Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME BUKU TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

SCHROEDER BAB 5 (KONSEP LABA, PENGAKUAN DAN PENANDINGAN


PENDAPATAN)

FILSAFAT ILMU AKUNTANSI

Disusun oleh:

Novandra Muhammaddin
7774230013

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA PROGRAM MAGISTER (S-2)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2023/2024
BAB V
KONSEP LABA, PENGAKUAN DAN PENANDINGAN PENDAPATAN

SIFAT LABA
Laba dapat memiliki berbagai bentuk; misalnya, Bedford mencatat bahwa sejumlah
literatur biasanya membahas tiga konsep dasar untuk laba, yaitu:
1. Laba psikis (psychic income) mengacu pada pemenuhan keinginan-keinginan manusia.
2. Laba uang (money income) mengacu pada peningkatan valuasi sumber daya moneter.
3. Laba riil (real income) mengacu pada peningkatan kekayaan ekonomi.

KONSEP-KONSEP PENGELOLAAN MODAL


Terjadinya laba menyiratkan imbal hasil (return) atas modal yang diinvestasikan. Imbal
hasil atas modal yang diinvestasikan terjadi sesaat setelah jumlah yang dinvestasikan telah
dipertahankan atau diperoleh kembali. Konsekuensinya, konsep pengelolaan modal sangat
penting untuk membedakan di antara imbal hasil dari (return of) dan imbal hasil atas
(return on) modal yang diinvestasikan, dan pada akhirnya saat menentukan laba.

PENGAKUAN PENDAPATAN
Pengakuan adalah proses formal dari pelaporan suatu transaksi atau peristiwa dalam
laporan keuangan perusahaan, sedangkan realisasi adalah proses konversi aset nonkas
menjadi kas atau klaim atas kas. Secara historis, dengan akuntansi berbasis transaksi,
pendapatan diakui ketika pendapatan tersebut terealisasi atau bisa direalisasi. Oleh karena itu,
pengakuan akuntansi mengandalkan penentuan terkait kapan realisasi akan terjadi.
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, kritik terhadap proses akuntansi lebih menyukai
konsep laba ekonomi riil, yang mana pendapatan terus-menerus diterima sepanjang waktu,
tetapi akuntan berpendapat alangkah tidak praktisnya mencatat pendapatan secara terus-
menerus. Oleh karenanya, perlu kiranya memilih waktu yang tepat untuk mencatat terjadinya
pendapatan.
Pada tahun 1964, American Accounting Association Committee on Realization
membahas permasalahan ini dan merekomendasikan bahwa konsep realisasi dapat diperbaiki
jika kriteria-kriteria berikut diterapkan: Pendapatan harus dapat diukur, pengukurannya harus
diverifikasi oleh transaksi pasar eksternal, dan peristiwa krusialnya harus sudah terjadi.
Sebelum pengadopsian FASB ASC 606, perusahaan biasanya mengakui pendapatan
pada saat mereka menjual produk atau jasanya (titik penjualan). Namun, suatu perusahaan
dapat mempercepat atau menunda pengakuan pendapatannya dalam siklus aktivitas produksi-
labanya karena keadaan-keadaan yang dikaitkan dengan penjualan.
Sampai FASB ASC 606 diadopsi, perusahaan-perusahaan mengakui pendapatannya
ketika kedua kondisi berikut ini terpenuhi:
1. Pendapatan tersebut telah direalisasi" atau "bisa direalisasi". Realisasi berarti produk
atau jasa telah dipertukarkan untuk kas atau klaim atas kas.
2. Pendapatan telah diterima. Pendapatan dianggap diterima ketika suatu perhak telah
melakukan semua yang harus dilakukannya agar dapat dianggap memperoleh manfaat
yang direpresentasikan oleh pendapatan tersebut.

Secara umum dapat dikatakan jika orang-orang mulai meninggalkan pencatatan


pendapatan pada titik penjualan karena perubahan dalam tingkat kepastian seputar
penerimaan kas atas penjualan tersebut. Jika pengumpulan kas untuk transaksi tertentu
memiliki tingkat kepastian yang tinggi, maka perusahaan akan mempercepat pengakuan
pendapatan. Di sisi lain, ketika tingkat ketidakpastian pengumpulan kas yang ada sangat
tinggi-ketika seorang pelanggan penting mengumumkan kebangkrutan, misalnyanya-
pengakuan pendapatan dapat ditunda.

ALTERNATIF TITIK-TITIK PENGAKUAN PENDAPATAN


1. Pendapatan Diakui selama Proses Produksi
Ketika produksi produk perusahaan berlangsung selama dua periode atau lebih,
alokasi pendapatan ke berbagai periode akuntansi dianggap penting untuk pelaporan yang
tepat. Dalam kasus seperti ini, metode pengakuan pendapatan yang disebut sebagai
persentase penyelesaian (percentage of completion) dapat digunakan jika perusahaan
dapat mengestimasi progres pemenuhan kewajibannya secara wajar. Hal ini berarti
perusahaan mengakui pendapatan dan laba bruto di setiap periodenya berdasarkan progres
konstruksi. Metode ini digunakan dalam akuntansi untuk kontrak konstruksi jangka
panjang, seperti jalan, kapal, dan bendungan. Oleh karena metode persentase
penyelesaian mengakui pendapatan setelah diterima bukan menunggu sampai transaksi
telah diselesaikan, konsep pengakuan pendapatan memberikan pengukuran laba yang
lebih dekat dengan konsep laba ekonomi yang dikemukakan oleh Hicks.
2. Pendapatan Diakui saat Penyelesaian Produksi
Ketika produk perusahaan dapat dijual dengan harga yang bisa ditentukan di pasar
yang terorganisasi, pendapatan dapat direalisasi ketika barang tersebut siap untuk dijual.
Artinya pemenuhan kewajiban dipandang selesai ketika barang yang selesai diproduksi
disisihkan untuk pelanggan.
3. Pendapatan Diakui saat Jasa telah Diberikan
Tiga langkah yang terkait dalam kontrak jasa/layanan adalah penerimaan pesanan,
pelaksanaan jasa/layanan, dan pengumpulan kas. Langkah-langkah ini semuanya dapat
dilakukan dalam satu periode akuntansi atau dibagi ke dalam beberapa periode. Dalam
kontrak jasa/layanan, realisasi umumnya harus dikaitkan dengan pelaksanaan
jasa/layanan dan pendapatan umumnya harus diakui dari waktu ke waktu.
Penandatanganan kontrak berakibat pada pelaksanaan kontrak, sementara pengumpulan
kas dapat dilakukan sebelum atau sesudah pelaksanaan jasa/layanan.
4. Pendapatan Diakui saat Kas Diterima
Dalam situasi-situasi tertentu, yang mana penerimaan pendapatan secara penuh
diragukan, pengakuan ditunda sampai pembayaran kas diterima. Sebelumnya, metode
angsuran dan metode pemulihan kas (cash recovery) merupakan contoh-contoh
penundaan pengakuan pendapatan sampai diterimanya kas. Namun, Accounting
Principles Board (APB) menyatakan bahwa pengakuan pendapatan seharusnya tidak
ditunda kecuali jika penerimaan secara penuh benar-benar sangat diragukan, yang mana
penyisihan piutang tak tertagih yang sesuai tidak bisa diestimasi.
5. Pendapatan Diakui saat Terjadinya Beberapa Peristiwa
Dalam beberapa kasus, yang mana tidak ada kontrak yang mengikat atau hak untuk
membatalkan adalah bukti bahwa tingkat ketidakpastian akan menunjukkan kalau
pengakuan pendapatan dapat ditunda sampai tercapainya titik ratifikasi atau berlalunya
waktu. Dalam kasus seperti ini, perusahaan dapat memutuskan bahwa pelanggan yang
bersangkutan tidak memperoleh kendali atau hak atas produk sampai periode ratifikasi
telah dilalui.

PENANDINGAN
Setelah perusahaan memenuhi kriteria FASB ASC 606 dan mengakui pendapatan,
perusahaan selanjutnya harus mengidentifikasi semua beban yang dikaitkan dengan upaya
menghasilkan pendapatan tersebut. Proses mengaitkan pendapatan dengan beban ini disebut
sebagai konsep penandingan (matching concept). Dari sudut pandang konseptual,
menandingkan pendapatan dengan beban yang terkait berhubungan dengan usaha yang
dilakukan dan hasil yang dicapai. Walaupun ini merupakan konsep yang cukup mudah untuk
dipahami, menandingkan pendapatan dan beban menuntut pertimbangan yang seksama dalam
praktiknya. Penentuan kapan biaya-biaya tidak lagi menghasilkan manfaat di masa depan dan
kemudian harus membebankannya ke pendapatan tergantung pada definisi-definisi dari
istilah biaya (cost), aset (asset), beban (expense), dan kerugian (loss). Definisi biaya dalam
konteks ini terdapat di dalam Accounting Terminology Bulletin No.1, sementara beban, aset,
dan kerugian didefinisikan di dalam SFAC No. 6.
Biaya produk (product cost) adalah kedaluwarsanya biaya yang dapat langsung
dikaitkan dengan produk perusahaan, seperti bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik langsung. Selain itu, telah menjadi praktik umum untuk langsung
membebankan beberapa biaya ke produk, seperti overhead tidak langsung, meskipun tidak
ada cara yang langsung mengaitkan biaya dengan produk tertentu. Terakhir, biaya produk
diperlakukan sebagai beban berdasarkan jumlah produk yang terjual.
Sebaliknya, biaya periodik (period cost) adalah kedaluwarsanya biaya yang lebih erat
kaitannya dengan periode waktu daripada produk, misalnya, gaji bagian administrasi atau
biaya iklan. Biaya periodik diperlakukan sebagai beban berdasarkan periode manfaatnya.
Terakhir, harus dicatat bahwa kemampuan perusahaan untuk mengakui laba sangat
tergantung pada kemampuannya mengukur arus masuk (pendapatan) dan arus keluar yang
terkait (beban).

KUALITAS LABA, MANAJEMEN LABA, DAN PELAPORAN KEUANGAN YANG


MENGANDUNG KECURANGAN KUALITAS LABA
Para analis dan pengguna laporan keuangan lainnya sangat tertarik dengan laba yang
dilaporkan perusahaan karena memungkinkan mereka untuk tidak hanya menilai kinerja masa
lalu tetapi juga memprediksi arus kas masa depan yang pada gilirannya akan memengaruhi
harga sekuritas. Laba akuntansi dipengaruhi oleh kebijakan dan metode pengakuan
pendapatan, kebutuhan untuk menandingkan pendapatan dengan beban pada periode waktu
tertentu, dan penilaian manajemen yang kesemuanya dapat mengurangi manfaat dari
informasi laba tersebut. Jumlah laba yang diperoleh suatu perusahaan didapatkan dari
perubahan dalam ekuitas atau aset netonya, tidak termasuk setiap transaksi dengan pemilik.
Untuk menghadapi kelemahan atas laba akuntansi yang dilaporkan, dan untuk membantu
menyejajarkan laba akuntansi perusahaan dengan laba ekonominya, para pengguna laporan
keuangan harus menilai kualitas laba suatu perusahaan. Kualitas laba (earnings quality)
didefinisikan sebagai tingkat korelasi di antara laba akuntansi perusahaan dengan laba
ekonominya. Beberapa teknik dapat digunakan untuk menilai kualitas laba, termasuk yang
dirincikan berikut:
1. Membandingkan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang secara umum digunakan dalam industri tertentu dan oleh
perusahaan pesaingnya.
2. Meninjau perubahan terbaru dalam prinsip-prinsip akuntansi dan perubahan dalam
estimasi untuk menentukan apakah pihaknya menggelembungkan laba.
3. Menentukan apakah pengeluaran diskresioner, seperti iklan telah ditangguhkan dengan
membandingkannya dengan periode-periode sebelumnya.
4. Berupaya menilai apakah beberapa beban, seperti beban garansi, tidak tercermin dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
5. Menentukan biaya penggantian untuk persediaan dan aset-aset lainnya. Menilai apakah
perusahaan menghasilkan arus kas yang memadai untuk mengganti aset-aset yang
dimilikinya.
6. Mempelajari catatan atas laporan keuangan untuk menentukan apakah ada kontingensi
kerugian yang dapat menurunkan laba dan arus kas di masa depan.
7. Mempelajari hubungan di antara penjualan dan piutang untuk menentukan apakah piutang
meningkat lebih cepat daripada penjualan.
8. Mempelajari bagian diskusi dan analisis manajemen dari laporan tahunan dan opini
auditor untuk menentukan opini manajemen mengenai masa depan perusahaan dan
mengidentifikasi adanya masalah-masalah akuntansi yang cukup besar.

MANAJEMEN LABA
Manajemen laba adalah aspek lain dari masalah kualitas laba. Manajemen laba
(earnings management) didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pejabat korporat
untuk memengaruhi laba jangka pendek yang dilaporkan. Suatu kajian menemukan bahwa
manajemen laba terjadi karena berbagai alasan, termasuk memengaruhi pasar saham,
meningkatkan kompensasi manajemen, mengurangi kemungkinan pelanggaran perjanjian
pinjaman, dan menghindari intervensi dari para regulator pemerintah. Manajer mungkin
berusaha mengelola laba karena mereka meyakini bahwa laba yang dilaporkan memengaruhi
keputusan investor dan kreditur. Dalam banyak kasus, teknik-teknik manajemen laba
dirancang untuk memperbaiki pengaruh laba yang dilaporkan dan menurunkan biaya modal
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai