Unsur Output/Hasil
1. Efisiensi Ruang Rawat (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR)
INDIKATOR
NO BULAN
BOR LOS BTO TOI NDR GDR
Berdasarkan observasi dengan PPJA pada tanggal 15 Maret 2024 diperoleh hasil
efisiensi selama 3 bulan terakhir (Desember, Januari, Februari ) di ruang Anyelir
dimana diperoleh nilai BOR terbesar pada bulan Januari 2024 dengan nilai BOR
78% , sehingga diperoleh nilai rata – rata BOR dari 3 bulan terakhir yaitu 74,41%.
Selanjutnya Nilai LOS tertinggi diperoleh pada bulan Desember yaitu 9,1, dengan
nilai rata – rata LOS dari 3 bulan terakhir yaitu 8,7. Nilai BTO Terbesar terjadi pada
bulan Januari 2024 yaitu 2,8, dengan nilai rata – rata BTO dari 3 bulan terakhir yaitu
2,56. Nilai NDR terbesar pada bulan Januari dengan nilai NDR 5,1, sedangkan nilai
rata – rata NDR dari 3 bukan terakhir yaitu 2,76. Nilai GDR paling besar terjadi pada
bulan Januari dengan nilai 51,2 , sehingga diperolah nilai rata-rata GDR dari tiga
bulan terakhir yaitu 27,8.
a. BOR
Rumus BOR
jumlah hari perawatan
X 100 %
jumlah tempat tidur X jumlah hari periode
Desember 283
x 100 %
13 x 31
283
=1 , 1 x 100 %=70 ,22 %
403
Januari 317
x 100 %
13 x 31
317
=0,786 x 100 %=78 , 6 %
403
Februari 285
x=0 ,75 x ¿ 00 % =
13 x 29
285
=0 , 75 x 100 %=75 %
403
Jadi BOR di ruang anyelir Pada bulan Januari 2024 memiliki nilai
tersebesar yaitu 78 %, Desember 2023 sebesar 70,22%, dan Bulan februari
sebesar 785%. Jadi kesimpulanya BOR di 3 bulan terakhir hasilnya normal
Dimana standar ideal 60%-85% (Depkes RI 2005, kementrian Kesehatan 2011).
Januari
317
=8 , 1
37+2
Februari
285
=8 , 9
32
Dapat disimpulkan nlai LOS tertinggi terdapat pada bulan Desember yaitu
sebesar 9,1. Jadi kesimpulanya LOS di 3 bulan terakhir hasilnya normal ( standar
ideal 6-9 hari menurut Depkes RI 2005, Kemenkes Kesehatan 2011)
Januari ( 13 x 31 )−317 86
= =2 ,2
39 39
Februari ( 13 x 31 )−285 118
= =3 ,0
32 32
Januari 37
=2 , 84
13
Februari 32
=2 , 46
13
Januari 2
x 100=5 , 1
39
Februari 0
x 100=2 , 46
32
Januari 2
x 1000=51 ,2
39
Februari 0
x 1000=0
32
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan nilai GDR pada
bulan Desember sebanyak 32,2%, bulan januari sebanyak 51,2 dimana bulan
januari hasil GDR nya tertinggi, dan bulan Februari sebanyak 0 jadi
kesimpulanya GDR di 3 bulan terakhir berdasarkan standard berada dalam rentang normal (standar ideal
<45/1000,Depkes RI 2005, Kementrian Kesehatan 2011).
REKAP DATA SURVEILANS HAIS dr. SOEKARDJO KOTA TASIMALAYA BULAN DESEMBER, JANUARI DAN
FEBRUARI RUANGAN ANYELIR 2024
1 DESEMBER 0 0 198 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 JANUARI 0 0 318 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 FEBRUARI 554
JUMLAH 0 0 872 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan data diatas pada bulan desember diperoleh data hais IVL yyaitu 198, pada bulan januari 318, pada bulan februari
554, sehingga dapat disimpulkan jumlah hais dari 3 bulan terakhir yaitu 872.
a. Resiko Jatuh
Resiko jatuh menjadi salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien.
Jatuh adalah hal yang dapat dicegah dan merupakan hasil dari suatu
faktor biologis, lingkungan ataupun perilaku. Kejadian pasien jatuh akan
berdampak pada fisik seperti luka lecet, robek, memar, fraktur, perdarahan,
dan cedera kepala, bahkan dapat meningkatkanbiaya perawatan karena
perawatan ng memanjang,serta dapat memberikan kerugian kepada pasien
dan keluargaselama melakukan perawatan
Menurut Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang keselamatan pasien
menjelaskan bahwa Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan p
asien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjad
inya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Insiden perlu dihindari dan
diminimalisir untuk keselamatan pasien. Insiden artinya adalah setiap kejadian yang
tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah pada pasien. Terdapat tujuh Langkah agar keselamatan
pasien dapat tercapai :
a) Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien
b) Memimpin dan mendukung staf
c) Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
d) Mengembangkan sistem pelaporan
e) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f) Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien
g) Mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien.
RISIKO JATUH
Sesuai
100%
Berdasarkan observasi pada tanggal 15 Maret 2024 terdapat 10 pasien yang dir
awat di ruang Anyelir yang terpasang tanda resiko jatuh. Berdasarkan hasil studi dok
umentasi pada buku register pasien dan hasil observasi pada ruang perawatan pasien
didapatkan hasil bahwa terdapat lembar assessmen risiko jatuh, serta pasien teridentif
ikasi sudah terpasang penanda risiko jatuh seperti tanda fall risk pada gelang pasien.
Sumber : Studi dokumentasi
b. Keamanan Obat
Obat-obatan adalah bagian dari rencana pengobatan pasien, maka penerapan
manajemen yang benar penting/krusial untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-
obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian
sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome) demikian pula obat-obat yang tampak mirip/ucapan
mirip (nama obat, rupa dan ucapan mirip/norum, atau look-alike sound-alike/ lasa).
Menurut permenkes 2017, rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan sasara
n keselamatan pasien yang meliputi ketepatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
yang meliputi
1) Tepat pasien
2) Tepat obat
3) Tepat dosis
4) Tepat cara/rute
5) Tepat waktu pemberian
Dari hasil observasi yang kami lakukan pada tanggal 15 Februari 2024 di
ruang Anyelir, 5 dari 5 indikator selalu dilaksanakan di ruangan Anyelir.
Keamanan obat
Sesuai
100%
c. Kejadian Alergi
Terkait kejadian alergi, sudah dilakukan Assesmen riwayat alergi pada buku re
kam medik dan pemasangan penanda alergi pada pasien sudah dilakukan. Sehingga ti
ngkat kesesuaian mencapai sesuai dengan grafik di bawah ini.
Kejadian alergi
Sesuai
100%
Alergi obat seringkali sulit dibedakan dengan reaksi jenis lain terhadap obat
seperti toksisitas, efek samping intoleransi, dan idiosinkrasi. Efek samping obat
merupakan reaksi toksik dan reaksi interaksi obat yang timbul karena sifat
farmakologik obat. Reaksi idiosinkrasi tidak berhubungan dengan sifat farmakologik
obat, dan terdapat dengan proporsi yang bervariasi pada populasi dengan penyebab
yang tidak diketahui. Alergi obat adalah respon abnormal seseorang terhadap bahan
obat atau metabolitnya melalui reaksi imunologik yang kita kenal sebagai reaksi
hipersensitivitas, yang terjadi selama atau setelah pemakaian obat (Kemenkes,2015).
d. Hand Hygiene
Mencuci tangan menggunakan cairan pembersih tangan dapat dilakukan
dalam situasi tertentu dimana sabun dan air bersih tidak tersedia. Agar hasilnya
efektif, cairan pembersih tangan yang digunakan hendaknya mengandung alkohol
dengan kadar minimal 60%. Selain menggunakan produk cairan pembersih tangan
berbasis alkohol yang ada di pasaran, kita juga bisa membuat cairan pembersih
dengan mengikuti standard dan panduan dari WHO
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2022 Tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah
Sakit, Laboratorium Kesehatan, Dan Unit Transfusi Darah. Kebersihan tangan/
hand hygiene dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air men
galir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol
(alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas harus sel
alu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan cinc
in. Cuci tangan dengan sabun biasa/antimikroba dan bilas dengan air mengalir
dilakukan selama 40-60 detik dengan prosedur :
1) Gosok kedua telapak tangan hingga merata
2) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
3) Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
4) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
5) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
6) Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan
sebaliknya.
Hand Hygiene
20% Sesuai
Tidak sesuai
80%
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
N Valid 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 .80 1.00 .60 1.00 .80
Median 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Std. Deviation .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .447 .000 .548 .000 .447
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Puas
Tidak Puas
Sumber: Hasil penyebaran kuesioner pada tanggal 14-15 Maret 2024 di ruangan
Anyelir
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
accidental sampling, sampel 5 orang keluarga pasien yang berkunjung pada tanggal
14-15 Maret. Penelitian ini menggunakan google form dimana terdapat 20 butir soal
pertanyaan ya dan tidak.. Hasil interpretasi dari 20 butir soal diantaranya 3 orang
keluarga pasien menjawab ya dari setiap butir pertanyaan, dan ada 2 orang keluarga
pasien dari 20 butir pertanyaan butir soal dijawab tidak yaitu pertanyaan no 18 terkait
dengaan pertanyaan “Apakah Keluarga selalu menunggu perawat dalam melayani
pasien”. Sehingga dapat disimpulkan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
Perawat di RS ruang anyelir yaitu 98% puas dan 2% tidak puas. Tingkat kepuasan
pasien berada pada angka setuju sebanyak 100%, menurut kemenkes 2016, standard
pelayanan minimal 95%.
Hasil jawaban keluarga terhadap pertanyaan yang diberikan rata rata menjawab
ya, misalnya yang berhubungan dengan kesopanan, informasi, keluhan keluarga dan
pasien, ketersediaan informasi, kerahasiaan terhadap maslah yang dihadapi keluarga
dan pasien.