Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM

DI BENUA AFRIKA

Disusun Oleh:
Fahmi Ikhwan Ramadhan
Fakhrizal Luthfi
Fanesya Aleeva Suparsa
Fanny Tsania Chaerani
Lela Oktapiani
Luthfi Abimanyu
M. Trisna Arizadani M.
Marissa Fatmawati
Melia Regiani Putri

SMA NEGRI 2 MAJALENGKA


2022 / 2023
ABSTRAK

Afrika merupakan wilayah yang terkenal dengan masyarakatnya bersuku-suku dan keras,
namun Islam dapat diterima dengan baik. Islamisasi di Afrika sub-Sahara merupakan fenomena
yang menarik apabila dibandingkan dengan penyebaran Islam di luar wilayah Afrika yang sarat
dengan nuansa politik. Islamisasi di Afrika sudah dimulai sejak masa Nabi Muhammad saw
ketika hijrah ke Habasyah. Perjalanan Islamisasi ke Afrika dimulai dari jalur Afrika Utara dan
kemudian masuk ke wilayah Afrika sub-Sahara, dan Uqbah ibn Nafi' sebagai tokoh sentralnya.
Islamisasi ke Afrika sub-Sahara menggunakan tiga jalur, yaitu melalui ekspansi militer, jalur
dakwah, dan jalur perdagangan. Ada kemiripan Islamisasi sub-Sahara dengan Islamisasi di
Nusantara, yaitu melalui jalur dakwah dan perdagangan. Kini negara-negara di Afrika sub.
Sahara mengalami kemajuan dalam segala bidang, dan penduduknya mayoritas beragama Islam.
Kemajuan in berkat jasa masing-masih tokoh muslim dari kalangan dinasti. Diantaranya dinasti
Idrisiyah, dinasti Rustamiyah, dinasti Aghlabiyah, dinasti Murabbitun, dinasti al- Muwahhidun,
dan dinasti Fatimiah
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang
berjudul "Sejarah Perkembangan Islam di Benua Afrika" dalam rangka menyelesaikan tugas
mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal in
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah
penelitian lebih lanjut.
Tulisan ini dapat penulis selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak. Akhirnya, semoga tulisan yang
jauh dari sempurna ini ada manfaatnya.

Majalengka 16 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 4
BAB I .............................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 5
B. Faktor ................................................................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 6
D. Tujuan .................................................................................................................................. 7
BAB II............................................................................................................................................. 8
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 8
A. Potensi Geografis dan Peradaban Afrika ............................................................................. 8
B. Afrika Pra dan Sesudah Adanya Cahaya ............................................................................. 8
C. Dinasti-dinasti yang Mewarnai Islamusasi di Afrika........................................................... 9
1. Dinasti Idrisiah ............................................................................................................... 10
2. Dinasti Rustamiyah ........................................................................................................ 11
3. Dinasti Aghlabiyah ......................................................................................................... 11
4. Dinasti Murabbitun ........................................................................................................ 12
5. Dinastial-Muwahhidun ................................................................................................... 12
6. Dinasti Fatimiah ............................................................................................................. 13
7. Dinasti Fathimiyah ......................................................................................................... 13
BAB III ......................................................................................................................................... 15
PENUTUP..................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Masuknya Islam ke Afrika Utara Kedatangan Islam ke Afrika Utara
terjadi pada masa kekhalifahan Umar Ibnil Khekep.' Pada masa itu kekuasan Islam di
tahun 640 M. sudah berhasil memasuki Mesir dibawah komando Amr bin Ash.Pada masa
kekhalifahan Usman bin Affan?penaklukan Islam sudah meluas sampai ke Barqoh dan
Tripoli.Penaklukan atas dua wilayah itu dimaksud untuk menjaga keamanan daerah
Mesir. Penaklukan itu tidak berlangsung lama, karena Gubernur-Gubernur Romawi
menduduki kembali wilayah yang telah ditinggalkan.
Namun kekejaman dan pemerasan yang mereka lakukan, telah mengusik
ketentraman penduduk asli, sehingga tidak lama kemudian penduduk asli
sendiri.Memohon kepada orang-orang muslim, untuk membebaskan mereka dan
kekuasaan romawi dengan dibantu oleh seorang Gubernurnya Graf Yulan.
Penaklukan di Zaman Khalifah Al-Walid Umat Islam pada zaman khalifah Al-
Walid (705-715) M. salah seorang khalifah bani umayyah yang berpusat di
Damaskus.Sebelum penaklukan Spanyol,umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan
menjadikannya salah satu Propinsi dari Dinasti bani Umayyah dibantu oleh Gubernur
Sabtah Graf Julian.
Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul
Malik (685-705) M. beliau mengangkat Hasan bin Nu'man Al-Gashani menjadi Gubernur
di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Walid Hasan bin Nu'man sudah digantikan oleh
Musa bin Nushair.
Di zaman Al-Walid itulah Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasannya
dengan menduduki Al-Juzair dan Maroko.Selain itu ia juga menyempurnakan penaklukan
kedaerah-daerah bekas kekuasaan bangs Bar-Bar, dipegunungan-pegunungan,sehingga
mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti
yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Penaklukan atas wilayah Afrika Utara it pertama kali dikalahkan sampai menjadi
salah satu Propinsi dari Khalifah bani Umayyah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu
mulai dari tahun ke 30 H (masa pemerintahan Muawiyah bin Abi Sofyan) sampai tahun
ke 83 H. (masa pemerintahan Khalifah Al-Walid).
Sebelum dikalahkan dan dikuasai Islam, kawasan itu terdapat kantung-kantung
yang menjadi Basis kekuasan kerajaan Romawi yaitu kerajaan Gothik kerajaan ini sering
menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang pemerintahan Islam.
Setelah kekuasan tersebut betul-betul dapat dikuasai,umat Islam mulai memastikan
perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol.Dengan demikian Afrika Utara menjadi batu
loncatan bagi Kaum Muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.
B. Faktor
Faktor yang mendorong Islam dapat diterima dalam masyarakat Afrika.Seperti
telah dijelaskan bahwa penyebaran Islam di Afrika Utara (Mesir, Libya,Tunisia dan
Manoko) dilakukan dengan penduduk militer, walaupun sebagian masyarkat Bar-bar di
Magrib telah menerima Islam Orthodok (Sunni) berbeda dengan Afrika Selatan Islam
diterima disana dengan jalan Dakwah dari 3 ulama Nusantara yang sangat krismatik
terutama Syekh Yusuf Al-Makassari sehingga beliau dijuluki "Bapak Agama Islam
Afrika Selatan".
1. Melihat hal itu bahwa Islam bisa diterima secara pribadi tapa unsur paksaan
sesuai dengan tuntunan Alqur'an.
2. Penerjemahnya mudah, sederhana doktrin-doktrin dan tata cara ibadah dan yang
lebih penting penekanan pada kesamaan dan penolakan atas keusulan sesuai
dengan surat Al-Hujarat ayat 10.
3. Dalam Islam tidak dikenal istilah Misionaris karena setiap muslim dapat menjadi
penyebar agama, seperti yang dilakukan oleh 3 ulama Nusantara misalnya
terbentuknya komunitas muslim di Afrika Selatan.
4. Islam tidak memandang status sosial dan sebagainya seperti Syekh Yusuf Al-
Makasari yang mendapat penghargaan dari tokoh Afrika Nelson Mandela dan
Presiden Tabo M. Beki atas nama rakyat Afrika Selatan karena jasa-jasa beliau.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dalam makalah ini
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana proses islamisasi di Afrika dari masa ke masa
2. Dinasti apa saja yang berkuasa dalam proses islamisasi di Afrika
3. Bagaimana proses islamisasi di wilayah Afrika Sub Sahara
D. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah in ialah
1. Mengetahui proses islamisasi di Afrika dari masa ke masa
2. Mengetahui Dinasti-Dinasti yang berkuasa dalam proses islam di Afrika
3. Mengetahui proses islamisasi di wilayah Afrika Sub Sahara
BAB II
PEMBAHASAN

A. Potensi Geografis dan Peradaban Afrika


Secara demografis konsentrasi muslim bukan hanya di Timur Afrika namun juga
menembus wilayah barat Afrika. Islam di wilayah ini telah ada ratusan tahun sejak Islam
tersebar sekitar abad ke-9 M melalui para pedagang yang mengambil rute Selatan
Sahara.Sebelum abad ke-11 M beberapa kerajaan Islam muncul.
Kawasan Atrika, secara umum terbagi dalam dua kategori, yaitu wilayah Afrika
Utara dan Afrika Hitam.Keduanya memiliki dua perbedaan yang cukup mencolok baik
dalam bentuk-bentuk tipologi fisik,bahasa, makanan dan struktur sosialnya. Lingkungan
geografis bagian Utara merupakan wilayah yang sangat terbuka sehingga berbagai tradisi
luar mudah masuk, terutama pengaruh dari Arab maupun berbagai tradisi dan budaya
sebelumnya.
Oleh sebab itu secara etnolinguistik Afrika Utara termasuk pada kategori Dunia
Arab, seperti: Aljazair, Maroko, Libya dan sebagainya. Sementara secara umum wilayah
Afrika Hitam yang lain, sangat tertutup karena letak wilayah yang terletak di pedalaman
schingga budaya luar jarang memberikan contahan dan pengaruh pada pembentukan sika
dan mentalitas secara khusus.Yang termasuk wilayah Afrika secara keseluruhan
menunjukkan ciri sama sekali pola-pola non-Arabnya. Dengan melihat pemetaan secara
global dalam perspektif regional meliputi: tipologi Afrika Utara, Afrika Selatan, Afrika
Tengah, Afrika Barat, dan Timur.
B. Afrika Pra dan Sesudah Adanya Cahaya
Pada awalnya wilayah Afrika telah dihuni oleh bangsa Barbar jauh-jauh abad
sebelum datangnya Islam di Afrika. Di dalam sejarah Barbar diartikan sebagai nama
bangsa yag bertebaran di dataran Eropa sejak abad ke-3 M. namun sebenarnya asal mula
bangsa ini adalah berasal dari asia bagian tengah khususnya Kaukasus. Pada masa itu
juga kekuasaan Byzantium di Afrika yaitu Kartago berhasil dikalahkan oleh orang-orang
Vandal dengan pimpinan Geiserik.
Pada masa Nabi Muhammad S.A.W, kontak Islam dengan wilayah Afrika
pertama kali adalah ketika para sahabat hijrah ke Abisinia. Di sana mereka mendapat
perlakuan yang baik dan hangat dari penguasa Abisinia yaitu Raja Najasy (Negus). Pada
masa khalifah Umar bin Khattab, panglima Amr bin Ash berhasil menguasai Mesir dan
mengalahkan tentara Byzantium dan kota Fustat pun menjadi ibu kota Islam pertama di
Afrika. Pada masa khalifah Usman bin Affan, ia mengirimkan Abdullah bin Sa'ad bin
Abi Sarah yang kemudian bisa mengalahkan tentara Byzantium dalam peperangan di
Laut Tengah.
Akhirnya atas permintaan dari penguasa daerah Byzantium maka diadakanlah
gencatan senjata. Hal ini dimaksudkan agar semua wilayah yang telah jatuh ke tangan
kaum Muslim bisa direbut kembali. Kemudian pada masa Muawiyah bin Abu Sofyan
pendiri dinasti Umayyah mengutus Uqbah bin Nafi' untuk menjadi gubernur di Afrika
pada tahun 666 M, dengan bibu kota di Fustat. Pasukandari Uqbah ini telah memulihkan
keadaan di daerah itu menjadi aman dan terkendali sepenuhnya.
Namun setelah semuanya berjalan lancar tapa disangka Uqbah dipecat dan
digantikan oleh Abdul Muhajir maka Uqbah pun menghadap kepada Muawiyah dan
memprotes pemberhentian dirinya karena ia merasa bahwa a telah memberikan kemajuan
pada kaum Muslim saat itu. Saat Abdul Muhajir berkuasa di Ifriqiyah ia malah
menghancurkan Kairawan yang dibentuk oleh Uqbah berikut dengan masjid yang
tersohornya pula seolah itu kemudian la membangunnya kembali. Dia melakukan hal ini
adalah bertujuan ayal sejarah mencatat namanya sebagai pendiri kota dan masjid
Kairawan.
Di Afrika sendiri ada beberapa dinasti kecil yang memiliki andil yang cukup bear
dalam perkembangan Islam kala itu. Awal perkembangan Islam di Afrika dapat dilacak
sejak abad ke-7 M ketika Nab Muhammad SAW menyarankan sejumlah sahabat untuk
menghindari penindasan kaum kafir Mekkah dengan hijrah menyebrangi Laut Merah ke
Kerajaan Kristen Abisinia (sat ini Ethiopia) yang diperintah oleh al-Najashi. Dalam
tradisi Islam,peristiwa in disebut hijrah pertama. Wilayah Afrika merupakan wilayah
pertama yang digunakan oleh kaum Muslimin sebagai tempat berlindung dan wilayah
Afrika juga merupakan wilayah pertama penyebaran Islam di luar semenanjung Arab.
C. Dinasti-dinasti yang Mewarnai Islamusasi di Afrika
Telah disinggung sebelumnya bahwa 'Uqbah mendirikan kota militer yang
termasyhur vaitu Oayrawan di sebelah selatan Tunis. Pendirian in bertujuan untuk
mengendalikan orang-orang Berber yang terkenal ganas dan sukar diatur sekaligus
membentengi diri dari orang-orang Romawi. Afrika Utara memasuki babak baru dan
Islamisasi dapat dilanjutkan kembali. Sejak saat itu, Afrika Utara melepaskan diri dari
wilayah kekuasaan mesir dan berdiri sebagai wilayah tersendiri yang dipimpin oleh
seorang gubernur.
Pada masa pemerintahan dipegang oleh Musa, Afrika Utara mengalami kemajuan
yang peat dan terjadi perubahan dan membuat stabilitas keamanan serta perubahan yang
sangat berarti baik dibidang sosial maupun politik sehingga Islamisasi bar dapat berjalan
lancar.Sebagai apresiasi terhadap pasukan muslim bahwa mereka bukan hanya sekedar
mengIslamkan kaum Berber semata namun juga mengajarkan pengetahuan yang
mendalam mengenai agama tersebut termasuk didalamnya pengetahuan bahasa arab
sehingga bahasa arab sebagai bahasa percakapan di Afrika utara sampai sekarang.
Keberhasilan tersebut tidak lepas atas dukungan kaum Khawarij yang ikut terlibat
sehingga Islam benar-benar dapat diterima dan mengakar di kalangan Afrika
Utara.Pergolakan politik yang terjadi pada masa dinasti Umayyah yang mengakibatkan
pergantian kekuasaan Bani Umayyah kepada Bani Abbasiah,dan peralihan kekuasaan
kekhalifahan Islam dari damaskus di Syria ke Baghdad di Persia tampaknya tidak dapat
dipungkiri sebagai awal munculnya dinasti-dinasti baru di Afrika utara. Hampir scluruh
wilayah Afrika Utara melepaskan diri dari kekuasaan dinasti Abbasiah.
Diantara dinasti yang muncul Afrika adalah:
1. Dinasti Idrisiah
Di wilayah Maroko, Iris in Abdullah setelah gagal melakukan
pemberontakan terhadap Abbasiah, ia melarikan diri ke Maroko dan mendirikan
dinasti Idrisiah (788-974 M) yang beribu kota di Fas. Dinasti ini yang pada
akhirnya ditaklukkan oleh panglima Ghalib Billah dari dinasti Umayyah di
Andalusia. Idrisyah merupakan dinasti Syiah pertama dalam sejarah Islam.17
Idrisiyyah adalah dinasti pertama yang berupaya memasukkan doktrin Syl'ah,
meskipun dalam bentuk yang sangat lunak, ke Maghrib. Sebelumnya, wilayah itu
didominasi ole kaum Khawarij.
Periode Idrisiyah sangat penting bagi penyebaran kultur Islam di kalangan
masyarakat Berber di dalam negeri. Namun selama pemerintahan Muhammad al-
Muntashir, berbagai wilayah kekuasaan Idrisiyah terpecah secara politis sehingga
menjadi manga serangan musuh-musuh mereka yaitu Berber,terutama abad ke
sepuluh dengan munculnya dinasti Fathimiyah.
2. Dinasti Rustamiyah
Dinasti in didirikan oleh Abdurrahman ibn Rustam. la merupakan
pemimpin suku Berber dari jabal Nefusa yang menganut faham Kharijiyah sekte
Ibadiyah, berhasil menduduki Tripoli dan Qayrawan.Selanjutnya pada tahun 761
M, a pergi ke Aljazair barat dan mendirikan basis Kharijiyah yang kemudian
dinamakan dinasti Rustamiyah yang beribu kota di Tahert (AI-Jazair). Dinasti ini
bertahan sampai tahun 909 M.Rustamiyah memiliki nilai penting bagi sejarah
Islam Afrika Utara yang tidak sebanding dengan masa dan linkup kekuasaan
politis mereka.
Mayoritas Berber Afrika tara menganut sekte Kharijiyah yang radikal,
equalitarian, dan religio-politis, yang merupakan bentuk protes terhadap dominasi
tuan-tuan mereka yang Arab dan ortodok. Sementara di Timur, Kharijiyah
merupakan sekte minoritas yang ekstrim dan kasar.Sedangkan di Barat,
Kharijiyah merupakan sebuah gerakan massa yang lebih moderat Namun dengan
bangkitnya Fathimiyah yang 5yi'ah di Maroko berakibat fatal bagi Rustamiyah
(777-909 M) dan berakhirlah dinasti in sebagaimana bagi dinasti-dinasti lokal
lainnya. [13] Di bawah Rustamiyah, Tahart mengalami kemakmuran material
yang luar biasa, menjadi terminal di Utara dari salah satu rute kafilah trans-
Sahara.
3. Dinasti Aghlabiyah
Dinasti Aghlabiyah adalah salah satu Dinasti Islam di Afrika Utara yang
berkuasa selama kurang lebih 100 tahun (800-909 M), dan berpusat di Sijilmasa.
Wilayah kekuasaannya meliputi Ifriqiyah, Algeria dan Sisilia. Dinasti ini
didirikan oleh Ibnu Aghlab. Ayah Ibrahim ibn Al-Aghlab adalah seorang pejabat
Khurasan dalam militer Abbasiyah. Pada tahun 800 M, Ibrahim diberi profinsi
Ifriqiyah (Tunisia Modern) oleh Harun Al-Rasyid sebagai imbalan atas pajak
tahunan yang besarnya 40.000 dinar. Pemberian in meliputi hak-hak otonomi
yang besar.
Pada masa Ziyadatullah I, dimulailah proyek merebut Sisilia dari tangan
Bizantium. Penaklukan in agar dapat mengalihkan energi fanatis ke jihad
melawan orang-orang kafir. Dengan demikian akhirnya Sisilia berada dibawah
penguasa muslim Aghlabiyah untuk pertama kalinya. Wilaya ini merupakan pusat
penting bagi penyebaran kultur Islam ke Eropa. Keberhasilan pada masa
Aghlabiyah adalah membangun masjid Agung Qayrawan dan masjid Tunis.
4. Dinasti Murabbitun
Dinasti Murabbitun adalah salah satu dinasti Islam yang berkuasa di
Maghribi. Mula-mula pemimpin Shanhaja, Yahya ibn Ibrahim, berangkat haji dan
sekembalinya dari Arabia, diamengundang seorang alim yang terkenal di Maroko
yaitu Abdullah ibn Yasin untuk berdakwahditengah kaumnya. Kelompok in
berawal dari 1000 anggota pejuang yang kegiatan merekamenyebarkan agama
Islam dengan mengajak suku-suku lain untuk memeluk agama Islam(15].Wilayah
mereka meliputi Afrika Barat Daya dan Andalus dengan beribu kota
diMarakesvi(1056-1147).
Pada saat kepemimpinan dipegang oleh Abu Bakar, a meneruskan
penaklukan ke Sahara Maroko dan lambat laun mengembangkan sistem
kesultanan. Dan pada masakepemimpinan Yusuf Tasyfin, Murabbitun mengalami
kejayaan dan menyeberang ke Spanyol kemudian berhasil merebut Granada dan
Malaga. Mulai saat itulah ia memakai gelar Amir al-Mukminin.
5. Dinastial-Muwahhidun
Berdirinya dinasti al-Muwahhidun (1130-1269 M) in berangkat dari reaksi
kekecewaannya atas al-Murabbitun yang telah melanggar dan banyak
menyimpang dari aqidah. Dinasti al-Muwahhidun dapat mengalahkan Murabbitun
dan menjadikan Marakesy sebagai ibu kota, dan kekuasaannya meliputi sebagian
wilayah Andalus. arakesy merupakan daerah yang tidak kalah pentingnya dengan
Baghdad yaitu sebagai kota peradaban dan ilmu pengetahuan Abdullah in Tumart,
seorang sufi masjid Cordova pada masa akhir Murabbitun, melihat kemungkaran
dan sepak terjang kaum Murabbitun yang sudah tidak mengikuti aqidah Islam dan
berkeinginan untuk memperbaikinya.
Setelah ia selesai belajar dengan al-Ghazali, ia pun mengkritik dan
mencela perbuatan raja-raja Murabbitun karena menurut keyakinannya tidak
mengikuti sunnah Raul. Pengikut Abdullah disebut muwahhidun yaitu bala
tentara tauhid. Meskipun ibn Tumart adalah pencetus dinasti al-Muwahhidun
namun a tidak pernah menjabat sebagai sultan dan justru yang terkenal adalah
Abd. al-Ma'mun yang awalnya sebagai panglima dan memimpin selama 33 tahun
dan berhasil membawa kemajuan dengan peat.
6. Dinasti Fatimiah
Berdirinya Dinasti in bermula menjelang abad ke 10 ketika kekuasaan
Bani Abbasiyah di Baghdad mulai melemah dan wilayah kekuasaannya yang luas
tidak terkordinir lagi. Kondisi seperti inilah yang telah membuka peluang bagi
munculnya Dinasti-Dinasti kecil di daerah-daerah, terutama di daerah yang
Gubernur dan sultannya memiliki tentara sendiri. Kondisi ini telah menyulut
pemberontakan-pemberontakan dari kelompok-kelompok yang selama ini merasa
tertindas serta memberi kesempatan bagi kelompok Syi ah, Khawarij, dan kaum
Mawali untuk melakukan kegiatan politik.
Dinasti Fathimiyah bukan hanya sebuah wilayah gubernuran yang
independen,melainkan juga merupakan sebuah rezim revolusioner yang
mengklaim otoritas universal.Mereka mendeklarasikan adanya konsepimamah
yakni para pemimpin dari keturunan Ali yang mengharuskan sebuah redefinisi
mengenai pergantian sejarah Imam atau mengenai siklus eskatologis sejarah.
Kekhalifahan in lahir di antara dua kekuatan bear yaitu Abbasiah di Baghdad dan
Umayyah di Cordova.
7. Dinasti Fathimiyah
Berkuasa sekitar tahun 909-1171 M atau kurang lebih 3 abad lamanya.
Dinasti in mengaku keturunan Nabi Muhammad melalui jalur Fatima az-
Zahro.Gerakan in berhasil merealisir pertama kali pembentukan pemerintahan Syi
i yang eksklusif.Keberhasilan menancapkan doktrin Ismaili, dalam
perkembangannya mampu memberi perlindungan imam-imam mereka di
Salamiyah, Syria dan telah memudahkan pengorganisasian dakwah Fatimiyah.
Meskipun dakwah Fatimiyah in dimulai sejak dini, namun baru pada masa Abu
Ubaidillah Husein, generasi keempat setelah Ismaili, bar mulai berkembang pesat.
Ubaidillah merupakan khalifah pertama, a datang dari Syria ke Afrika
Utara menisbahkan nasabnya hingga Fatimah binti Rasulullah, ole karena dinasti
ini dinamakan dinasti Fatimiyah. Dinasti ini semula di Afrika Utara, kemudian di
Mesir dan Syria. dimana propaganda Syi ah telah berkembang dengan peat. la
memimpin dakwahnya dengan memenangkan dukungan luas dari daerah-daerah
yang kurang diperhatikan oleh Khalifah Abbasiyah. Lewat para da i, akhirnya
berhasil menjadikan kaum Berber sebagai pendukung kepemimpinan Ubaidillah
al-Mahdi.
Selanjutnya, atas dukungan besar inilah,ia menumbangkan gubernur-
gubernur Aghlabiyah di Ifriqiyah dan Rustamiyah di Tahart. Keberhasilan
pemerintahan Fatimiyah in ditandai dengan pindahnya pusat pemerintahan ke
Kairo dengan ibu kota baru di Mesir yaitu al-Qohirah serta Masjid al-Azhar
sebagai pusat pendidikan para da i dan Khalifah al Muizz pindah ke ibu kota baru
tersebut. Hampir seluruh daerah Afrika Utara bagian Barat dapat dikuasai Fatimi,
terutama setelah menaklukan wilayah Maghrib. Dinasti Fatimiyah in akhirnya
makin berkembang dalam berbagai aspek kehidupan,karena ditopang dengan
kekuasaan yang luas dan mampu membangkitkan berbagai macam aksi yang
bersifat wacanis (keilmuan), perdagangan, keagamaan, walaupun peralihan
kekuasaan ke wilayah timur, berlahan-lahan melenyapkan kekuasaan mereka
dibagian Barat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terjadinya perebutan kekuasaan diantara sesama muslim bukan lantas Islam
dianggap sebagai agama yang ditegakkan dan berkembang dengan darah atau pedang,
karena anggapan tersebut merupakan anggapan yang tidak obyektif. Kondisi ini banyak
dipengaruhi oleh warisan atas kondisi sosio-politik yang berkembang pada saat itu,
karena Afrika Utara pernah dibawah kekuasaan Romawi, dan juga pengaruh
emperialisme penjajah dan pertikaian antar etnis tidak dapat dikesampingkan sebagai
penyebab adanya anggapan tersebut.
Islamisasi di Afrika diawali jauh sebelumnya yaitu pada masa Nabi Muhammad
dengan beberapa sahabatnya ketika hijrah ke Habsyi. Perjalanan panjang Islamisasi ke
Afrika melalui jalur Afrika Utara yang dilakukan oleh kaum muslim terhadap penduduk
setempat. Setelah itu barulah Islamisasi di di Afrika sub-Sahara dilakukan dengan tokoh
Ugbah in Nati. Islamisasi di Afrika sub-Sahara menggunakan 3 jalur, yaitu melalui
ekspansi militer, melalui jalur dakwah, dan melalui jalur perdagangan. Dengan demikian
bisa dikatakan jika Islamisasi di Afrika sub-Sahara mirip dengan Islamisasi di Indonesia,
yaitu melalui jalur dakwah dan jalur perdagangan.
Uqbah ibn Nafi merupakan tokoh yang paling berjasa dalam sejarah Islamisasi di
Afrika sub- Sahara, Kini negara-negara di Afrika sub-Sahara penduduknya mayoritas
beragama Islam.Dialah yang berperan cukup besar dalam menembus padang pasir
Sahara, termasuk wilayah-wilayah Sudan. la juga berhasil membuka jalan ke Awdagost.
Sebagai wali Ifriqiyah pertama,Uqbah telah menembus daerah-daerah itu bahkan sampai
k Kawar dan beberapa wilayah Negro,pada periode kedua (masa bin muawiyah) ia
memperluas wilayah kekuasaanya sampai ke marok.

Anda mungkin juga menyukai