhkan dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian. Program pembangunan pertanian
merupakan tiang penyangga yang bertanggung jawab dengan sarana prasarana dan
sarana produksi yang dibutuhkan oleh petani,. Dan jari jari dibaratkan sebagai
petani yang membutuhkan adanya perlindungan. Sedangkan lembar kain/kertas bulat
diibaratkan sebagai kegiatan penyuluhan pertanian yang akan berfungsi sebagai
peneduh/pelindung bagi petani dalam bentuk proses belajar guna meningkatkan PKS
petani. Dan itu artinya Program pembangunan pertanian dan Programa Penyuluhan
Pertanian harus saling mendukung sesuai dengan peran fungsinya dalam membantu
petani dalam mengelola usahatani, yang tentunya akan dapat dirasakan manfaat dan
kegunaannya oleh petani dan pihak pihak yang terkait.
Proses Penyusunan RKPD
Sebagai penanggung jawab kegiatan penyusunan RKPD adalah Penyuluh
Pertanian yang bertanggung jawab diwilayah binaan desa/kelurahan. Penyuluh
Pertanian dituntut mampu menjadi fasilitator dalam proses penyusunan RKPD atau
Programa Penyuluhan Pertanian tingkat desa. RKPD dibuat oleh petani bersama sama
dengan tokoh masyarakat. RKPD baru bisa disusun setelah profil desa sudah dbuat
dengan data data yang digunakan berasal dari IPW ( Identifikasi Potensi Wilayah ).
Proses tahapan penyusunan RKPD dsusun imulai dari penyusunan Profil desa,
penyusunan Profil keluarga petani, RUK ( Rencana Usaha Keluarga ), RKK ( Rencana
Kegiatan Kelompok ) dan RKD (Rencana Kegiatan Desa ). Pada setiap tahapan proses
penyusunan RKPD harus difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian PNS/ THL TBPP dan
Penyuluh Pertanian Swadaya.
RKPD merupakan hasil kesepakatan masyarakat desa terkait dengan kegiatan dan
proses pembelajaran bagi petani dewasa, wanita tadi, pemuda tani dan taruna tani.
RKPD disusun berdasarkan kebutuhan petani untuk mendukung usahatani yang
dikelola oleh masing masing petani yang tergabung dalam kelompoktani. Hasil
kesepakatan petani terkait dengan kebutuhan kegiatan penyuluhan pertanian
ditingkat desa disajikan dalam bentuk tulisan yang dikenal dengan nama RKPD atau
Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat desa. Pengesahan Programa Penyuluhan
Pertanian tingkat Desa atau RKPD yang sudah final dibuktikan dengan tanda tangan
pengesahan dari masing masing perwakilan kelompoktani dan Gapoktan, Penyuluh
Pertanian PNS dan Swadaya dan tanda tangan Kepala desa/kelurahan sebagai tanda
mengetahui yang disajikan dalam lembaran tersendiri setelah cover RKPD.
Dengan tersusunnya RKPD yang sesuai kebutuhan dan kesepakatan petani
diharapkan masyarakat pertanian yang ada didesa ;
1. Mengetahui tentang kegiatan penyuluhan pertanian yang sudah dijadwalkan
2. Dapat meningkatkan PKS petani dan masyarakat desa lainnya yang membutuhkan materi
penyuluhan pertanian yang disampaikan
Dalam menyusun RKPD harus dilakukan melalui kegiatan lokakarya
perencanaan partisipatif dengan melibatkan petani dewasa, wanita tani, pemuda tani
dan taruna tani yang menjadi perwakilan kelompoktani yang ada didesa serta tokoh
tokoh masyarakat didesa. Pelaksanaan kegiatan harus dilakukan secara diskusi,
demokrasi dan dilakukan secara mufakat dengan melibatkan semua peserta yang
hadir. Dalam merencanakan setiap kegiatan yang akan dilakukan harus selalu
dipertimbangkan peranan dan kebutuhan antara laki laki wanita dan taruna tani.
Perlu diupayakan kehadiran narasumber yang akan membantu dalam pemecahan
masalah petani dan keberlangsungan pengeloaan usahatani yang dikelola petani
melalui kerikatan dalam kerjasama kemitraan. Usahakan menghindari terjadinya
konflik diantara peserta dan setiap peserta mempunyai sumbang peran dalam
penyusunan RKPD yang akan dilakukan menjadi acuan pelaksanaan penyuluhan
pertanian di desa dengan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian PNS, THL TBPP dan
atau Penyuluh Pertanian Swadaya yang ada di wilayah desa bersangkutan.
Peran Penyuluh Pertanian dalam memfasilitasi RKPD
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh Penyuluh Pertanian PNS/THL TBPP
dan atau Penyuluh Pertanian Swadaya dalam memfasilitasi penyusunan RKPD
diantaranya memfasilitasi penyusunan RUK di masing masing keluarga petani dan
pada kegiatan RKK ( Rencana Kegiatan Kelompoktani ) dengan rincian kegiatan
sebagai berikut ;
1. Persiapan
Pada tahapan ini Penyuluh Pertanian PNS/THL TBPP dan atau Penyuluh Pertanian Swadaya yang
bertanggung jawab didesa bersangkutan melakukan tahapan persiapan untuk pertemuan
kelompoktani dengan kemasan kegiatan RKK ( Rencana Kegiatan Kelompoktani ). Artinya
Penyuluh Pertanian sebagai fasilitator petani dituntut mampu melakukan analisa hasil
penyusunan RUK yang sudah disusun oleh masing masing keluarga tani. Hasil identifikasi RUK
dari masing masing keluarga tani harus direkapitulasi oleh Penyuluh Pertanian sebagaimana
sajian matriks berikut
Tabel 1. Kebutuhan penyuluhan pertanian dari masing masing keluarga petani

No Jenis Usahatani Nama petani Dusun Kebutuhan penyuluhan


pertanian

Data data kebutuhan masing masing keluarga petani direkapitulasi sebagai data kelompoktani
yang akan menjadi bahan pembahasan penyusunan RKK ( Rencana Kegiatan Kelompoktani ).
Pembahasan RKK harus dilakukan secara musyawarah diantara anggota kelompoktani dan
pengurus kelompoktani. Hasil yang diharapkan dalam penyusunan RKK berupa penyusunan
prioritas kebutuhan penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan teknik rangking. Hasil tertinggi
dari perhitungan teknik rangking itulah yang akan menjadi bahan acuan bagi kelompok tani untuk
disampaikan dalam pertemuan di tingkat desa dalam penyusunan RKD ( Rencana Kegiatan Desa ).
Secara sederhana hasil perhitungan Teknik rangking ditingkat kelompoktani disajikan dalam
matriks berikut
Tabel 2. Prioritas Kebutuhan penyuluhan pertanian dikelompoktani ………..

No Jenis Usahatani Kebutuhan Penyuluhan Pertanian

2. Melakukan kordinasi dengan kepala desa/kelurahan


Setelah semua kelompoktani yang menjadi tanggung jawab Penyuluh Pertanian terfasilitasi
kebutuhan penyuluhan pertanian, Selanjutnya Penyuluh Pertanian dengan membawa hasil
rekapitulasi akhir Teknik rangking yang fihasilkan oleh masing masing kelompoktani meminta
kepada kepala desa/kelurahan untuk mengundang minimalnya 25 petani yang menjadi perwakilan
dari masing masing kelompoktani yang ada didesa untuk hadir dalam lokakarya perencanaan
penyuluhan pertanian yang tidak lain adalah kegiatan RKD ( Rencana Kegiatan Desa ). Penyusunan
RKD selain undangan 25 petani yang dundang juga dihadiri oleh Kontak tani, tokoh masyarakat
dan pihak pihak yang berkepentingan dalam meningkatkan PKS petani. Pertemuan lokakarya
perencanaan penyuluhan pertanian selain penjelasan tentang maksud tujuan kegiatan lokakarya
perencanaan penyuluhan pertanian idealnya juga dilakukan dengan kegiatan Dinamika kelompok
yang difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian guna membangun keakraban diantara peserta dan
memudahkan dalam proses pengambilan keputusan .
Tahapan proses penyusunan RKPD
Tahapan penyusunan RKPD yang sudah berada di tingkat desa berupa RKD, Pada
kegiatan RKD ini berperan adalah petani yang diundang sebagai peserta lokakarya,
KTNA dan tokoh masyarakat serta narasumber yang merupakan perwakilan dari
penanggung jawab program dinas lingkup pertanian di kabupaten/kota. Disinilah
proses penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian tingkat desa atau RKPD
dilaksanakan secara partisipatif dan menjadi tanggung jawab penuh dari perwakilan
petani peserta lokakarya sebagai wakil kelompoktani, tokoh masyarakat dan
narasumber dalam penyusunan RKPD yang difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian
PNS/THL TBPP dan atau Penyuluh Pertanian Swadaya yang bertanggung jawab
didesa bersangkutan
Pelaku kegiatan lokakarya perencanaan penyuluhan pertanian semuanya dilakukan
oleh peserta lokakarya yang nota bene adalah perwakilan dari masing masing
kelompoktani yang ada didesa. Penyuluh Pertanian PNS/THL TBPP dan atau Penyuluh
Pertanian Swadaya hanya berperan sebagai fasilitator dalam lokakarya perencanaan
penyuluhan pertanian..
Pada pertemuan lokakarya perencanaan penyuluhan pertanian disinilah peran petani
ikut berpartisipasi sangat diharapkan dengan melakukan identifikasi kebutuhan
penyuluhan pertanian yang sudah disusun dikelompoktani masing masing. Dengan
rincian kegiatan sebagaimana berikut ;
1. Masing masing penanggung jawab kelompoktani melakukan pemaparan sajian data hasil rangking
kebutuhan penyuluhan pertanian yang akan dilakukan oleh masing masing kelompoktani
2. Hasil pemaparan hasil rangking kebutuhan penyuluhan pertanian dari masing masing
kelompoktani akan bahas oleh semua peserta lokakarya dengan mempertimbangkan dana, teknis
pelaksanaannya, mendesak tidaknya kebutuhan penyuluhan pertanian bagi masing masing
kelompoktani dan waktu pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di masing masing
kelompoktani
3. Berdasarkan hasil pembahasan dari semua peserta lokakarya melakukan kesepakatan untuk
menindak lanjuti kegiatan penyuluhan pertanian yang akan dilakukan didesa dengan sajian data
disampaikan dalam bentuk matrks sebagaimana sajian berikut
Tabel 3. Kesepakatan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di desa ………

N Kegiatan yang Kebutuhan teknologi/ Kelompoktani Waktu


o akan dilakukan Informasi/ sarana yang pelaksanaan
prasarana yang membutuhkan
diperlukan

Kegiatan penyuluhan pertanian yang sudah disepakati oleh semua peserta lokakarya harus
dilengkapi dengan data yang terkait dengan tujuan yang akan dicapai agar nantinya memudahkan
dalam evaluasi keberhasilan kegiatan Hasil penyampaian tujuan disajikan dalam bentuk matriks
sebagaimana sajian berikut
Tabel 4. Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian di desa ………

N Rencana Kebutuhan Kelompoktani Tujuan yang


o Kegiatan penyuluhan yang melakukan akan dicapai
yang diusulkan pertanian

Penyuluh Pertanian dalam memfasilitasi peserta lokakarya bukan hanya terfokus


pada kegiatan materi penyuluhan pertaniannya saja tapi juga harus mencakup pada
perencanaan yang terkait dengan dukungan sarana prasarana dan sarana produksi
yang dibutuhkan petani yang diperlukan dukungan pemerintah diantaranya perbaikan
irigasi, pembuatan jalan usahatani. Karena itu Penyuluh Pertanian harus mampu
memfasiltasi peserta lolakarya melakukan perencanaan fisik yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan penyuluhan pertanian. Sajian data data perencanaan fisik yang
dibutuhkan petani disampaikan dalam bentuk matiks sebagaimana berikut
Tabel 5. Kebutuhan sarana prasarana dalam mendukung kegiatan penyuluhan
pertanian didesa ………………
N Kebutuhan Tujuan yang Kelompoktani Kebutuhan Waktu
o Penyuluhan akan dicapai yang Sarana diperlukan
pertanian melakukan prasarana
1

Hasil kebutuhan sarana prasarana dalam mendukung kegiatan penyuluhan pertanian


inilah yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan pengusulan sektor pertanian
dalam kegiatan Musrembangdesa. Karena itu dianjurkan kegiatan penyusunan
kegiatan RKD ( Rencana Kegiatan Desa ) susah selesai sebelum kegiatan
Musrembangdesa dilaksanakan. Bila penyusunan RKPD pada bulan September sudah
selesai disusun itu artinya RKD 2 – 3 bulan sebelumnya harus sudah tersusun
Setelah tersusun kegiatan penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan didesa
disepakati oleh peserta lokakarya. selanjutnya harus dibuatkan data data
pelaksanaan penyuluhan pertanian dimasing masing tingkatan sasaran Penyuluh
Pertanian dalam melakukan pendampingan teknologi sebagaimana matriks berikut
Tabel 6. Daftar Kebutuhan penyuluhan pertanian dimasing masing tingkatan sasaran
pendampingan teknologi
No Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
ditingkat RUK ditingkat RKK ditingkat RKD

Tahapan selanjutnya Penyuluh Pertanian dituntut mampu memfasiltasi peserta


lokakarya melakukan penyusunan perumusan Tujuan, materi dan metode penyuluhan
pertanian yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran di masing masing
kegiatan penyuluhan pertanian. Sajian data pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian sebagaimana matriks berikut
Tabel 7. Perumusan Tujuan , Materi dan Metoda penyuluhan pertanian
No Dukungan tingkatan Tujuan yang Materi yang Metode yang akan
pendampingan akan dicapai dibutuhkan digunakan
Kegiatan penyuluhan pertanian yang sudah disepakati adakalanya juga membutuhkan biaya dalam
pelaksanaannya, Karena itu perlu juga direncanakan dan diusulkan untuk bias mendapatkan
fasilitasi kegiatan yang terkait parasarana proses belajar yang akan dilakukan oleh
kelompoktani sebagaimana sajian matriks berikut
Tabel 8. Kebutuhan keperluan pembiayaan kegiatan Penyuluhan Pertanian ……….

N Kegiatan Kebutuhan Kebutuhan Nama Jadwal Peserta Lokasi


o Pembe Sarana biaya Fsilitator Pelaksa
lajaran Belajar naan

PENYAJIAN RKPD
RKPD adalah Programa Penyuluhan Pertanian ditingkat desa, yang akan menjadi
acuan bagi Penyuluh Pertanian dalam melakukan pendampingan pada petani. RKPD
dibuat setiap tahun sekali dengan mengacu pada permentan no 25 tahun 2009
tentang penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Penyajian format RKPD
disajikan sebagai berikut .
Pendahuluan
Berisikan tentang uraian informasi alokasi program pembangunan pertanian yang
dilaksanakan didesa bersangkutan, Uraian informasi perlunya Programa Penyuluhan
Pertanian didesa yang besangkutan guna mendukung program pertanian yang sedang
digulirkan sampai tahun 2014 “ Empat Sukses Pembangunan Pertanian “ menjadi ikon
pendampingan teknologi yang harus dilakukan oleh Penyuluh Pertanian.
Keadaan Umum
Informasi terkait dengan kondisi nyata dari Sumberdaya, penerapan teknologi yang
baru dilaksanakan petani, teknologi lokalita spsifik yang ditemukan dan keberadaan
kondisi kelembagaan petani dilokasi desa penyusunan RKPD yang masih
membutuhkan sentuhan RKPD guna tercapainya harapan peningkatan SDM petani.
Menyajikan data data informasi terkait dengan potensi kondisi nyata sumberdaya
yang ada di wilayah kerja Penyuluh Pertanian. Data data yang disajikan pada
keadaan umum terdiri dari cakupan luas areal, pemanfaatan lahan, penerapan
teknologi, komoditi ternak dan komoditi pangan dan hortikultura serta perkebunan
yang dikelola oleh petani
Tujuan
Uraian harapan yang ingin dicapai oleh petani sesuai hasil kesepakatan dari
penyusunan RKPD. Target tujuan berdasarkan kemampuan jumlah persentase
perubahan prilaku yang akan menjadi garapan peningkatan PKS petani dalam
menerapkan teknologi, pengembangan wawasan teknologi pengelolaan usahatani.
Tujuan yang akan dicapai dianalisa dengan menggunakan rumusan prinsip SMART yang
diartikan Spesifik/lokalita, Measurable/mempunyai ukuran, Actionary/dapat
dikerjakan, Realistik/masuk diakal dan Time based/dalam jangkauan waktu dengan tetap
memperhatikan pada ABCD yaitu A ( Audience/khalayak sasaran ), B (Behaviour/perubahan
perilaku) C ( Condition/kondisi yang akan dicapai ) dan D (Degree/derajat kondisi yang akan
dicapai). Yang berperan dalam menetapkan tujuan adalah petani peserta lokakarya yang terdiri
dari perwakilan petani dan pelaku usaha, tokoh masyakarakat dan narasumber yang diwakili oleh
penanggung jawab program dinas lingkup pertanian dengan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian.
Masalah
Menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi di wilayah kerja Penyuluh Pertanian yang
dilengkapi dengan penelusuran penyebab terjadinya kendala dalam mengelola usahatani. Banyak
faktor penyebab terjadinya kegagalan petani selain daya kemampuan petani dalam penerapan
teknologi juga dapat disebabkan oleh faktor dukungan pembiayaan maupun kebijakan . Dalam
penyajian data disampaikan dengan menggunakan perhitungan persentase dari dua sisi
permasalahan yang disorot yaitu disebabkan oleh prilaku dan non prilaku. ;
a. Permasalahan prilaku
berkaitan dengan pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama, pelaku usaha,
kelembagaan petani, penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian, serta seluruh
pemangku kepentingan yang menjadi kendala dalam pencapaian tujuan pembangunan pertanian
b. Permasalahan non prilaku
berkaitan dengan aspek kebijakan, sarana/prasarana, pembiayaan, maupun pengaturan dan
pelayanan yang menjadi penghambat pencapaian tingkat produktivitas,
Rencana Kegiatan Penyuluhan
Merupakan upaya mencapai tujuan yang disekapakati oleh peserta lokakarya
penyusunan RKPD yang akan menjadi acuan bagi Penyuluh Pertanian dalam melakukan
pendampingan teknologi. Berbagai macam metoda penyuluhan pertanian dapat
menjadi alternatif pilihan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian.
Rencana kegiatan penyuluhan pertanian disajikan bentuk matriks.
a. Rencana kegiatan penyuluhan pertanian dengan data data terdiri dari keadaaan, tujuan, masalah,
sasaran (target beneficeries), materi, kegiatan/ metoda, volume, lokasi, waktu, sumber biaya,
pelaksana dan penanggung jawab sebagaimana tersaji pada lampiran matriks Form 1. yang
disyahkan oleh kepala BPP.
b. Rencana kegiatan yang bersifat membantu/mengikhtiarkan kemudahan bagi petani dan pelaku
usaha, kelembagaan petani, berupa sajian data yang terkait dengan aspek kebijakan,
sarana/prasarana, pembiayaan, pengaturan dan pelayanan, disajikan pada lampiran matriks Form
2. yang disyahkan oleh kepala BPP.
Sajian kedua matriks pendukung kegiatan penyuluhan pertanian inilah yang akan
menjadi acuan bagi Penyuluh Pertanian melakukan pendampingan teknologi pada
petani setelah mendapatkan pengesahan dan persetujuan dari kelembagaan
penyuluhan pertanian di kecamatan dan kepala desa/kelurahan di wilayah kerja
Penyuluh Pertanian
Penutup
Sajian informasi yang terkait dengan penjabaran kegiatan penyuluhan pertanian
yang diwujudkan dalam bentuk matriks Programa Penyuluhan Pertanian yang
disahkan oleh pimpinan kelembagaan penyuluhan pertanian tingkat kecamatan

Posted 14th August 2017 by PPL

3
View comments

3.
AUG

14

Data data proses penyusunan Programa Desa


Tabel 1. Kebutuhan penyuluhan pertanian di masing masing
keluarga petani
Nama petani :
Alamat :
No Usahatani yang dikelola Kebutuhan pendampingan Waktu
keluarga petani teknologi/materi

Tabel 2. Rekapitulasi data kebutuhan pendampingan teknologi


keluargatani desa ; ............
No Jenis Nama Dusun Kebutuhan Waktu
Usahatani petani penyuluhan
pertanian

RKK
Tabel 3. Rencana Usulan kegiatan Usahatani yang akan dikelola
kelompoktani ......... desa ......
N Usahatani Nama Dusu Kebutuhan WAK
o petani n pendampingan teknologi TU
Materi Saprod Sarana
i prasarana
1 Padi Abu
sawah Gendon
Munir

Tabel 4. Rekapitulasi Kebutuhan penyuluhan pertanian


dikelompoktani desa ...........
N Usahatani Kelompok Kebutuhan pendampingan
o tani teknologi Waktu
Materi Saprodi Sarana
teknologi prasarana

Tabel 5. Teknik ranking pengelolaan usahatani desa .............


No Usaha Kriteria penilaian Nilai Kelom
tani Kebutu Dampak peluang Rang Pok
han nilai pasar king tani
mende pendapatan
sak

Tabel 6. Prioritas Kebutuhan penyuluhan pertanian


dikelompoktani desa ...........
No Usaha Kelom Kebutuhan pendampingan Rangking W
tani pok teknologi Kebutuh A
tani Materi Saprodi Sarana an pen K
tekno Prasarana dampingan T
logi teknologi U
Kelompoktani yang mem
butuhkan

6RKD
Tabel 6. Rekapitulasi kegiatan penyuluhan pertanian di kelompoktani
desa ...........
No Usahatani Kelom Pendampingan teknologi Wak
pok tu
Materi Saprodi Sarana Rangking
tani
prasaran
a

Tabel 7. Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian di desa ………


N Usaha Kebutuhan Tujua Pelaksanaan
o tani Pendampingan teknologi n yang
yang dikelol Materi Sapr Sarana akan Kelom Wa
a teknolog o prasaran dicapa poktan k
i di a i i tu

Tabel 6. Kebutuhan sarana prasarana dalam mendukung kegiatan


penyuluhan pertanian didesa ………………
No Kebutuhan Tujuan Kelompoktani Kebutuhan Waktu
Penyuluhan yang akan yang Sarana diperlukan
pertanian dicapai melakukan prasarana

Tabel 7. Daftar Kebutuhan penyuluhan pertanian dimasing masing tingkatan


sasaran pendampingan teknologi
No Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
ditingkat RUK ditingkat RKK ditingkat RKD

Tabel 8. Perumusan Kegiatan Penyuluhan Pertanian


No Dukungan Tujuan Materi yang Metode yang
tingkatan yang akan dibutuhkan akan digunakan
pendampingan dicapai

Tabel 9. Kebutuhan keperluan pembiayaan kegiatan Penyuluhan


Pertanian desa ……….
N Kegiatan Kebutuhan Kebutuh Nama Jadwal Peser Lo
o Pembela Sarana an biaya Fasilita Pelaksa ta Ka
jaran Belajar tor naan si

Posted 14th August 2017 by PPL

0
Add a comment

4.
AUG

14

FORMAT FORMAT MATRIKS PROGRAMA

Form 1.
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN
TAHUN ................
T M Sasaran Metode W L Bia Sum Pen Pela K
u a Pelaku Utama Pela Pet /Kegiat ak o ya ber ang ksa E
j S ku u an tu k ( R Biay gun na T
u a Usa gas a p ) a g
a la ha s Ja
n h Wa Tar Pet L P L P Je Vo i wab
nita una ani nis l/
tani tani Dew Fr
asa eq
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15 16 17 1
3 8
Ket. :
Disahkan oleh Kepala BPP, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kab/Kota,
Ketua Bakor Penyuluhan Provinsi atau Badan Pelaksana sesuai tingkat administrasi
pemerintahan.
*) form ini digunakan untuk pengisian data kegiatan penyuluhan pertanian yang
akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan,artinya pengisian data berupa
data data prilaku dan data data non prilaku
Form 2
RENCANA KEGIATAN UNTUK MENGIKHTIARKAN KEMUDAHAN
TAHUN : ……………….
N Tuju Masa Iktiar/ Lok Wa Bia Sum Penang Pelaks KE
o an lah Kegiatan asi ktu ya ber gung ana T
yang
Biay jawab
dilakukan
a

Ket. :
Disahkan oleh Kepala BPP, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kab/Kota,
Ketua Bakor Penyuluhan Provinsi atau Badan Pelaksana sesuai tingkat administrasi
pemerintahan
*) form ini digunakan untuk pengisian data data non prilaku sebagai pendukung
kegiatan penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan selama satu tahun
kedepan

Form 3
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
TAHUN ………..
N K T M Sasaran
o ea u a Pelaku Pela Pet Kegiatan Penyuluhan
d j s Utama ku u
a u a usah gas
a a la a K
n n h W Ta Pe L P L P M Kegiat V L W Su Pe Pe E
an ru ta a an/Me o o ak m ng la T
i na ni te toda l K tu be gu ks
ta ta De ri u a r ng a
ta ni w m si Bi ja na
ni as e ay wa
a a b

Ket. :
Disahkan oleh Kepala BPP, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kab/Kota,
Ketua Bakor Penyuluhan Provinsi atau Badan Pelaksana sesuai tingkat administrasi
pemerintahan

*) form ini digunakan untuk pengisian data data kegiatan penyuluhan pertanian
yang akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan terkait dengan data data
prilaku

A. Keterangan matriks kegiatan Penyuluhan Pertanian


1. Keadaan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai status pemanfaatan potensi sumberdaya
pembangunan pertanian secara umum terkait dengan tingkat produktivitas usahatani
di suatu wilayah.
2. Tujuan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai upaya yang akan ditempuh untuk
mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya pembangunan pertanian secara
umum, khususnya terkait dengan perubahan pengetahuan, wawasan, sikap dan
perilaku petani dan pelaku usaha serta seluruh pemangku kepentingan dalam
meningkatan produktivitas usahatani di suatu wilayah.
3. Masalah
Kolom ini berisi uraian singkat tentang faktor-faktor yang menjadi penyebab belum
tercapainya tujuan pembangunan pertanian, baik yang bersifat perilaku maupun non
perilaku guna meningkatan produktivitas usahatani di suatu wilayah.
4. Sasaran
Kolom ini menjelaskan siapa saja yang direncanakan untuk bisa terlibat dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian dengan berbagai macam kegiatan di tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, atau desa/kelurahan, yaitu :
a. Petani dan pelaku usaha atau kelembagaan petani ( untuk kegiatan programa
penyuluhan di semua tingkatan ).
b. Penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian yang bertugas setingkat di
bawah wilayahnya, serta pemangku kepentingan lainnya ( untuk programa penyuluhan
di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional ).
Penetapan sasaran perlu dilakukan berdasarkan hasil analisis gender yang dilakukan
terhadap petani dan pelaku usahatani di tingkat rumahtangga petani dan
masyarakat pedesaan pada umumnya, khususnya untuk menentukan “ siapa
melakukan apa ? ” dan “ siapa memutuskan apa? ”. Dengan demikian, sasaran
kegiatan penyuluhan pertanian akan lebih spesifik diarahkan langsung kepada petani
dengan adanya penjelasan laki-laki, perempuan atau keduanya sesuai dengan hasil
analisis gender yang merupakan pelaku kegiatan usahatani tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari bias gender dan distorsi pesan akibat
penyamarataan sasaran yang dilakukan tanpa mempertimbangkan peran masing-
masing (laki-laki atau perempuan) dalam kegiatan usahatani , maupun dalam
pengambilan keputusan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan usahanya.
5. Materi
Kolom ini menjelaskan tentang jenis informasi teknologi yang menjadi pesan bagi
sasaran baik dalam bentuk pedoman-pedoman, petunjuk teknis suatu komoditas
tertentu dan lain-lain.
6. Kegiatan/Metode
Kolom ini berisi kegiatan-kegiatan atau metode penyuluhan yang dapat memecahkan
masalah untuk mencapai tujuan.
7. Volume
Kolom volume berisi mengenai jumlah dan frekuensi kegiatan yang akan dilakukan
agar sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang disampaikan melalui
kegiatan penyuluhan, atau agar terjadinya perubahan perilaku pada sasaran.
8. Lokasi
Kolom ini memuat mengenai lokasi kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan
( desa, kecamatan, kabupaten/kota, dll ).
9. Waktu
Kolom ini berisikan mengenai waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tercantum
dalam programa penyuluhan.
10.Sumber Biaya
Kolom sumber biaya diisi mengenai berapa biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan yang telah ditetapkan, serta dari mana sumber
biaya yang tersebut diperoleh.
11.Penanggungjawab
Kolom ini menjelaskan penanggung jawab pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian,
sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat dengan jelas dimintai
pertanggungjawaban.
12. Pelaksana
Kolom ini berisi mengenai siapa yang melaksanakan kegiatan- kegiatan penyuluhan
tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh, petani/kontaktani dan/atau pelaku usaha.
13. Keterangan
Kolom ini berisi uraian mengenai hal-hal yang perlu dijelaskan tentang pihak-
pihak yang diharapkan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.

B. Penutup
Informasi yang disampaikan terkait dengan RTL yang akan dilakukan Penyuluh
Pertanian dalam melakukan pendampingan petani yang diwujudkan dalam bentuk
RKTP ( Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanain )

Posted 14th August 2017 by PPL

4
View comments

5.
AUG
14

RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN


Penyuluh Pertanian PNS merupakan salah satu perangkat Penyuluh Pertanian
diatur dalam bab VI pasal 20 Undang Undang No 16 tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan. Penyuluh Pertanian terdiri dari Penyuluh
Pertanian PNS, Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta. Dalam
bekerja Penyuluh Pertanian PNS diatur dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan
Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Lebih lanjut dijelaskan pada
pasal 3 Penyuluh Pertanian berkedudukan sebaga pelaksana teknis fungsional pada
unit organisasi lingkup penyuluhan pertanian pada instansi pemerintah. Dan pada
pasal 4 menerangkan tentang Tugas pokok Penyuluh Pertanian yang meliputi kegiatan
persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan
pelaporan serta pengembangan penyuluhan pertanian. Artinya pekerjaan Penyuluh
Pertanian hanya dapat diakui sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/02/MENPAN/2/2008, dengan
rincian Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Ahli dapat dilihat pada Lampiran II Rincian
Butir Kegiatan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli.
Dalam melaksanakan tugas pokok Penyuluh Pertanian harus mengacu pada
Programa Penyuluhan Pertanian yang sudah disusun oleh petani dan difasilitasi oleh
Penyuluh Pertanian. Programa Penyuluhan Pertanian yang akan digunakan sebagai
acuan oleh Penyuluh Pertanian harus sudah memiliki bukti lembar pengesahan dari
lembaga penanggung jawab penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan kelembagaan
petani diwilayah kerja Penyuluh Pertanian. Diera pemberdayaan petani sekarang ini
penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian harus dilakukan sesuai dengan
kebutuhan petani, pelaksanaannya dilakukan setiap tahun sekali. Data data
kebutuhan petani yang dikemas dalam kegiatan penyuluhan pertanian inilah yang
menjadi isi dari Programa Penyuluhan Pertanian.
Programa Penyuluhan Pertanian berisikan tentang kegiatan kegiatan penyuluhan
pertanian yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam menjawab kebutuhan
kebutuhan petani. Dengan mengacu pada Programa Penyuluhan Pertanian yang sudah
dibuat oleh petani, Penyuluh Pertanian dituntut mampu menjabarkan kegiatan
kegiatan penyuluhan pertanian dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
Pertanian ( RKTPP ) yang tidak lain merupakan sajian kegiatan penyuluhan pertanian
yang dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun.
Konsekwensi tindak lanjut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara nomor PER/02/MENPAN/2/2008. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
Pertanian ( RKTPP ) wajib dibuat oleh setiap Penyuluh Pertanian PNS dan merupakan
salah satu penilaian dari kegiatan persiapan penyuluhan pertanian. Penilaian
penyusunan Rencana Kerja Penyuluh Tahunan Pertanian ( RKTPP ) disesuaikan dengan
jenjang jabatan fungsional Penyuluh Pertanian sebagaimana tersajikan pada Tabel
berikut.
Tabel 1. Penilaian penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) Penyuluh
Pertanian Ahli
No Jenjang Jabatan Nilai Kredit yang diberikan
1 P P Pertama 0, 158
2 P P Muda 0, 315
3 P P Madya 0, 473
4 P P Utama 0, 630

Dengan tersusunnya Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian ( RKTPP ) oleh


masing masing Penyuluh Pertanian, diharapkan dapat digunakan untuk ;
1. Sebagai bahan acuan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian secara
terjadwal sesuai dengan kebutuhan petani
2. Memudahkan bagi Penyuluh Pertanian dalam melakukan penyampaian materi dalam
pendampingan teknologi pada petani
3. Menentukan materi penyuluhan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani
4. Menyiapkan bahan bahan penyusunan materi penyuluhan pertanian
5. Merancang kegiatan penyuluhan pertanian
6. Membantu Penyuluh Pertanian dalam mencari pakar/ praktisi yang berperan sebagai
narasumber dalam kegiatan penyuluhan pertanian
7. Sebagai acuan waktu yang akan menjadi bahan pengingat bagi semua pihak yang
terlibat dalam peningkatan PKS petani
8. dst
Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian ( RKTPP )
Penyuluh Pertanian baru dapat menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian
( RKTPP ) setelah Programa Penyuluhan Pertanian tersusun dan mendapatkan
pengesahan dari penanggung jawab lembaga penyelenggara kegiatan penyuluhan
pertanian dan kelembagaan petani di wilayah kerja Penyuluh Pertanian.
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian ( RKTPP ) yang disusun Penyuluh
Pertanian dijabarkan sesuai dengan kebutuhan petani, dengan penyusunan kegiatan
penyuluhan pertanian dalam tiga tahapan yaitu tahunan, bulanan dan mingguan,
Penyusunn Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian ( RKTPP ) Tahunan, harus
dilakukan dalam beberapa langkah tahapan :
1. Pelajari kembali Programa Penyuluhan Pertanian yang sudah disusun dan disahkan
oleh kelembagaan penyelengara kegiatan penyuluhan pertanian dimasing masing
tingkatan wilayah
2. Lakukan pemilahan pemilahan kebutuhan materi yang disesuaikan dengan waktu yang
tepat bagi petani
3. Buatlah kalender matriks yang memudahkan bagi petani dan pihak pihak terkait
untuk membacanya
4. Susun dalam bentuk matriks Rencana Kerja Penyuluh Pertanian ( RKPP ) Tahunan,
artinya penyusunan RKPP berdasarkan pada kegiatan secara global selama satu
tahun sebagaimana tersaji pada Lampiran 1.
5. Lanjutkan penyusunan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian ( RKPP ) bulanan, disusun
setiap awal bulan kegiatan lebih terfocus pada penjabaran bulanan, dengan mengacu
pada Rencana Kerja Penyuluh Pertanian ( RKPP ) Tahunan sebagaimana tersaji pada
Lampiran 2
6. Penyusunan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian ( RKPP ) mingguan, disusun setiap
minggu sekali dengan mengacu pada Rencana Kerja Penyuluh Pertanian ( RKPP )
bulanan. Kegiatan lebih dipersempit pada penjabaran rincian kegiatan mingguan
( LAKU ) tersaji pada Lampiran 3.
Prinsip Prinsip Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian ( RKTPP )
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian ( RKTPP ) dibuat oleh masing masing
Penyuluh Pertanian yang memberikan gambaran tentang peran Penyuluh Pertanian
dalam melakukan penyuluhan pertanian yang dikemas dalam bentuk pendampingan
teknologi pada petani dengan beberapa kriteria berikut ;
1. Penyuluh Pertanian berperan sebagai fasilitator dalam semua kegiatan kegiatan yang
dilakukan oleh petani diantaranya kegiatan identifikasi potensi wilayah. Penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian dan kegiatan kegiatan untuk kepentingan PKS petani
seperti pendampingan teknologi, pertemuan kelompoktani demplot dan pelatihan
bagi petani
2. Penyuluh Pertanian sebagai pelaku kegiatan penyuluhan pertanian harus mampu
mengemas dalam bentuk kegiatan system kerja LAKU ( Latihan dan Kunjungan ).
MONEV ( Monitoring dan Evaluasi ) dan pengembangan profesi
3. Penyuluh Pertanian sebagai pelaku/ perancang daam berbagai kegiatan penyuluhan
guna memenuhi kebutuhan petani diantaranya menjadi perancang kegiatan
penyuluhan pertanian, perancang pembuatan media penyuluhan pertanian, penyusun
materi penyuluhan pertanian yang disampaikan dalam berbagai macam bentuk media
penyuluhan pertanian, melakukan penulisan ilmiah popular di media cetak, melakukan
penulisan naskah radio dan melakukan kaji terap
4. Penyuluh Pertanian bila diperlukan juga dapat berperan sebagai konsultan dibidang
pertanian diwujudkan dalam bentuk hasil konsep yang diberikan kepada petani
5. Penyuluh Pertanian terlibat sebagai peserta dalam kegiatan seminar, lokakarya
6. Penyuluh Pertanian selain dituntut mampu menjadi perancang kegiatan penyuluhan
pertanian juga harus mampu melakukan kegiatan penyuluhan pertanian dengan
berbagai macam metoda penyuluhan pertanian seperti karya wisata, temu lapangan,
demplot dsb
Penyajian Format Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian ( RKTPP )
Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian ( RKTPP ) disajikan dalam
bentuk format dalam penyajian Programa Penyuluhan Pertanian yang terdiri dari
1. Pendahuluan
Menjelaskan tentang program Empat Sukses pembangunan pertanian yang akan
menjadi target keberhasilan pembangunan pertanian diwilayah kerja Penyuluh
Pertanian. Penyajian data data program yang digulirkan kabupaten kota dan komoditi
unggulan dari masing masing wilayah binaan Penyuluh Pertanian. Peran Penyuluh
Pertanian dalam melakukan pendampingan teknologi kepada petani dengan tujuan
yang akan dicapai peningkatan PKS petani melalui penerapan teknologi yang
dianjurkan agar dapat memberikan nilai tambah pada pendapatan keluarga petani
2. Keadaan
Sajian tulisan yang menjelaskan tentang gambaran keadaan nyata PKS petani
menerapkan teknologi sederhana dalam mengelola usahatani di wilayah kerja
Penyuluh Pertanian. Dilengkapi dengan data data pendukung hasil wawancara yang
terkait dalam penerapan teknologi oleh petani pada kegiatan Identifikasi Potensi
Wilayah.
3. Cara Mencapai Tujuan
Menjelaskan target sasaran program yang akan dicapai di wilayah kerja Penyuluh
Pertanian. Disinilah tuntutan peran Penyuluh Pertanian harus mampu diwujudkan
dengan berbagai macam kemasan bentuk kegiatan penyuluhan pertanian dalam
berbagai macam metoda penyuluhan pertanian. Selain kemasan kegiatan penyuluhan
pertanian juga harus dilengkapi dengan penyebaran materi penyuluhan pertanian
yang sudah dibuat oleh Penyuluh Pertanian dengan berbagai macam bentuk media
penyuluhan pertanian.
Dalam melakukan pembuatan media informasi penyuluhan pertanian harus
berdasarkan pada kebutuhan petani yang disesuaikan dengan keragaman kemampuan
petani dalam memahami materi yang akan disampaikan
4. Rencana Kegiatan
Berupa sajian kegiatan penyuluhan pertanian yang akan dilakukan oleh masing masing
Penyuluh Pertanian dalam satu tahun. Penyusunan kegiatan penyuluhan pertanian
harus sesuai dengan Programa Penyuluhan Pertanian yang dibuat oleh petani dan
sudah mendapat pengesahan dari lembaga penanggung jawab penyelenggara kegiatan
penyuluhan pertanian dan kelembagaan petani diwilayah kerja Penyuluh Pertanian.
Untuk memudahkan pemantauan penyusunan dilakukan dalam model yang meliputi
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian ( RKTPP ), Rencana Kerja Penyuluh
Pertanian bulanan yang disusun setiap awal bulan dengan mengacu pada Rencana
Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian ( RKTPP ), dan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian
mingguan yang disusun setiap minggu sekali dan mengacu pada Rencana Kerja
Penyuluh Pertanian bulanan. Penyusunan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian Tahunan,
bulanan dan mingguan harus diserahkan pada lembaga penanggung jawab
penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian diwilayah kerja Penyuluh Pertanian sebagai
dokumentasi kegiatan Penyuluh Pertanian. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
Pertanian ( RKTPP ) diserahkan pada awal Tahun Anggaran, Rencana Kerja Penyuluh
Pertanian bulanan diserahkan pada awal bulan dan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian
mingguan dilakukan setiap minggu sekali.
Sajian matriks Format Rencana Kerja Penyuluh Pertanian dapat mengacu pada Form
4 yang ada pada peraturan menteri pertanian no 25/Permentan/ OT.140/5/2009
tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian sebagaimana
terlampir.

RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH ( RKTP )


TAHUN ;………………………
NAMA : ………………………..
WILAYAH KERJA : …………………………..
KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN
No Tujuan Masalah Sasaran Materi Kegiatan/ Volume Lokasi Waktu Sumber Pena
Metoda Biaya Ja

Posted 14th August 2017 by PPL

2
View comments

6.
AUG

14

Perangkat data data penyusunan RKPD

Perangkat data data penyusunan


RKPD
Diawali dengan analisa IPW, kajian
desa dan penggalian data dari
masing masing keluarga tani,
I, RUK ( Rencana Kegiatan Keluarga )
Data pendukung RUK berupa data data Profil
Keluarga tani ( disajikan dalam bentuk matriks ) ;
1.Data admnistrasi keluarga
2.Data kepemilikan luas lahan usahatani
3.Data kepemilikan ternak
4.Data mobilitas keluarga
5.Data harian keluarga tani
6.Kalender musim keluarga tani
7.Data Pola tanam

Tabel 1. Data Penerapan Teknologi pengelolaan


usahatani kelg tani
Nama KK petani
N U Pelaku Penerapan Pe Kebutuh Wa
o s Teknologi/Prila n an Mate ktu
a ku petani ca ri Penda /
h B I A Bur Ses Tid Alas pa m Jad
a A B N uh/ uai ak an ia pingan wal
t P U A Orn Tek Ses Ti d n Tekno dib
A K g no uai ak
K lain logi Tek Se s
L P L P Anj no uai
ura logi Tek
ani n Anj nolog pro logi utuh
ura i duk kan
n Anju si
ran

Tabel 2. Penerapan teknologi ditingkat petani


N Dus Komo Na PENERAPAN TEKNOLOGI OLEH PETANI (
o un diti ma Pangan ) *)
pet Benih Penggun Takara Penggun Panen
ani Unggul aan n aan
pupuk pupuk pestisid
a
Prila % Prila % Prila % Prila % Prila %
ku ku ku ku ku
*) Disesuaikan dengan teknologi yang difasilitasi oleh PP(Ngan, Bun
Nak, Horti dan Pengolahan hasil)

Tabel 3. Identifikasi Masalah dan Upaya


Pemecahan masalah penerapan Teknologi yang
dilakukan petani
Nama KK petani ; .........Dusun
N Usaha Pote Mas Penye Harapan/
o tani nsi alah bab Tindakan/ Kegiat
Masal an yang dilakukan
ah

Tabel 4. Kebutuhan penyuluhan pertanian di masing masing


keluarga petani
DESA ;
No Usahatani Kebutuhan Nama Dusun Waktu
yang pendampingan Petani
dikelola teknologi/materi
keluarga
petani

**) Data table 4 merupakan rekapitulasi yang harus dibuat PP


sebagai bahan acuan untuk penyusunan RKK

RKK Rencana Kegiatan Kelompoktani


1. Pada kegiatan penyusunan RKK PP
menyajikan data data pada tabel 4
dari RUK yg diisi oleh masing masing
keluarga tani
2. Selain data data RUK juga dapat
diambil dari fasilitasi data data
RDKK yang sudah dibuat oleh
kelompoktani.
Dari data data RDK/RDKK telusuri
lebih lanjut pada penerapan
teknologi yang dilakukan petani
dalam mgelola usahataninya.

Tabel 1. Penerapan teknologi ditingkat


kelompok tani
Kelompoktani ;
N Dus Komo Na PENERAPAN TEKNOLOGI OLEH PETANI (
o un diti ma Pangan ) *)
pet Benih Penggun Takara Penggun Panen
ani Unggul aan n aan
pupuk pupuk pestisid
a
Prila % Prila % Prila % Prila % Prila %
ku ku ku ku ku

*) Disesuaikan dengan teknologi yang difasilitasi oleh PP

Tabel 2. Rencana Usulan kegiatan Usahatani yang


akan dikelola kelompoktani
Kelompoktani …………………… desa ......
N Usa Na Dus Kebutuhan
o ha ma un pendampingan teknologi
tani pet Mat Wa Sapr Wa Saran W
eri ktu odi ktu a ak
prasa tu
ani
rana

Tabel 5. Teknik ranking pengelolaan usahatani


Kelompoktani .............Desa
No Usaha Kriteria penilaian Nilai Kelom
tani Kebutu Dampak peluang Rang Pok
han nilai pasar king tani
mende pendapatan
sak

Tabel 6. Usulan kegiatan Usahatani yang akan


dikelola kelompoktani
sesuai urutan hasil rangking
Kelompoktani …………………… desa ......
N Us Na Du Kebutuhan
o aha ma sun pendampingan teknologi
tan pet M W Rang Sap Wa Sara W
i a a ak king rodi ktu na ak
ni te tu prasa tu
ri rana

Tabel 7. Kebutuhan penyuluhan pertanian


kelompoktani ………………….desa ...........
N Usahatan Kebutuhan pendampingan teknologi
o i Materi Wakt Saprod Wakt Sarana Wakt
teknolog u i u prasaran u
i a

Tabel 8. Rekapitulasi Kebutuhan penyuluhan pertanian di


kelompoktani
Desa ...........
N Usahat Kelompok Kebutuhan pendampingan teknologi
o ani tani Materi Wak Sapro Wak Sarana Wak
teknol tu di tu prasar tu
ogi ana

**) Data tabel 8 merupakan rekapitulasi yang harus dibuat PP


dan **) Data tabel 7 merupakan rekapitulasi yang harus
dibuat PP dan disepakati oleh kelompoktani sekaligus
menjadi bahan acuan untuk penyusunan RKD ( Rencana
Kegiatan Desa )

RKD - Rencana Kegiatan Desa


Merupakan kegiatan penyuluhan pertanian yang ada didesa dan harus
difasilitasi oleh PP.
Pada kegiatan penyusunan RKD akan dihasilkan data data terkait
prilaku petani dan non prilaku . Kegiatan prilaku terkait data data
yang berhubungan dengan PKS petani dan non prilaku terkait dengan
sarana prasarana. Data data non prilaku merupakan acuan dasar
yang akan digunakan sebagai usulan ke Musrembangdes. Karena itu
penyusunan RKD harus dilakukan sebelum pelaksanaan
musrembangdes.
 PP melakukan pemaparan hasil rekapitulasi kebutuhan penyuluhan
pertanian yang akan dilakukukan didesa sebagaimana disajikan
pada Tabel 7. Rekapitulasi Kebutuhan penyuluhan pertanian di
kelompoktani.
 Setelah pemaparan table kebutuhan disetujui oleh team penyusun
RKD ( perwakilan kelompoktani yang terdiri dari ketua, pengurus
dan 2 petani anggota kelompoktani. Topmas, perangkat desa/kepala
desa ) dan difasilitasi oleh PP penanggung jawab wilayah

Tabel 1. Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian di desa ………
N Kelomp Usaha Kebutuhan Tuju
o ok ta Pendampingan teknologi an
tani ni Materi Saprodi Sarana yang
yang prasarana akan
dikelo dicap
la Urai Wak Urai Wak Urai Wak ai
an tu an tu an tu

Tabel 2. Kebutuhan sarana prasarana dalam mendukung kegiatan


penyuluhan pertanian
didesa ………………
No Kebutuhan Tujuan Kelompoktani Kebutuhan Waktu
Penyuluhan yang akan yang Sarana diperlukan
pertanian dicapai melakukan prasarana

Ketua poktan PP penanggung jawab


Wilayah
Mengetahui
Kepala Desa/ Lurah
Tabel 3. Daftar Kebutuhan penyuluhan pertanian dimasing masing tingkatan
sasaran pendampingan teknologi
No Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
ditingkat ditingkat ditingkat
RUK/Kelg petani RKK/Kelompok RKD/Desa

Dengan sampainya pengolahan data pada table 3 RKD, diartikan


penyusunan RKD sudah beres berarti PP menyiapkan kegiatan
penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Desa.

Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Desa


Dihadiri oleh ;
1. Perwakilan masing masing kelompoktani yang ada di desa terdiri dari
ketua, pengurus dan 2 petani anggota kelompoktani
2. Tokoh masyarakat yang peduli pertanian
3. Kepala Desa dan perangkat desa yang bertanggung jawab dalam
pembangunan desa
4. Penanggung jawab program pembangunan pertanian di masing masing
Dinas lingkup pertanian di kab kota
5. PP penanggung jawab di BPK

Tabel 1 Perumusan Kegiatan Penyuluhan Pertanian


No Dukungan .tingk Tujuan Materi yang Metode yang
atan yang akan dibutuhkan akan digunakan
pendampingan dicapai
Tabel 2. Kebutuhan keperluan pembiayaan kegiatan Penyuluhan
Pertanian
desa ……….
No Kegiatan Kebutuhan Sarana Kebutuhan Nama Jadwal
Pembelajaran Belajar biaya Fasilitator Pelaksanan

Posted 14th August 2017 by PPL

0
Add a comment

7.
AUG

14

Identifikasi Potensi Wilayah


IPW atau Identifikasi Potensi Wilayah merupakan penggalian data data potensi
wilayah terkait dengan data data sumberdaya didesa dan data data pendukung yang
ikut memberikan andil dalam pengelolaan usahatani. Data data sumberdaya yang ada
didesa terdiri dari sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia
sebagai pelaku utama dalam mengelola usahatani. Sedangkan data data pendukung
pengelolaan usahatani terdiri dari data data monografi desa, penerapan teknologi
budidaya yang biasa dilakukan petani, komoditi pertanian yang dikelola petani.
Seiring dengan perubahan jaman yang beralih pada pemberdayaan
masyarakat idealnya dalam melakukan penggalian data potensi IPW dapat
menggunakan metoda PRA ( Partisipatif Rural Appraisal ) sebagaimana tuntutan
permentan no 25 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian. Penggalian data IPW dengan metoda PRA harus dilakukan oleh petani dan
difasilitasi Penyuluh Pertanian yang bertanggung jawab diwilayah desa/kelurahan.
Data data IPW harus dilakukan pembahuruan data setiap tahunnya seiring dengan
perubahan waktu dan perkembangan data yang berlaku.
Untuk dapat menggali data data IPW dengan metoda PRA idealnya dilakukan
terlebih dahulu kajian desa yaitu melakukan pengamatan desa dengan melibatkan
masyarakat desa sebagai pelaku pengkajian dan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian
penanggung jawab desa/kelurahan
Pengkajian desa akan memotivasi petani untuk tahu dan sadar betul dengan kondisi
keadaan nyata yang ada didesa. Selain petani tahu dan sadar akan kondisi keadaan
nyata desanya juga diharapkan petani mampu melakukan analisa potensi dan masalah
masalah yang selama ini menjadi kendala dalam pengelolaan usahatani. Dengan petani
melakukan IPW yang difasilitasi Penyuluh Pertanian diharapkan petani mampu
mengambil keputusan dan merencanakan kegiatan/program yang sesuai dengan
potensi yang didesanya sebagaimana yang diharapkan “ PRA adalah kegiatan dari
oleh dan untuk petani “.
Metoda PRA menggunakan 3 11 alat/ teknik/instrumen PRA sebagaimana tersajikan
pada matriks berikut ;
Tabel 1. Kegunaan dari masing masing Instrument/teknik PRA
No Teknik/Instrumen Kegunaan Data/Informasi yang
didapatkan
1 Teknik peta wilayah  Mengetahui kondisi  Sumberdaya Alam yang
desa/Sketsa desa potensi lingkungan dan dimiliki desa
masalah yang ada  Tata guna lahan
diwilayah desa  Batas wilayah desa
 Menjadi bahan  Sebaran Perumahan
pertimbangan dalam  Sebaran penduduk L/P
penyusunan RUK dan RKD Keragaman jenis
vegetatif
 Akses dan control
terhadap sumberdaya
yang ada didesa
 Penerapan teknologi di
wilayah desa
2 Teknik peta transek  Mengetahui gambaran  Topografi dan kemiringan
potensi suatu wilayah lahan
lengkap dengan informasi  Keragaman vegetasi
kondisi ekosistem yang  Penerapan teknologi
ada dalam bentuk  Peranan teknologi
gambar irisan melintang/  Sumber air dan aliran
permukaan bumi dari sungai
wilayah tertentu  Pelaku usahatani (L/P/A)
3 Teknik Kalender  Mengetahui kegiatan  Curah hujan
Musim kegiatan peristiwa, masa  Suhu udara
kritis, masalah dan  Pola tanam
peluang dalam satu siklus  Hama penyakit
waktu tertentu  Masa paceklik/ saat saat
kritis
 Tenaga kerja L/P/A
 Curahan waktu kerja,
jenis pekerjaan ( L/P/A),
 Volume produksi
 Luas tanam
 Harga dan pemasaran
 Siklus usahatani
 Kebutuhan saprodi
4 Teknik bagan  Mengetahui hubungan  Jenis kelembagaan
hubungan kelembagaan pendukung  Peranan dan hubungan
Kelembagaan pengelolaan usahatani dengan masyarakat
(Diagram Venn)  Pengaruh, kedekatan dan  Akses dan control L/P
manfaat kelembagaan terhadap kelembagaan
formal/non formal
dengan masyarakat
5 Teknik penetapan  Mengetahui prioritas  Menetapkan pilihan
peringkat masalah yang harus penyelesaian massalah
diselesaikan secepatnya yang dihadapi petani
 Mengetahui peluang  Menetapkan pilhan usaha
usahatani yang akan tani yang akan dikelola
dikelola
 Mengetahui pilihan
teknologi yang harus
diterapkan
6 Teknik bagan/ peta  Mengetahui hubungan  Lokasi komunikasi
mobilitas masyarakat dengan pihak masyarakat
lain di luar lingkungan  Jarak tempuh
masyarakat bepergian
 Frekquensi masyarakat
keluar dari lingkungan
desa
 Pelaku mobilitas
penduduk dengan pihak
luar L/P/A
 Penggunaan alat
transportasi
 Pengeluaran biaya
transportasi
7 Teknik bagan  Mengetahui alih  Curah hujan pada bulan
kecenderungan profesi/pergeseran bulan tertentu
masyarakat akibat suatu  Suhu udara pada bulan
peristiwa bulan tertentu
 Dapat digunakan sebagai  Pola tanam yang
bahan acuan dimasa dilakukan petani
mendatang bila terjadi  Hama penyakit
kemungkinan  Masa paceklik/ saat saat
kemungkinan yang tidak kritis
terduga  Tenaga kerja L/P/A
 Curahan waktu kerja,
jenis pekerjaan ( L/P/A),
 Volume produksi
 Luas tanam
 Harga dan pemasaran
 Siklus usahatani
 Kebutuhan saprodi
 Mobilitas penduduk
L/P/A
 Kontrol dan Akses L/P/A
8 Teknik penelusuran  Mengetahui asal usul  Sejarah desa
sejarah desa  Budaya desa
 Mengetahui  Riwayat penduduk
perkembangan  Peranan laki laki dan
masyarakat desa perempuan
9 Teknik diagram  Mengetahui pola  Kerja produktif keluarga
harian kegiatan keluarga tani
 Mengetahui pola kerja  Sumbang peran anggota
anggota keluarga tani keluarga dalam
dalam mendukung usaha mendukung usahatani
tani  Kontrol dan akses
 Mengetahui pola kerja keluarga tani terhadap
kelembagaan sumber daya
 Kegiatan sosial ekonomi
semua anggota keluarga
 Kegiatan sosial ekonomi
dan politik masyarakat
10 Teknik sketsa kebun/ Mengetahui potensi  Sumberdaya Alam yang
lahan usahatani sumberdaya yang dimiliki dimiliki keluarga tani
keluarga keluarga tani  Tata guna lahan/
 Menjadi acuan bagi pemanfaatan lahan oleh
keluarga tani dalam keluarga tani
menyusun RUK (Rencana  Batas wilayah lahan yang
Usaha Keluarga ) dan dimiliki keluarga tani
pengembangan usahatani  Keragaman jenis
keluarga vegetatif
 Akses dan control
terhadap sumberdaya
yang dimiliki keluaraga
 Penerapan teknologi oleh
keluarga tani di lahan
usahatani keluarga
 Peranan anggota keluarga
dalam memanfaatkan
lahan usahatani
11 Teknik diagram  Mengetahui alur dari  Tahapan proses produksi
alur/alir suatu system produksi usahatani
 Mengetahui alur  Tahapan proses
pemanfaatan modal pnerapan teknologi
 Mengetahui  Pelaku pengelola usaha
pemanfaatan lahan tani L/P/A
usahatani
12 Pengumpulan dan  Mengetahui kaeadaan  Data Agroklimat
pengolahan data awal keondisi desa,  Jumlah kependudukan
skunder masyarakat dan  Pebandingan penduduk
kingkungannya L/P/A
 Sebagai data  Mata pencaharian
pembanding dari data masyarakat desa
yang diperolehnya  Pendidikan masyarakat
 Mengetahui kondisi desa
nyata dilapangan  Sarana prasarana yang
mendukung usahatani
 Jenis usahatani/
komoditi yang ditekuni
masyarakat desa
 Program pembangunan
yang ada didesa

Beberapa catatan matriks PRA


 Point 1 – 11 merupakan instrument/alat atau Teknik PRA yang dapat dipilih dalam
pemberdayaan masyarakat. Desa
 Point 12 merupakan alat bantu pendukung kegiatan PRA yang wajib digunakan pada
setiap proses pemberdayaan masyarakat.
IPW sebagai acuan dasar dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian dengan
metoda PRA sebagaimana tuntutan permentan no 25 tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Penggalian data IPW dengan metoda
PRA harus dilakukan oleh petani dan difasilitasi Penyuluh Pertanian yang
bertanggung jawab diwilayah desa/kelurahan yang dikemas dalam pengkajian desa.
Data pendukung IPW didapatkan dari data primer dengan cara wawancara
masyarakat yang ada didesa dan berdasarkan data data skunder yang ada di balai
desa atau nilik Penyuluh Pertanian diwilayah desa/kelurahan dan petugas dinas/
instansi terkait lingkup pertanian .
Pengkajian desa
Pengkajian desa dengan metoda PRA diharapkan dapat membantu petani dan tokoh
masyarakat yang difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian mampu melihat kondisi nyata
yang ada didesa. Dengan tahu kondisi nyata yang ada didesa akan dapat membantu
petani dalam melakukan analisa kondisi nyata dengan potensi yang dimiliki wilayah
untuk memecahkan permasalahan yang ada di desa, mengambil keputusan dan
merenanakan kegiatan yang akan dilakukan didesa sesuai kemampuan potensi yang
ada didesanya.
Dari hasil pengkajian desa diharapkan petani mau dan mampu mengembangkan
potensi yang meliputi ; 1) Pengembangan usahatani, 2) Menyusun kegiatan
penyuluhan pertanian, 3) Mengembangkan kegiatan kegiatan lain pendukung
usahatani yang dibutuhkan oleh masyarakat desa.
Pengkajian desa dapat menggunakan 3 – 4 alat/ teknik PRA, yaitu sketsa desa,
kalender musim diagram Venn dan transek. Diawali dari kegiatan transek yang
berguna untuk melihat kondisi keadaan desa/kelurahan secara nyata, Setelah 3-4
alat/teknik PRA wajib dilakukan yaitu sketsa desa, kalender musim, diagram
Venn dan tidak menutup kemungkinan dapat dikembangkan dengan teknik PRA yang
lain sesuai kebutuhan desa/kelurahan. Tahapan berikutnya adalah melakukan
pengumpulan dan pengolahan data primer dan skunder. Tahapan akkhir dari
pengkajian desa adalah melakukan teknik rangking untuk menetapkan urutan
kegiatan/program sesuai urutan prioritas yang dibutuhkan petani.
1.SKETSA DESA
 Pengertisn :
Skesa desa adalah alat pengkajian metoda PRA yang memmberikan gambaran
tentang keadaan kondisi nyata desa, terkait dengan SDM, sumberdaya alam,
sumberdaya buatan dan kelembagaan yang ada didesa dalam mendukung usahatani
yang dikelola oleh petani
 Manfaat pengkajian desa dengan alat Sketsa desa ;
1. Petani akan sadar dengan potensi sumberdaya yang ada didesa
2. Petani tahu akan manfaat sumberdaya jika dikelola dengan benar
3. Petani akan berusaha menggali potensi sumberdaya lain yang ada didesa sebagai
pendukung pengelolaan usahatani
4. Petani akan menggali permasalahan permasalahan lain yang dihadapinya dan akan
menyamakan persepsi dengan petani yang lain dalam suatu pertemuan didesa
 Penggalian data ;
1. Data yang diperlukan untuk menganalisa sketsa desa adalah data data yang terkait
dengan sumberdaya alam, sumberdaya buatan, sumberdaya kelembagaan dan SDM
petani
2. Informasi pengumpulan data didapatkan dari petani yang ada didesa dengan
penggalian data yang terfokuskan pada data data yang terkait dengan ; 1) Keadaan
kondisi nyata saat pengambilan data, 2) Permasalahan yang sedang dihadapi petani,
3) Faktor penyebab masalah menurut petani, 4) Potensi atau faktor faktor
pendukung keberhasilan usahatani dan 5) Harapan petani untuk keberhasilan
pengelolaan usahatani.
Untuk memudahkan dalam penggalian data data sketsa desa dapat digunakan alat
bantu tabel sebagaimana tersaji pada matriks berikut
Tabel 2. Penggalian data data sketsa desa
No Sumberdaya Potensi Kondisi nyata Faktor Harapan
penyebab petani

Pada saat penggalian data terkait dengan sumber daya,bandingkan kondisi nyata
dengan potensi yang ada artinya petani dan masyarakat desa apakah sudah merasa
menikmati hasilnya dengan baik. Bila belum artinya ada kekecewaan, lakukan
penggalian data untuk mencari faktor penyebab kenapa petani dan masyarakat desa
tidak bisa menikmati potensi yang ada didesa Selain data data terkait dengan
sumberdaya kajian sketsa wilayah perlu didukung pula dengan data data skunder
yang terkait dalam mendukung pengelolaan usahatani sebagaimana data data berikut
1. Data monografi
2. Data pendidikan penduduk
3. Data karakteristik lahan dan data curah hujan
4. Data pemilikan lahan usahatani/ternak
5. Data data penerapan teknologi ditingkat petani
6. Data komoditi usahatani yang dkelola petani ( 3- 5 tahun terakhir)
7. Data harga komoditas ( 3- 5 tahun terakhir)
8. Data Pola usahatani
9. Data kelembagaan tani terkait dengan jumlah anggota kelompoktani, jenis komoditi
yang dikelola kelompoktani, klas kelompoktani
1. Dan data data yang masih dapat dikembangkan sesuai kebutuhan pengkajian
Data data pendukung disajikan dalam bentuk matrik

Tabel 3. Data karakteristik lahan


N Dusun/ Ketinggia Kemiringa Kedalama pH Irigas Kesubura
o RW/ n tempat n lahan n lapisan tana i *) n tanah
(m dpt ) ( % ) tanah h *)
(cm)
*) Baik/sedang/rusak, pilih sesusi kondisi nyata dilapangan

Tabel 4. Data curah hujan dan jumlah hari hujan desa/kelurahan …………………
N Bulan Tahun Tahun Tahun Tahun …… Tahun ……
o …………. …….. ……..
mm Hari mm Hari mm Hari mm Hari mm Hari
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember

Tabel 5. Penerapan teknologi ditingkat petani


PENERAPAN TEKNOLOGI OLEH PETANI
N Des Komod Benih Pengguna Takaran Pengguna Panen
o a iti Unggul an pupuk pupuk an
pestisida
Prila % Prila % Prila % Prila % Prila %
ku ku ku ku ku
Tabel 6. Trends komoditas yang dikelolo petani( 5 tahun terakhir )
No Komo Tahun …………. Tahun …….. Tahun …… Tahun ……..
ditas Produksi Produk Produk Produk Produk Produk Produk Produk
tivitas si tivitas si tivitas si tivitas

Tabel 7. Trend Harga Komoditas ( 5 tahun terakhir )


No Komo Tahun …………. Tahun …….. Tahun …… Tahun ……..
ditas Harga Harga Harga Harga Harga Harga Harga Harga Ha
tingkat pasar tingkat pasar tingkat pasar tingkat pasar tin
petani petani petani petani pe
Tabel 8. Status kepemilikan lahan usahatani
No Desa STATUS KEPEMILIKAN TANAH ( ORANG )

Pemilik Penggarap Buruh tani Bagi Penyewa


hasil

Tabel 9. Status kepemilikan ternak BPK .............


N Desa STATUS KEPEMILIKAN TERNAK ( ORANG )
o
Ayam Sapi Sapi Kambing Kelinci Itik
buras potong perah Domba
Tabel 10. Pemanfaatan lahan/Tanah BPK .............
No Desa Tanah Darat ( Ha ) Tanah Sawah Irigasi (Ha)

Tegal Peka Jumlah Tek 1/2 Tersier Tadah Jumlah


rangan nis Teknis Hujan

Jumlah

Tabel 11.Potensi Agro Ekosistem


Desa ...............
Tahun...............
N De Jumlah Jumla Rata rata luas Produk Produktivi
o Jenis sa luas h per orang si tas
Usaha tanam KK (Ha/orang) diting (ton/Ha)
tani (Ha) petani kat
keluarg
a

(ton)
1

Tabel 12. Pola Usahatani Desa/Kelurahan ………….


N Des Jenis Kegiatan Pola tanam
o a Usahata Usahata Jadwal Sesuai Alasa Hasil
ni ni penanama / n Produks
n Tidak i
Sesuai

Tabel Hasil pengolahan data sketsa desa disampaikan dengan cara yang sederhana,
dalam bentuk gambar atau tabel agar mudah bagi petani untuk memahami kondisi
nyata yang ada didesa.
Hasil identifikasi sumberdaya yang dimiliki desa disajikan dalam matriks berikut
Identifikasi Analisa Teknik Sketsa Desa,
Desa/Kelurahan ……………………..
No Sumber Daya Potensi Masalah yang Faktor Harapan
dihadapi Penyebab Masyarakat
Penyajian olahan data sketsa desa disajikan lengkap dengan gambar sketsa desa
yang disampaikan secara sederhana dan dilengkapi dengan tanda tanda keberadaan
sumberdaya yang ada didesa. Tanda tanda sumberdaya digambarkan dengan simbul
simbul yang sudah disepakati bersama atau menggunakan simbul simbul yang sudah
umum digunakan. Sajian gambar sketsa desa disajikan sebagaimana berikut
Kebun sawah rumah pasar jembatan

sungai balai desa masjid sekolah

jalan desa
Secara sederhana hasil olahan data Sketsa desa dapat dipaparkan sebagaimana
sajian matrks berikut
Hasil Analisa data Teknik Sketsa Desa,
Desa/ Kelurahan ……………………..
No Desa Sumber Potensi Masalah Harapan Upaya
Daya yang ada yang Masyarakat yang dapat
didesa dihadapi dilakukan
2.KALENDER MUSIM
 Pengertian ;
Kalender Musim adalah alat pengkajian metoda PRA yang memberikan gambaran
tentang kondisi kritis yang akan dihadapi petani dalam waktu tertentu yang akan
selalu berulang. Artinya memberikan peringatan pada petani untuk selalu waspada
dan siap mengatasi permasalahan saat masa kritis datang.
 Manfaat pengkajian desa dengan “ Kalender Musim “
1. Petani akan sadar dan mengetahui permasalahan permasalahan yang menjadi
penyebab terganggunya dukungan untuk memenuhi kebutuhan usahatani, misal
kekurangan air, masa masa rawan banjir, masa paceklik, kekurangan air bersih dll
2. Petani sadar pada setiap tahunnya akan selalu menghadapai masa masa kritis akan
selalu berulang
 Penggalian data
Data data yang digali terkait dengan ;
1. kebutuhan kehidupan petani seperti pangan, pendidikan,
2. kegiatan pengelolaan usahatani seperti ngolah tanah, tandur, panen
3. masa masa kritis yang dihadapi petani seperti paceklik, banjir, musim angin, hujan,
kemarau
Hasil olahan data teknik kalender musim agar mudah difahami oleh petani
penyampaian datanya disampaikan dalam bentuk pemaparan tabel sebagaimana
sajian matriks berikut

Tabel Pengkajian data kalender musim kegiatan usahatani


Desa/kelurahan …………………………….
N Jenis Ja Fe Mar Apri Me Jun Jul Agus Sep Ok No De
o Usahata n b t l i i i t t t v s
ni
1 Padi
Sawah
- Hama
2 Ayam
Buras
- Seranga
n ND
3 Sayuran
- Hama
4 Jagung

Ket. Tabel Kalender Musim


 Kegiatan dari masing masing jenis usahatani diuraikan secara rinci, sesuai dengan
jadwal kegiatan yang dilakukan.
 Kendala usahatani selalu saja akan ditemukan oleh petani, sajikan data data kendala
pada paparan jadwal Jan – Des dengan penyampaian data data menggunakan simbul
yang disepakati petani atau menggunakan simbul simbul yang sudah umum
dimengerti oleh masyarakat luas. Simbul simbul kendala kendala yang bisa digunakan
diantaranya ;

1. Musim kemarau

2. Musim angin
3.

Musim hujan

4. Musim pancaroba

5. Sangat kristis

6. Kritis

Secara sederhana hasil olahan analisa data kalender musim dipaparkan sebagaimana
sajian matrks berikut
Hasil Analisa data Kalender Musim,
Desa Kelurahan ……………………..
N Desa Periode Kondisi kritis Penyebab Upaya yang
o Musim/Bulan yang dihadapi Masalah dapat
petani dilakukan
3.BAGAN KELEMBAGAAN ( DIAGRAM VENN )
 Pengertian :
Bagan kelembagaan adalah alat pengkajian metoda PRA yang memberikan gambaran
keadaan desa terkait dengan peranan dan manfaat lembaga atau petugas/tokoh
masyarakat pada kepedulian kehidupan dan usahatani yang dikelola oleh petani
 Manfaat kajian desa dengan bagan kelembagaan ;
1. Petani dan masyarakat desa tahu dan sadar jumlah lembaga yang berperan dalam
mendukung kehidupan dan pengelolaan usahatani yang dikelola oleh petani
2. Petani dan masyarakat desa mengetahui besarnya manfaat dan peranan lembaga
yang pendukung kehidupan dan pengelolaan usahatani yang dikelola oleh petani
3. Petani dan masyarakat desa mampu merasakan bagaimana hubungan
kedekatan/kepedulian lembaga pada kehidupan dan pengelolaan usahatani yang
dikelola oleh petani
 Penggalian data
 Gali data data dari petani dan masyarakat terkait dengan kepedulian lembaga yang
ada didesa pada kehidupan dan pengelolaan usahatani yang dikelola oleh petani.
 Lembaga didesa terdiri dari lembaga formal dan lembaga non formal. Lembaga
formal adalah lembaga mempunyai dasar hukum (SK/AD-ART) dan mempunyai
tujuan-tujuan yang telah di tetapkan. Lembaga formal misalnya kantor desa , PKK,
RT. RW, Puskesmas, Posyandu, kelompok tani, karang taruna dll. Sedangkan lembaga
non formal, adalah lembaga yang ada di masyarakat dan juga mempunyai tujuan
tetapi belum atau tidak memiliki dasar hukum ( SK ), yang tergolong dalam lembaga
non formal adalah kelompok pengajian, kelompok arisa, paguyuban, kelompok simpan
pinjam dan organisasi-organisasi lainnya.
 Penggalian data IPW selain pada pengurus lembaga formal dan non formal juga dapat
dilakukan pada tokoh masyarakat ( TOMAS ), dan petugas dinas terkait ( Penyuluh
Pertanian, KUPT, POPT dll ).
Penyajian data bagan diagram Venn agar mudah dapat dimengerti disampaikan dalam
bentuk gambar sebagaimana sajian berikut
Idealnya kelembagaan didesa berada di lingkaran kehidupan petani
Sajian gambar yang dipaparkan harus diberikan analisa sesuai dengan kondisi posisi
keadaan gambar dengan mengacu pada pedoman berikut ;
I. Melihat besar kecsilnya lingkaran yang digambarkan oleh petani, lingkaran kecil,
sedang atau lingkaran besar
1. Lingkaran kecil :

Diartikan bagi petani lembaga yang bersangkutan manfaatnya menurut petani


kecil memberikan pengaruh pada kehidupan petani dan pengelolaan usahatani

2. Lingkaran sedang
Diartikan bagi petani lembaga yang bersangkutan manfaat pengaruhnya
pada kehidupan petani dan pengelolaan usahatani sedang sedang saja

3. Lingkaran besar:
Diartikan bagi petani lembaga yang bersangkutan memberikan manfaat yang besar
bagi kehidupan petani dan pengelolaan usahatani
II. Melihat dari posisi peletakkan jauh dekatnya
gambar lingkaran lembaga dengan lingkaran petani dan besar kecilnya gambar
lingkaran lembaga dengan posisi petani.
1. Jauh dari petani

PENYULUH

Bila Diagram Venn memberikan informasi gambar yang demikian, maka diartikan
Penyuluh Pertanian dan Kelompoktani sangat dirasakan besar manfaatnya oleh
petani, dibuktikan dengan gambar lingkaran yang besar. Tetapi dalam kenyataannya
dalam memfasilitasi petani belum dirasakan sepenuhnya berada dihati petani yang
dibuktikan dengan jarak posisi Penyuluh Pertanian dan Kelompoktani dengan petani
masih sangat jauh. Jika kondisi dilapangan demikian Penyuluh dan kelompoktani
maupun petani masing masing harus saling instropeksi dan mencari solusi bersama
melalui koordinasi

2. Dekat dengan petani

PENYULUH
KELOMPOK
TANI

Penyajian Bagan diagram Venn dengan informasi gambar sebagaimana visualisasi


diatas, dapat diartikan petani merasakan besar manfaatnya Penyuluh Pertanian dan
kelompoktani yang dibuktikan dengan gambar lingkaran besar. Namun sayangnya
hubungan kedekatan petani dengan kedua lembaga belum sepenuhnya dirasakan
petani yang digambarkan masih adanya jarak kedekatan Penyuluh Pertanian dan
klompoktani dengan petani
3. Bera
da dihati petani

Inilah gambar ideal semua lembaga yang ada didesa ikut memberikan
sumbang peran dalam mendukung kehidupan petani dan pengelolaan usahatani
Bagaimana dengan bagan kelembagaan ini
Silahkan anda berkomentar ? !!!
-
Bila kondisi nyata dilapangan dengan gambaran sebagaimana diatas perlu
dilakukan kajian bagan kelembagtaan dengan pemaparan disampaikan dalam format
berikut
Identifikasi kajian bagan kelembagaan
No Desa Lembaga Masalah Potensi Faktor
. yang penyebab
dihadapi

Secara sederhana hasil olahan analisa bagan kelembagaan dipaparkan dalam sajian
matrks berikut

Hasil Analisa data bagan kelembagaan


BPK ……………………..
N Desa Lembaga Masalah yang Potensi Faktor penyebab U
o dihadapi da
PENENTUAN PERINGKAT MASALAH
Hasil pengkajian desa akan kia dapatkan potensi-potensi yang dimiliki oleh
desa dapat digunakan sebagai modal dalam membantu memecahkan masalah yang
dihadapi masyarakat. Masalah-masalah yang terhimpun dari ke 3 alat kajian PRA
tersebut kita olah dan analisa untuk mendapatkan prioritas masalah yang segera
dituntaskan melalui tahapan penentuan peringkat masalah yang dibuat oleh
masyarakat dengan hasil secara musyawarah sesuai kebutuhan yang mendesak.
Penentuan peringkat maslah merupakan proses kegiatan mengkaji berat ringannya
masalah dan disusun sesuai urutan kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk
menjelaskan masalah.
Penentuan peringkat masalah mempunyai tujuan
1. Mengetahui mendesak tidaknya suatu masalah bagi masyarakat untuk segera di
pecahkan
2. Memilih dan menentukan secara tepat masalah yang dilakukan dengan segera
3. Menumbuhkan persamaan persepsi pemahaman tentang urutan masalah yang ada di
desanya.
4. Diperolehnya daftar urutan masalah untuk masukkan/bahan pertimbangan dalam
penyusunan rencana pembangunan pertanian berikutnya.
Penentuan peringkat masalah ada berbagai macam cara yang dapat digunakan
untuk kegiatan di masyarakat perlu diupayakan dengan suatu cara yang mudah
dilaksanakan sendiri oleh masyarakat tetapi dijamin obyektivitasnya dan dapat
dipercaya, yang mudah untuk dilakukan oleh petani adalah menggunakan tabel skore
yakitu memberikan nilai (skore) terhadap suatu masalah yang ditinjau dari alat ukur
indikator atau kriteria tertentu.
Kriteria penilaian perlu disepakati oleh masyarakat yang terlibat pengkajian desa
secara musyawarah.
Berikut ini cara penyajian data penentuan peringkat masalah yang disajikan
dengan tabel skore :
Penentuan peringkat Masalah .
No Masala Diras Sanga Menghamba Serin Tersedia Ju
. h a t t pe g potensi m
Pering ka
kan pa rah ningkat terjad untuk lah
t
oleh dan an penda i memecahka nila
banya mend patan n i
k e
orang sak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penjelasan Isi Kolom
1. Masalah; masalah yang berasal dari 3 alat pengkajian keadaan desa yang telah
disusun
2. Kolom 3 – 7 adalah kolom kriteria atau dasar-dasar penilaian yang dijadikan ukuran
3. Dirasakan oleh orang banyak, artinya berapa banyak yang merasakan adanya masalah.
Semakin banyak orang yang merasakan masalah tersebut maka nilainya semakin
tinggi dan sebaliknya.
4. Sangat parah, artinya makin parah masalah itu untuk dipecahkan dan nilainya makin
tinggi
5. Menghambat peningkatan pendapatan, artinya makin menghambat peningkatan
pendapatan masalah maka nilainya makin tinggi
6. Sering terjadi, artinya sering terjadi masalah tersebut pada satu wilayah maka
nilainya makin tingi
7. Tersedia potensi untuk memecahkan masalah, artinya makin tersedia potensi yang
mendukung pemecahan masalah tersebut maka makin tinggi nilainya.
8. Jumlah nilai, yaitu jumlah skor dari masing-msing masalah dari beberapa kriteria
atau ukuran
9. Prioritas atau peringkat, yaitu urutan atau peringkat masalah semua jumlah nilai.
Makin tinggi peringkatnya maka makin tinggi nilainya.

Cara Pengisian formulir


1. Kolom 1 : Diisi dengan nomor urut
2. Kolom 2 : Diisi dengan masalah yang telah ditemukan
olom 3-7 : Diisi dengan 1 – 5 pada setiap ukuran/kriteria secara musyawarah.
Kolom 8 : Diisi dengan jumlah nilai dari setiap masalah berdasarkan penilain setiap
kriteria/ukuran.
Kolom 9 : Diisi urutan peringkat dengan angka bila jumlah nilai paling tinggi dan seterusnya
sampai urutan yang terendah.
Posted 14th August 2017 by PPL

6
View comments

1.

AnonymousAugust 16, 2018 at 9:27 AM

Terimakasih banyak,,,sangat membantu


Reply
Replies

1.

AnonymousJanuary 13, 2019 at 11:41 PM

Terima kasih jadi lebih paham.

Reply

2.

AnonymousApril 10, 2019 at 9:56 AM

Sangat membantu,,,tq
Reply

3.

Anto BoyOctober 29, 2019 at 8:31 PM

Sangat membantu bisa menjadi acuan....tq


Reply

4.

Bangkit AgustianSeptember 9, 2020 at 1:30 AM

terimakasih informasinya
Reply

5.

AnonymousNovember 2, 2020 at 8:39 PM

Terima kasih...sangat membantu...


Reply

Load more

8.
AUG

14

Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian


Penyuluh Pertanian PNS maupun THL dalam bekerja harus mengacu pada Programa
Penyuluhan Pertanian sebagaimana diatur pada permentan no 25 tahun
2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Artinya dalam
bekerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL harus mengacu pada Programa Penyuluhan
Pertanian yang dibuat oleh petani dan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian. Programa
Penyuluhan Pertanian disusun setiap tahun sekali melalui proses musyawarah dari
perwakilan petani dan pihak pihak yang terlibat dalam pembinaan peningkatan PKS
petani. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian dilakukan secara berjenjang
dimulai dari tingkat desa/kelurahan, tingkat BPP ( Balai Penyuluhan Pertanian) yang
sekarang dikenal dengan nama baru BPK ( Balai Penyuluhan Kecamatan )
atau dengan nama BP3K ( Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan ).
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian selain dilakukan di tingkat kecamatan
Programa Penyuluhan Pertanian juga disusun ditingkat kabupaten kota, propinsi dan
nasional.
Kegiatan penyuluhan pertanian adalah kegiatan proses belajar bagi petani yang
tentunya tidak menutup kemungkinan juga membutuhkan adanya penyandang dana.
Karena itu idealnya penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian dilakukan sebelum
pelaksanaan kegiatan musrembang di masing masing tingkatan wilayah dengan tujuan
agar kebutuhan petani yang terkait dengan ketersediaan dana dapat ikut dipikirkan
oleh pemangku wilayah. Artinya pemangku wilayah ikut bertanggung jawab dalam
mencarikan dana yang dibutuhkan petani melalui pengusulan dana pada pemerintah
daerah dan atau pusat melalui Musrembang di masing masing tingkatan wilayah.

A. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian


Programa Penyuluhan Pertanian disusun secara berjenjang. Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian dimulai dari tingkat desa/kelurahan sampai di tingkat nasional
sebagaimana tuntutan Undang Undang no 16 tahun 2006 SP3K. Data dasar
penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian berasal dari data data hasil penggalian
IPW ( Identifikasi Potensi Wilayah ). Kegiatan IPW dilaksanakan didesa/kelurahan
oleh petani dan difasilitasi Penyuluh Pertanian yang dilakukan sebelum penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian. Data data IPW berupa data data yang disampaikan
dalam bentuk profil desa dan data data agroekosisitem pendukung pengelolaan
usahatani meliputi penggalian data data monografi desa/kelurahan, pemanfaatan
lahan pertanian terkait dengan luas areal dan komoditi usahatani yang ditekuni oleh
petani, kelembagaan petani/ Gapoktan, kelembagaan agribisnis, penerapan teknologi
pada pengeloan usahatani dan permasalahan permasalahan yang dihadapi petani.
Hasil IPW merupakan acuan dasar penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian untuk
menentukan kegiatan penyuluhan pertanian yang sesuai kebutuhan petani.
Proses penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian diawali dari tingkat desa yang dikenal
dengan nama Programa Penyuluhan Pertanian desa /kelurahan. Programa Penyuluhan
Pertanian Desa/Kelurahan disusun berdasarkan hasil lokakarya
petani yang dilakukan dikantor Desa/Kelurahan dengan dihadiri oleh perwakilan
petani dan pengurus kelompoktani dari masing masing kelompoktani di masing masing
wilayah desa/kelurahan. Proses penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian
Desa dilakukan secara bertahap dimulai dari kegiatan IPW, penyusunan Profil desa
dan penyusunan Profil keluarga tani. Tahapan proses penggalian data dilakukan
secara berjenjang dimulai dari tahapan penyusunan RUK ( Rencana Usaha
Keluarga ), penyusunan RKK ( Rencana Kegiatan usahatani Kelompoktani ),
penyusunan RKD (Rencana Kegiatan Desa ) dan penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian Desa /kelurahan.
Muatan materi Programa Penyuluhan Pertanian Desa terdiri dari data data
kebutuhan kegiatan penyuluhan pertanian yang diperlukan petani didesa/kelurahan
sebagai proses pembelajaran bagi petani. Penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian Desa paling lambat dilakukan pada bulan September tahun berjalan untuk
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian tahun berikutnya. Programa Penyuluhan
Pertanian desa/kelurahan yang sudah final harus ditandatangani oleh para penyusun
yang terdiri dari perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha serta Penyuluh
Pertanian dan, ditandatangani oleh kepala desa/kelurahan, sebagai tanda kepala
desa/kelurahan ikut mengetahui perencanaan kegiatan penyuluhan pertanian yang
ada di wilayah desa/kelurahan yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya kepala desa
ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian diwilayah
desa/kelurahan. Dan itu artinya Programa Penyuluhan Pertanian Desa merupakan
bagian penyusunan perencanaan pembangunan pertanian didesa/kelurahan. Dokumen
Programa Penyuluhan Pertanian desa/kelurahan diperbanyak untuk disampaikan
kepada BPK ( Balai Penyuluhan Kecamatan ), sebagai pegangan acuan kerja bagi
Penyuluh Pertanian dalam melakukan pendampingan teknologi dan kepala desa/lurah
sebagai pemangku wilayah untuk dokumentasi dalam merencanakan pembangunan
pertanian didesa/kelurahan. Programa Penyuluhan Pertanian desa/kelurahan harus
disampaikan didalam forum Musrembang tingkat desa/ kelurahan yang akan berguna
untuk bahan penyusunan perencanaan pembangunan di tingkat desa/kelurahan.
Penyuluh Pertanian di wilayah kerja desa/kelurahan harus menjabarkan Programa
Penyuluhan Pertanian desa/kelurahan dalam RKTPP ( Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh Pertanian ) sebagai bahan acuan kerja bagi Penyuluh Pertanian
desa/kelurahan dalam melakukan pendampingan teknologi didesa/kelurahan yang
menjadi tanggung jawab Penyuluh Pertanian..

Proses Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan


Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian ditingkat BPK difasilitasi oleh team
Penyuluh Pertanian yang bersatminkal di BPK. Team penyusun Programa Penyuluhan
Pertanian BPK terdiri dari Penyuluh Pertanian dan perwakilan kelembagaan petani
dari masing masing kelompoktani yang ada didesa/kelurahan. Tahap awal dari
penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian desa, team penyusun Programa
Penyuluhan Pertanian BPK melakukan pencermatan kembali Programa Penyuluhan
Pertanian Desa yang sudah disusun oleh masing masing desa/kelurahan diwilayah
binaan BPK. Perlu difahami tidak semua kegiatan penyuluhan pertanian mampu
dilakukan oleh Penyuluh Pertanian yang ada di desa/kelurahan. Hal ini ada
kemungkinan disebabkan oleh kemampuan Penyuluh Pertanian dalam memberikan
fasilitasi pendampingan teknologi atau juga kemungkinan terkait dengan dana.
Konsekwensi ketidak mampuan Penyuluh Pertanian di desa/kelurahan dalam
memberikan fasilitasi pendampingan teknologi harus dialihkan menjadi tanggung
jawab dan kewenangan BPK,. Artinya Penyuluh Pertanian yang bersatminkal di BPK
harus mempunyai tanggung jawab dalam memberikan fasilitasi pendampingan
teknologi bagi petani yang ada didesa/kelurahan.
Tahapan berikutnya Programa Penyuluhan Pertanian Desa yang sudah disusun oleh
masing masing desa di wilayah binaan BP3K dilakukan rekapitulasi oleh Penyuluh
Pertanian yang di BP3K sebagai acuan dasar penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian BP3K. Hasil rekapitulasi bahan dasar pembahasan draft penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian BPK. Pembahasan penyusunan draft Programa
Penyuluhan Pertanian BPK dapat dilakukan berulang kali sampai ditemukan adanya
kesepakatan oleh team pembahas untuk diajukan dalam pertemuan penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian BPK. Pertemuan penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian BPK dihadiri pejabat dinas/lembaga lingkup pertanian yang membidangi
perencanaan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha dalam
rangka sintesa kegiatan penyuluhan pertanian yang disetujui sebagai final Programa
Penyuluhan Pertanian BPK yang akan menjadi acuan bagi penyelenggaraan kegiatan
penyuluhan pertanian di BPK.
Programa penyuluhan pertanian kecamatan yang sudah final harus ditandatangani
oleh para penyusun yang terdiri dari perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha
serta penyuluh pertanian, dan disahkan oleh kepala Balai Penyuluhan, diketahui
pimpinan dinas/instansi lingkup pertanian. Dengan pimpinan dinas/instansi lingkup
pertanian memberikan tanda tangannya berarti telah menyetujui Programa
Penyuluhan Pertanian BPK menjadi bagian dari perencanaan pembangunan pertanian
di tingkat kecamatan. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian BPK paling lambat
disusun bulan Oktober tahun berjalan, untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya.
Programa Penyuluhan Pertanian BPK yang sudah disahkan diperbanyak untuk
disampaikan ke BP4K atau lembaga yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
penyuluhan pertanian di kabupaten kota dan masing masing Penyuluh Pertanian
sebagai pegangan dalam melakukan pendampingan dan dokumentasi BPK . Programa
Penyuluhan Pertanian BPK juga harus disampaikan didalam forum musrembang
kecamatan sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan di tingkat
kecamatan. Hasil final Programa Penyuluhan Pertanian tingkat BPK harus dijabarkan
oleh Penyuluh Pertanian tingkat BPK dalam RKTPP ( Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
Pertanian ) sebagai bahan acuan kerja bagi Penyuluh Pertanian BPK dalam melakukan
pendampingan teknologi.

Proses Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian di tingkat kabupaten/kota


Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian tingkat kabupaten kota difasilitasi oleh
BP4K atau lembaga yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penyuluhan
pertanian di kabupaten kota. Tahapan proses penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian kabupaten kota tidak berbeda dengan tahapan proses penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian BPK. Team penyusun Programa Penyuluhan Pertanian
kabupaten kota terdiri dari Penyuluh Pertanian yang bersatminkal di kabupaten
kota, perwakilan kelembagaan petani dan petani pengusaha.
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian kabupaten kota diawali dengan
pencermatan kembali Programa Penyuluhan Pertanian yang sudah dibuat oleh masing
masing BPK. Terkait dengan dana kemampuan Penyuluh Pertanian dalam melakukan
pendampingan teknologi tentunya tidak semua kegiatan penyuluhan pertanian mampu
dilakukan oleh BPK. Konsekwensi ketidak mampuan BPK dalam memberikan fasilitasi
pendampingan teknologi menjadi tanggung jawab BP4K atau lembaga yang
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian di kabupaten kota.
Artinya Penyuluh Pertanian yang bersatminkal di BP4K yang harus bertanggung
jawab dalam memfasilitasi pendampingan teknologi. Ketidak ketidak mampuan BPK
dalam memberikan fasilitasi pendampingan teknologi direkapitulasi oleh team
penyusun Programa Penyuluhan Pertanian kabupaten kota sebagai bahan
pembahasan draft penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian kabupaten kota.
Penyusunan draft penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian kabupaten kota dapat
dilakukan beberapa kali pertemuan dan bila sudah disepakati oleh team penyusun
baru dapat diajukan untuk bahan pertemuan penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian kabupaten kota yang dihadiri pejabat yang membidangi perencanaan dari
dinas/instansi lingkup pertanian dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha dalam rangka sintesa kegiatan penyuluhan.
Programa penyuluhan pertanian kabupaten/kota yang sudah final ditandatangani
oleh koordinator penyuluh di kabupaten/kota dan perwakilan kelembagaan pelaku
utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh kepala Badan pelaksana
Penyuluhan/kelembagaan penyuluhan kabupaten/kota, dan diketahui pejabat yang
membidangi perencanaan dari dinas/instansi lingkup pertanian. Programa penyuluhan
pertanian kabupaten/kota paling lambat disusun bulan November tahun berjalan,
untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya. Programa penyuluhan pertanian
kabupaten/kota yang sudah disahkan selanjutnya disampaikan didalam Forum
Musrenbang Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan
kabupaten/ kota. Penyuluh Pertanian yang bersatminkal di BP4K wajib menjabarkan
Programa Penyuluhan Pertanian kabupaten kota kedalam RKTPP ( Rencana Kerja
Tahunan Penyuluh Pertanian ) sebagai bahan acuan kerja dalam melakukan kegiatan
penyuluhan pertanian

Data data pendukung Programa Penyuluhan Pertanian


Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian dilakukan secara
partisipatif dan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian sesuai dengan tingkatan jenjang
di masing masing wilayah dengan tahapan proses sebagai berikut :
1. Perumusan Keadaan
Merupakan gambaran keadaan wilayah yang berisikan tentang data data gambaran
keadaan nyata suatu wilayah pada saat dilakukan penggalian data. Penggalian data
dilakukan sesuai permentan no 25 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian diantaranya dengan menggunakan metoda PRA
( Partisipatif Rural Appraisal ). Data dasar yang diperlukan dalam penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian Desa berdasarkan pada hasil sintesa Identifikasi
Potensi Wilayah dan hasil sintesa RDK/RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok) Pada penyusunan Programa Penyuluhan di tingkat kecamatan dan tingkat
wilayah berikutnya analisa keadaan dilakukan berdasarkan dari hasil sintesa data
data Programa Penyuluhan Pertanian setingkat dibawahnya dan sintesa program
dinas lingkup pertanian di wilayah bersangkutan. Pada saat melakukan sintesa data
data inilah peran Penyuluh Pertanian diperlukan sebagai fasilitator melakukan
pendampingan pada petani dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian yang
menjadi tanggung jawab Penyuluh Pertanian..
Perumusan keadaan terkait dengan data data batas wilayah, kondisi luas areal, dan
pencapaian hasil produksi untuk tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
sedangkan untuk ternak terkait dengan jumlah populasi masing masing komoditi
ternak kelembagaan petani dan SDM petani terkait dengan kondisi penerapan
teknologi yang dilakukan petani.
Contoh pernyataan Keadaan Wilayah
a. Menjelaskan tentang geografi dan perbatasan wilayah pada suatu daerah sebelah
utara berbatasan dengan ………
sebelah selatan berbatasan dengan ……… ……… dst
b. Monografi desa, yang merupakan data data terkait dengan jumlah penduduk, L/P,
usia, pendidikan dan mata pencaharian dan sebutkan sumber data
c. Data kelembagaan pendukung usahatani yang ada didesa/kelurahan bersangkutan
d. Data pemanfaatan lahan terkait dengan kegunaan lahan untuk pengelolaan usahatani
e. Data potensi wilayah terkait dengan jenis komoditi usahatani dan hasil produksi
pertanian yang sudah dicapai oleh petani : ( dapat disajikan dalam bentuk matriks
atau uraian )
1. Tanaman Pangan, Hortikultura dan perkebunan ( dibuat terpisah ).
Data data pendukung yang diperlukan jenis komoditi tanaman pangan, luas areal,
lokasi dan kemampuan petani mengelola lahan
2. Peternakan
Menjelaskan data data yang terkait dengan jenis komoditi ternak, jumlah populasi
ternak, lokasi
3. Penerapan teknologi anjuran
Data data yang dibutuhkan terkait dengan nilai persentase pencapaian teknologi
yang sudah diterapkan petani ( baru 35 % petani mau dan mampu mengelola
usahatani pola menuju sehat/organik )
4. SDM Petani
Menjelaskan pernyataan jumlah prosentase penerapan teknologi anjuran yang telah
mampu dilakukan petani dalam mengelola usahatani ( tingkat kesadaran petani dalam
berbudidaya ayam buras secara semi intensif baru 15 % )
5. Kelembagaan petani
Menjelaskan kondisi nyata kelembagaan petani bila memungkinkan sampai pada
pencapaian keadaan klas kelompoktani. Khusus untuk Programa Penyuluhan Pertanian
kabupaten kota, propinsi dan nasional dilengkapi dengan kondisi nyata kelembagaan
penyuluhan pertanian
6. Pola tanam
Menggambarkan kondisi kegiatan usahatani dalam satu tahun siklus produksi dari
masing masing komoditi usahatani yang ditekuni oleh petani ( disajikan dalam bentuk
matriks )

2. Penetapan Tujuan
Menjelaskan harapan yang ingin dicapai dalam kurun waktu satu tahun anggaran.
Tujuan dituliskan dengan adanya peningkatan persentase perubahan prilaku petani
dalam penerapan teknologi. Penetapan besaran nilai tujuan harus merupakan hasil
kesepakatan bersama antara, petani dan pelaku usaha, pengambil kebijakan serta
Penyuluh Pertanian .
Selain tujuan produksi juga perlu dilengkapi dengan sasaran target SDM petani
yang akan dicapai, Penulisan dilakukan secara terinci yaitu keterangan jumlah jumlah
jender dari petani dewasa, wanita tani, taruna tani dan petugas terkait dalam
kegiatan penyuluhan pertanian
Dalam menetapkan tujuan harus dirumuskan dengan prinsip SMART :
S ( Spesifik / khas ) ; harus jelas apa yang akan dituju
M ( Measurable/dapat diukur ) ; perlu ada ukuran sampai sebatas mana
kemampuan mencapai tujuan
A ( Actionary/dapat dikerjakan ) ; terkait dengan kemampuan untuk mencapai tujuan
artinya solusi yang dipilih harus dapat dikerjakan
R ( Realistik/ realistis ) ; kemampuan mencapai tujuan harus realita masuk diakal tidak
berdasarkan tingkat kemudahan dalam mencapai tujuan
T ( Time based ) ; ada jangka waktunya tanpa ada jangka waktu hanya sebuah impian
apai tujuan tentunya juga perlu diperhatikan dengan :
dience/khalayak sasaran )
haviour/perubahan perilaku )
dition/kondisi yang akan dicapai )
ree/derajat kondisi yang akan dicapai)
ajian Tujuan
 Kesadaran petani dalam melakukan pemupukan modal perlu ditingkatkan dari 20 %
menjadi 25 %
 Penggunaan benih berlabel biru masih harus ditingkatkan dari 18 % menjadi 20 %
 Kesadaran petani dalam berbudidaya ayam buras secara semi intensif masih rendah
dan perlu ditingkatkan menjadi 1 5 %

3. Penetapan Masalah
Menjelaskan faktor penghambat yang menjadi penyebab kegagalan pencapaian
tujuan. Faktor faktor penyebab kegagalan dari program dinas lingkup pertanian yang
digulirkan perlu ditelusuri kembali, penyebab ketidak mampuan petani dalam
menerapkan teknologi anjuran. Selain penelusuran yang terkait dengan dan tidak
menutup kemungkinan juga kelembagaan petani dalam melaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian sesuai kesepakatan untuk mencapai tujuan pada penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian setahun sebelumnya.
Penelusuran penyebab kegagalan dalam mencapai tujuan sesuai kesepakatan
berdasarkan prilaku dan non prilaku ;
1. Apakah masalah terkait dengan petani dan pelaku usaha atau kelembagaan tani
2. Apakah masalah terkait dengan program dinas lingkup pertanian diwilayah
bersangkutan
3. Apakah masalah terkait dengan ketersediaan kemampuan ( dana, tenaga, peralatan
dsb
Permasalahan yang sudah terkumpul selanjutnya dirangking untuk mendapatkan
penetapan prioritas yang harus segera diselesaikan permasalahannya. Penetapan
masalah harus dilakukan dengan tahapan ;
1. Menetapkan kriteria prioritas terkait dengan ( petani dan pelaku usaha, sebaran
lokasi, kerugian yang disebabkan oleh masalah tinggi, tingkat kemudahan dalam
memecahkan masalah, permasalahan mendesak/penting untuk segera diselesaikan )
2. Menetapkan scoring/pembobotan nilai criteria untuk setiap permasalahan sesuai
dengan kesepakatan
3. Melakukan penilaian terhadap setiap masalah berdasarkan nilai skoring
4. Menetapkan prioritas masalah
Penetapan masalah dinyatakan dalam dua penelusuran yaitu ;
1. Berdasarkan prilaku petani yaitu terkait dengan PKS petani
2. Berdasarkan non prilaku petani yaitu kegiatan untuk membantu/ mengikhtiarkan
kemudahan bagi petani, pelaku usaha dan kelembagaab petani yang terkait dengan
kebijakan, sarana prasarana,pembiayaan, pengaturan dan pelayanan.

4. Penetapan Rencana Kegiatan


Merupakan upaya dalam mencapai tujuan disajikan dalam bentuk matriks berisi
tentang kegiatan kegiatan yang akan dilakukan Penyuluh Pertanian sesuai dengan
tujuan yang sudah disepakati oleh team penyusun Programa Penyuluhan Pertanian.
Ada dua rencana kegiatan yang harus dilakukan Penyuluh Pertanian dalam mencapai
tujuan yang disajikan bentuk matriks yaitu ;
1. Rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang menyajikan data data informasi tekait
dengan tujuan , masalah, sasaran, metode/kegiatan penyuluhan yang terdiri dari
jenis dan volume/frequensi, lokasi, waktu, biaya, sumber biaya, penanggung jawab,
pelaksana dan keterangan. Pada sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan
penyuluhan dibagi lagi menjadi pelaku utama, pelau usaha dan petugas. Pelaku utama
dibedakan antara wanita tani, taruna tani dan wanita dewasa. Sedangkan pada
pelaku usaha dan petugas pembagian sasaran berdasarkan jender yaitu pembagian
laki dan perempuan.
2. Rencana kegiatan untuk membantu mengikhtiarkan pelayanan dan pengaturan yang
meliputi data dan informasi mengenai tujuan, sasaran, lokasi, jenis kegiatan, waktu,
penanggungjawab serta pelaksana. Masalah petani yang bersifat non perilaku antara
lain masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sarana dan prasarana usahatani,
pembiayaan, pengaturan, pelayanan dan kebijakan pemerintah/ iklim usaha yang
kurang kondusif
5.Penutup
Sajian informasi yang terkait dengan penjabaran kegiatan penyuluhan pertanian
yang diwujudkan dalam bentuk Rencana Kerrja Tahunan Penyuluh Pertanian.
B. Format Programa Penyuluhan Pertanian
Programa Penyuluhan Pertanian disajikan bentuk format :

1. Pendahuluan
Merupakan sajian informasi yang terkait peningkatan kwalitas SDM petani pada
tingkatan wilayah tertentu yang didukung dengan kegiatan penyuluhan pertanian.
Acuan pedoman kerja Penyuluh Pertanian adalah Programa Penyuluhan Pertanian
yang disusun oleh petani yang berisikan tentang kebutuhan petani untuk
meningkatkan kwalitas PKS petani dalam mengelola usahatani. Dengan adanya
Programa Penyuluhan Pertanian yang disusun setiap tahun sekali akan sangat
membantu Penyuluh Pertanian melakukan pendampingan teknologi kepada petani.

2. Keadaan Umum
Menjelaskan tentang potensi Sumberdaya yang ada di wilayah binaan Penyuluh
Pertanian yang sangat terkait dengan keberhasilan penyuluhan pertanian yang
menjadi tanggung jawab Penyuluh Pertanian. Data data pendukung adalah data data
yang terkait dengan data data produksi yang sudah berhasil dicapai oleh petani
meliputi cakupan luasan areal, pemanfaatan lahan, penerapan teknologi sebagaimana
dijelaskan pada Perumusan keadaan.

3. Tujuan
Pada bagian ini menjelaskan tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan rumusan
prinsip SMART ( Spesifik/lokalita, Measurable/mempunyai ukuran,
Actionary/dapat dikerjakan, Realistik/masuk diakal dan Time based/dalam
jangkauan waktu dengan tetap memperhatikan
pada ABCD yaitu A (Audience/khalayak sasaran), B (Behaviour/perubahan
perilaku) C (Condition/kondisi yang akan dicapai) dan D ( Degree/derajat kondisi
yang akan dicapai). Dalam menetapkan tujuan harus merupakan hasil keputusan team
penyusun yang terdiri dari perwakilan petani dan pelaku usaha, penanggung jawab
program dinas lingkup pertanian dan Penyuluh Pertanian sebagai fasilitator

4. Masalah
Menjelaskan tentang ungkapan kendala yang menjadi penyebab ketidak berhasilan
petani dalam mengelola usahatani / kegagalan program dinas lingkup pertanian.
Banyak faktor penyebab kegagalan petani selain daya kemampuan petani dalam
penerapan teknologi juga dapat disebabkan oleh faktor dukungan pembiayaan
maupun kebijakan . Dalam penyajian data disampaikan dengan menggunakan dua sisi
permasalahan yang disorot yaitu disebabkan oleh prilaku dan non prilaku.
a. Permasalahan prilaku
berkaitan dengan pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama, pelaku
usaha, kelembagaan petani, penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian,
serta seluruh pemangku kepentingan yang menjadi kendala dalam pencapaian tujuan
pembangunan pertanian
b. Permasalahan non prilaku
berkaitan dengan aspek kebijakan, sarana/prasarana, pembiayaan, maupun
pengaturan dan pelayanan yang menjadi penghambat pencapaian tingkat
produktivitas,

5. Rencana Kegiatan Penyuluhan


Merupakan upaya mencapai tujuan yang dilakukan Penyuluh Pertanian dalam
melakukan pendampingan teknologi dengan menggunakan berbagai macam metoda
penyuluhan pertanian. Rencana kegiatan penyuluhan pertanian disajikan dalam
bentuk matriks yang terdiri dari ;
a. Rencana kegiatan penyuluhan pertanian dengan data data terdiri dari keadaaan,
tujuan, masalah, sasaran (target beneficeries), materi, kegiatan/ metoda, volume,
lokasi, waktu, sumber biaya, pelaksana dan penanggung jawab sebagaimana tersaji
pada lampiran matriks Form 1.
b. Rencana kegiatan yang bersifat membantu/mengikhtiarkan kemudahan bagi petani
dan pelaku usaha, kelembagaan petani, berupa sajian data yang terkait dengan aspek
kebijakan, sarana/prasarana, pembiayaan, pengaturan dan pelayanan, yang disajikan
pada lampiran matriks Form 2.
Sajian matriks pendukung kegiatan penyuluhan pertanian inilah yang akan menjadi
acuan bagi Penyuluh Pertanian bekerja melakukan pendampingan pada petani,
Programa Penyuluhan Pertanian BPK harus disahkan dan disetujui oleh lembaga
penyuluhan pertanian dan instansi terkait yang ada di wilayah tugas Penyuluh
Pertanian. Setelah disahkan Programa Penyuluhan Pertanian dapat digunakan oleh
Penyuluh Pertanian menjalankan tugas fungsi melakukan pendampingan pada petani
petani.
Form 1.
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN
TAHUN ................
T M Sasaran Metode W L Bia Sum Pen Pela K
u a Pelaku Utama Pela Pet /Kegiat ak o ya ber ang ksa E
j S ku u an tu k ( R Biay gun na T
u a Usa gas a p ) a g
a la ha s Ja
n h Wa Tar Pet L P L P Je Vo i wab
nita una ani nis l/
tani tani Dew Fr
asa eq
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15 16 17 1
3 8

Ket. :
Disahkan oleh Kepala BPP, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kab/Kota,
Ketua Bakor Penyuluhan Provinsi atau Badan Pelaksana sesuai tingkat administrasi
pemerintahan.
*) form ini digunakan untuk pengisian data kegiatan penyuluhan pertanian yang
akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan,artinya pengisian data berupa
data data prilaku dan data data non prilaku
Form 2
RENCANA KEGIATAN UNTUK MENGIKHTIARKAN KEMUDAHAN
TAHUN : ……………….
N Tuju Masa Iktiar/ Lok Wa Bia Sum Penang Pelaks KE
o an lah Kegiatan asi ktu ya ber gung ana T
yang
Biay jawab
dilakukan
a
Ket. :
Disahkan oleh Kepala BPP, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kab/Kota,
Ketua Bakor Penyuluhan Provinsi atau Badan Pelaksana sesuai tingkat administrasi
pemerintahan
*) form ini digunakan untuk pengisian data data non prilaku sebagai pendukung
kegiatan penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan selama satu tahun
kedepan

Form 3
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
TAHUN ………..
N K T M Sasaran
o ea u a Pelaku Pela Pet Kegiatan Penyuluhan
d j s Utama ku u
a u a usah gas
a a la a K
n n h W Ta Pe L P L P M Kegiat V L W Su Pe Pe E
an ru ta a an/Me o o ak m ng la T
i na ni te toda l K tu be gu ks
ta ta De ri u a r ng a
ta ni w m si Bi ja na
ni as e ay wa
a a b
Ket. :
Disahkan oleh Kepala BPP, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kab/Kota,
Ketua Bakor Penyuluhan Provinsi atau Badan Pelaksana sesuai tingkat administrasi
pemerintahan

*) form ini digunakan untuk pengisian data data kegiatan penyuluhan pertanian
yang akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan terkait dengan data data
prilaku

C. Keterangan matriks kegiatan Penyuluhan Pertanian


1. Keadaan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai status pemanfaatan potensi sumberdaya
pembangunan pertanian secara umum terkait dengan tingkat produktivitas usahatani
di suatu wilayah.
2. Tujuan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai upaya yang akan ditempuh untuk
mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya pembangunan pertanian secara
umum, khususnya terkait dengan perubahan pengetahuan, wawasan, sikap dan
perilaku petani dan pelaku usaha serta seluruh pemangku kepentingan dalam
meningkatan produktivitas usahatani di suatu wilayah.
3. Masalah
Kolom ini berisi uraian singkat tentang faktor-faktor yang menjadi penyebab belum
tercapainya tujuan pembangunan pertanian, baik yang bersifat perilaku maupun non
perilaku guna meningkatan produktivitas usahatani di suatu wilayah.
4. Sasaran
Kolom ini menjelaskan siapa saja yang direncanakan untuk bisa terlibat dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian dengan berbagai macam kegiatan di tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, atau desa/kelurahan, yaitu :
a. Petani dan pelaku usaha atau kelembagaan petani ( untuk kegiatan programa
penyuluhan di semua tingkatan ).
b. Penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian yang bertugas setingkat di
bawah wilayahnya, serta pemangku kepentingan lainnya ( untuk programa penyuluhan
di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional ).
Penetapan sasaran perlu dilakukan berdasarkan hasil analisis gender yang dilakukan
terhadap petani dan pelaku usahatani di tingkat rumahtangga petani dan
masyarakat pedesaan pada umumnya, khususnya untuk menentukan “ siapa
melakukan apa ? ” dan “ siapa memutuskan apa? ”. Dengan demikian, sasaran
kegiatan penyuluhan pertanian akan lebih spesifik diarahkan langsung kepada petani
dengan adanya penjelasan laki-laki, perempuan atau keduanya sesuai dengan hasil
analisis gender yang merupakan pelaku kegiatan usahatani tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari bias gender dan distorsi pesan akibat
penyamarataan sasaran yang dilakukan tanpa mempertimbangkan peran masing-
masing (laki-laki atau perempuan) dalam kegiatan usahatani , maupun dalam
pengambilan keputusan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan usahanya.
5. Materi
Kolom ini menjelaskan tentang jenis informasi teknologi yang menjadi pesan bagi
sasaran baik dalam bentuk pedoman-pedoman, petunjuk teknis suatu komoditas
tertentu dan lain-lain.
6. Kegiatan/Metode
Kolom ini berisi kegiatan-kegiatan atau metode penyuluhan yang dapat memecahkan
masalah untuk mencapai tujuan.
7. Volume
Kolom volume berisi mengenai jumlah dan frekuensi kegiatan yang akan dilakukan
agar sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang disampaikan melalui
kegiatan penyuluhan, atau agar terjadinya perubahan perilaku pada sasaran.
8. Lokasi
Kolom ini memuat mengenai lokasi kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan
( desa, kecamatan, kabupaten/kota, dll ).
9. Waktu
Kolom ini berisikan mengenai waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tercantum
dalam programa penyuluhan.
10.Sumber Biaya
Kolom sumber biaya diisi mengenai berapa biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan yang telah ditetapkan, serta dari mana sumber
biaya yang tersebut diperoleh.
11.Penanggungjawab
Kolom ini menjelaskan penanggung jawab pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian,
sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat dengan jelas dimintai
pertanggungjawaban.
12. Pelaksana
Kolom ini berisi mengenai siapa yang melaksanakan kegiatan- kegiatan penyuluhan
tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh, petani/kontaktani dan/atau pelaku usaha.
13. Keterangan
Kolom ini berisi uraian mengenai hal-hal yang perlu dijelaskan tentang pihak-
pihak yang diharapkan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.

D. Penutup
Informasi yang disampaikan terkait dengan RTL yang akan dilakukan Penyuluh
Pertanian dalam melakukan pendampingan petani yang diwujudkan dalam bentuk
RKTP ( Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanain )

Posted 14th August 2017 by PPL

1
View comments

9.
JUL

28

Petani Berprestasi
Posted 28th July 2017 by PPL

0
Add a comment





Loading
Dynamic Views theme. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai