FRIEDRICH HEGEL
13030114130041
13030114130060
13030114140065
13030114140083
A. PENDAHULUAN
Georg Wilhelm Friederick Hegel atau biasa dikenal dengan
Hegel lahir di Stuttgart pada tahun 1770 saat era keemasan
bangsa Jerman. Ketertarikanya pada penulis-penulis Yunani,
Plato dan Aristoteles yang membawanya untuk menekuni
teologi di sekolah Tubingen pada usia 18 tahun. Ia juga
menaruh perhatian pada hubungan antara filsafat dan teologi
yang menjadi embrio dari Pemikiran Hegel di kemudian hari.
Filsafat Hegel dikenal sebagai salah satu Filsafat yang sulit dipahami dan
di mengerti karena Hegel menggunakan Istilah-istilah yang terlalu teknis dan
terkesan ekstrem. Disamping itu, Hegel senang mengunakan hal-hal yang
paradoks. Hegel yakin bahwa paradoks adalah hukum realitas, sebagaimana
hukum pemikiran. Ambisi Hegel adalah menyusun suatu sistem filsafat
sintesis. Kalau Aristoteles boleh disebut sebagai filusuf yang berhasil
menyintesiskan pemikiran-pemikiran Yunani dan Thomas Aqinas melalui
Summa Teologica nya yang berhasil menyatukan pengetahuan abad
pertengahan, maka Hegel berusaha pula menyatukan Ilmu dan Filsafat abad
XIX.
B. PEMBAHASAN
1. Biografi
Hegel memiliki nama lengkap George
Wilhem Frederich Hegel. Ia lahir tanggal 27
Agustus 1770 di Stuttgart, dan meninggal
pada tanggal 14 November 1831. Di masa
kecilnya, ia sering membaca literatur, surat
kabar, esai filsafat, dan tulisan-tulisan
tentang berbagai topik lainnya. Masa kanakkanaknya yang rajin membaca mungkin
disebabkan oleh ibunya yang luar biasa
progresif dan aktif mengasuh perkembangan
intelektual anak-anaknya. Keluarga Hegel
hidupnya,
Hegel
telah
menuliskan
beberapa
karya,
mengenai
dialektika
historis
dalam
buku Philosopy
of
Right adalah yang paling terkenal dan telah menginspirasi berbagai filsuf lain
seperti F.H. Bradley, Sartre, Hans Kung, Bruno Bauer, Max Stirnet, dan Karl
Marx. Dapat dikatakan bahwa dialah yang pertama kali memperkenalkan
dalam filsafat, gagasan bahwa Sejarah dan hal yang konkret adalah penting
untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni, masalah-masalah
abadi dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya kebebasan dalam proses
pencapaian kesadaran
diri (dialektika
tuan-hamba).
Banyak
juga
yang
suatu usaha untuk mengerti masyarakat dan periode sejarah dimana mereka
hidup (Bertens, 2002).
2. Filsafat Sejarah menurut Hegel
Filsafat Hegel adalah suatu usaha yang sadar diri untuk melampaui
bermacam-macam perbedaaan dan kubu-kubu yang saling berperang, yang
telah mengartikan filsafat selama dua setengah milenium (Solomon &
Kathleen, 2002: 424). Menurut Hegel Rasio adalah penguasa dunia ini
merupakan suatu hipotesis, dan satu-satunya hipotesis dalam filsafat sejarah.
Hipotesis ini yang membedakan metode filsafat dati metode lainnya dalam
menelaah sejarah, tidak berpedoman bahwa sejarah mempunyai akhir yang
pasti (Marcuse, 2004: 178).
Subyek sejati dari sejarah adalah yang universal, bukan individu; isi
pokok sejarah yang sebenarnya adalah realisasi dari kesadaran-diri akan
kebebasan, bukan kepentingan, kebutuhan dan tindakan individu. Sejarah
dunia tidak lain adalah kemajuan kesadaran akan kebebasan. Kebutuhan
dan kepentingan individu adalah pendorong semua tindakan sejarah, dan
bahwa dalam sejarah pemenuhan individulah yang dicari. Ketika mengikuti
dorongannya sendiri, individu memajukan akal, yaitu melakukan tugas
universal yang memajukan kebebasan (Marcuse, 2004: 182). Sejarah suatu
bangsa perlu dinilai menurut sumbangannya pada kemajuan semua umat
manusia menuju kesadaran-diri akan kebebasan (Marcuse, 2004: 188).
Jika kebutuhan dan kepentingan tertentu manusia merupakan satusatunya dorongan tindakan mereka, bagaimana kesadaran-diri akan
kebebasan bisa mendorong tindakan manusia? Individu adalah satu-satuny
sejarah. Kesadarannya dibentuk oleh kepentingan pribadinya; mereka
melakukan bisnis, bukan sejarah. Akan tetapi tindakan mereka tidak
mengulangi pola lama tetapi menciptakan bentuk kehidupan baru. Mereka
ini adalah manusia-manusia sejarah (welthistorische Individuen), seperti
Alexander, Caesar, Napoleon. Tindakan mereka, juga timbul dari
kepentingan pribadi, tetapi dalam kasus mereka tindakan ini menjadi identik
dengan kepentingan universal yang jauh melebihi kepentingan dari
Gambar 2. Dialektika
(Sumber: Internet)
b) Mekanisme / Penggerak
Filsafat memberi historiografi kategori-kategori umumnya, dan ia
identik dengan konsep-konsep dasar dari dialektika. Hipotesis yang
menjadi dasar Filsafat Sejarah telah diuji oleh Logika Hegel: ada yang
sebenarnya (true being) adalah rasio, mewujud dalam alam dan
terealisasi dalam diri manusia. Realisasi ini terjadi dalam sejarah, dan
karena rasio yang terwujud dalam sejarah adalah akal (mind), tesis
Hegel menunjukkan bahwa subyek aktual atau kekuatan penggerak
sejarah adalah akal (Marcuse, 2004: 180).
Rasio atau akal menjadi sumber kekuatan utama dalam penentu
gerak sejarah, sehingga kekuatan-kekuatan lain penentu gerak sejarah
non-materiil tidak dianggap sebagai kekuatan utama penentu gerak
sejarah. Kekuatan-kekuatan tak kasat mata semacam roh, semangat,
ideologi, tidak berpengaruh apapun dalam menentukan arah gerak
sejarah itu sendiri.
Pemikiran Hegel yang senantiasa berdialektika terhadap realitas
dan memandang adanya realitas mutlak atau ruh mutlak atau
idealisme mutlak dalam kehidupan,sangat mempengaruhi dalam
memandang sejarah secara global,ini terbukti saat dialektikanya mampu
memasukkan
pertentangan
didalam
sejarah
sehingga
dapat
C. PENUTUP
G.W.F. Hegel merupakan filsuf paling berpengaruh dalam bidang Filsafat
Sejarah. Ia juga mempunyai sebutan sebagai Bapak Filsafat Kritis, meskipun
begitu banyak yang menilai teori-teorinya susah untuk dipahami dan mungkin
hanya orang-orang yang berpikir kritis lah yang mampu menafsirkannya.
Meskipun bukan pelopor Filsafat Sejarah, Hegel dapat meyakinkan masyarakat
bahwa sejarah juga memiliki filsafatnya, mereka saling berdialektika saling
bertimbalbalik, berkesinambungan.
Filsafat Sejarah menurut Hegel berpola Spiral, dimana manusia sebagai
pelaku individu masih mencari kebenaran dari fakta yang berkembang dari zaman
ke zaman. Untuk mencapai kebenaran itu sendiri perlunya akal / rasio sebagai
penggerak, dan tujuan akhirnya adalah untuk kebebasan individu itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Georg_Wilhelm_Friedrich_Hegel
https://www.selasar.com/budaya/interrelasi-konsep-dialektika-idealis-hegelsebagai-dasar-struktur-sosial-dalam-filsafat-marxisme
10