Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SEJARAH ASIA TENGGARA

PEREBUTAN HEGEMONI NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA

DISUSUN OLEH

Kelompok 4

1. Desi Wulandari 1413033015


2. Herlina 1413033027
3. Jefri Nanda 1413033033
4. Luki Hamdani 1413033040
5. Muhammad Rinaldy 1413033049
6. Wayan Winda Angel 1413033071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Perebutan
Hegemoni Negara-Negara Asia Tenggara sebagai bentuk penyelesaian tugas
dalam mengikuti Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara.

Kami berharap makalah yang kami susun ini dapat memperluas ilmu pengetahuan
pembaca mengenai pokok bahasan makalah ini yaitu Perebutan Hegemoni
Negara-Negara Asia Tenggara. Makalah ini kami buat dan kami sajikan
berdasarkan berbagai sumber bacaan dan referensi baik buku, jurnal, artikel
maupun web internet yang relefan dengan pembahasan materi kami.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya
makalah ini.  Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan
bermanfaat guna mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar lampung, 18 Maret 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

1. Kata pengantar........................................................................................i
2. Daftar Isi...................................................................................................ii

3. BAB I Pendahuluan.................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................2

4. BAB II Pembahasan................................................................................3
2.1. Pengertian Hegemoni.....................................................................3
2.2. Bentuk dan Fungsi Hegemoni........................................................4
2.3. Kolonialisasi Sebagai Bentuk Awal Perebutan Hegemoni di Asia
Tenggara........................................................................................5
2.4. Perebutan Hegemoni Negara-Negara Asia Tenggara Pada Masa
Perang Dingin................................................................................7
2.5. Pembentukan SEATO di Asia Tenggara.......................................15

5. BAB III Penutup......................................................................................18


3.1. Kesimpulan....................................................................................18
3.2. Saran..............................................................................................20

6. Daftar Pustaka

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ASEAN merupakan perkumpulan kerja sama negara-negara Asia Tenggara


yang dibentuk guna meningkatkan solidaritas anatar negara Asia Tenggara.
Organisasi yang dibentuk guna menciptakan stabilitas politik dan keamanan
di wilayah Asia Tenggara ini merupakan bentuk tindakan negara-negra Asia
Tenggara yang saat itu merasa adanya krisis keamanan di wilayah Asia
Tenggara akibat komunis yang ingin menguasai wilayah Asia Tenggara
bagian utara seperti Vietnam, Kamboja, Laos dan sekitarnya membuat
keresahan dan kekhawatiran terhadap negara-negara tersebut. Untuk
menghadapi ancaman yang datangnya dari luar tersebut maka negara-negara
pendiri ASEAN sepakan membentuk ASEAN.

Krisis keamanan di Asia Tenggara terjadi pada masa Perang Dingin Antara
dua negara adikuasa yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Keinginan
menyebarkan paham kedua negara menyebabkan dunia seperti terbelah
menjadi dua blok. Blok barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok
timur yang dipimpin oleh Uni soviet. Ketegangan ini pun samapai terasa di
Asia Tenggara. Perebutan kekuasaan dan pengaruh kedua negara ini yang
menjadi bentuk perebutan hegemoni negara-negara di Asia Tenggara.
Perebutan hegemoni negara-negara Asia Tenggara sebenarnya sudah terjadi
sejak masa kolonialisme di Asia Tenggara, yang pada saat itu dilakukan
oleh bangsa-bangsa Kolonial yang datang untuk mencari sumber rempah-
rempah.
2

1.2. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:

1.2.1. Apa pengertian hegemoni?

1.2.2. Apa bentuk dan fungsi hegemoni?

1.2.3. Bagaimana bentuk perebutan hegemoni di Asia Tenggara pada masa


kolonialisasi?

1.2.4. Bagaimana perebutan hegemoni negara-negara Asia Tenggara pada


masa perang dingin?

1.2.5. Bagaimana pembentukan SEATO di Asia Tenggara?

1.3. Tujuan

Yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1.3.1. Mengetahui pengertian dari hegemoni

1.3.2. Memberikan informasi mengenai bentuk dan fungsi hegemoni

1.3.3. Mengetahui bentuk perebutan hegemoni di Asia Tenggara pada


masa kolonialisasi

1.3.4. Mengetahui bagaimana perebutan hegemoni negara-negara Asia


Tenggara pada masa perang dingin

1.3.5. Memberikan informasi pembentukan SEATO di Asia Tenggara


3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hegemoni

Kata hegeisthai (Yunani) merupakan akar kata dari hegemoni, yang


mempunyai pengertian memimpin, kepemimpinan, kekuasaan yang
melebihi kekuasan yang lain. Istilah hegemoni berasal dari bahasa Yunani
Kuno, eugemonia. Konsep hegemoni banyak digunakan oleh sosiolog untuk
menjelaskan fenomena terjadinya usaha untuk mempertahankan kekuasaan
oleh pihak penguasa. Penguasa disini memiliki arti luas, tidak hanya
terbatas pada penguasa negara (pemerintah) saja. Hegemoni dapat
didefinisikan sebagai dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok
lainnya, tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh
kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi dapat diterima
sebagai sesuatu yang wajar (common sense).

Konsep hegemoni dipopulerkan oleh ahli filsafat politik terkemuka Italia,


Antonio Gramsci. Dia membangun suatu teori yang menekankan bagaimana
penerimaan kelompok dominan berlangsung dalam suatu proses yang
damai, tanpa tindak kekerasan. Media dapat menjadi sarana dimana satu
kelompok mengukuhkan posisinya dan merendahkan kelompok lain. Proses
marjnalisasi wacana ini berlangsung secara wajar, khalayak tidak merasa
dimanipulasi oleh media.

Dalam hegemoni, kelompok yang mendominasi berhasil mempengaruhi


kelompok yang didominasi untuk menerima nilai-nilai moral, politik, dan
budaya dari kelompok dominan (theruling party, kelompok yang berkuasa).
Hegemoni diterima sebagai sesuatu yang wajar, sehingga ideologi kelompok
4

dominan dapat menyebar dan dipraktekkan. Nilai-nilai dan ideologi


hegemoni ini diperjuangkan dan dipertahankan oleh pihak dominan
sedemikian sehingga pihak yang didominasi tetap diam dan taat terhadap
kepemimpinan kelompok penguasa.

Hegemoni bisa dilihat sebagai strategi untuk mempertahankan kekuasaan.


Jika dilihat sebagai strategi, maka konsep hegemoni bukanlah strategi
eksklusif milik penguasa. Maksudnya, kelompok manapun bisa menerapkan
konsep hegemoni dan menjadi penguasa. Sebagai contoh hegemoni, adalah
kekuasaan dolar amerika terhadap ekonomi global. Kebanyakan transaksi
internasional dilakukan dengan dolar amerika.

2.2. Bentuk dan Fungsi Hegemoni

Menurut konsep Gramsci tentang hegemoni, bahwa suatu kelas dan


anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas di bawahnya
dengan dua cara, yaitu kekerasan dan persuasi. Cara kekerasan (represif/
dominasi) yang dilakukan kelas atas terhadap kelas bawah disebut dengan
tindakan dominasi, sedangkan cara persuasinya dilaksanakan dengan cara-
cara halus, dengan maksud untuk menguasai guna melanggengkan
dominasi. Perantara tindak dominasi ini dilakukan oleh para aparatur negara
seperti polisi, tentara, dan hakim.

Gramsci menyebutkan bahwa faktor terpenting sebagai pendorong


terjadinya hegemoni adalah faktor ideologi dan politik yang diciptakan
penguasa dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan membentuk pola pikir
masyarakat. Faktor lainnya adalah pertama paksaan yang dialami
masyarakat, sanksi yang diterapkan penguasa, hukuman yang menakutkan,
kedua kebiasaan masyarakat dalam mengikuti suatu hal yang baru dan
ketiga kesadaran dan persetujuan dengan unsur-unsur dalam masyarakat.

Sedangkan menurut fungsinya, hegemoni difungsikan sebagai:


5

1. Menggerakkan negara-negara lain yang power-nya lebih kecil untuk


dijadikan alat dalam mencapai kepentingaan negara-negara yang lebih
kuat.
2. Mendominasikan suatu ideologi tanpa ada perlawanan dan tanpa
disadari.
Sehingga jelaslah apa yang menjadi definisi dari hegemoni serta bentuk dan
fungsinya. Dengan menjabarkan maksud kata ini, maka kita dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang menjadi pembahasan
dalam penulisan makalah ini.

2.3. Kolonialisasi Sebagai Bentuk Awal Perebutan Hegemoni di Asia


Tenggara

Seperti apa yang sudah dibahas di atas, hegemoni adalah kelompok yang
mendominasi berhasil mempengaruhi kelompok yang didominasi untuk
menerima moral-moral, politik, dan budaya dari kelompok dominan.
Dengan kata lain, hegemoni adalah bentuk dominasi suatu kelompok dalam
upaya menguasai kelompok yang lain dengan tujuan untuk dijadikan alat
guna mencapai kepentingan kelompok tersebut. Kelompok di sini kita kita
maksudkan dengan negara, yaitu sebagai bentuk dominasi suatu negara
yang ada di Asia Tenggara.

Negara Eropa yang dapat digolongkan sebagai negara yang paling awal
dalam melakukan upaya untuk melakukan penguasaan hegemoni dalam
kaitannya dengan perdagangan di Asia Tenggara adalah Portugis. Dengan
dilandasi oleh semangat 3-G (Gold, Glory, and Gospel). Awalnya Portugis
mencari rute pelayaran menuju tempat-tempat penghasil rempah-rempah.
Mereka memiliki keyakinan bahwa tempat-tempat tersebut adalah India.
Namun ternyata India hanyalah tempat penjualan rempah-rempah saja,
bukan produsen utama. Produsen utama rempah-rempah ternyata adalah
wilayah Hindia Timur yang berada di Asia Tenggara. Karenanya, seketika
Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albeqorque mencapai Malaka yang
6

menjadi bandar dagang dan tempat transit utama di Asia Tenggara, Portugis
berusaha untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.

Kedatangan Portugis di Malaka memicu berbagai penolakan. Kesultanan


Aceh dan Jepara terbukti melancarkan serangan-serangan ke Malaka untuk
mengusir Portugis. Tidak sampai di situ saja, Portugis pada akhirnya harus
diusir dari Malaka setelah terjadi persaingan dengan Belanda.

Lika-liku politik dan ekonomi Portugis di Malaka tidak luput dari perhatian
Spanyol. Bermula dari ekspedisi yang dilakukan oleh Ferdinand Magellan
ke arah barat, Spanyol pada akhirnya langsung menemukan tempat yang
menjadi sumber utama rempah-rempah yaitu Maluku. Namun ternyata
Spanyol terlambat karena Portugis sudah berada di sana lebih dulu.
Akhirnya Spanyol harus meninggalkan Maluku dan mendirikan basis di
tempat yang tidak jauh dari Maluku yaitu Pulau Luzon di Filipina dijadikan
basis utama yang sangat kuat baik secara politik maupun ekonomi. Elemen
militer dan misionaris Katholik dikirim ke Luzon dan pulau-pulau
sekitarnya untuk membantu pemerintahan.

Inggris dan Belanda juga tidak tinggal diam dengan aktivitas Portugis dan
Spanyol di Asia Tenggara. East India Company (EIC) dan Verenidge Oost
Indisch Compangie (VOC) segera bergerak dan mulai melakukan
persaingan dagang. Sebenarnya daerah yang menjadi fokus operasi mereka
adalah Hindia Timur (Indonesia). Hal tersebut berlangsung pada awal abad
ke-17. Tujuan Inggris dan Belanda yang lain adalah menyingkirkan
pengaruh Portugis dan Spanyol dari Asia Tenggara. Hal tersebut dapat
dicapai oleh Belanda pada tahun 1641 dengan terusirnya Portugis dari
Malaka.

Perebutan hegemoni pada abad ke16 samapi abad ke 18 ini merupakan


bentuk perubutan hegemoni oleh negara-negara imprealis yang bertujuan
untuk mencari sumber rempah-rempah yang ditandai dengan berhasilnya
bangsa Portugis sampai ke Malaka. Melimpahnya sumber rempah di
wilayah Asia Tenggara terutama di Malaka hingga ke Indonesia
menyebabkan perebutan kekuasaan anatara Portugis, Spanyol, Belanda dan
7

Inggris di Asia Tenggara guna untuk menguasai daerah-daerah tersebut


penghasil rempah-rempah tersebut. Hal inilah yang menjadi awal perebutan
hegemoni di Asia Tenggara yang sekarang dikenal dengan kolonialisme di
Asia Tenggara.

2.4. Perebutan Hegemoni Negara-Negara Asia Tenggara Pada Masa Perang


Dingin

Perebutan hegemoni di wilayah Asia Tenggara kembali memanas pada masa


perang dingin. Berakhirnya Perang Dunia II dengan keluarnya blok Sekutu
sebagai pemenang membuat dunia menjadi dibayangi oleh dua negara besar
yang saling berebut pengaruhnya di dunia. Perebutan pengaruh dua negara
tersbut juga berlangsung di Asia Tenggara. Hal ini dapat dilihat dalam
perkembangan kondisi sosial politik serta keamanan negara-negara di Asia
Tenggara pasca Perang Dunia II yang banyak dipengaruhi oleh kekuatan
blok barat maupun blok timur.

Perang Dingin (Cold War) adalah ketegangan yang secara politis tampak
saling bermusuhan karena adanya persaingan kepentingan yang dimulai
setelah berakhirnya Perang Dunia II. Latar Belakang terjadinya perang
dingin adalah sebagai berikut:

a) Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang di


pihak Sekutu (Inggris, Perancis, dan AS). AS berperan besar dalam
membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan
perekonomiannya.

b) Munculnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan


membebaskan Eropa bagian Timur dari tangan Jerman dan
membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni Soviet
meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan
kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania,
Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-
negara tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet.
8

c) Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II


di luar wilayah Eropa. Dampaknya muncul 2 kelompok negara di
dunia yaitu negara-negara maju dengan negara-negara berkembang,
yang memberikan pengaruh bagi perkembangan politik dan ekonomi
dunia.

Sedangkan faktor-faktor umum terjadinya perang dingin yaitu:

a) Penyebaran Ideologi. Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai


pemenang Perang Dunia II memiliki paham/ ideologi yang berbeda
Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalissedangkan Uni
Soviet berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang
mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalisme
berkembang dengan subur bertentangan dengan paham Sosialis-
Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih
mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena negara-
negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan
keuntungannya untuk rakyat.

b) Keinginan untuk Berkuasa. AS dan US mempunyai keinginan


untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang
baru. AS sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang
sedang berkembang berupa pinjaman modal untuk
pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya
dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan
dapat menjauhkan pengaruh sosialis komunis. Masyarakat miskin
merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang
mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan
nasional berupa bantuan senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan
untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.

c) Berdirinya Pakta Pertahanan. Guna mengatasi berbagai perbedaan


yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa maka negara-negara
Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang
9

dikenal dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization)


atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untuk
mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet
mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota
Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia,
Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.

Perang Dingin yang merupakan perebutan hegemoni dunia antara Amerika


Serikat yang berpaham liberalis dan Uni Soviet yang memiliki paham
komunisme, menyebabkan berbagai negara dunia terjadi perebutan
pengaruh antara Amerika Serika dengan Uni Soviet seperti:

Kalahnya Jepang dari Sekutu menyebabkan seluruh wilayah Manchuria dan


Korea diduduki Uni Soviet hingga berdampak semakin kuatnya Uni Soviet
di daratan Cina serta wilayah Korea. Berdasarkan Konferensi Yalta maka
semenanjung Korea dibagi 2 yaitu Utara dibawah kekuasaan Uni Soviet
sehingga Kim Il Sung menjalankan pemerintahan atas dasar pemikiran
komunis. Sementara di sebelah selatan, Amerika memilih Rhee Syngman
sebagai orang yang menjalankan pemerintahan berdasarkan dasar-dasar
demokrasi. Karena perbedaan ideologi ini maka menyebabkan munculnya
perang saudara di Semenanjung Korea pada 25 Juni 1950 dan inilah titik
balik dari Perang Dingin.

Posisi komunisme di Cina semakin kuat karena bantuan senjata dari Uni
Soviet yang berasal dari Jepang. Pada awalnya Cina merupakan negara
nasionalis dibawah pimpinan Sun Yat Sen. Namun pada pemerintahan
Chiang Kai Shek, Mao Tse Dong dengan komunis mampu mengambil alih
Cina. Kuatnya komunisme di Cina menyebabkan berkembangnya
komunisme di Asia Tenggara. Cina berusaha menghalangi propaganda
imperialisme yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris. Cina
semakin mengembangkan komunismenya adapun alasannya adalah karena
adanya keinginan untuk mengembalikan daerah kekuasaan Cina di zaman
kuno meliputi Korea, Funan, Birma, India, bahkan lebih jauh termasuk
10

daerah di Asia Tenggara. Selain alasan historis juga adanya alasan geografis
dan kekayaan alam di Asia Tenggara guna memperkuat posisi ekonominya
dalam dunia internasional. Karena alasan tersebutlah maka Cina semakin
melibatkan diri di Asia Tenggara.

Jatuhnya Cina pada komunis mengancam mengancam kehidupan di Asia


Tenggara. Hal ini menjadi masalah yang cukup serius bagi Amerika Serikat
sehingga membuat Amerika merasa perlu membantu negara-negara Asia
Tenggara. Amerika akhirnya memutuskan membantu Perancis yang saat itu
sedang berperang melawan Vietnam (dibantu Uni Soviet dan RRC) dengan
harapan Vietnam tidak jatuh ke tangan komunis. Tetapi ternyata Vietnam
menang dan secara otomatis Vietnam berada di bawah kekuasaan komunis.

Jatuhnya Vietnam ke dalam kekuasaan komunis memungkinkan negara-


negara di Asia Tenggara jatuh ke kuasaan komunis. Perjanjian Jenewa
merupakan upaya untuk mengakhiri konflik antara kaum komunis dan non
komunis yang membagi Vietnam menjadi 2 yaitu Vietnam Utara dan
Selatan. Tetapi upaya ini tidak membuahkan hasil dan tidak mendatangkan
kepuasan untuk mengakhiri konflik yang saling bertentangan di Vietnam.
Pertentangan tersebut menyebabkan keterlibatan campur tangan pihak asing.
Vietnam Utara sebagai negara komunis mendapat bantuan dan pengaruh
dari Cina dan Uni Soviet sementara Vietnam Selatan sebagai negara
demokrasi mendapat bantuan dari Amerika Serikat.

Setelah bertahun-tahun diperjuangkan akhirnya tahun 1976 Vietnam dapat


dipersatukan di bawah kekuasaan kaum komunis. Vietnam membentuk
persatuan Indocina yang diberi nama Federasi Indocina dibawah kekuasaan
komunis yang menjadi ancaman militer dan ideologi bagi negara-negara
Asia Tenggara. Di Asia Tenggara terjadi rivalitas antarkomunisme tampak
dengan adanya konflik antara Vietnam dan Kamboja mengenai masalah
perbatasan. Dalam masalah ini Kamboja menolak usul penyelesaian konflik
perbatasan melalui forum PBB. Di balik masalah Kamboja-Uni Soviet tidak
lepas dari masalah politik yaitu konflik Sino-Soviet. Di belakang Kamboja
berdiri Cina dan di pihak Vietnam terdapat Uni Soviet. Konflik Vietnam
11

dan Kamboja adalah pertandingan dari jauh antara Cina dan Uni Soviet di
Asia Tenggara sementara Vietnam dan Kamboja menjadi pion-pion yang
bertempur di medan perang.

Pada masa Perang Dingin beberapa konflik terjadi di negara-negara Asia


Tenggara seperti:

1) Konflik Vietnam Utara dan Selatan

Vietnam Utara yang tengah menyatukan kembali Vietnam dalam satu


azas, sosialis-komunis yang didukung oleh sekutu besar komunis
mereka, Uni Soviet dan Cina yang memang berkepentingan terhadap
wilayah Asia Tenggara. Keinginan itu jelas akan menyebabkan
seluruh Vietnam menjadi komunis dan tercipta efek domino sehingga
membuat AS gusar selain harus memerangi Vietnam Utara dalam
perang panjang selama 10 tahun (1965-1975) yang berakhir dengan
kekalahan AS. Perang yang tadinya hanya di Vietnam merambat ke
wilayah Indocina lainnya seperti Kamboja dan Laos.

2) Konflik di Kamboja dan Laos

Di Laos gerilyawan komunis Pathet Laos berupaya mendongkel


kekuasaan Raja Savang Vatthana. Gerakan itu berhasil pada 1975
ketika Laos yang tadinya kerajaan berubah menjadi republik sosialis.
Ketika terjadi gerakan dari gerilyawan ini, AS berupaya memberikan
bantuan senjata kepada sekutunya ini, terutama ke etnis Hmong.
Ketika Republik Sosialis Laos didirikan, orang-orang etnis terus
bergerilya dan melawan. Di Kamboja gerakan komunis Khmer Merah
pimpinan Saloth Sar atau Pol Pot berhasil menggulingkan kekuasaan
Jenderal Lon Nol yang pro-AS pada 1975. Sebelumya, pada 1970,
Lon Nol malah berhasil menggulingkan kekuasaan Raja Norodom
Sihanouk sekaligus mengakhiri kemonarkian Kamboja untuk
sementara waktu.
12

Di masa Pol Pot Kamboja yang berubah menjadi komunis


menceritakan banyak cerita duka dan teror ketika setiap harinya
diberitakan pembantaian yang dilakukan tentara Khmer Merah
terhadap para penduduk sipil. Ladang pembantaian pun tersebar di
mana-mana. Rezim Pol Pot hanya berumur selama 5 tahun ketika
Vietnam yang didukung oleh Uni Soviet dan pengkhianat Khmer
Merah, Heng Samrin mengivasi Kamboja pada akhir 1978 dan awal
1979. Seketika Pol Pot dan Khmer Merah-nya melarikan diri ke hutan
dan bergerilya hingga Pol Pot meninggal pada 1998. Konflik yang
merupakan bentuk invasi Vietnam ini merupakan buntut perpecahan
dua kekuatan utama komunis, Uni Soviet dan Cina. Vietnam
menguasai Kamboja hingga akhir 1980-an dan PBB pun mengambil
alih pemerintahan sementara sekaligus menyerahkan kepada
Sihanouk. Kamboja berubah menjadi kerajaan kembali hingga hari ini.

3) Konflik di Thailand dan Myanmar

Negara-negara Indocina yang terlihat tenang pada masa gejolak-


gejolak di negara-negara tetangganya adalah Thailand dan Myanmar.
Pada masa Perang Dingin kedua negara disibukkan oleh masalah
internal dan kudeta militer. Di Thailand semenjak kudeta 1932 kudeta
kemudian terjadi lagi pada 1947 yang dipimpin oleh Jenderal Sarit
Thanarit yang berkuasa hingga 1963. Pada 1973-1976 terjadi keadaan
demokratis dan perlawanan yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa,
terutama yang beraliran kiri yang oleh pihak militer dianggap
berbahaya dan lantas diberangus pada 1976 melalui pembantaian
mahasiswa di Universitas Thammasat. Meskipun sering mengalami
kudeta militer, Thailand tidak lantas kehilangan pamor sebagai sekutu
dekat AS karena bersedia membantu “negara Paman Sam” itu dalam
kampanye melawan Vietnam Utara yang komunis dengan
menyediakan pangkalan militer. Komunis sendiri dianggap berbahaya
oleh militer Thailand yang kebetulan menjadi satu pandangan dengan
13

AS. Ekonomi Thailand juga mengalami kemajuan karena bantuan


yang diberikan AS sehingga Thailand tetap dianggap stabil meskipun
kudeta selalu mengiringi dalam sejarah “negeri gajah putih”.

Sedangkan di Myanmar, pemerintahan militer mulai mengambil alih


melalui kudeta yang dilakukan Jenderal Ne Win pada 1958 dari
Perdana Menteri U Nu. Pemerintahan militer ini sebenarnya berkuasa
hingga 1960. Namun pada 1962 mereka melakukan kudeta kembali
dan membentuk pemerintahan junta militer permanen hingga 2011.
Pada masa-masa ini sering terjadi aksi protes para mahasiswa dan para
biksu melawan kesewenangan junta. Perlawanan itu lantas dibalas
dengan pembantaian membabi-buta di jalanan. Junta militer juga
membatalkan pemilihan sipil langsung pada 1991 yang memenangkan
Aung San Suu Kyi. Wanita yang disebut identik dengan ikon
demokrasi Myanmar pun dikenai tahanan rumah hingga 2011. Pada
masa-masa ini Myanmar menutup diri sehingga ekonomi mereka
stagnan dan jeblok.

4) Konflik di Indonesia

Di kawasan Asia Tenggara lainnya, Indonesia dalam masa Perang


Dingin sebenarnya bersikap netral melalui politik bebas-aktif. Namun
desakan situasi membuat Indonesia beralih ke salah satu blok, yaitu
Blok Timur. Semua diawali dengan kekesalan Sukarno terhadap AS
yang diam-diam membantu PRRI dan menghambat pembelian senjata
untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda. Ketika Indonesia
berpaling kepada Blok Timur, beberapa pihak menjadi waspada
karena Indonesia lama-kelamaan akan menjadi komunis. Uni Soviet
dan beberapa negara Blok Timur begitu royal memberikan
persenjatannya untuk membantu Indonesia dalam kampanye Irian
Barat. Di dalam negeri, PKI begitu bergairah dan membantu
sepenuhya pembebasan Irian Barat. Namun di sisi lain, militer yang
dikomandoi Jenderal Nasution tidak begitu menyukai keadaan ini.
14

Begitu kampanye militer terhadap Irian Barat selesai melalui


perjanjian damai Indonesia-Belanda di New York, pertentangan antara
militer dan PKI semakin meruncing. Pertentangan itu juga meruncing
ke kaum agamis yang juga musuh PKI. Puncaknya pada 1965, ketika
terjadi pembantaian para perwira militer oleh para perwira militer
progresif yang didukung PKI. Kejadian itu kemudian berkembang
mengarah ke pembunuhan massal dan balas dendam kepada anggota-
anggota PKI oleh militer dan agamis. Dari sinilah kemudian muncul
sosok bernama Soeharto dari militer yang kemudian memimpin
Indonesia selama 32 tahun. Rezim militer dimulai di masanya. Rezim
ini tidak memberikan kebebasan pers dan berpendapat dan
mengutamakan keseragaman. Dan di rezim inilah Indonesia yang pro-
Blok Timur perlahan menjadi Blok Barat. Di masa Soehartolah,
Indonesia menginvasi Timor-Timur pada 1975. Invasi itu dilakukan
dengan persetujuan diam-diam dari negara-negara Barat supaya Timor
Timur tidak menjadi komunis karena Fretilin di dalamnya. Timor
Timur pun kemudian dijadikan provinsi ke-27 sampai 1999 ketika
provinsi itu memutuskan merdeka dan berubah nama menjadi Timor
Leste.

5) Krisis di Filipina

Kediktatoran juga terjadi di Filipina. Ferdinand Marcos akan selalu


menjadi sosok yang dikaitkan jika berbicara mengenai kediktatoran di
“negeri pinoy” itu. Marcos yang memerintah Filipina dari 1965 hingga
1968 sesungguhnya adalah seorang pengacara andal yang diharapkan
bisa membawa Filipina keluar dari krisis ekonomi setelah
pendahulunya, Diosdado Macapagal, dianggap gagal dan membawa
kebangkrutan untuk Filipina. Namun Marcos selama memerintah
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya walaupun pada
masanya Filipina mengalami lonjakan ekonomi yang cukup bagus
dengan didukung AS sebagai sekutu dekat. Namun lonjakan ekonomi
15

itu hanya berpihak pada satu sisi dan tidak menyentuh rakyat kecil.
Pemerintahan ala Marcos menciptakan kroni-kroni ekonomi yang
korup yang pada akhirnya membuat negara bangkrut dan membuat
pemerintah merampok sendiri uang yang disimpan sehingga cadangan
negara habis dan neraca perdagangan tidak stabil. Hal ini yang
membuat rakyat Filipina banyak memutuskan bekerja di luar negeri.
Keadaan yang demikian juga diperparah dengan penampilan sang ibu
negara, Imelda Marcos, yang gemar berbelanja sangat mahal di tengah
penderitaan rakyatnya. Pada akhirnya, 1986, pemerintahan Marcos
pun lengser oleh gerakan rakyat dan ia pun digantikan oleh Corazon
Aquino.

Selama Perang Dingin berlangsung kedua negara adikuasa tidak pernah


terlibat secara langsung dalam suatu konflik (peperangan) secara terbuka.
Mereka selalu berada di belakang negara-negara yang sedang bersengketa.
Hal inilah yang gambaran perebutan hegemoni kedua negara adikuasa
tersebut di Asia Tenggara.

Perebutan hegemoni di Asia Tenggara juga ditandai dengan pembentukan


South East Asian Treaty Organization (SEATO) pada 8 September 1954 di
Bangkok, Thailand yang merupakan usaha Amerika Serikat untuk
menegakkan hegemoninya dan memarjinalkan blok lainnya supaya keluar
dari Asia Tenggara.

2.5. Pembentukan SEATO di Asia Tenggara

Hal penting yang menandakan terjadinya Perang Dingin adalah dengan


dibentuknya suatu aliansi negara-negara dunia yang dipelopori oleh salah
satu negara adikuasa tersbut. Ketika perang dingin memuncak maka setiap
negara yang bertentangan berusaha memperkuat dirinya dengan bergabung
dalam satu aliansi. Bentuk sistem aliansi baik yang dilakukan blok Timur
maupun blok Barat adalah sebagai berikut.
16

 Pembentukan Cominform (The Communist Information Bureau) pada


tahun 1947. Cominform adalah wadah kerja sama partai-partai
komunis Eropa yang berpusat di Beograd, Yugoslavia.

 Pembentukan NATO (North Athlantic Traty Organization) 4 April 1949.


Negara yang menjadi anggotanya yaitu Inggris, Irlandia, Islandia,
Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda, Luxemburg, Perancis, Portugal,
Kanada, dan Amerika Serikat. Tujuannya untuk membendung
komunis mulai dari Eropa Utara sampai Turki dan Yunani.

 Pembentukan Pakta Warsawa pada 1955 dengan negara Jerman Timur,


Cekoslovakia, Hongaria, Bulgaria, Polandia, Rumania, dan Albania.
Pakta Warsawa merupakan kerjasama pertahanan dan keamanan
negara-negara komunis.

 Perjanjian antara RRC dan Uni Soviet tahun 1950 mengenai kerja sama
dianatara kedua negara guna menghadapi kemungkinan agresi Jepang.

 Pembentukan Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, and United


State), yaitu pakta pertahanan negara-negara Amerika Serikat,
Australia,dan Selandia Baru pada tahun 1951.

 Pembentukan SEATO (South East Asia Treaty Organization) pada tahun


1954. SEATO merupakan kerjasama pertahanan antara negara-negara
Asia Tenggara dengan pihak Barat. Dengan anggotanya antara lain,
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Filipina, Singapura, dan Selandia
Baru.

Asia Tenggara pada masa Perang Dingin memang tidak lepas dari pengaruh
dua blok, Barat dan Timur yang masing-masing digawangi Amerika Serikat
dan Uni Soviet. Keinginan beberapa negara merdeka di kawasan ini untuk
memilih demokrasi ala Barat yang disodorkan Amerika Serikat sebagai
pemimpin Blok Barat lebih sebagai upaya untuk membendung komunisme
Blok Timur yang tengah menggejala di Asia Tenggara. Kedua blok memang
17

berkepentingan terhadap kawasan ini yang dinilai strategis dan mempunyai


banyak sumber daya.

Pembentukan South East Asian Treaty Organization (SEATO) pada 8


September 1954 di Bangkok, Thailand menjadi penanda dimulainya usaha
untuk menegakkan hegemoni satu blok dan memarjinalkan blok lainnya
supaya keluar dari Asia Tenggara. Organisasi yang diketuai AS ini di
dalamnya terdapat empat negara Asia Tenggara yang memang sekutu dekat
Paman Sam, yaitu Thailand, Filipina, Vietnam Selatan, dan Laos. Kedua
negara pertama, Thailand dan Filipina merupakan sekutu aktif AS pasca-
Perang Dunia Kedua.
18

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Hegemoni dapat didefinisikan sebagai dominasi oleh satu kelompok


terhadap kelompok lainnya, tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide
yang didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang
didominasi dapat diterima sebagai sesuatu yang wajar

Berdasarkan bentuknya, menurut konsep Gramsci tentang hegemoni, bahwa


suatu kelas dan anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas di
bawahnya dengan dua cara, yaitu kekerasan dan persuasi. Sedangkan fungsi
dari hegemoni adalah untuk Menggerakkan negara-negara lain yang power-
nya lebih kecil untuk dijadikan alat dalam mencapai kepentingaan negara-
negara yang lebih kuat, dan Mendominasikan suatu ideologi tanpa ada
perlawanan dan tanpa disadari.

Negara Eropa yang dapat digolongkan sebagai negara yang paling awal
dalam melakukan upaya untuk melakukan penguasaan hegemoni dalam
kaitannya dengan perdagangan di Asia Tenggara adalah Portugis yang
kemudian disusul oleh kedatangan Spanyol yang dilandasi oleh semangat 3-
G (Gold, Glory, and Gospel).

Inggris dan Belanda juga tidak tinggal diam dengan aktivitas Portugis dan
Spanyol di Asia Tenggara. East India Company (EIC) dan Verenidge Oost
Indisch Compangie (VOC) segera dibentuk dan mulai melakukan
persaingan dagang. Tujuan Inggris dan Belanda adalah menyingkirkan
pengaruh Portugis dan Spanyol dari Asia Tenggara. Hal tersebut dapat
19

dicapai oleh Belanda pada tahun 1641 dengan terusirnya Portugis dari
Malaka.

Perebutan hegemoni di wilayah Asia Tenggara kembali memanas pada masa


perang dingin. Berakhirnya Perang Dunia II dengan keluarnya blok Sekutu
sebagai pemenang membuat dunia menjadi dibayangi oleh dua negara besar
yang saling berebut pengaruhnya di dunia. Perang Dingin yang merupakan
perebutan hegemoni dunia antara Amerika Serikat yang berpaham liberalis
dan Uni Soviet yang memiliki paham komunisme, menyebabkan berbagai
negara dunia terjadi perebutan pengaruh antara Amerika Serika dengan Uni
Soviet seperti jatuhnya Vietnam ke dalam kekuasaan komunis yang
memungkinkan negara-negara di Asia Tenggara jatuh ke kuasaan komunis.
Vietnam Utara sebagai negara komunis mendapat bantuan dan pengaruh
dari Cina dan Uni Soviet sementara Vietnam Selatan sebagai negara
demokrasi mendapat bantuan dari Amerika Serikat. Kondisi ini
menyebabkan terjadinya konflik di Vietnam yang berujung pada perang
saudara.

Selama Perang Dingin berlangsung kedua negara adikuasa tidak pernah


terlibat secara langsung dalam suatu konflik (peperangan) secara terbuka.
Mereka selalu berada di belakang negara-negara yang sedang bersengketa.
Misalnya, Konflik Vietnam Utara dan Selatan, Konflik di Kamboja dan
Laos, Konflik di Thailand dan Myanmar, Konflik di Indonesia, dan Konflik
di Filipina.

Asia Tenggara pada masa Perang Dingin memang tidak lepas dari pengaruh
dua blok, Barat dan Timur yang masing-masing digawangi Amerika Serikat
dan Uni Soviet. Pembentukan South East Asian Treaty Organization
(SEATO) pada 8 September 1954 di Bangkok, Thailand menjadi penanda
dimulainya usaha untuk menegakkan hegemoni satu blok dan
memarjinalkan blok lainnya supaya keluar dari Asia Tenggara. Organisasi
yang diketuai AS ini di dalamnya terdapat empat negara Asia Tenggara
yang memang sekutu dekat Paman Sam, yaitu Thailand, Filipina, Vietnam
Selatan, dan Laos.
20

3.2. Saran

Dalalm penulisan makalah ini, penulis merekomendasikan saran kepada


pembaca agar lebih mempelajari mengenai Sejarah Perebutan Hegemoni di
Asia Tenggara. Sehingga kita sebagai masyarakat Indonesia yang termasuk
kedalam Asia Tenggara dapat menerapkan sikap netral yang memang
menjadi tujuan dari dibentuknya ASEAN di Asia Tenggara.
DAFTAR PUSTAKA

Noname a (2015) Perebutan hegemoni negara-negara di Asia Tenggara.


http://hanadulset.blogs.uny.ac.id/2015/09/28/perebutan-hegemoni-negara-
negara-di-asia-tenggara/. Diunduh pada hari Selasa, 15 Maret 2016 pukul
20.00 WIB.

Setiawan Doni.____. Perebutan hegemoni kekuasaan pada perang dingin.


http://www.donisetyawan.com/perebutan-hegemonikekuasaan-pada-perang-
dingin/. Diunduh pada hari Selasa, 15 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.

Noname b (2014) Asia tenggara pada masa perang dingin.


http://asiatenggarasean.blogspot.co.id/2014/12/asia-tenggara-pada-masa-
perang-dingin.html. Diunduh pada hari Selasa, 15 Maret 2016 pukul 20.00
WIB.

Noname c (2013) Pengertian hegemoni.


http://hegemoniwacana.blogspot.co.id/2013/04/hegemoni.html. Diunduh
pada hari Selasa, 15 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.

Noname d (2013) Konsep Hegemoni.


http://wacana10.blogspot.co.id/2013/04/memahami-konsep-hegemoni.html.
Diunduh pada hari Selasa, 15 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.

Louis._____. Asia Tenggara pada masa Perang Dingin. http://louis-embun-


fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-135557-MBP%20Asia%20Tenggara-
Week%204%20%20Perang%20Dingin:%20%20Kiprah%20Amerika
%20Serikat%20di%20Asia%20Tenggara%20%20.html. Diunduh pada hari
Selasa, 15 Maret 2016 pukul 20.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai