Disusun oleh:
Novandra Muhammaddin
7774230013
SIFAT LABA
Laba dapat memiliki berbagai bentuk; misalnya, Bedford mencatat bahwa sejumlah
literatur biasanya membahas tiga konsep dasar untuk laba, yaitu:
1. Laba psikis (psychic income) mengacu pada pemenuhan keinginan-keinginan manusia.
2. Laba uang (money income) mengacu pada peningkatan valuasi sumber daya moneter.
3. Laba riil (real income) mengacu pada peningkatan kekayaan ekonomi.
PENGAKUAN PENDAPATAN
Pengakuan adalah proses formal dari pelaporan suatu transaksi atau peristiwa dalam
laporan keuangan perusahaan, sedangkan realisasi adalah proses konversi aset nonkas
menjadi kas atau klaim atas kas. Secara historis, dengan akuntansi berbasis transaksi,
pendapatan diakui ketika pendapatan tersebut terealisasi atau bisa direalisasi. Oleh karena itu,
pengakuan akuntansi mengandalkan penentuan terkait kapan realisasi akan terjadi.
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, kritik terhadap proses akuntansi lebih menyukai
konsep laba ekonomi riil, yang mana pendapatan terus-menerus diterima sepanjang waktu,
tetapi akuntan berpendapat alangkah tidak praktisnya mencatat pendapatan secara terus-
menerus. Oleh karenanya, perlu kiranya memilih waktu yang tepat untuk mencatat terjadinya
pendapatan.
Pada tahun 1964, American Accounting Association Committee on Realization
membahas permasalahan ini dan merekomendasikan bahwa konsep realisasi dapat diperbaiki
jika kriteria-kriteria berikut diterapkan: Pendapatan harus dapat diukur, pengukurannya harus
diverifikasi oleh transaksi pasar eksternal, dan peristiwa krusialnya harus sudah terjadi.
Sebelum pengadopsian FASB ASC 606, perusahaan biasanya mengakui pendapatan
pada saat mereka menjual produk atau jasanya (titik penjualan). Namun, suatu perusahaan
dapat mempercepat atau menunda pengakuan pendapatannya dalam siklus aktivitas produksi-
labanya karena keadaan-keadaan yang dikaitkan dengan penjualan.
Sampai FASB ASC 606 diadopsi, perusahaan-perusahaan mengakui pendapatannya
ketika kedua kondisi berikut ini terpenuhi:
1. Pendapatan tersebut telah direalisasi" atau "bisa direalisasi". Realisasi berarti produk
atau jasa telah dipertukarkan untuk kas atau klaim atas kas.
2. Pendapatan telah diterima. Pendapatan dianggap diterima ketika suatu perhak telah
melakukan semua yang harus dilakukannya agar dapat dianggap memperoleh manfaat
yang direpresentasikan oleh pendapatan tersebut.
PENANDINGAN
Setelah perusahaan memenuhi kriteria FASB ASC 606 dan mengakui pendapatan,
perusahaan selanjutnya harus mengidentifikasi semua beban yang dikaitkan dengan upaya
menghasilkan pendapatan tersebut. Proses mengaitkan pendapatan dengan beban ini disebut
sebagai konsep penandingan (matching concept). Dari sudut pandang konseptual,
menandingkan pendapatan dengan beban yang terkait berhubungan dengan usaha yang
dilakukan dan hasil yang dicapai. Walaupun ini merupakan konsep yang cukup mudah untuk
dipahami, menandingkan pendapatan dan beban menuntut pertimbangan yang seksama dalam
praktiknya. Penentuan kapan biaya-biaya tidak lagi menghasilkan manfaat di masa depan dan
kemudian harus membebankannya ke pendapatan tergantung pada definisi-definisi dari
istilah biaya (cost), aset (asset), beban (expense), dan kerugian (loss). Definisi biaya dalam
konteks ini terdapat di dalam Accounting Terminology Bulletin No.1, sementara beban, aset,
dan kerugian didefinisikan di dalam SFAC No. 6.
Biaya produk (product cost) adalah kedaluwarsanya biaya yang dapat langsung
dikaitkan dengan produk perusahaan, seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik langsung. Selain itu, telah menjadi praktik umum untuk langsung
membebankan beberapa biaya ke produk, seperti overhead tidak langsung, meskipun tidak
ada cara yang langsung mengaitkan biaya dengan produk tertentu. Terakhir, biaya produk
diperlakukan sebagai beban berdasarkan jumlah produk yang terjual.
Sebaliknya, biaya periodik (period cost) adalah kedaluwarsanya biaya yang lebih erat
kaitannya dengan periode waktu daripada produk, misalnya, gaji bagian administrasi atau
biaya iklan. Biaya periodik diperlakukan sebagai beban berdasarkan periode manfaatnya.
Terakhir, harus dicatat bahwa kemampuan perusahaan untuk mengakui laba sangat
tergantung pada kemampuannya mengukur arus masuk (pendapatan) dan arus keluar yang
terkait (beban).
MANAJEMEN LABA
Manajemen laba adalah aspek lain dari masalah kualitas laba. Manajemen laba
(earnings management) didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pejabat korporat
untuk memengaruhi laba jangka pendek yang dilaporkan. Suatu kajian menemukan bahwa
manajemen laba terjadi karena berbagai alasan, termasuk memengaruhi pasar saham,
meningkatkan kompensasi manajemen, mengurangi kemungkinan pelanggaran perjanjian
pinjaman, dan menghindari intervensi dari para regulator pemerintah. Manajer mungkin
berusaha mengelola laba karena mereka meyakini bahwa laba yang dilaporkan memengaruhi
keputusan investor dan kreditur. Dalam banyak kasus, teknik-teknik manajemen laba
dirancang untuk memperbaiki pengaruh laba yang dilaporkan dan menurunkan biaya modal
perusahaan.