PSIKOLOGI OLAHRAGA
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas Berkat dan
rahmat-Nya CBR ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga
berterimakasih kepada Bapak faridz Ravsamajani . selaku dosen pengampu matakuliah
psikologi olahraga yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam
mewujudkan makalah ini.
CBR ini dibuat sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah psikologi olahraga. Penulis
berharap CBR ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca bilamana hendak
membandingkan isi buku psikologi olahraga.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan CBR ini masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk membuat saya baik dalam tugas.
Penulis
CRITICAL BOOK REPOT
INDETITAS BUKU
ASPEK PENILAIAN
NO ASPEK
Bab 2
Kepribadian (Personality)
A. Kepribadian (Personality ) dan Olaharga
setiap individu memiliki ciri, sifat bawaan
(heredity), dan karakteristik yang diperoleh dari
pengaruh lingkungan sekitarnya. Individu
berbuat dan bertindak sebagian besar dilakukan
secara sadar. Kepribadian dibentuk dan
berkembang selama hidup. Perkembangan
kepribadian selalu dinamis, tidak statis, dan
tidak akan pernah berhenti, serta perubahan-
perubahannya bisa terjadi selama hayat.
Beberapa sifat, perangai, dan kebiasaan bisa saja
mendominasi kepribadian pada usia muda
dankemudian hilang pada saat dewasa (Apta
Mylsidayu,2014: 11). Kepribadian dapat dilihat
dari cita-cita, watak, sikap, sifat, dan perbuatan.
Kepribadian merupakan perpaduan antara
watak dan karakter. kepribadian adalah
karakteristik individu baik sifat maupun sikap
yang berupa pikiran, perasaan, dan tingkah laku
yang unik dan khas.
B. Struktur Kepribadian
Kepribadian dibagi menjadi tiga tingkatan yang
terpisah namun saling berhubungan, yakni
sebagai berikut.
1. Inti (psychological core). Struktur paling
dalam yang mempresentasikan personality
sebagai sifat internal yang konsisten,
menggambarkan citra diri sebenarnya, termasuk
konsep tentang dirinya sendiri (self concept),
meliputi sikap-sikap dasar (basic attitudes),
nilai-nilai (yakues), minat (interest), dan
motif(motives). 2. Respon yang khas (typical
responses). Struktur lapisan kedua yang
menggambarkan aspek personality individu
dalam menanggapi lingkungan.
3. Tingkah laku yang berhubungan dengan peran
(role- related behavior). Struktur kepribadian
yang paling luar yang menggambarkan aspek
kepribadian individu yang paling supervisial
untuk mengadaptasi persepsi dengan
lingkungan pada saat itu.
C. Teori Kepribadian
Teori kepribadian menurut Richard H. Cox
(1985) dalam Sudibyo Setyobroto (2002: 39)
terdiri atas teori psikodinamik (psychodynamic
theory), teori sifat (traits theory), dan teori
belajar asosial (sociallearning theory).
Bab 4
Arousal,Anxiety, Dan Agrevitas
A. Arousal (kegairahan)
Para olahragawan butuh untuk belajar
mengontrol arousal, harus bisa mengatasi
kondisi ketika merasa lesu dan terpuruk (down)
yang diakibatkan karena rasa cemas atau
nervous. Arousal yang dirasakan oleh
olahragawan harus dalam porsi yang cukup
yakni pada titik yang menunjukkan kegairahan
yang tidak berlebihan atau sebaliknya tidak
kurang supaya penampilan menjadi optimal. Jika
arousal tidak berada pada porsi yang tepat,maka
penampilan olahragawan menjadi buruk. Tetapi
arousal yang terlalu berlebihan juga akan
meningkatkan ketegangan dan kecemasan.Untuk
mengatasi hal tersebut, maka perlu mencari
teknik-teknik pendekatan yang tepat
dan disesuaikan dengan kepribadian masing-
masing olahragawan. Adapun cara yang dapat
dilakukan untuk menurunkan arousal yang
terjadi pada olahragawan meliputi:
1. menarik napas dalam-dalam kemudian
dikeluarkan
secara perlahan dan teratur.
2. memperpanjang waktu dengan menjauhi
lawan
(mengatur tempo permainan).
3. memusatkan pada teknik terbaik yang dapat
menghasilkan angka.
4. jangan memikirkan menang atau kalah
B. Anxiety (kecemasaan)
Anxiety sebagai salah satu kajian psikologis yang
unik dan menarik yang terjadi pada
olahragawan. Pentingnyaanxiety dan faktor
emosional serta kepribadian lainnya dalam
kompetisi olahraga telah diakui selama
bertahun- tahun (Hackfort & Spielberger, 1989:
3). Kejadian-kejadian yang penting sebelum,
saat, dan akhir pertandingan dalam olahraga
sangat dipengaruhi oleh tingkatan anxiety dari
pelaku olahraga, baik olahragawan, pelatih,
wasit, maupun penonton. Perasaan cemas
diakibatkan karena bayangan sebelum
pertandingan dan saat pertandingan, hal
tersebut terjadi karena adanya tekanan-tekanan
secara kejiwaan pada saat bermain dan sifat
kompetisi olahraga yang didalamnya penuh
dengan perubahan dari keadaan permainan
ataupun kondisi alam yang membuat
menurunnya kepercayaan diri dari penampilan.
Cara menanganinya adalah 1. Menggunakan
obat-obatan tergolong anti- anxiety drugs bagi
olahragawan yang memiliki trait anxiety.
Penggunaan obat ini harus sesuai dengan
petunjuk seorang dokter ahli.
2. Menggunakan simulasi yaitu membuat suatu
keadaan seolah-olah sama dengan kondisi
pertandingan yang sesungguhnya. Tetapi cara ini
sulit dilakukan pada olahraga individu. Misalnya,
sparing partner yang dilakukan oleh sebuah tim
sebelum mereka berkompetisi.
3. Menggunakan metode meditasi yaitu metode
relaksasi sederhana sampai pada visualisasi
untuk mengubah sikap. Keadaan relaks adalah
keadaan saat seorang olahragawan berada
dalam kondisi emosi yang tenang yaitu tidak
bergelora/tegang, artinya merendahnya gairah
untuk bermain melainkan dapat diatur atau
dikendalikan dengan teori U-terbalik.
4. Menggunakan pendekatan kognitif melalui
konseling yaitu atelt dibantu untuk lebih
menyadari akan kemampuan dirinya (motivasi
verbal), belajar berpikir positif, mengerti makna
dan usaha, dan belajar menerima keadaan yang
harus dihadapinya.
C. Agresivitas
Weinberg dan Gould (2003: 512) mengartikan
agresi adalah perilaku yang diarahkan menuju
tujuan merugikan atau melukai orang lain.
Agresivitas tidak diartikan sebagai bentuk
serangan yang kejam tetapi dikaitkan erat
dengan ciri khas olahraga itu sendiri misalnya
olahraga bela diri yang membutuhkan sikap
agresif.