Anda di halaman 1dari 1

Data Potensi Wilayah dan Agroekosistem Kecamatan Mesjid Raya

Tahun 2018

PENDAHULUAN

Paradigma baru pembangunan pertanian adalah pembangunan pertanian


berdimensi kerakyatan yaitu pembangunan pertanian yang tertuju pada rakyat.
Karena pelaku utama pembangunan pertanian adalah petani, maka pembangunan
pertanian harus terpusat pada petani. Pembangunan pertanian harus diawali dari
petani dan berakhir di petani. Maksudnya dalam proses pembangunan pertanian,
petani harus berperan aktif mulai dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta hasilnya harus dinikmati petani.
Dalam rangka mewujudkan empat sukses pembangunan pertanian yaitu
swasembada dan swasembada berkelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan,
peningkatan nilai tambah, daya saing produk dan eksport serta peningkatan
kesejahteraan petani, maka pendekatan spesifik lokasi merupakan suatu keharusan.
Spesifik lokasi bukan hanya terbatas pada komoditas saja, tetapi termasuk teknologi
yang akan diterapkan harus sesuai dengan budaya dan sumberdaya pada masing-
masing daerah atau wilayah pembangunan. Untuk itu pembangunan pertanian di
pedesaan harus dimulai dari potensi yang dimiliki oleh desa yang bersangkutan, baik
potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, teknologi, dan keadaaan sosial
budayanya.
Potensi wilayah adalah kemampuan yang dimiliki suatu wilayah yang
mungkin untuk dikembangkan untuk dapat bermanfaat kepada masayarakat.
Penyuluh Pertanian sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam pembangunan
harus memiliki kemampuan untuk melakukan indentifikasi potensi wilayah secara
partisipatif untuk merencanakan pembangunan pedesaan dalam rangka meningkatkan
kemandirian petani dalam beragribisnis, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
Untuk mencapai hasil yang baik penyuluh perlu mempersiapkan suatu
“instrumen” untuk menggali potensi wilayah sehingga mudah dipahami dan akan
memudahkan dalam penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan agribisnis
Identifikasi Potensi wilayah dilakukan untuk memperoleh data keadaan
wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan data primer maupun data sekunder.
Data primer diperoleh di lapangan baik dari petani maupun masyarakat yang terkait,
sedangkan data sekunder diperoleh dari monografi desa/ kecamatan/BPP dan atau
dari sumber-sumber lain yang relevan.

BPP Baitussalam 1

Anda mungkin juga menyukai