Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Perkembangan Awal Penduduk Afrika

Kelas A
Kelompok 1

Sulfiani (1962040001)

Husnul Khatimah Firman (1962040019)

Maudi Insani (1962042003)

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan ridho dan hidayah-Nya, maka akhirnya penyusun makalah ini berhasil
diselesaikan dengan baik dengan judul “Perkembangan Awal Penduduk Afrika”,
dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas MK Sejarah Afrika dan untuk
menambah wawasan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan Afrika di
Jurusan Pendidikan Sejarah FIS-Universitas Negeri Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


terdapat berbagai kekurangan baik dari segi materi maupun sistematika
penulisannya. Oleh karena itu, adanya saran dan kritik yang konstruktif terhadap
makalah ini dari berbagai pihak, penulis ucapkan terimakasih. Penulis berharap,
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca terutama bagi
para mahasiswa yang mempelajari bahkan mendalami studi tentang Sejarah
Afrika dengan berbagai permasalahannya yang melingkupinya.

Semoga segala perhatian dan kebaikan yang telah diberikan kepada


penulis selama penyusunan diktat ini hingga berhasil terwujud, dapat menjadi
amal ibadah yang mendapat ridho Allah SWT, Amin.

Makassar, 11 Septrember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan...................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2

BAB II Pembahasan..................................................................................................3

A. Gambaran Umum Benua Afrika..........................................................................3


B. Pola Kehidupan Penduduk Pra-aksara Di Sahara ...............................................5
C. Proses Terbentuknya Salah Satu Peradaban Tertua Di Afrika ............................8
D. Bagaimana Pola Kehidupan Penduduk Awal Afrika dan Kepercayaan
Tradisional Penduduk Afrika...............................................................................10

BAB III Penutup........................................................................................................15

Daftar Pustaka............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Afrika merupakan benua terbesar kedua di dunia dan juga menjadi benua
dengan penduduk terbanyak dengan sepertujuh populasi dunia setelah Asia.
Afrika dikenal sebagai benua gelap (The Dark Continent), karena mayoritas
penduduknya memanglah dari ras negroid yang berkulit hitam akan tetapi bukan
berarti kata Afrika tersebut bermakna hitam.1
Selain sebutan benua gelap, afrika juga dikenal dengan “Terra Incognita”
yang berarti tanah yang tidak dikenal. Tidak dikenalnya Afrika adalah akibat dari
terisolasinya daerah tersebut terutama daerah peadalaman dari pusar-pusat
peradaban dunia.2
Nama “Afrika” sudah dikenal sejak zaman kuno. Besar kemungkinan orang
romalah yang pertama kali menggunakannya, walaupun semula hanya untuk
menunjukkan suatu wilayah tertentu di pantai Afrika Utara yang jadi daerah
kekuasaannya, yakni berkas Carthago dan sekitarnya. Mereka menyebutnya Afri,
atau A Fricani, yang berasal dari nama salah satu suku mayoritas pendudk
setempat Aouriqha atau Afarika. Kemudian pada masa orang Arab berkuasa
menggantikan kedudukan Roma, nama tersebut juga digunakan dengan ejaan
yang sedikit berbeda Ifrikiya. Selanjutnya pada zaman Kolonial orang Eropa
menggunakannya malah untuk seluruh gugusan benua, dan sejak saat itulah nama
Afrika terpakai secara umum.3
Afrika sebagai salah satu benua yang memiliki peradaban tertua di dunia,
maka dapat dipastikan bahwa penduduk afrika awal telah melalui berbagai
perkembangan dan menghasilkan berbagai bentuk kebudayaan,

1
Patriacia Ince dkk, “ Perkembangan Awal Keidupan Penduduk Afrika”, (Malang: IKIP Budi
Utomo, 2015), Hal: 4.
2
Riyadi, Sejarah Afrika Dari Masa Kuno Sampai Modern, ( Surabaya: Penerbit Unesa Press,
2016), Hal: 2-3
3
Ibid., hal: 1

1
B. Rumusan Masalah
Berdasakan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum Benua Afrika?
2. Bagaimana pola kehidupan penduduk pra-aksara di Sahara?
3. Bagaimana proses terbentuknya salah satu peradaban tertua di Afrika ?
4. Bagaimana pola kehidupan penduduk awal Afrika dan kepercayaan
tradisional penduduk Afrika?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum Benua Afrika.
2. Untuk mengetahui bagaimana pola kehidupan penduduk pra-aksara di
Sahara.
3. Untuk mengetahui proses terbentuknya salah satu peradaban tertua di
Afrika.
4. Untuk mengetahui pola kehidupan penduduk awal Afrika dan kepercayaan
radisional penduduk Afrika.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran umum benua afrika


Afrika adalah benua yang terbesar dari ketiga benua di belahan selatan
Bumi dan yang terbesar kedua setelah Asia dari semua benua. Luasnya kurang
lebih 30,244,050 km2 (11,677,240 mil2) termasuk kepulauan disekitarnya,
meliputi 20.3% dari total daratan di bumi dan didiami lebih dari 800 juta
manusia, atau sekitar sepertujuh populasi manusia di bumi.4
Jika ditinjau berdasarkan daerah, iklim dan masyarakatnya, Afrika dapat
dibedakan menjadi beberapa bagian, antara lain:
a. Daerah-daerah yang terletak di pantai utara, dengan iklim sedang, lebih
menyerupai keadaan Eropa Selatan daripada Afrika Tengah. Daerah-
daerah ini tidak termasuk yang disebut “ Benua Gelap” karena sejak
zaman kuno keadaanya telah dikenal oleh bangsa-bangsa lain.
Penduduknya terdiri atas orang-orang Arab dan Berber atau campuran dari
dua bangsa tersebut. Iklimnya yang sedang serta keadaan tanahnya yang
subur sangat menarik perhatian bangsa-bangsa barat untuk menguasainya.
b. Daerah-daerah yang terletak di sebelah selatan daerah-daerah (a) tersebut
diatas, yang berupa padang pasir yang amat luas misalnya: gurun pasir
Sahara, Nubia dan Libia. Penduduk merupakan campuran antara orang-
orang Arab/Berber, dan orang-orang pribumi Afrika-Sudan.
c. Daerah-daerah di sebelah selatan gurun pasir, terbentang luas dari Cape
Verde hingga Sudan. Daerah ini penuh dengan padang rumput, hutan-
hutan dan sungai sungai. Penduduknya padat, terdiri atas orang-orang
pribumi afrika.
d. Daerah Afrika tengah, sebuah tanah khatulistiwa, dimana banyak sekali
turun hujan lebat, berimbaraya dan berhawa tropis yang amat panas.
Penduduknya juga terdiri atas suku-suku pribumi afrika. Iklim di daerah

4
Sulistina. K, Geografi Regional Dunia, (Surabaya: Unesa University Press, 2020), Hal: 4.

3
ini tidak cocok bagi orang-orang kulit putih. Oleh sebab itu daerah jarang
didiami koloni-koloni barat sangat sedikit, biasanya di dataran tinggi saja.
e. Bagian yang paling selatan, terletak pada zone sedang. Bagian ini
memiliki tanah-tanah pegunungan, tanah-tanah datar dan padang rumput.
Penduduknya pribumi afrika, terdiri atas berbagai suku, antara lain: Suku
Bantu, Kaffer, Zulu, dan sebagainya. Disamping itu terdapat pula orang-
orang Hottentot dan Bushmen. Kemudian di tambah lagi denganbangsa
pendatang yang terdiri atas bangsa kulit putih, sesudah mereka
berkolonialisasi di daerah tersebut.5

Berdasarkan telaah para ahli antara lain Charles Gabriel Seligman, Benua
Afrika yang biasa disebut benua hitam atau black continent ternyata tak
selamanya berkulit hitam.

Terdapat beberapa ras antara lain:

a. Negroid
Mayoritas penduduk bertempat tinggal diselatan Sahara dengan ciri-ciri,
rambut keriting, hidung pesek bibir tebal. Orang Negro dari segi bahasa
dibedakan menjadi Negro Sudan dan Negro Bantu.
b. Bushmanoid
Kulit agak cenderung kekuning kuningan. Mereka ada di Afrika timur dan
Afrika Selatan karena terdesak oleh orang-orang Negro dan lainnya.
Mereka tinggal di Kalahari dan pedalaman Afrika Timur,
c. Pygmoid
Seperti Negro tetapi bentuk tubuhnya kerdil. Pada zaman prasejarah
banyak ada di Afrika Timur dan Selatan tetapi terus terdesak dan menetap
di Hutan Kongo.
d. Mongoloid
Ciri-ciri mirip dengan orang-orang Asia, mereka semula menetap dipantai
Afrika Timur, tetapi terdesak dan tinggal di Pulau Madagaskar
e. Cancasoid
5
Darsiti. S, Sejarah Afrika, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016), Hal:5-6.

4
Kulit putih, hidung mancung, rambut ikal, tinggi sedang. Mereka adalah
orang-orang yang menetap di sebelah Utara Sahara, termasuk orang-orang
Arab.6

Berdasarkan pendapat ahli J.H. Greenberg, di Afrika ada beberapa


bahasa antara lain:

a. Niger (Congo Cordofan)


Digunakan oleh orang-orang Negro di Nigeria, oleh karena itu, ada orang
Sudan dan Negro Bantu akibat beda bahasa. Di Timur Bahasa Bantu, di
Barat Bahasa Sudan.
b. Afro Asiatic
Bahasa orang-orang Arab dan Berber (Hamid atau Linsit dan Semit).
c. Melayu Polynesia
Digunakan di Madagaskar.
d. Khoisan
Orang-orang Bushman (Orang San), mereka hidup dengan Negroid yaitu
Hottenot atau orang Khoi.
e. Indo German
Dibawa kolonial seperti Prancis, Inggris, Jerman, dan Italia.7

B. Kehidupan penduduk pra aksara di Sahara

8000 tahun yang lalu, ketika eropa masih membeku karena sisa-sisa
abad es. Sahara yang sekarang kita kenal sebagai gurun yang kosong dan
gersang merupakan kawasan yang subur, sungainya yang bercabang-cabang
dan lembahnya yang penuh rerumputan dihuni banyak ikan dan binatang liar.
Selama 6000 tahun di tanah yang menarik ini gelombang pendatang
mengembangkan rentetan masyarakat yang kian maju. Mereka pun
melaporkan masyarakatnya dengan kumpulan adegan indah yang secara luar

6
A. H. Nasution, The Dark Continent: Sejarah Afrika, (Yayasan Kita Menulis, 2019), Hal:8

7
Ibid., A. H. Nasution, Hal: 10.

5
biasa di ukir dan dilukiskan pada batu karang asli setempat. Inilah laporan
paling lengkap tentang peradaban afrika purba dan tentang kehidupan zaman
batu.

Sekitar tahun 2000 SM karena berkurangnya uap air yang dibawa oleh
udara dari eropa selatan atau karena perubahan iklim lainnya sahara mulai
mengering. Binatang dan manusianya mulai menyebar, tetapi lukisan tadi
tetap terpelihara oleh udara yang kering dan sarang ular. Pada tahun 1956
Hendri Lhote, seorang ahli teknologi dan penjelajah membelah Pada tahun
1956 hendri lhote, seorang ahli ethnologi dan dan penjelajah koma memulai
penyelidikannya yang tekun mengenai lukisan yang terbengkalai itu. Dia
bekerja di Tasili n` Aljer, sebuah dataran tinggi mengerikan sejauh 1440 km di
tenggara aljazair. Dengan cermat Lhote beserta kelompok senimannya
menyalin Soo lukisan itu, dan 16 bulan kemudian mereka muncul dengan
potret yang menarik tentang sahara yang dahulu menghijau serta tentang awal
kebudayaan afrika.

Lukisan pada batu di Tasilih melukiskan hilir berganti nya banyak


manusia dan binatang. Beberapa sarjana menggulung golong kan mereka
menjadi empat masa, Masa Berburu (tahun 6000 s/d 4000 SM), Masa
Penggembala (tahun 4000 s/d 1500 SM), Masa Kuda (tahun 1500-600 SM),
Masa Unta ( dari kira-kira 600 SM dan selanjutnya).

Pemburu, orang dari pertengahan zaman batu adalah menyendiri yang


pergi berkeliling dengan tongkat pelempar, pentung, serta tombak dan hidup
dengan membunuh binatang liar. Sekalipun mereka dapat membuat pisau,
jarum dan pancing dari batu dan tulang namun organisasi sosialnya tetap
terbelakang. Pengembala, orang dari air taman batu, mempraktikkan cocok
tanam sederhana dengan cangkul dan menjinakkan sapi, kambing ataupun
domba. Tetapi, manusia pengembala yang menyenangkan ini sebenarnya
menandai awal suatu kesudahan. Beberapa abad kemudian sahara mulai
mengering, pada waktu kuda piaraan di bawah masuk dari mesir tahun 1500

6
SM, kebanyakan satwa liar nya telah menghilang. tetapi kuda tak dapat
bertahan terus karena iklim yang makin keras itu, pada waktunya kuda diganti
dengan jenis yang lain yang lebih sesuai dengan keadaan,sebelum mulai abad
masehi, unta sangat biasa dijadikan binatang tunggangan dan binatang beban.
Pada masa itu Sahara boleh dikatakan telah menjadi gurun seperti sekarang
ini.

Peradaban sahara mencapai puncaknya selama 2500 tahun pada masa


penggembala. Ketika itu sapi merumput di sabana, dijaga oleh orang-orang
yang membawa busur panah dan ditemani anjing. Perburuan binatang liar
masih berlanjut, tetapi kini ternak menjadi sangat penting. binatang yang
berharga ini memungkinkan kehidupan yang lebih mapan dan lebih berbudaya
dari pada zaman berburu. Para penggembala mulai membangun produk dari
anyaman rumput kering dan kemudian mengelompokkan jadi pedesaan.

Dalam kehidupan sahara masa lampau, wanita memegang peranan yang


luar biasa. Terdapat pembagian kerja yang ketat antara kaum pria dan wanita.
Kaum pria berburu dengan busur serta anak panah dan membuat peralatan dari
batu. Para wanita juga membuat keranjang, tembikar, gelang, kalung,
menusuk dan peralatan rumah tangga lainnya. Serta barang-barang yang
digunakan untuk keperluan pribadi.

Pada masa berkembangnya masyarakat sahara, perang semakin sering


muncul dalam lukisan tentang kehidupan mereka sehari-hari. Pada saat
mengembara mereka kadang kala digambarkan dalam serangkaian
pertarungan, barangkali untuk menentukan hak atas ternak yang di
pertengkaran. Di antara para penggembala, peperangan merupakan suatu
peristiwa yang hanya diperlukan dalam beberapa saat, bukanlah suatu
kebiasaan. Tetapi tidak demikian dengan para penunggang kuda yang muncul
pada dasawarsa terakhir sebelum masehi. Bagi mereka perang merupakan
kegemaran. Menurut sebuah teori prajurit dengan kereta perang yang ditarik
oleh kuda ini datang dari utara untuk mengadu lembing dan perisai ibundanya

7
dengan panah para gembala. Herodotus menyatakan bahwa penyerbuan ini
kemungkinan orang Garament, yakni orang afrika utara yang berbahasa
berber. Karena terjepit di antara para penyerbuan ganas dan iklim sahara yang
kian memburuk membuat pengembala yang cinta damai itu kemudian
menghilang.8

C. Terbentuknya Salah Satu Peradaban Tertua Dunia di afrika


Salah satu faktor penting yang berhubungan dengan lahirnya peradaban
manusia adalah sungai. Afrika adalah salah satu benua yang melahirkan
peradaban tertua di dunia, peradaban umumnya muncul dilembah-lembah atau
di sekitar sungai misalnya saja peradaban lembah Sungai Nil di Mesir.
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400
kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan)
Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara
bermuara ke Laut Tengah. Ada empat negara yang dilewati sungai Nil yaitu :
Uganda, Sudan, Ethiopia, dan Mesir.9
Konon, aktivitas manusia di Lembah Sungai Nil dimulai sejak Zaman
Paleolitik, sekitar awal tahun 300.000 SM. Aktivitas tersebut dapat dilihat
melalui peninggalan. Meskipun harus diakui bahwa lembah Sungai Nil pada
masa itu bukanlah pusat dari aktivitas penduduk Mesir karena Lembah Sungai
Nil kerap kali terjadi banjir, yang menyebabkan orang-orang mencari alternatif
lain untuk tinggal di gurun pasir daripada di sekitar Lembah Sungai Nil.
Mereka datang ke nil biasanya untuk memancing dan berburu.

Namun, di akhir zaman es, atau tepatnya pada permulaan periode


Holocene, sekitar 10.000 tahun sebelum masehi, terjadi perubahan iklim yang
sangat luas. Hujan tidak lagi turun yang menyebabkan kekeringan, dan
sebagian wilayah menjadi gurun pasir. Perubahan iklim di wilayah tersebut

8
Ibid., A. H. Nasution, Hal: 13-16.
9
Susmihara, Sejarah Peradaban Dunia I, (Makassar: Alaudin University Press, 2017), Hal:51

8
menyebabkan orang-orang mengalami imigrasi ke bagian selatan dan timur,
yakni lembah sungai nil. Migrasi itulah yang disebut-sebut oleh para sejarawan
yang menyebabkan lahirnya peradaban besar di mesir, yakni peradaban
lembah sungai nil.

Sungai Nil mempunyai peranan sangat penting dalam peradaban bangsa


mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan dari sungai nil
adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur, sebagai hasil
sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya. Dengan adanya tanah subur
ini, penduduk mesir mampu mengembangkan pertaniannya dan peradaban
mesir berkembang sejak ribuan tahun yang lalu. Jadi, dimulainya peradaban
lembah sungai nil di mesir disebabkan oleh kesuburan tanah di sekitar lembah
sungai yang diakibatkan oleh banjir yang membawa lumpur. Inilah yang
menarik perhatian manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban di
tempat tersebut. Peradaban Lembah Sungai nil dibangun oleh masyarakat mesir
kuno. Lembah Sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani.
Air Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air,
terusan terusan, dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang ladang milik
penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi, di buatlah
organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan
feodal.10

Orang-orang mesir menggunakan sungai nil bukan hanya untuk mengairi


ladang-ladang mereka atau memenuhi keperluan hidupnya saja, melainkan juga
sebagai tempat perdagangan dan pelayaran. Lembah Sungai Nil mengandung
latar belakang alami yang baik untuk terjadinya pemukiman permanen
disebabkan oleh:

a. Adanya sungai besar dengan luapan airnya secara periodik tahunan,


meninggalkan lumpur yang dapat memberikan kesuburan pada tanah
sehingga hasil pertanian pun berlimpah.

10
Rizem. A, Sejarah Terlengkap Peradaban Dunia, (Yogyakarta: Penerbit Noktah, 2018), Hal:
85-86.

9
b. Pada sungai-sungai besar terdapat banyak hewan liar, baik binatang
menyusui, aneka burung terbang dan lain-lain.
c. Sungai besar diapit oleh gurun luas yang berfungsi sebagai penghalang
bagi serbuan musuh dari luar.
d. Adanya langit subtropika yang terang artinya tak berawan di sepanjang
tahun, sehingga manusia sempat menyelidiki aneka gerakan benda-benda
langit yang dihubungkan dengan kegiatan pertanian. Dari kegiatan itulah
maka lahirlah ilmu astronomi dan ilmu pasti yang mendorong berbagai
penemuan lain.11

D. Pola Kehidupan Penduduk Awal Afrika dan Kepercayaan Tradisional


Penduduk Afrika.
1. Pola Kehidupan Penduduk Awal Afrika

Di Afrika, orang lebih sering berkelana jika dibandingkan dengan Eropa


karena di Afrika hanya terdapat sedikit daerah yang subur, maka pencaharian
lahan produktif telah menyebabkan seluruh masyarakat atau tempatnya anggota
masyarakat mencari kesempatan hidup baru. Sebagian besar orang Afrika
adalah petani yang bercocok tanam untuk menghidupi keluarga mereka.
Selama berabad-abad orang Afrika telah menggotong royong melaksanakan
berbagai tugas kemasyarakatan, misalnya membuat jalan setapak jalan besar
ataupun jembatan.

Penduduk bergotong-royong dengan tetangga atau saudara-saudara


mereka mendirikan rumah, menuai panen, dan menggembala ternak mereka.
Sepanjang sejarah, mereka masyarakat secara keseluruhan selalu ikut serta
dalam acara hiburan, pergelaran musik dalam tarian, atau upacara ritual
keagamaan. Bahkan diberbagai daerah, kebiasaan-kebiasaan tersebut masih
terjaga sampai sekarang.

11
Anisa. S, Sejarah Peradaban Dunia Kuno Empat Benua, (Yogyakarta: Penertbit Anak Hebat
Indonesia, 2020), Hal: 19-20.

10
Setiap kelompok masyarakat memiliki bentuk pengambilan keputusan
masing-masing yang berpusat pada seseorang kepala suku, pada sekelompok
tetua desa, semacam dewan desa, atau pada acara rembuk desa. Jarang sekali
ditemukan adanya masyarakat Afrika yang bersikap otoriter. Bahkan
kekuasaan kepala suku pun hampir selalu dibatasi. Keikutsertaan seluruh orang
dewasa dalam pengambilan keputusan merupakan tradisi Afrika yang tersebar
luas.

Setiap masyarakat mengembangkan adat-istiadatnya sesuai dengan


kebutuhan anggotanya misalnya, kebutuhan atas perlindungan terhadap
gangguan keamanan atau atas pemasaran hasil pertanian khusus mereka. Jika
kesatuan masyarakat perlu diperkuat, kekuatan lebih banyak dipusatkan pada
pimpinan mereka. Jika kehidupan aman dan damai, rakyat dapat lebih banyak
membuat keputusan sendiri dalam kelompok keluarga yang lebih kecil.

Seperti ditempat lain, masyarakat Afrika bergabung satu sama lain,


berpisah atau bersatu dengan kelompok lain, kemudian berpindah membentuk
kelompok-kelompok baru. Proses ini mendorong terjadinya adat istiadat baru.
Pemerintahan, hukum, bahasa, agama, dan hubungan kekeluargaan atau
terpengaruh oleh perubahan itu.

Sebagian besar masyarakat tradisional Afrika masih hidup nomaden


sehingga amat sulit untuk menarik batas-batas yang pasti diantara berbagai
daerah Afrika. Jelas sekali bahwa orang Afrika adalah keturunan dari beberapa
bentuk kombinasi yang berasal dari keturunan Bushmanoid, Negroid, dan
Kaukasoid, yang secara tetap beradaptasi dengan lingkungan setempat. Orang
Kaukasoid tersebar diseluruh bagian utara Afrika sampai ke timur selama masa
permulaan. Orang Negroid berpindah-pindah sepanjang daerah afrika barat.
Kedua keturunan ini bertemu dan lewat perkawinan antar mereka lahirlah
keanekaragaman suku diantara bangsa Afrika modern.

Berdasarkan pada pendapat umum, anggapan bahwa Afrika dibagi oleh


Sahara merupakan hal yang tidak berdasar. Meskipun Sahara memisahkan

11
Afrika yang terletak di sebelah selatannya, dari hubungan langsung dengan
Eropa dan Asia barat (Timur Tengah) hubungan dagang dan komunikasi yang
erat telah terjadi dan rapi. Hubungan budaya seperti terbukti adanya hubungan
antara Mesir dengan Kerajaan Nubia melalui Lembah Sungai Nil bawah dan
menyeberangi Sahara selalu terjadi antara orang Arab Kaukasoid dari Afrika
Utara dan Orang Negroid dari sebelah Selatan Sahara.

Salah satu ekspor budaya penting dari utara ke selatan adalah teknologi
penanaman pangan dan pemeliharaan hewan. Penemuan teknologi ini mungkin
semua diciptakan di Asia barat lalu disebarluaskan di Afrika Utara dan
selanjutnya ke Lembah Sungai Nil. Dengan pengetahuan bercocok tanam,
kelompok besar bergerak mencari lahan yang lebih baik. Beberapa kelompok
mengkhususkan diri dibidang peternakan. Kini Suku Masai di Kenya dan
Tanzania menjadi contoh orang-orang yang bertahan dalam tradisi ini. Namun,
kebanyakan beberapa masyarakat Afrika menggabungkan pertanian dengan
peternakan.

Berapa Negara dari Afrika besar lama yang didirikan di Afrika barat
adalah Ghana, Mali, Songhai, Kanembornu. Sementara diabad pertama masehi
mulai terjadi perpindahan penduduk bantu secara besar-besaran. Mereka
menyebar baik dari barat maupun dari pusat atau dari kedua daerah itu
menyerang ke daerah Timur Afrika, Tengah, dan Selatan berbaur dengan
penduduk lokal yang berbahasa Khoisan dan Kushitik. Sebagai akibat
penyebaran besar penduduk, saat ini Afrika memiliki beratus kelompok
keturunan dan hampir 1000 bahasa yang berbeda. Bahasa Arab di Utara,
Bahasa Swahili di Timur dan Bahasa Kausa di Barat merupakan bahasa yang
digunakan oleh sejumlah besar penutur.12

2. Kepercayaan tradisional bangsa Afrika

12
Op. Cit, A.H. Nasution, Hal:6-9.

12
Masyarakat Afrika kuno sangat memegang teguh budaya-budaya yang
berbau klenik dan metafisis. Walaupun pada perkembangannya selanjutnya
agama kristen dan islam berkembang dengan pesat, masyarakat afrika tidak
serta merta meninggalkan budaya-budaya tersebut, seperti ritual ritual
menyembah roh nenek moyang dan dewa-dewa yang dianggap sebagai
pelindung diri dan komunitas.

Pada awalnya, bangsa afrika menyembah dewa agung dan roh nenek
moyang, yaitu zat yang dipercayai sebagai pencipta semesta dan segala
kehidupan yang ada di dunia. Sesembahan tersebut dianggap mampu dan kuasa
untuk menciptakan individu baru dan mencabut nyawa setiap individu.
Menurut kepercayaan mereka, orang yang sudah meninggal akan terus hidup
sebagai roh. Roh tersebut dipercaya akan tetap tinggal di sekitar orang-orang
yang masih hidup.

Pada mulanya dewa agung tinggal di antara manusia, tetapi karena ulah
seorang perempuan maka dewa agung memutuskan meninggalkan bumi
menuju langit. Akibatnya manusia hanya berhubungan dengan dewa dewa
kecil sebagai perantara dan pemimpin urutan pesek alam raya seperti dewa
gunung, taufan, gurun, sungai, ular, laut, pohon, dan besi. Dewa-dewa itu di
minta pertolongan dan perlindungan terhadap hal-hal yang tidak diketahui tapi
dalam persoalan duniawi ada keyakinan lain yang berperang yaitu roh roh
leluhur sebagai leluhur yang menjamin kelangsungan dan kemakmuran
masyarakat, pendiri daya menentukan peraturan dalam bidang keagamaan,
moral dan sosial masyarakat. Kalau dilayani dengan baik maka para leluhur
akan merupakan penunjang yang kuat untuk mendapatkan kehidupan yang
aman dan makmur tapi sebaliknya kalau di lalaikan akan menjadi musuh yang
berbahaya. Terdapat semacam perjanjian bahwa orang hidup mempunyai
kewajiban terhadap leluhur begitu pula sebaliknya. Tata cara upacara yang
rumit dilakukan untuk memenuhi perjanjian tersebut.Pemujaan dan luhur
merupakan salah satu faktor pengatur utama dalam masyarakat afrika.
Pemujaan tersebut mengatur kehidupan orang perorangan, desa, kelompok desa

13
dan bangsa. Dikatakan bahwa hidup akan sejahtera kalau memenuhi kemauan
leluhur, melaksanakan aturan dan pedoman leluhur, hidup seperti leluhur.13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Ibid., A.H. Nasution, Hal:16-17.

14
Benua afrika merupakan Benua yang dikenal dengan sebutan benua gelap
(The Dark Continent) karena berbagai alasan seperti ras dan daerahnya yang
tidak dikenal/ terisolasi. Afrika sebagai salah satu benua yang memiliki
peradaban tertua di dunia, maka dapat dipastikan bahwa penduduk afrika awal
telah melalui berbagai perkembangan dan menghasilkan berbagai bentuk
kebudayaan.
Sama seperti di Indonesia, masa pra-aksara di afrika dilalui oleh
penduduk awal dengan berburu, dan bercocok tanam yang dilakukan secara
bergotong royong namun karena perubahan iklim yang ekstrim membuat
penduduk awal afrika harus selalu berpindah-pindah tempat (nomaden).
Namun hal ini berubah setelah penduduk awal melakukan imigrasi ke daerah
sekitaran lembah sungai nil, dimana penduduk mulai menetap dan membangun
peradaban yang maju dan teratur.

B. Saran

Materi Perkembangan penduduk awal afrika ini memiliki banyak


kekurangan yang diakibatkan oleh kurangnya sumber yang membahas materi
secara detail. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar pembaca yang ingin
membuat karya tulis atau makalah dengan tema serupa harus pandai dalam
mencari bahan agar hasilnya akan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

15
Ince , Patriacia. Dkk. (2015). Perkembangan Awal Keidupan Penduduk Afrika.
Malang: IKIP Budi Utomo.
Riyadi. (2016). Sejarah Afrika Dari Masa Kuno Sampai Modern. Surabaya:
Penerbit Unesa Press.
Sulistina. (2020). Geografi Regional Dunia. Surabaya: Unesa University Press.
Darsiti. (2016). Sejarah Afrika. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Nasution, dkk. (2019). The Dark Continent: Sejarah Afrika. Yayasan Kita
Menulis.

Susmihara. (2017). Sejarah Peradaban Dunia I. Makassar: Alaudin University


Press.

Rizem. (2018). Sejarah Terlengkap Peradaban Dunia. Yogyakarta: Penerbit


Noktah.

Anisa. (2020). Sejarah Peradaban Dunia Kuno Empat Benua. Yogyakarta:


Penertbit Anak Hebat Indonesia.
Berliana, dkk. (2020). Dinamika Perkembangan Kebudayaan Di Persia Dan
Mesir Kuno. Universitas Negeri Malang: Jurnal Sindang. Vol. 2. No. 2.
Umar, Mustofa. (2009). Mesopotamia Dan Mesir Kuno Awal Peradaban Dunia.
UIN Alauddin: Jurnal el- Harakah. Vol. 11. No. 3.

16

Anda mungkin juga menyukai