Anda di halaman 1dari 16

HISTORIOGRAFI AFRIKA

DISUSUN OLEH :

AFSAL SABIL 3072022009

RIZAL ASNAWI 3072022001

SEJARAH PERADABAN ISLAM

FKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI LANGSA

2023

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Historiografi Umum dengan judul “Historiografi Afrika”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terima kasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Langsa, 11 Desember 2023

Kelompok

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Masalah......................................................................................2

BAB II HISTORIOGRAFI
AFRIKA.......................................................................3

A. Bagaimana Sejarah Afrika.................................................................... 4


B. Apa Saja Tradisi-Tradisi Historiografi Afrika.......................................5
C. Bagaimana Pengaruh-Pengaruh Historiografi Afrika..........................6
D. Siapa Saja Sejarawan Penulis Historiografi Afrika..............................7

BAB III PENUTUP............................................................................................ 11

A. Kesimpulan...........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Negara-negara Afrika telah bangkit dari status jajahan menjadi negara-
negara merdeka yang tampil bersama sebagai kekuatan baru dalam percaturan
politik dunia. Meskipun demikian, pergolakan terus saja berlangsung. Afrika
khususnya menjadi medan perebutan pengaruh antara Blok barat dan blok timur,
yang masing-masing berusaha untuk memperbaiki kedudukannya sambil
membendung atau mengurangi pengaruh lawan. Suatu peralihan yang mudah
menuju suatu masyarakat post-kolonial yang merdeka, mantap, dan mampu untuk
berkembang secara swadaya tidaklah mungkin bagi negara-negara baru di Afrika.
Mengingat adanya masalah-masalah struktur dan kebudayaan yang diwarisi dari
masa lampau, baik prakolonial maupun kolonial, yang mengherankan ialah
perdamaian relatif yang berlangsung sejak proses menuju terbentuknya negara
modern mulai menanjak pada pertengahan 1950. Peperangan dan tembak-
menembak memang terjadi sejak itu, tetapi hampir seluruhnya tidaklah berarti jika
dibandingkan dengan peprangan kemerdekaan yang berkobar di Madagaskar,
Aljazair, Kenya, dan lain-lain negara.

Mempelajari historigrafi pada hakekatnya memahami “ sejarahnya


penulisan sejarah”sebab didalamnya terdapat perkembangan penulisan sejarah,
pengaruh persamaan lingkungan kebudayaan pada setiap penulisan sejarah serta
penggunaan teori dan metodologi sejarah dalam mengungkap dan menyajikan
materi penulisan sejarah. Historigrafi merupakan representasi dan kesadaran
sejarawan dalam zamannya dan lingkungan kebudayaan setempat dimana
sejarawan itu hidup. Sejarah dalam arti objektif adalah kejadian sejarah yang
sebenarnya maksudnya hanya sekali terjadi dan bersifat unik. Historiografi
bermula dari pertanyaan dan berkembang dari peningkatan kematangan
pertanyaan historis yang diajukan. Tetapi, inipun belum mencakup semua aspek
permasalahan. Dari penghayatan kultural inilah sesungguhnya merekonstruksi
aspek-aspek tertentu dari kelampauan ternyata adalah gagasan yang relatif baru
dalam sejarah historiografi. Penulisan sejarah pada mulanya lebih merupakan
ekspresi kultural daripada usaha untuk merekam hari lampau. Dalam konteks ini
maka makna dan fungsi sejarah lebih berarti daripada peristiwa-peristiwa yang
diungkapkan dengan hari lampau itu. Bukan kebenaran historis yang menjadi
tujuan utama, tetapi pedoman dan peneguhan nilai yang perlu didapatkan. Karena
itu, dalam historiografi tradisional terjalinlah dengan erat unsur-unsur sastra,
sebagai karya imajinatif, dan mitologi, sebagai pandangan hidup yang dikisahkan,
serta sejarah sebagai uraian peristiwa pada masa lalu.

Pada perkembangannya, penulisan historis mengenai sejarah


perkembangan Afrika terus mengalami perkembangan. Baik dari aspek
metodologis ataupun isi dari sejarahnya sendiri. Historiografi Afrika mendapat
pengaruh dari berbagai negara. Penulisan sejarah Afrika juga banyak terpengaruh
oleh hal-hal yang berbau mistik dan animisme serta dinamisme. Kepercayaan
terhadap kelangsungan hidup, suatu kehidupan sesudah mati, suatu persamaan
antara yang hidup, yang mati, dan generasi-generasi yang belum lagi dilahirkan
adalah asasi untuk semua kehidupan sosial, agama, dan politik Afrika. Jadi,
walaupun penulisan yang serius mengenai sejarah Afrika baru saja dimulai, suatu
rasa tentang sejarah dan tradisi telah selalu merupakan suatu bagian dari cara
hidup orang Afrika.

Orang-orang mesir kuno amat sadar akan kelanjutan hubungan kehidupan


dan kematian. Tidak saja mereka sadar akan pengaruh yang besar dan luas dari
suatu kehidupan yang sudah mati tetapi juga dari kelanjutan hubungan yang telah
mati, khususnya raja-raja. Kepercayaan yang asasi terhadap adanya kelanjutan
hidup di antara semua orang Afrika. Di setiap tempat di daerah sub Sahara Afrika
kita bertemu dengan kepercayaan akan adanya hubungan yang berlangsung antara
yang sesudah mati dengan kehidupan yang masih hidup masa kini dan dari
generasi yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Afrika ?
2. Apa Saja Tradisi-Tradisi Historiografi Afrika ?
3. Bagaimana Pengaruh-Pengaruh Historiografi Afrika?
4. Siapa Saja Sejarawan Penulis Historiografi Afrika?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Afrika
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Tradisi-Tradisi Historiografi Afrika
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh-Pengaruh Historiografi
Afrika
4. Untuk Mengetahui Siapa Saja Sejarawan Penulis Historiografi
Afrika

BAB II

HISTORIOGRAFI AFRIKA

A. SEJARAH AFRIKA

Afrika adalah yang terbesar dari ketiga benua di belahan selatan Bumi dan
yang terbesar kedua setelah Asia dari semua benua. Luasnya kurang lebih
30,244,050 km2 (11,677,240 mil2) termasuk kepulauan disekitarnya, meliputi
20.3% dari total daratan di bumi dan didiami lebih dari 800 juta manusia, atau
sekitar sepertujuh populasi manusia di bumi.

Afrika adalah tempat tinggal manusia yang paling awal, dari benua ini
manusia kemudian menyebar ke benua-benua lain. Afrika adalah tempat di
mana garis evolusi kera menjadi berbeda dari protohuman tujuh juta tahun yang
lalu. Afrika merupakan satu-satunya benua yang ditinggali nenek moyang
manusia hingga sekitar dua juta tahun lampau ketika Homo erectus berkembang
ke luar Afrika menuju Eropa dan Asia. Yang di Eropa menjadi Neanderthal, yang
di Asia tetap Homo erectus, tetapi yang di Afrika berevolusi menjadi Homo
sapiens. Benua Afrika dikenal dengan julukan Benua Hitam. Hal ini dikarenakan
mayoritas penduduk di kawasan benua ini adalah orang-orang kulit hitam (negro).

Kata Afrika berasal dari bahasa Latin, Africa terra "tanah Afri" (bentuk
jamak dari "Afer") untuk menunjukkan bagian utara benua tersebut, saat ini
merupakan bagian dari Tunisia, tempat kedudukan provinsi Romawi untuk
Afrika. Asal kata Afer mungkin dari bahasa Fenisia, 'afar berarti debu; atau dari
suku Afridi, yang mendiami bagian utara benua dekat Kartago; atau dari
bahasa Yunani aphrike berarti tanpa dingin; atau dari bahasa Latin aprica berarti
cerah. 1

Unsur historiografi tradisional Afrika adalah:

1) Kepercayaan yang asasi akan adanya kelanjutan hidup. Misalnya: mitos


Horus yaitu raja-raja yang sudah mati, tetap terus mempengaruhi perbuatan
dari luapan sungai Nil.

2) Penghormatan pada nenek moyang. Yaitu setiap komuniti didirikan oleh


seorang nenek moyang atau sekelompok nenek moyang. Nenek moyang telah
menetapkan dasar dari hak dan kewajiban hidup yang berlaku untuk segala
zaman. 2

B. TRADISI-TRADISI HISTORIOGRAFI AFRIKA


1. Tradisi tentang Asal Mula

1
Helda Muliyani, dkk.2019, “Historiografi Afrika”,
https://id.scribd.com/document/442869316/HISTORIOGRAFI-AFRIKA, diakses pada 23 Januari
2021 pukul 19.32
2
T Hajriansyah. 2021. Historiografi Afrika”
https://www.coursehero.com/file/43235594/afrikadocx, , diakses pada 23 Januari 2021 pukul
20.59
Di Afrika, setiap komuniti mempunyai tradisi yang tetap mengenai asal
mulanya. Komuniti ini mungkin terpecah-pecah, berimigrasi, dan berasimilasi
dengan unsur-unsur yang baru, atau ditaklukan oleh yang lainnya dan diserap oleh
imigran-imigran baru. Pada setiap tingkat dari transformasi, tradisi berada dalam
pengkristalan kembali untuk mengakomodasi kondisi-kondisi yang berubah, dan
suatu tradisi baru mengenai asal mula diformulasikan oleh komuniti yang baru.
Tradisi-tradisi inilah yang menjadi dasar pokok dari pandangan komuniti
mengenai sejarah. Proses pembuatan tradisi dan akulturasi di dalam komuniti, dan
dari penyampaian tradisi ke generasi-generasi yang berikutnya, mengembangkan
suatu kesadaran sejarah yang menjadi tersebar luas di Afrika.
T Hajriansyah. 2021. Historiografi Afrika” https://www.coursehero.com/file/43235594/afrikadocx,
, diakses pada 23 Januari 2021 pukul 20.59

Meskipun tradisi asal mula ini tidaklah mengusahakan suatu penjelasan


secara sejarah di dalam pandangan modern Eropa mengenai teks-teks dan
kronologi yang dapat dibuktikan. Mereka hanya mengembangkan pengertian dan
penghormatan terhadap pranata-pranata dan praktek komuniti, dan mereka
memberikan penjelasan-penjelasan mengenai dunia sebagaimana dilihat oleh
komuniti. Penjelasan yang diberikan belumlah bersifat historis tetapi lebih banyak
bersifat filsafat, kesusasteraan, dan pendidikan. Yang mana sejarah dan mitos
menjadi satu dan merupakan suatu bagian dari filsafat hidup.

Tradisi bagi mereka, tidak hanya menjelaskan hubungan antara para nenek
moyang dari beragam komuniti, tetapi juga antara komuniti yang ada, para nenek
moyang dan dewa-dewa. 3 Hal ini dinyatakan dalam bentuk-bentuk cerita, dalam
puisi-puisi suci, upacara-upacara ritual, dan manifestasi-manifestasi keagamaan
lainnya. Tradisi adalah bagian dari filsafat komuniti, bagian dari cara hidup yang
khas dalam komuniti itu. Jadi tidak ada konsep sejarah universal yang meluas
sampai keluar kehidupan sesuatu komuniti. Pembuatan dan penyampaian tradisi
antara satu tempat dengan lainnya berbeda. Hal itu sangat bergantung kepada
luas, sifat alamiah, kepercayaan, dan sumber-sumber penghasilan dari suatu
komuniti tertentu.

2. Tradisi Cerita Lisan

3
Abdullah Taufik & Abdurrachan Surjomiharjo. 1985. Ilmu Sejarah Dan Historiografi
“Arah dan Perspektif”, Jakarta: PT. Gramedia. Hal 107-108
Cara yang paling umum dalam penyampaian tradisi adalah melalui cerita-
cerita, fabel-fabel dan pribahasa-pribahasa yang diceritakan oleh orang-orang
yang lebih tua kepada generasi muda sebagai bagian dari pendidikan umum. Hal
itu disampaikan dalam berbagai kesempatan bercerita, seperti sesudah makan
malam keluarga, selama pesta-pesta bulan purnama. Seperti menceritakan asal
mula adanya hubungan dari seluruh komuniti, keluarga, atau klan tertentu,
meliputi kejadian-kejadian yang dapat diingat, khususnya hal-hal yang terjadi dua
atau tiga generasi terdahulu. Ada juga tradisi-tradisi yang disampaikan secara
formal, umpamanya yang berhubungan dengan ritual masa dewasa, inisiasi ke
dalam tingkat-tingkat umur dan kelompok-kelompok rahasia, atau selama
latihan atau pendidikan untuk menjadi pendeta atau ahli agama, prosesi untuk
calon raja yang terpilih.

Dengan demikian, proses penyampaian tradisi tidak dapat dipisahkan dari


proses pembentukan tradisi. Tradisi dibuat oleh mereka yang menyampaikannya;
orang-orang yang lebih tua di desa atau klan, dan seluruh unsur yang terlibat
dalam proses itu.

3. Tradisi-Tradisi Berdasarkan Kenyataan Versus Kesustraan

Terdapat paling tidak ada dua bentuk tradisi di Afrika, yaitu tradisi yang
berdasarkan kenyataan dan tradisi yang berbentuk kesusastraan. Contoh lain
dalam hal ini misalnya, pembedaan anatara tradisi-tradisi dari suatu bentuk yang
berdasarkan atas kenyataan dan sejarah, dan tradisi-tradisi berbentuk kesusastraan
dan filsafat.

a. Tradisi dari suatu bentuk yang berdasarkan kenyataan dan sejarah (bentuk
faktual). Tradisi faktual yang demikian mencakup daftar-daftar formal
raja-raja, kronik dari setiap masa pemerintahan, pemberian gelar,
geneaologi-geneaologi, dan juga hukum dan adat istiadat tertentu.
b. Tradisi yang lebih berebentuk kasusastraan meeliputi peribahasa-
peribahasa, ungkapan-ungkapan, nyanyian, dan lirik-lirik. Sedangkan
tradisi-tradisi yang bersifat filsafat lebih pada wujud doa-doa suci dari
organisasi keagamaan dan kultus yang berbeda, misalnya pada puisi-puisi
yang ditujukan bagi para dewa. Nyanyian berkabung, hymne-hymne, dan
juga liturgi-liturgi. 4
C. PENGARUH-PENGARUH HISTORIOGRAFI AFRIKA
A. Pengaruh Ethiopia

Telah ada tradisi-tradisi sejarah di Afrika yang mempengaruhi


historiografi Afrika kemudian. Pada abad ke-12 Ethiopia mengembangkan suatu
legenda yang menghubungkan dinasti yang berkuasa dengan tanah suci. Itu adalah
tradisi tertulis tercakup dalam Buku Raja-Raja yang menjadi acara yang utama,
dalam pentahbisan raja. Hal itu dianggap memberi pengaruh terhadap
historiografi Afrika.

Sebenarnya yang lebih berhubungan dengan historiografi Afrika adalah


tradisi-tradisi dari orang-orang Barbar. Seperti mayoritas orang Afrika lainnya,
Orang barbar amat sadar akan adanya hubungan yang berlangsung terus menerus
dengan masa lampau. Sebagai bentuk reaksi mereka terhadap agama Kristen dari
Romawi dan Islam dari tanah Arab, mereka memanifestasikan suatu sikap mistik
yang berbeda dan dikombinasikan dengan penghormatan-penghormatan kepada
para nenek moyang. Sikap ini menghasilkan biografi dari orang-orang suci, bukan
sejarah yang bersifat kritis, tetapi hal itu sendiri adalah metode untuk menyucikan
dan mengabadikan kebaikan-kebaikan sosial dan agama dari rakyat. Di dalamnya
terdapat pernyataan kesusasteraan yang berisikan penghormatan terhadap norma-
norma dan kebaikan-kebaikan para nenek moyang, sama dengan tradisi-tradisi
yang terdapat di bagian-bagian lain Afrika. 5

b. Pengaruh Islam

4
Author. 2012. Historiografi Afrika,
“http://seberkassejarah2.blogspot.com/2012/07/historiografi-afrika.html?m=1, diakses pada 23
Januari 2021 pukul 20.45
5
Otoman. 2013. Historiografi Cina. Jepang, Afrika, dan Eropa,
http://rayya76.blogspot.com/2013/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html?m=1, di akses
pada 24 Januari 2021 pukul 19.24
Pengaruh Islam tidak hanya penting di Afrika Utara tetapi juga di Afrika
Timur, seluruh daerah Sudan, dan daerah-daerah lain. Seperti pengaruh geneologi,
Barbar memasukan unsur ini ke dalam penghormatan kepada para leluhur dalam
bentuk memeriksa dan mengikuti jejak geneologi spiritual para pemimpin Islam.
Penulis-penulis Islam menghasilkan tarikh dan kronika, khususnya antara abad-
abad ke-11 dan ke-17. Kesemua ini meliputi catatan-catatan berdasarkan
pengamatan, tradisi lisan, dan bukti-bukti dari catatan-catatan lebih awal yang
dibuat oleh ahli bumi, pengembara dan pedagang. Penulis-penulis Islam tertarik
kepada penyebaran dan pengaruh Islam, serta kepada kehidupan keagamaan dan
ekonomi dari pusat-pusat utama agama Islam. Faktor-faktor ini berdiri sendiri di
luar tradisi-tradisi dan kehidupan Afrika secara menyeluruh. Tradisi-tradisi rakyat
dibuat tertulis, pada umumnya dalam bahasa Arab, tetapi kadang juga di dalam
tulisan Arab dengan bahasa Lokal. Catatan itu seputar kepribadian tokoh-tokoh
komuniti Islam bukan pada negara-negara atau klan-klan yang tradisional.

Diakui, bahwa Ibnu Khaldun, sarjana Tunisia yang terkenal dari abad ke-
14, memiliki karya-karya terpenting penting dalam historiografi. Ia menekankan
pentingnya sosiologi bagi sejarah. Ia mempelajari masa lampau bukan sekedar
kegiatan-kegiatan individual tetapi juga menganalisa hukum-hukum, adat istiadat,
dan pranata-pranata dari berbagai bangsa, begitu juga hubungan antara negara dan
masyarakat. Seharusnya hal ini menjadi basis membuat suatu sintesis dari tradisi-
tradisi Afrika yang banyak ke dalam suatu sejarah dari benua ini, tetapi belum
termanfaatkan dengan baik. Karena mereka disibukan dengan keputusan-
keputusan, peperangan, dan politik dari para raja. Terlebih lagi, pada abad ke-19,
pendekatan legal dan biografi diperluas dengan memperhatikan faktor-faktor
sosial dan ekonomi, tetapi bukti-bukti dokumen menjadi sangat penting bagi
sarjana-sarjana Eropa, oleh karena itu mereka menyamakan dokumen-dokumen
tertulis sama dengan sejarah. Jadi, ketiadaan dokumen-dokumen tertulis oleh
mereka dianggap sama dengan tidak ada sesuatu kejadian yang berharga bagi
studi sejarah.

c. Pengaruh Eropa
Pada abad ke-19 ketika pengaruh Eropa masuk ke Afrika, pengaruh yang
dibawa tidak dibangun di atas tradisi-tradisi sejarah yang ada, tetapi menentang
dan menggantikan tempat tradisi-tradisi sejarah tersebut. Pandangan Eropa
tentang sejarah dokumenter membantu propoganda penguasa-penguasa kolonial;
Afrika tidak mempunyai sejarah tercatat yang ada harganya; karena sejarah dari
para pedagang Eropa, penyebar agama, penyelidik, penakluk dan penguasa yang
membuat sejarah Afrika.

Para ahli sejarah Eropa abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 berusaha
untuk menjelaskan perdagangan budak di daerah Atlantik; keunggulan dari
teknologi Eropa, ketaklukan Afrika, tidak dilihat dari aspek studi sejarah dari
benua ini, tetapi dilihat dari segi prasangka-prasangka rasial dan psikologis
tentang kekalahan yang merupakan ciri utama dari orang-orang yang berkulit
hitam. Bahkan kelompok-kelompok penyebar agama kristen mengintroduksi
penjelasan agama yang mengatakan “bahwa orang-orang Afrika adalah anak-anak
Ham dan mereka berada di bawah kutukan Nabi Nuh untuk menjadi pemotong-
pemotong kayu dan penimba air bagi mereka yang berkulit putih. Dengan
demikian historiografi Afrika hanya menjadi suatu alat pembenaran bagi
imperialisme Eropa.

Orang-orang Afrika yang berpendidikan dalam bahasa-bahasa Eropa pada


mulanya menerima teori-teori ini, tetapi karena kesadaran agar sejarah tradisi
Afrika tetap hidup, mereka segera menentang pikiran-pikiran yang tidak masuk
akal dari ahli-ahli sejarah Eropa. Mereka mulai mencatat hukum-hukum, adat
istiadat, peribahasa-peribahasa, ungkapan-ungkapan, dan tradisi-tradisi sejarah
yang ada pada komuniti-komuniti mereka sendiri. Mereka juga mencatat kejadian-
kejadian penting yang terjadi pada abad ke-19, terutama menjelang Eropa
berkuasa atas Afrika. Di antara para penulis yang terpenting adalah James
Afrikanus harton dari Sierra Leone, Carl C. Reindorf dan John M. Sarbah dari
Ghana, Otomba Payne dan Samuel Johnson dari Nigeria.
Setelah itu, pendekatan interdisipliner dalam kajian sejarah telah
mendorong arah yang menghasilkan bagi historiografi Afrika, dan menyebabkan
terjadinya tiga perkembangan utama. Yang pertama, dibentuknya pusat-pusat atau
institut-institut khusus studi-studi Afrika, di mana ahli-ahli sejarah, antropologi,
ilmu bahasa, dan ilmu purbakala dapat bekerja sama, baik dalam penelitian
maupun di dalam training ahli-ahli sejarah. Kedua, berdirinya proyek-proyek
kebudayaan sejarah yang khusus, seperti proyek-proyek Benin dan Yoruba, di
mana tim terdiri dari berbagai latar belakang disiplin ilmu bekerja sama untuk
mengkaji sejarah kebudayaan. Ketiga, pembentukan perkumpulan-perkumpulan
dan diadakannya konperensi atau kongres secara periodik mengenai sejarah
Afrika atau studi-studi Afrika secara umum, membuat para ahli duduk bersama
menyoroti berbagai bidang ilmu pengetahuan. Usaha-usaha itu telah
menghasilkan koleksi dan penilaian material untuk sejarah Afrika. 6

D. Sejarawan Penulis Historiografi Afrika

1.Kolit dalam buku “Sejarah Afrika”

Penulisan atau historiografi sejarah Afrika terus mengalami


perkembangan baik bidang penelitian maupun metodologi, sehingga kajiannya
semakin akurat. Akan tetapi dalam buku sejarah Afrika (D.K.Kolit, 1972:7)
menyebutkan bahwa pembabakan sejarah Afrika belum memenuhi syarat-syarat
ilmiah dan dilihat dari berbagai segi masih harus dikritik dan dikoreksi. Dari
Sekian banyak buku Sejarah yang membahas sejarah Afrika, bahwa yang paling
banyak ditonjolkan adalah tentang Mesir atau Republik persatuan Arab sekarang
sedikit tentang suhu dan Kongo dan Afrika Selatan atau Republik Afrika Selatan.

Nama Afrika pertama kali diberikan oleh bangsa Punisia, yang telah
mendiami kota karthago dan pada mulanya nama Afrika ini hanya ditujukan

6
Lasantha. 2019. Historiografi Afrika.
https://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/11/historiografi-afrika.html?m=1, di akses pada 24
Januari 21.12
kepada daerah-daerah koloni yang didiami oleh orang-orang karthago saja. Akan
tetapi, pada perkembangannya sekarang nama Africa dipakai oleh seluruh wilayah
yang ada di Afrika. Dalam buku ini menjelaskan tentang perjalanan Afrika dari
masa zaman Bahari sampai dengan pembentukan konferensi asia-afrika secara
menyeluruh. Hal itu dibagi dalam tiga bagian yakni Afrika zaman Bahari, Afrika
dalam penjajahan dan upaya Afrika untuk melepaskan diri dari penjajahan pada
perkembangannya sekarang nama Afrika dipakai oleh seluruh wilayah yang ada di
Afrika dalam buku ini menjelaskan tentang perjalanan Afrika dari masa zaman
Bahari sampai dengan pembentukan konferensi asia-afrika secara menyeluruh hal
itu dibagi dalam tiga bagian yakni Afrika zaman Bahari Afrika dalam penjajahan,
dan upaya Afrika untuk melepaskan diri dari penjajahan. 7

2. Basil Davidson,dkk dalam buku “Kerajaan-Kerajaan Afrika

Benua Afrika serta penduduknya selama berabad-abad terselubung


rahasia dan bahkan disalahgunakan oleh bagian dunia lainnya. Dalam bukunya
dijelaskan mengenai berbagai hal tentang Afrika diantaranya peradaban sungai Nil,
di Mesir yang merupakan pusat peradaban kuno Mesir, tradisi suku suku di Afrika,
kerajaan dagang, kerajaan hutan, Dewa dan roh (mengenai kepercayaan orang
Afrika), seni kehidupan masyarakat Afrika dan lain-lain. 8

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

7
D.K. Kolit. Sedjarah Afrika. Kupang: Penerbit Nusa Indah, 1972. Hal.8
8
Basil Davidson. Kerajaan-Kerajaan di Afrika. Jakarta:Tira Pustaka. 1984. Hal.17
Kepercayaan yang asasi kepada adanya kelanjutan hidup terdapat di antara
semua orang Afrika. Inilah unsur inti dalam historiografi tradisional Afrika. Di
setiap tempat di daerah sub-sahara Afrika kita bertemu dengan kepercayaan akan
adanya hubungan yang berlangsung antara yang sudah mati dengan kehidupan
dari yang masih hidup masa kini dan dari generasi ke generasi akan datang.
Hubungan yang berlangsung antara sudah mati dan kehidupan dinyatakan dalam
kepercayaan bahwa setiap community didirikan oleh seorang nenek moyang atau
sekelompok nenek moyang, bahwa apapun kedudukan dan milik community itu
kesemuanya adalah milik nenek moyang.

Tradisi Afrika di antaranya mengensi tradisi tradisi mengenai asal mula,


penyampaian dari mulut ke mulut, dan tradisi-tradisi berdasarkan kenyataan
versus kesusastraan. Beberapa negara yang ikut berpengaruh pada historiografi
Afrika diantaranya pengaruh Ethiopia, pengaruh Islam, dan pengaruh Eropa.

DAFTAR PUSTAKA

Author.2012. Historiografi Afrika,


“http://seberkassejarah2.blogspot.com/2012/07/historiografi-afrika.html?m=1,
diakses pada 23 Januari 2021 pukul 20.45
Davidson, Basil. 1984. Kerajaan-Kerajaan di Afrika. Jakarta:Tira Pustaka

Hajriansyah. T. 2021. Historiografi Afrika”


https://www.coursehero.com/file/43235594/afrikadocx, , diakses pada 23 Januari
2021 pukul 20.59

Kolit. 1972. Sedjarah Afrika. Kupang: Penerbit Nusa Indah

Lasantha. 2019. Historiografi Afrika.


https://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/11/historiografi-afrika.html?m=1, di
akses pada 24 Januari 21.12

Muliyani, Helda dkk.2019, “Historiografi Afrika”,


https://id.scribd.com/document/442869316/HISTORIOGRAFI-AFRIKA, diakses
pada 23 Januari 2021 pukul 19.32

Otoman. 2013. Historiografi Cina. Jepang, Afrika, dan Eropa,


http://rayya76.blogspot.com/2013/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-
ar.html?m=1, di akses pada 24 Januari 2021 pukul 19.24

Taufulik, Abdullah & Abdurrachan Surjomiharjo. 1985. Ilmu Sejarah Dan


Historiografi “Arah dan Perspektif”, Jakarta: PT. Gramedi.

Anda mungkin juga menyukai