Anda di halaman 1dari 14

LP Erlin (CKD) - Laporan Pendahuluan CKD (Tugas laporan

praktek dirumah sakit)


poltekkes mataram (Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKA BEDAH PADA NY.”

I” DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHRONIC KIDNEY

DISEASE DI RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RUANGAN PANTAI PINK

PADA TANGGAL 16 FEBRUARI – 18 FEBRUARI 2022

Oleh :

ERLIN ROSYIDA ISTIROHATI


P07120420059

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN 2022

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


LAPORAN PENDAHULUAN

CHRONIC KIDNEY DISEASE

1.1 KONSEP DASAR


1) PENGERTIAN
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolism serta keseimbangan cairan dan elektrolit akiba destruksistruktur ginjal
yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di
dalam darah (Muttaqin dan Sari, 2011).

Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan


sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan
glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin, 2010).CKD atau gagal ginjal
kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan
fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana
kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan
keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009).
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia berupa retensi urea dan
sampah lain dalam darah (Brunner & Suddarth, 2002).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal
kronik adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami kerusakan sehingga tidak

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


mampu lagi mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang ada di dalam tubuh dan
menyebabkan penumpukan urea dan sampah metabolisme lainnya serta
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

2) ANATOMI DAN FISIOLOGI

Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retroperitoneal pada dinding


abdomen di kanan dan kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 hingga L3.
Ginjal kanan terletak lebih rendah dari yang kiri karena besarnya lobus hepar.
Ginjal dibungkus oleh tiga lapis jaringan. Jaringan yang terdalam adalah kapsula
renalis, jaringan pada lapisan kedua adalah adiposa, dan jaringan terluar adalah
fascia renal. Ketiga lapis jaringan ini 9 berfungsi sebagai pelindung dari trauma
dan memfiksasi ginjal (Tortora, 2011).

Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat terang
dan medula ginjal di bagian dalam yang berwarna coklat gelap. Korteks ginjal
mengandung jutaan alat penyaring disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari
glomerulus dan tubulus. Medula ginjal terdiri dari beberapa massa-massa
triangular disebut piramida ginjal dengan basis menghadap korteks dan bagian
apeks yang menonjol ke medial. Piramida ginjal berguna untuk mengumpulkan
hasil ekskresi yang kemudian disalurkan ke tubulus kolektivus menuju pelvis

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


ginjal (Tortora, 2011).

Fisiologi Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume


dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat
terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma
darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam
jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di
eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin (Price dan
Wilson, 2012).
Menurut Sherwood (2011), ginjal memiliki fungsi yaitu:
a) Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
b) Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan
dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri. 10
c) Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.
d) Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.
e) Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.
Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian
akan mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Zat-zat yang diambil dari darah
pun diubah menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter.
Setelah ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih. Bila orang
tersebut merasakan keinginan berkemih dan keadaan memungkinkan, maka urin
yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat uretra (Sherwood, 2011).
Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu filtrasi,
reabsorpsi, dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar
cairan yang hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman.
Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi secara bebas sehingga
konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman hampir sama dengan
plasma. Awalnya zat akan difiltrasi secara bebas oleh kapiler glomerulus tetapi tidak
difiltrasi, kemudian di reabsorpsi parsial, reabsorpsi lengkap dan kemudian akan
dieksresi (Sherwood, 2011).

3) ETIOLOGI GAGAL GINJAL KRONIS

Menurut Muttaqin dan Sari (2011) kondisi klinis yang memungkinkan dapat

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari ginjal sendiri dan di luar ginjal.

a Penyakit dari ginjal


1) Penyakit pada saringan (glomerulus) :
glomerulusnefritis.

2) Infeksikuman : pyelonefritis, ureteritis.

3) Batuginjal: nefrolitiasis.

4) Kistadi ginjal : polycstis kidney.

5) Traumalangsungpadaginjal.

6) Keganasan padaginjal.

7) Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.

b. Penyakit umum di luar ginjal


1) Penyakit sistemik: diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi.

2) Dyslipidemia.

3) SLE.

4) Infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis

5) Preeklamsi.

6) Obat-obatan.

7) Kehilangan banyak cairan yang mendadak (lukabakar).

c. Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Kronis

1) Tekanan darah tinggi

2) Perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari

3) Adanya darah dalam urin

4) Lemah serta sulit tidur

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


5) Kehilangan nafsu makan

6) Sakit kepala

7) Tidak dapat berkonsentrasi

8) Gatal

9) Sesak

10) Mual & muntah

11) Bengkak, terutama pada kaki dan pergelangan kaki, serta pada
kelopak mata waktu pagi hari

4) KLASIFIKSI
Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju
Filtration Glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m 2 dengan
rumus kockrof – gault sebagia berikut :

Klasifikasi penyakit ginjal kronik sesuai dengan derajadnya.


Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1.73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ↑ ≥ 90
2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau ringan 60-89
3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau sedang 30-59
4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau berat 15-29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
Sumber : Sudoyo,2015 Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta : FKUI

5) PATOFISIOLOGI
Gagal ginjal merupakan sebuah fenomena kehilangan secara bertahap
fungsi dari nefron. Kerusakan nefron merangsang kompensasi nefron yang masih
utuh untuk mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit. Mekanisme
adaptasi pertama adalah dengan cara hipertrofi dari nefron yang masih utuh untuk
meningkatkan kecepatan filtrasi, beban solut dan reabsorpsi tubulus.

Apabila 75 % massa nefron sudah hancur maka kecepatan filtrasi dan


beban solute untuk tiap nefron sangat tinggi sehingga keseimbangan glomerolus

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


dan tubulus tidak dapat dipertahankan. Terjadi ketidakseimbangan antara filtrasi
dan reabsorpsi disertai dengan hilangnya kemampuan pemekatan urin. Perjalanan
gagal ginjal kronik dibagi menjadi 3 stadium, yaitu :

a Stadium I
Stadium pertama merupakan sebuah proses penurunan cadangan
ginjal. Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal dan
pasien asimptomatik.

b Stadium II
Tahap ini merupakan insufisiensi ginjal dimana lebih dari 75%
jaringan yang berfungsi telah rusak dan GFR (Glomerulus Filtration
Rate) besarnya hanya 25% dari normal. Kadar BUN mulai meningkat
tergantung dari kadar protein dalam diet. Kadar kreatinin serum juga
mulai meningkat disertai dengan nokturia dan poliuria sebagai akibat
dari kegagalan pemekatan urin.

c Stadium III
Stadium ini merupakan stadium akhir dimana 90 % dari massa nefron
telah hacur atau hanya tinggal 200.000 nefron saja yang masih utuh.
GFR (Glomerulus Filtration Rate) hanya 10 % dari keadaan normal.
Kreatinin serum dan BUN akan meningkat.Klien akan mulai merasakan
gejala yang lebih parah karena ginjal tidak lagi dapat mempertahankan
homeostasis cairan dan elektrolit dalam tubuh. Urin menjadi isoosmotik
dengan plasma dan pasien menjadi oligurik dengan haluaran urin kurang
dari 500 cc/hari.

6) PATHWAY

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


7) MANIFESTASI KLINIS GAGAL GINJAL KRONIS

Menurut perjalanan klinis gagal ginjal kronik:


a. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun
GFR dapat menurun hingga 25%dari normal
b. Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami poliuria dan
nokturia, GFR10% hingga 25% dari normal, kadar creatinin serum dan

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


BUN sedikit meningkat diatas normal.
c. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindromu remik (lemah, latergi,
anoreksia,mual,muntah,nokturia,kelebihanvolume cairan (volume
overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-
kejang sampai koma), yang ditandai dengan GFR kurang dari 5-
10ml/menit, kadar serum kreatinin dan BUN meningkat tajam,dan terjadi
perubahan biokimia dange jala yang komplek.
Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, nemia, osteodistrofirenal,
payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit
(sodium, kalium, khlorida) (Nurarif dan Kusuma, 2015).

8) KOMPLIKASI
Komplikasi dari gagal ginjal kronis menurut Smeltzer (2009)yaitu :

➢ Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis


metabolik, katabolisme danmasukan diit berlebih.
➢ Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk
sampah uremik dandialisis yang tidak adekuat.
➢ Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
reninangiotensin-aldosteron.
➢ Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel
darah merah.
➢ Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum
rendah,metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.
➢ Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal & Sepsis, Neuropati
perifer, Hiperuremia

9) PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :

a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang
tidakbersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori
PeritonialDialysis )

- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di venadengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukanmelalui
daerah femoralis namun untuk mempermudah makadilakukan :

- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri


- Double lumen : langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke jantung)
c) Operasi
- Pengambilan batu
- Transplantasi ginjal

1.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN CKD


I. Pengkajian
Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada
Doenges (2001), serta Carpenito (2006)sebagai berikut :

1 Identitas klien, meliputi nama, usia (kebanyakan terjadi pada. Usia muda),
jenis kela min (kebanyakan laki-laki karena sering mengebut saat
mengendarai motor tanpa pengaman helm), pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor
register, dan diagnosis medis.

2 Demografi
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang
mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal
seperti proses pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD dapat
terjadi pada siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


sebagai pemicu kejadian CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk / rdiri yang
terlalu lama dan lingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum /
mengandung banyak senyawa/ zat logam dan pola makan yang tidak sehat.
3. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM,
glomerulo nefritis, hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi
saluran kemih, dan traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu
kemungkinan terjadinya CKD.
4. Pola nutrisi dan metabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalamkurun
waktu 6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah,asupan nutrisi dan air
naik atau turun.
5. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. Tandanya
adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan
tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu.
6. Pengkajian fisik
a. Penampilan / keadaan umum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri.
Kesadaranpasien dari compos mentis sampai coma.
b. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea,
nadimeningkat dan reguler.
c. Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karenakekurangannutrisi,
atau terjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
d. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat
kotorantelinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung,mulut bau
ureum,bibir kering dan pecah- pecah, mukosa mulut pucat dan lidah
kotor.
e. Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
f. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara
tambahan pada paru (rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung,
terdapat suara tambahan pada jantung.
g. Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
h. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi,
terdapat ulkus.
i. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan
tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik.
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat /
uremia, dan terjadi perikarditis.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan nyeri sendi
sekunder terhadap gagal ginjal.
3) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan
diagnostik, rencana tindakan dan prognosis.
4) Risiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap gagal ginjal.
5) Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang pengetahuan,
sistem pendukung kurang adekuat.
6) Nyeri akut berkaitan dengan organ tulang belakang, terhadap bagian ginjal

I. Implementasi
Implemetasi keperawatan adalah eksekusi/pelaksanaan dari perncanaan yang
telah disusun dalam asuhan keperawatan. Implementasi dilaksanakan

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)


berdasarkan diagnosa dan intervensi yang telah ditetapkansebelumnya. Semua
implementasi yang dilkukan harus didokumentasikan dalam catatan keperawatan
pasien ( Potter & Perry, 2010).

II. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan mengkaji apakah tujuan yang
ditetapkan telah tecapai penuh, sebagian atau tidak tercapai ( Potter & Perry,
2010). Evaluasi dinilai berdasarkan respon pasien baik secara subjektif dan
objektif, selanjutnya dilakukan analisa kesimpulan pencapaian tujuan berdasarkan
kriteria hasil yang sudah ditetapkan dan dilanjutkan dengan rencana selanjutnya
berdasrkan hasil evaluasi yang dilakukan.

Downloaded by Irma Nurmala (irmanurmala010811@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai