Anda di halaman 1dari 38

SURVEY BANGUNAN PELENGKAP DAN PERLENGKAPAN JALAN YANG ADA DI

SPBU PERTAMINA JALAN DR. MANSYUR SAMPAI SIMPANG LAMPU MERAH


JALAN SETIA BUDI MEDAN

(Disusun untuk memenuhi mata kuliah Bangunan Transportasi Jalan)

OLEH KELOMPOK 2 :

1. Fatih Surya Darma (2305131002)


2. Habibi Fahreza Hutasuhut (2305131016)
3. Habib Fahrezi Hutasuhut (2305131018)
4. Ignatius Bastanta Purba (2305131024)
5. Irhaz Banadzi (2305131038)
6. Timoteus Artia Sihaloho (2305131036)
7. Jesmyfresh Sinamo (2305131014)
8. M. Ishaq Partogi Hrp (2305131048)
9. Parmando Situmorang (2305131034)
10. Mesli Elisabeth Gulo (2305131020)
11. Theresia H.B Napitupulu (2305131044)
12. Yohana Miranda E. Siregar (2305131026)

Dosen Pengampu:
Pagit Juni Sartika Tarigan, S.Tr.T., M.Tr.T

PRODI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam guna memenuhi tugas kami pada
mata kuliah Pengantar Barang Transportasi dengan judul, “Survey Utilitas Jalan ” tepat pada
waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa
pihak yang bersedia dan dengan sukarela serta tulus memberikan kritik dan saran, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan semestinya.

Kami juga berterimakasih kepada Bu Pagit Juni Sartika, S.Tr.T., M.Tr.T selaku dosen
pengampu mata kuliah ini yang bersedia memberikan ilmunya dalam mata kuliah ini. Kami
menyadari jika bukan karena bimbingan beliau kami tidak akan sampai di sini.

Tidak lupa kami mengucapkan kepada seluruh rekan - rekan lain yang selalu membantu
kami saat sedang kesulitan dalam pengerjaan makalah ini. Besar harapan Kami bahwa makalah ini
dapat diterima dan dinilai dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna.
Untuk itu kami berharap kepada pembaca agar bisa memberikan kritik dan saran.

Medan, 29 November 2023

KELOMPOK 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 3
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN JALAN ....................................................................................................... 5

2.2 KOMPONEN JALAN ......................................................................................................... 6

2.3 BAGIAN PELENGKAP DAN PERLENGKAPAN JALAN.............................................. 10

2.3.1 BAGIAN PERLENGKAPAN JALAN............................................................................. 10

2.3.2 BAGIAN PELENGKAP JALAN ..................................................................................... 15

BAB III HASIL SURVEY

3. LOKASI DAN JADWAL SURVEY ..................................................................................... 21

3.1 LOKASI SURVEY .............................................................................................................. 21

3.2 JADWAL SUERVEY .......................................................................................................... 21

3.3 DATA SURVEY ................................................................................................................. 21

3.3.1 DRAINASE ...................................................................................................................... 21

3.3.2 GORONG-GORONG ....................................................................................................... 21

3.3.3 MEDIAN........................................................................................................................... 22

3.3.4 LAMPU PENERANG JALAN......................................................................................... 23

3.3.5 MARKA JALAN .............................................................................................................. 24

3.3.6 LALU LINTAS ................................................................................................................. 24

3.3.7 PATOK ............................................................................................................................. 25

3.3.8 RAMBU JALAN .............................................................................................................. 26

3.3.9 TROTOAR ........................................................................................................................ 27

iii
3.3.10 TIANG LISTRIK ............................................................................................................... 28

3.3.11 PENGATUR LISTRIK ...................................................................................................... 29

3.3.12 SPBU.................................................................................................................................. 30

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN ....................................................................................................................... 31

4.2 SARAN ................................................................................................................................... 31

4.3 DOKUMENTASI ................................................................................................................... 32

4.4 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 34

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam konteks pengantar transportasi, jalan adalah infrastruktur fisik yang dirancang dan
dibangun untuk memfasilitasi pergerakan kendaraan dan orang dari satu tempat ke tempat lain.
Jalan adalah salah satu mode transportasi yang paling umum digunakan di seluruh dunia.Jalan
dapat berupa jalan raya, jalan tol, jalan arteri, jalan lingkungan, atau jalan setapak, tergantung
pada ukuran, fungsi, dan tingkat lalu lintas yang diharapkan. Jalan juga dapat memiliki
berbagai elemen seperti jalur kendaraan, trotoar untuk pejalan kaki, jalur sepeda, dan fasilitas
lainnya seperti lampu lalu lintas, tanda-tanda, dan marka jalan.
Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi memiliki peran penting dalam menghubungkan
berbagai tempat, memfasilitasi perdagangan, komunikasi, dan mobilitas manusia. Jalan juga
berperan dalam menghubungkan dengan mode transportasi lain seperti kereta api, bandara,
pelabuhan, dan stasiun bus.Dalam pengantar transportasi, perencanaan, desain, dan
pemeliharaan jalan sangat penting untuk memastikan keamanan, efisiensi, dan kelancaran lalu
lintas. Hal ini melibatkan pemilihan material yang tepat, perencanaan tata letak yang baik,
pengaturan lalu lintas yang efektif, dan pemeliharaan rutin untuk menjaga kondisi jalan agar
tetap baik.
Dalam pengantar transportasi, terdapat beberapa tipe jalan yang berbeda, yang masing-
masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Berikut adalah beberapa tipe jalan
yang umum ditemui :
1. Jalan Raya
Jalan raya adalah jenis jalan yang paling umum dan luas digunakan. Jalan raya dirancang
untuk mengakomodasi lalu lintas kendaraan bermotor. Mereka dapat memiliki beberapa
lajur, termasuk lajur khusus untuk kendaraan berkecepatan tinggi. Jalan raya sering
digunakan untuk perjalanan jarak jauh dan menghubungkan kota-kota dan wilayah.
2. Jalan Tol
Jalan tol adalah jalan raya yang dikenakan biaya tol untuk penggunaannya. Jalan tol
biasanya memiliki fasilitas yang lebih baik, seperti jalur terpisah untuk kendaraan
berkecepatan tinggi, akses terbatas, dan fasilitas istirahat. Jalan tol dirancang untuk
memfasilitasi perjalanan yang lebih cepat dan efisien.
3. Jalan Arteri
Jalan arteri adalah jalan yang menghubungkan jalan-jalan lokal dengan jalan raya utama.
Jalan arteri biasanya memiliki beberapa lajur dan digunakan untuk mengalirkan lalu lintas
antara daerah pemukiman, komersial, dan industri. Jalan arteri sering kali memiliki lampu
lalu lintas dan fasilitas pengaturan lalu lintas lainnya.

1
4. Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan adalah jalan yang terletak di dalam kawasan pemukiman. Mereka
dirancang untuk mengakomodasi lalu lintas lokal dan memiliki kecepatan terbatas. Jalan
lingkungan sering memiliki trotoar yang memungkinkan pejalan kaki berjalan dengan
aman.
5. Jalan Setapak
Jalan setapak adalah jalan yang dirancang untuk pejalan kaki dan biasanya terletak di
taman, area rekreasi, atau pedesaan. Jalan setapak sering digunakan untuk hiking,
bersepeda, atau aktivitas luar ruangan lainnya.
Selain tipe-tipe jalan di atas, ada juga jalan-jalan khusus seperti jalan bus, jalan sepeda, dan
jalan pejalan kaki yang dirancang khusus untuk moda transportasi tertentu. Semua tipe jalan ini
berperan penting dalam memfasilitasi pergerakan manusia, barang, dan jasa dalam sistem
transportasi.
Menurut Bina Marga, yang merupakan Badan Pengatur Jalan Tol di Indonesia, terdapat
beberapa jenis jalan berdasarkan fungsinya. Berikut adalah beberapa jenis jalan menurut Bina
Marga:
a. Jalan Nasional
Jalan Nasional adalah jalan yang menghubungkan antara provinsi atau kota besar di
Indonesia. Jalan ini memiliki peran penting dalam menghubungkan wilayah-wilayah
di seluruh negara dan sering digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
b. Jalan Provinsi
Jalan Provinsi adalah jalan yang menghubungkan antara kabupaten atau kota di dalam
satu provinsi. Jalan ini berperan dalam menghubungkan wilayah-wilayah di dalam
provinsi tersebut.
c. Jalan Kabupaten/Kota
Jalan Kabupaten/Kota adalah jalan yang berada di dalam wilayah administratif
kabupaten atau kota. Jalan ini menghubungkan antara desa-desa, kecamatan, dan kota-
kota di dalam satu kabupaten atau kota.
d. Jalan Lingkungan
Jalan Lingkungan adalah jalan yang berada di dalam pemukiman atau kawasan
perkotaan. Jalan ini berperan dalam menghubungkan antara permukiman, sekolah,
tempat ibadah, dan fasilitas umum di dalam suatu lingkungan.
e. Jalan Tol
Jalan Tol adalah jalan raya yang dikenakan biaya tol untuk penggunaannya. Jalan tol
dirancang untuk memfasilitasi perjalanan yang lebih cepat dan efisien. Mereka sering
digunakan untuk perjalanan jarak jauh dan menghubungkan antara kota-kota besar.

2
Selain jenis-jenis jalan di atas, Bina Marga juga membedakan jalan berdasarkan kelasnya,
seperti jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. Jalan arteri adalah jalan yang
menghubungkan antara jalan-jalan kolektor dan jalan-jalan lokal. Jalan kolektor adalah jalan
yang menghubungkan antara jalan arteri dan jalan lokal, sedangkan jalan lokal adalah jalan
yang berada di dalam permukiman atau kawasan perkotaan.
Di jalan raya, terdapat beberapa struktur yang penting untuk memastikan keamanan dan
kelancaran lalu lintas. Berikut adalah beberapa struktur yang umum ditemukan di jalan raya :
a. Jembatan
Jembatan adalah struktur yang melintasi sungai, lembah, atau rintangan lainnya di jalan
raya. Jembatan dirancang untuk menopang beban kendaraan dan memungkinkan lalu
lintas melintas di atasnya. Jembatan dapat terbuat dari beton, baja, atau kombinasi
keduanya.
b. Terowongan
Terowongan adalah struktur yang melintasi rintangan seperti bukit atau gunung di
bawah permukaan tanah. Terowongan memungkinkan lalu lintas melintas di dalamnya
dengan aman. Terowongan biasanya dilengkapi dengan sistem ventilasi dan
pencahayaan untuk keamanan pengguna jalan.
c. Flyover
Flyover adalah struktur jalan yang dibangun di atas persimpangan atau jalan lain untuk
memisahkan aliran lalu lintas. Flyover digunakan untuk menghindari persimpangan
yang padat atau menghubungkan jalan-jalan yang berbeda tingkat. Flyover membantu
mengurangi kemacetan dan meningkatkan kelancaran lalu lintas.
d. Underpass
Underpass adalah struktur jalan yang dibangun di bawah persimpangan atau jalan lain
untuk memisahkan aliran lalu lintas. Underpass memungkinkan kendaraan melintas di
bawah jalan lain tanpa harus berhenti atau bersilangan dengan lalu lintas lain.
Underpass juga membantu mengurangi kemacetan dan meningkatkan kelancaran lalu
lintas.
e. Jalan Layang
Jalan layang adalah struktur jalan yang dibangun di atas jalan raya utama untuk
memisahkan aliran lalu lintas. Jalan layang biasanya digunakan untuk mengatasi
kepadatan lalu lintas di area perkotaan yang padat. Mereka memungkinkan lalu lintas
yang lebih cepat dan lebih lancar di atas jalan raya utama.
f. Penerangan Jalan
Penerangan jalan adalah struktur pencahayaan yang dipasang di sepanjang jalan raya
untuk memberikan pencahayaan yang cukup pada malam hari. Penerangan jalan
penting untuk meningkatkan visibilitas dan keamanan pengemudi serta pejalan kaki.
g. Papan Reklame

3
Papan reklame adalah struktur iklan yang biasanya ditempatkan di sisi jalan raya.
Mereka digunakan untuk menampilkan iklan dan informasi kepada pengguna jalan.
Papan reklame harus dipasang dengan aman dan tidak mengganggu pandangan
pengemudi.
Semua struktur ini berperan penting dalam memastikan keamanan, kelancaran, dan
efisiensi lalu lintas di jalan raya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja yang menjadi bangunan pelengkap jalan?
2. Apa saja yang menjadi bangunan perlengkapan jalan?
3. Apa yang menjadi bagian utilitas jalan ?
4. Apa saja fungsi dari setiap bangunan pelengkap jalan?
5. Apa saja fungsi dari setiap bangunan perlengkapan jalan?
6. Apa saja fungsi dari setiap bagian utilitas jalan ?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penulisan makalah tentang bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan serta
utilitas adalah untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada pembaca tentang peran
penting elemen-elemen tersebut dalam konteks sistem transportasi.

Adapun Tujuan dari Penulisan ini ialah :

1. Memberikan pemahaman mendalam mengenai peran dan fungsi bangunan pelengkap


serta perlengkapan jalan dalam sistem transportasi.
2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya infrastruktur jalan yang baik untuk
keselamatan pengguna jalan.
3. Memberikan pemahaman tentang utilitas dan manfaat dari masing-masing elemen
infrastruktur jalan.
4. Menekankan pengetahuan betapa pentingnya perencanaan yang baik dalam
pembangunan jalan dan perlengkapan jalan, serta pentingnya pemeliharaan teratur
untuk memastikan keberlanjutan fungsi dan keamanannya.
5. Memberikan edukasi umum tentang pentingnya memahami dan menghormati aturan-
aturan lalu lintas serta pentingnya menjaga dan merawat fasilitas jalan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN JALAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 disebutkan bahwa jalan adalah
suatu prasarana transportasi yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori dan jalan kabel. Jalan mempunyai peranan penting terutama yang menyangkut perwujudan
perkembangan antar wilayah yang seimbang, pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan
pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan dijelaskan bahwa
penyelenggaraan jalan yang konsepsional dan menyeluruh perlu melihat jalan sebagai suatu
kesatuan sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat kegiatan. Dalam
hubungan ini dikenal sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Pada setiap
sistem jaringan jalan diadakan pengelompokan jalan menurut fungsi, status, dan kelas jalan.
Pengelompokan jalan berdasarkan status memberikan kewenangan kepada Pemerintah untuk
menyelenggarakan jalan yang mempunyai layanan nasional dan pemerintah daerah untuk
menyelenggarakan jalan di wilayahnya sesuai dengan prinsip-prinsip otonomi daerah.

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah dan atau air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan
kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006). Jalan juga dapat diartikan sebagai
infrastruktur fisik yang digunakan untuk memfasilitasi pergerakan kendaraan, pejalan kaki, dan
transportasi umum. Jalan adalah jalur yang dirancang dan dibangun untuk menghubungkan
berbagai tempat, seperti kota, desa, permukiman, dan pusat kegiatan lainnya.

Jalan dapat berupa jalan raya, jalan tol, jalan arteri, jalan lingkungan, atau jalan setapak,
tergantung pada ukuran, fungsi, dan tingkat lalu lintas yang diakomodasi. Jalan juga dapat
mencakup berbagai elemen seperti permukaan jalan, marka jalan, rambu lalu lintas, lampu lalu
lintas, trotoar, penyeberangan pejalan kaki, dan lain sebagainya.

Fungsi utama jalan dalam pengantar transportasi adalah sebagai jalur transportasi yang
memungkinkan pergerakan orang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Jalan juga berperan
dalam menghubungkan berbagai moda transportasi, seperti mobil, bus, sepeda, dan pejalan kaki,
serta memfasilitasi distribusi barang dan aksesibilitas ke berbagai fasilitas dan layanan.

Selain itu, jalan juga berperan dalam mengatur lalu lintas dengan menggunakan rambu lalu
lintas, marka jalan, dan lampu lalu lintas untuk memastikan keamanan dan kelancaran pergerakan

5
kendaraan. Jalan juga dapat mempengaruhi pola penggunaan lahan, perkembangan kota, dan
mobilitas masyarakat.

Dalam pengantar transportasi, jalan merupakan salah satu komponen penting dalam sistem
transportasi yang berperan dalam menghubungkan, memfasilitasi, dan mengatur pergerakan orang
dan barang.

2.2 KOMPONEN JALAN

Berikut adalah beberapa komponen utama dari sebuah jalan :

1. Permukaan Jalan (Road Surface)


Permukaan jalan adalah lapisan atas dari jalan yang langsung bersentuhan dengan
kendaraan dan pejalan kaki. Permukaan jalan harus kuat, tahan terhadap beban kendaraan,
dan memberikan daya cengkeram yang baik. Beberapa jenis permukaan jalan yang umum
meliputi aspal (hot mix asphalt), beton, paving block, dan gravel. Permukaan jalan adalah
bagian atas jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dan pejalan kaki. Permukaan jalan dapat
dibuat dari berbagai jenis bahan, seperti aspal, beton, atau batu-batu. Penandaan permukaan
jalan raya atau garis jalan adalah bahan yang digunakan pada permukaan jalan yang terdiri
dari garis memanjang serta penanda. Garis jalan pertama kali digunakan pada tahun 1911
di River Road di Trenton, di Wayne County. Jenis permukaan jalan dapat dilihat pada data
Jenis Permukaan Jalan Kabupaten di Indonesia dengan Tipe Perkerasan pada IRI
merupakan besaran nilai ketidakrataan permukaan jalan, yang diperoleh dari panjang
kumulatif turun naiknya permukaan per satuan panjang. Kondisi permukaan jalan nasional
dapat dilihat pada data Kondisi Permukaan Jalan Nasional Tahun 2022.
2. Lapisan Subgrade
Lapisan subgrade adalah lapisan tanah atau material dasar yang berada di bawah
permukaan jalan. Lapisan ini berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan
menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Subgrade yang baik harus stabil, padat, dan
memiliki daya dukung yang memadai. Lapisan subgrade memiliki persyaratan tertentu
sesuai fungsinya, seperti kepadatan dan daya dukungnya. Lapisan subgrade terletak di atas
lapisa tanah dasar yang telah dipadatkan dan merupakan permukaan tanah dasar untuk
perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Daya dukung tanah pada lapisan dasar
(perkuatan subgrade) ini dipengaruhi banyak faktor, antara lain jenis tanah, kepadatan
tanah, kandungan air, dan sistem drainase. Jika daya dukung daya tanah tidak bagus, hal
ini akan mempengaruhi kualitas lapisan lainnya. Dalam metode perkerasan jalan, lapisan
paling dasar ini berfungsi sebagai daya dukung tanah pada lapisan paling dasar guna
Basecourse dan Surface Course. Lapisan subgrade sangat penting diaplikasikan pada
berbagai infrastruktur, seperti jalan aspal, jalan beton, jalan paving blok, dan bangunan.

6
Lapisan subgrade umumnya terdiri dari beberapa lapisan perkerasan yang terletak di atas
tanah dasar, seperti lapis pondasi atas (Base Course), lapis pondasi bawah (Subbase
Course), dan lapis permukaan (Surface Course).
3. Lapisan Subbase
Lapisan subbase atau subdasar adalah lapisan perkerasan jalan yang terletak tepat di bawah
lapisan beton. Lapisan ini diperlukan dalam kondisi tertentu dan dapat terbuat dari material
butiran, lean concrete, atau bahan-bahan permeabel. Fungsinya adalah untuk mendukung
lalu lintas kendaraan dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya serta
mendistribusikan beban kendaraan secara merata dan melindungi subgrade dari kerusakan
akibat air dan deformasi. Subbase umumnya diletakkan di atas lapisan subgrade dan di
bawah lapisan pondasi atas (Base Course) dalam struktur perkerasan jalan. Lapisan
subbase ini penting untuk mendukung dan menyebarkan beban roda, serta meningkatkan
daya dukung perkerasan jalan. Subbase seringkali merupakan lapisan penahan beban utama
dari perkerasan jalan. untuk. Material yang umum digunakan untuk subbase termasuk
agregat kasar, batu pecah, dan bahan stabilisasi lainnya.
4. Lapisan Base
Lapisan base adalah lapisan yang ditempatkan di atas subbase dan di bawah permukaan
jalan. Lapisan ini berfungsi untuk mendistribusikan beban kendaraan secara merata,
meningkatkan kekuatan struktural jalan, lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah,
dan melindungi subgrade dari kerusakan. Material yang umum digunakan untuk base
termasuk agregat kasar, batu pecah, dan bahan stabilisasi lainnya. Lapisan base course
adalah lapisan perkerasan jalan yang diletakkan di antara lapisan subbase dan lapisan
permukaan (surface course). Bahan yang digunakan dalam lapisan ini terdiri dari batu
pecah atau kerikil yang telah memenuhi persyaratan tertentu sesuai fungsinya, seperti
kepadatan dan daya dukungnya. Lapisan base course sangat penting untuk mendukung dan
menyebarkan beban roda, serta meningkatkan daya dukung perkerasan jalan. Lapisan base
course dapat dibuat dari berbagai jenis material, seperti butiran, lean concrete, atau bahan-
bahan permeabel.
5. Drainase
Sistem drainase pada jalan berfungsi untuk mengelola air hujan yang jatuh di atas
permukaan jalan. Ini termasuk saluran air, parit, saluran pembuangan, dan sistem
pengumpulan air hujan. Drainase yang baik penting untuk mencegah genangan air dan
kerusakan pada jalan. Drainase jalan merujuk pada sistem pembuangan air yang dirancang
khusus untuk jalan raya. Sistem drainase ini terdiri dari berbagai komponen, termasuk
saluran air, inlet, dan sistem pengaliran yang bertujuan untuk mengendalikan aliran air
hujan dan mencegah genangan di permukaan jalan. Drainase jalan sangat penting untuk
memastikan keamanan lalu lintas dan memperpanjang umur pakai jalan. Selain itu,
drainase jalan juga berperan dalam menjaga kelestarian struktur perkerasan jalan. Drainase

7
jalan dapat berupa drainase permukaan yang terletak di atas permukaan jalan, serta drainase
bawah tanah yang diletakkan di bawah perkerasan jalan.
6. Marka Jalan (Road Markings)
Marka jalan adalah suatu alat atau benda yang berada di permukaan jalan yang berfungsi
untuk memberi informasi kepada pengendara, mengatur lalu lintas, memperingatkan, atau
menuntun pengguna jalan ketika berlalu lintas. Marka jalan dapat berupa garis lurus, garis
membujur, garis melintang, atau garis serong, garis pembatas lajur, marka pejalan kaki,
marka persimpangan, dan tanda lainnya, dan biasanya terdiri dari warna putih, merah,
kuning, atau warna lainnya. Fungsinya sangat penting untuk keselamatan lalu lintas dan
telah diatur dalam peraturan lalu lintas. Marka jalan juga dapat diterapkan di fasilitas lain
yang digunakan kendaraan untuk parkir. Keseragaman bentuk markah merupakan faktor
penting untuk meminimalkan kebingungan dan keraguan pengendara. Di Indonesia, marka
jalan diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 34 Tahun 2014 yang diubah
dengan Fungsi dan Warna Marka Jalan.
7. Rambu Lalu Lintas (Road Signs)
Rambu lalu lintas adalah papan tanda atau panel yang dipasang di sisi atau di atas jalan
untuk memberikan informasi, peringatan, dan petunjuk kepada pengguna jalan. Rambu lalu
lintas terdiri dari lambang, huruf, angka, kalimat, atau perpaduan di antaranya yang
berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pengguna jalan.
Rambu lalu lintas memiliki banyak jenis yang punya kegunaan atau fungsi masing-masing,
seperti rambu peringatan, rambu larangan, rambu perintah, dan rambu petunjuk. Rambu
lalu lintas diatur menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 tahun 2014.
Fungsinya sangat penting untuk keselamatan lalu lintas dan telah diatur dalam
peraturan lalu lintas. Contoh rambu lalu lintas termasuk rambu kecepatan, rambu jalan
bebas hambatan, rambu jalan raya, rambu jalan keluar, dan rambu-rambu lainnya.
8. Lampu Jalan (Street Lights)
Lampu jalan adalah lampu yang digunakan untuk penerangan jalan pada malam hari
sehingga pejalan kaki, pesepeda, dan pengendara dapat melihat dengan lebih jelas jalan
yang akan dilalui pada malam hari, sehingga dapat meningkatkan keselamatan lalu lintas
dan keamanan dari para pengguna jalan. Lampu jalan dapat menggunakan sumber listrik
dari aliran listrik atau menggunakan sumber listrik alternatif seperti sel surya atau tenaga
angin. Lampu jalan juga dapat ditemukan pada beberapa lokasi, seperti pada trotoar,
separator jalur lambat dengan jalur cepat, persimpangan, dan papan tenaga surya. Tiang
PJU atau tiang lampu jalan umum merupakan tiang yang digunakan untuk memasang
lampu jalan. Tiang PJU dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan tempat
pengaplikasiannya, seperti tiang lampu PJU jalan, tiang lampu PJU taman, dan tiang lampu
PJU dekoratif. Pemasangan lampu jalan yang tinggi dapat mengurangi efek kebutaan
akibat silau cahaya lampu dan dapat memberikan pencahayaan yang lebih merata.

8
9. Trotoar (Sidewalks)
Trotoar adalah bangunan atau konstruksi yang dibuat di permukaan jalan untuk menahan
dan melindungi area jalan serta pengguna yang berjalan di area tersebut. Trotoar umumnya
digunakan untuk menyediakan ruang lebar yang aman dan nyaman untuk pejalan kaki,
pesepeda, dan kendaraan. Trotoar dapat dibuat dari berbagai bahan, seperti beton, aspal,
atau bata. Trotoar dapat memiliki berbagai desain dan model, seperti trotoar tenggelam,
trotoar berbentuk, atau trotoar corlog. Trotoar dapat digunakan bersamaan dengan lampu
jalan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pengguna jalan, terutama pada area
sepanjang jalan. Trotoar juga dapat menjadi tempat untuk menempatkan elemen listrik,
seperti lampu jalan, signal, atau sinyal. Trotoar yang baik harus memiliki kualitas yang
baik dan kuat, seperti trotoar yang dibuat dari bollard corlogam. Beberapa contoh
penggunaan trotoar meliputi:
Trotoar sepanjang jalan: Menyediakan ruang lebar yang aman dan nyaman untuk pejalan
kaki, pesepeda, dan kendaraan di area jalan yang melintasi. Trotoar di taman: Menyediakan
ruang lebar yang aman dan nyaman untuk pejalan kaki di area taman. Trotoar di area
perindustrian: Menyediakan ruang lebar yang aman dan nyaman untuk pejalan kaki di area
perindustrian, seperti fasilitas industri atau area kantoran.
10. Penyeberangan Pejalan Kaki (Pedestrian Crossings)
Penyeberangan pejalan kaki adalah area khusus yang didesain untuk memungkinkan
pejalan kaki menyeberang jalan dengan aman. Ini bisa berupa zebra cross, penyeberangan
berlampu, atau penyeberangan bawah tanah. Lintasan ini biasanya diberi tanda garis-garis
hitam dan putih, atau garis-garis putih, dan seringkali dilengkapi dengan rambu-rambu lalu
lintas. Penyebrangan pejalan kaki bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pejalan kaki
dan mengatur aliran lalu lintas, sehingga pengemudi dapat lebih waspada terhadap
keberadaan pejalan kaki. Di beberapa negara, pengguna jalan diwajibkan untuk
menyeberang melalui lintasan pejalan kaki, dan pengemudi diwajibkan memberikan
prioritas kepada pejalan kaki yang menyeberang di lintasan tersebut. Penyebrangan pejalan
kaki juga dapat dilengkapi dengan lampu lalu lintas khusus untuk pejalan kaki, yang
memberikan petunjuk kapan saat yang tepat untuk menyeberang. Penyebrangan pejalan
kaki merupakan bagian penting dari infrastruktur jalan yang bertujuan untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas dan melindungi para pejalan kaki.

2.3 BAGIAN PELENGKAP, PERLENGKAPAN JALAN DAN UTILITAS JALAN

2.3.1 BAGIAN PERLENGKAPAN JALAN

Perlengkapan Jalan adalah sarana yang dimaksudkan untuk keselamatan, keamanan,


ketertiban, dan kelancaran lalu-lintas serta kemudahan bagi pengguna jalan dalam berlalu-lintas
yang meliputi marka jalan, rambu lalu-lintas, alat pemberi isyarat lalu-lintas, lampu penerangan

9
jalan, rel pengaman (guardrail), dan penghalang lalu- lintas (traffic barrier) (Peraturan Pemerintah
Nomer 34 Tahun 2006).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan bagian Kedua mengenai Ruang Lalu Lintas paragraf 2 Pasal 25 tertulis, "setiap
Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan Jalan
berupa: Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, alat penerangan Jalan,
alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan, alat pengawasan dan pengamanan Jalan, fasilitas
untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang disabilitas, dan fasilitas pendukung kegiatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang berada di Jalan dan di luar badan Jalan.

Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan adalah bangunan atau
alat yang dimaksudkan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta
kemudahan bagi pengguna jalan dalam berlalu lintas, sedangkan perlengkapan jalan yang
berkaitan tidak langsung dengan pengguna jalan adalah bangunan yang dimaksudkan untuk
keselamatan pengguna jalan, dan pengamanan aset jalan, dan informasi pengguna jalan. Berikut
ini merupakan bangunan perlengkapan jalan :

A. LAMPU LALU LINTAS

Lampu lalu lintas adalah lampu yang digunakan untuk mengatur arus lalu lintas di
persimpangan jalan dan tempat penyeberangan pejalan kaki. Lampu ini menandakan kapan
kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah. Lampu lalu lintas

umumnya menggunakan warna merah, kuning, dan hijau. Warna merah menandakan berhenti,
kuning menandakan hati-hati, dan hijau menandakan boleh melanjutkan perjalanan. Lampu lalu
lintas bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh tabrakan karena
perbedaan arus jalan, serta mengatur aliran lalu lintas. Selain itu, lampu lalu lintas juga dapat
digunakan untuk pengaturan khusus, seperti lampu lalu lintas khusus pejalan kaki, lampu lalu lintas
untuk pengguna sepeda, bus, kereta, dan lainnya. Lampu lalu lintas pada umumnya dioperasikan
dengan menggunakan tenaga listrik, namun saat ini sudah ada perkembangan teknologi lampu lalu
lintas dengan tenaga matahari. Lampu lalu lintas merupakan bagian penting dari sistem pengaturan
lalu lintas yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas.

10
B. RAMBU LALU LINTAS

Rambu lalu lintas adalah papan atau panel yang dipasang di sepanjang jalan untuk
memberikan informasi, peringatan, dan petunjuk kepada pengemudi. Rambu lalu lintas merupakan
bagian integral dari infrastruktur jalan terdiri dari lambang, huruf, angka, kalimat, atau kombinasi
lainnya yang bertujuan sebagai peringatan, larangan, perintah, atau panduan bagi pengguna jalan.
Rambu lalu lintas sangat penting untuk mengatur aliran lalu lintas dan meningkatkan keselamatan
lalu lintas. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 tahun 2014, Rambu lalu lintas
dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu rambu peringatan, rambu larangan, rambu perintah, dan
rambu petunjuk. Rambu Peringatan, rambu ini berwarna kuning dengan lambang berwarna hitam,
menunjukkan peringatan akan kemungkinan adanya. Rambu Larangan, rambu ini berwarna putih,
garis tepi berwarna merah, dan lambang huruf atau angka berwarna hitam, digunakan untuk
menyatakan suatu perbuatan yang dilarang. Rambu Perintah, rambu ini menyatakan perintah yang
wajib ditaati oleh pengguna jalan, dapat berupa rambu berwarna kuning atau rambu berwarna
putih. Rambu Petunjuk, rambu ini berfungsi sebagai petunjuk bagi pengguna jalan, seperti rambu
yang menunjukkan arah yang tepat untuk berjalan. Rambu lalu lintas juga memiliki warna lainnya,
seperti warna merah, hijau, atau biru, yang mungkin digunakan untuk menggambarkan perubahan
pengaturan lalu lintas. Warna-warna rambu lalu lintas memiliki arti tersendiri yang sudah patut
diketahui, khususnya bagi pengguna jalan, termasuk pejalan kaki dan pengendara.

C. MARKA JALAN

Marka jalan adalah tanda-tanda yang diberikan pada permukaan jalan untuk memberikan
petunjuk kepada pengguna jalan. Marka jalan merujuk pada tanda yang terletak di permukaan jalan

11
dan berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas, memperingatkan, menuntun pengguna jalan
ketika berlalu lintas serta membatasi daerah kepentingan lalu lintas. Marka jalan dapat berupa garis
membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang lainnya. Marka jalan memiliki berbagai
bentuk, seperti garis lurus, garis putus-putus, dan garis berwarna kuning, dan setiap bentuk
memiliki arti dan fungsi khusus. Marka jalan diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
34 Tahun 2014 yang diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 67 Tahun 2018.
Marka jalan sangat penting untuk keselamatan lalu lintas dan memainkan peran kunci dalam
mengatur arus lalu lintas serta memberikan petunjuk kepada pengguna jalan.

D. LAMPU JALAN (STREET LIGHTS)

Lampu jalan, juga dikenal sebagai Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah lampu yang
digunakan untuk menerangi jalan pada malam hari. Fungsi utamanya adalah untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas dan keamanan pengguna jalan. Lampu jalan umumnya terpasang di
persimpangan jalan, trotoar, dan tempat penyeberangan pejalan kaki. Mereka juga dapat digunakan
untuk menerangi area taman, jalur pejalan kaki, dan area publik lainnya. Lampu jalan dapat
menggunakan sumber listrik dari aliran listrik atau sumber listrik alternatif seperti sel surya atau
tenaga angin. Mereka juga dapat dilengkapi dengan teknologi canggih seperti sensor gerak atau
sistem pencahayaan otomatis. Pemeliharaan lampu jalan meliputi perbaikan jaringan, penggantian
lampu yang mati, dan pengecekan kondisi PJU secara berkala. Lampu jalan memainkan peran
penting dalam mengatur arus lalu lintas, memberikan petunjuk kepada pengguna jalan, dan
meningkatkan keselamatan di lingkungan perkotaan dan pedesaan.

E. . PATOK

Patok jalan adalah tanda atau penanda yang dipasang di sepanjang jalan untuk memberikan
petunjuk dan informasi kepada pengguna jalan. Patok jalan, juga dikenal sebagai patok tol, yaitu
jalan yang dibuat untuk mengatur aliran lalu lintas dan meningkatkan keselamatan lalu lintas.
Patok jalan umumnya terbuat dari beton, aspal, atau bahan lainnya yang kuat dan durabel. Patok
jalan dapat memiliki berbagai bentuk dan tingkat, tergantung pada jenis lalu lintas yang akan

12
dilintasi dan kebutuhan keselamatan yang harus dicapai. Patok jalan dapat digunakan untuk
mengatur aliran lalu lintas di area sepanjang jalan, seperti di trotoar, persimpangan, atau area
penyeberangan pejalan kaki. Patok jalan dapat memiliki berbagai warna dan desain yang berbeda,
tergantung pada tujuan dan kebutuhan keselamatan yang harus dicapai. Patok jalan dapat dibuat
dengan menggunakan berbagai bahan, seperti beton, aspal, atau bata, tergantung pada kondisi dan
kebutuhan lokasi. Patok jalan sangat penting untuk mengatur aliran lalu lintas dan memberikan
petunjuk kepada pengguna jalan, seperti rambu lalu lintas, lampu lalu lintas, atau tanda jalan
lainnya.

Beberapa contoh penggunaan patok jalan yaitu, patok jalan di trotoar untuk menyediakan
ruang lebar yang aman dan nyaman untuk pejalan kaki, pesepeda, dan kendaraan. Kemudian patok
jalan di persimpangan untuk mengatur aliran lalu lintas dan meningkatkan keselamatan lalu lintas.
Terakhir patok jalan di area penyeberangan pejalan kaki untuk menyediakan ruang lebar yang
aman dan nyaman untuk pejalan kaki.

F. TROTOAR

Trotoar juga dikenal sebagai pematang jalan, adalah jalur khusus yang terletak di sisi jalan
dan dirancang untuk pejalan kaki. Trotoar umumnya terbuat dari beton, aspal, atau bahan lain yang
kokoh dan tahan lama. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan ruang aman bagi pejalan kaki
untuk berjalan, berlindung, atau berhenti. Trotoar juga dapat dilengkapi dengan lampu penerangan
jalan untuk meningkatkan keamanan pejalan kaki pada malam hari. Selain itu, trotoar juga dapat
dilengkapi dengan tanda-tanda lalu lintas dan marka jalan untuk memberikan petunjuk kepada
pejalan kaki. Penataan trotoar yang baik dapat meningkatkan keselamatan lalu lintas dan
kenyamanan bagi pejalan kaki. Trotoar biasanya berpasangan, satu di setiap sisi jalan, dengan
bagian tengah jalan untuk kendaraan bermotor. Di area pedesaan, trotoar mungkin tidak terlalu
banyak karena tingkat lalu lintas (pejalan kaki atau kendaraan) sehingga tidak cukup untuk
memisahkan keduanya. Di area pinggiran kota dan perkotaan, trotoar lebih umum. Di pusat kota
dan kota, trotoar dapat digunakan sebagai ruang sosial dengan kafe tepi jalan, pasar, atau musisi
jalanan, serta untuk parkir berbagai kendaraan termasuk mobil, sepeda motor dan sepeda. Trotoar
membantu keselamatan jalan dengan meminimalkan interaksi antara pejalan kaki dan lalu lintas.
Trotoar juga membantu mendorong kesehatan masyarakat karena penduduk yang tinggal di

13
lingkungan dengan trotoar cenderung lebih rutin berjalan kaki, sehingga mereka cenderung
memiliki tingkat penyakit kardiovaskular, obesitas, dan masalah kesehatan lain yang lebih rendah.
Trotoar juga membantu mengurangi kemacetan lalu lintas dengan memberikan alternatif bagi
pejalan kaki untuk menggunakan kendaraan pribadi.

G. PULAU JALAN
Pulau lalu lintas adalah bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan, dapat berupa
marka jalan atau bagian jalan yang ditinggikan. Pulau jalan memiliki beberapa peran penting yaitu
meningkatkan keselamatan lalu lintas, pulau jalan membantu mengatur aliran lalu lintas dan
memudahkan pejalan kaki terutama dalam kondisi syarat dan kurangnya visibility pada malam.
Meningkatkan keamanan, pulau jalan dapat meningkatkan keamanan pejalan kaki dengan
menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi dalam syarat dan kurangnya visibility. Mengurangi
polusi udara dan kebisingan, pulau jalan dapat mengurangi polusi udara dan kebisingan di area
jalan karena dapat menyediakan cahaya yang lebih homogen dan teratur. Pemeliharaan pulau jalan
umumnya melibatkan perbaikan jaringan, penggantian lampu yang mati, atau pengecekan kondisi
pulau jalan. Pulau jalan merupakan barang-barang elektronik yang rentan atau dapat dikatakan
sehingga kegiatan perbaikan dan pemeliharaan mutlak dibutuhkan. Pemenuhan pulau jalan sangat
penting untuk menjaga keselamatan lalu lintas, keamanan, dan kenyamanan masyarakat, terutama
dalam area di mana banyak kendaraan bermotor dan pejalan kaki berlangsung di malam

14
2.3.2 PELENGKAP JALAN

Bangunan Pelengkap Jalan adalah bangunan untuk mendukung fungsi dan keamanan
konstruksi jalan yang meliputi jembatan, terowongan, ponton, lintas atas (flyover, elevated road),
lintas bawah (underpass), tempat parkir, gorong-gorong, tembok penahan, dan saluran tepi jalan
dibangun sesuai dengan persyaratan teknis (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik
Indonesia Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan).

Bangunan pelengkap Jalan berfungsi sebagai jalur lalu lintas, pendukung konstruksi jalan,
fasilitas lalu lintas dan fasilitas pendukung pengguna jalan. Bangunan pelengkap jalan yang
berfungsi sebagai pendukung konstruksi jalan terdiri dari saluran tepi jalan, gorong-gorong, dan
dinding penahan tanah. Berikut ini merupakan bangunan perlengkapan jalan :

A. DRAINASE

Drainase adalah sistem atau infrastruktur yang dirancang untuk mengumpulkan,


mengalirkan, dan mengendalikan air hujan atau air limbah dari permukaan tanah atau bangunan.
Tujuan utama dari sistem drainase adalah untuk mencegah genangan air, banjir, dan kerusakan
yang disebabkan oleh air yang tidak terkendali.Sistem drainase biasanya terdiri dari saluran air,
parit, saluran pembuangan, pipa, sumur resapan, dan berbagai struktur lainnya. Air hujan atau air
limbah dikumpulkan melalui saluran dan dialirkan ke tempat yang aman, seperti sungai, danau,
atau sistem pengolahan air limbah.Drainase sangat penting dalam menjaga keberlanjutan
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan memastikan aliran air yang baik, sistem drainase
membantu mencegah genangan air yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan, jalan, dan
tanaman. Selain itu, drainase juga berperan dalam mengendalikan pencemaran air dan menjaga
kualitas air yang baik. Drainase tertutup adalah jenis sistem drainase yang menggunakan saluran
tertutup atau pipa untuk mengumpulkan, mengarahkan, dan mengelola air hujan atau air limbah
dari permukaan jalan. Dalam drainase tertutup, saluran pembuangan berupa pipa yang terletak di
bawah permukaan jalan atau di bawah tanah untuk mengumpulkan air dan mengarahkannya ke
tempat pembuangan akhir.

15
Berikut adalah beberapa karakteristik dan fungsi dari drainase tertutup:
1. Pipa Saluran, dalam drainase tertutup, pipa saluran digunakan sebagai saluran utama
untuk mengumpulkan air hujan atau air limbah dari permukaan jalan. Pipa saluran ini
biasanya terbuat dari bahan seperti beton, PVC, atau logam.
2. Inlet, adalah bagian dari drainase tertutup yang berfungsi untuk mengumpulkan air
hujan dari permukaan jalan dan memasukkannya ke dalam pipa saluran. Inlet dapat
berupa lubang inlet atau grate yang terletak di permukaan jalan.
3. Manhole, adalah akses yang diberikan ke pipa saluran untuk memudahkan
pemeliharaan, pembersihan, dan inspeksi. Manhole biasanya berupa lubang dengan
penutup yang dapat dibuka.
4. Sistem Pengolahan, drainase tertutup juga dapat terhubung dengan sistem pengolahan
air limbah, seperti instalasi pengolahan air limbah atau instalasi pengolahan air hujan.
Hal ini memungkinkan air yang dikumpulkan melalui drainase tertutup untuk diolah
sebelum dibuang ke lingkungan.
Keuntungan dari drainase tertutup meliputi:
1. Estetika, drainase tertutup memberikan tampilan yang lebih rapi dan estetis karena
saluran pembuangan tidak terlihat di permukaan jalan.
2. Keamanan, drainase tertutup mengurangi risiko kecelakaan karena tidak ada saluran
terbuka yang dapat menjadi rintangan atau bahaya bagi pengguna jalan.
3. Pemeliharaan, drainase tertutup memudahkan pemeliharaan dan pembersihan karena
akses ke pipa saluran dapat dilakukan melalui manhole.
4. Perlindungan Lingkungan, drainase tertutup membantu melindungi lingkungan dengan
mengurangi risiko pencemaran air dan tanah.
Namun, drainase tertutup juga memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya instalasi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan drainase terbuka dan risiko tersumbatnya pipa
saluran jika tidak dirawat dengan baik.Pemilihan jenis sistem drainase, baik itu drainase
terbuka atau drainase tertutup, tergantung pada kondisi dan kebutuhan spesifik dari
lokasi jalan tersebut. Faktor seperti curah hujan, topografi, dan kebutuhan kapasitas
drainase harus dipertimbangkan dalam merancang sistem drainase yang efektif.

B. MEDIAN

Median jalan adalah salah satu elemen pelengkap yang umum ditemukan di jalan
raya.Median jalan berfungsi sebagai pemisah antara arus lalu lintas yang berlawanan dan memiliki
beberapa manfaat, termasuk keamanan, pengaturan lalu lintas, dan estetika. Median jalan
membantu mengurangi risiko tabrakan frontal, memberikan perlindungan bagi pengemudi, dan
mengatur aliran lalu lintas dengan memisahkan lajur yang berlawanan. Selain itu, median jalan
juga dapat dirancang dengan tanaman, pohon, atau elemen dekoratif lainnya untuk meningkatkan
estetika jalan raya.Dalam konteks pelengkap jalan, median jalan bekerja sama dengan

16
perlengkapan jalan lainnya, seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu lalu lintas, dan lain-lain,
untuk menciptakan lingkungan jalan yang aman, teratur, dan efisien.

C. JEMBATAN

Jembatan adalah struktur yang melintasi sungai, lembah, atau rintangan lainnya di jalan
raya. Jembatan dirancang untuk menopang beban kendaraan dan memungkinkan lalu lintas
melintas di atasnya. Jembatan dapat terbuat dari beton, baja, atau kombinasi keduanya. Jembatan
memiliki peran penting dalam memfasilitasi transportasi dan mobilitas, serta meningkatkan
konektivitas antar wilayah. Jembatan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, seperti jembatan
jalan raya, jembatan kereta api, dan jembatan pejalan kaki. Setiap jenis jembatan dirancang sesuai
dengan kebutuhan dan standar spesifik, dan memainkan peran kunci dalam memastikan kelancaran
arus lalu lintas dan aksesibilitas.

17
D. GORONG-GORONG

Gorong-gorong adalah saluran atau pipa yang digunakan untuk mengalirkan air, limbah,
atau bahan lainnya di bawah tanah atau di bawah permukaan jalan. Gorong-gorong biasanya
terbuat dari beton, logam, atau bahan lain yang tahan terhadap tekanan dan korosi. Fungsinya
adalah untuk menghindari genangan air di permukaan jalan, mengalirkan air hujan atau limbah ke
tempat yang ditentukan, dan mencegah kerusakan pada infrastruktur jalan. Gorong-gorong juga
dapat digunakan untuk mengalirkan air dari saluran pembuangan rumah atau bangunan ke sistem
pembuangan yang lebih besar.

3.3.3 UTILITAS JALAN

Utilitas adalah fasilitas umum yang menyatakan kepentingan masyarakat banyak yang
mempunyai sifat pelayanan local maupun wilayah diluar bangunan pelengkap dan perlengkapan
jalan. Termasuk dalam fasilitas umum ini antara lain jaringan listrik, jaringan telekomunikasi,
jaringan air bersih, jaringan distribusi gas, bahan bakar dan lain-lain.

Pemerintah harus tetap memperhatikan utilitas jalan dalam proyek penggalian jalan, karena
mempengaruhi kepentingan masyarakat dan keberlanjutan proyek tersebut. Pemerintah juga harus
memastikan bahwa pekerjaan galian seimbang dengan penempatan utilitas pada jalan, sehingga
minimisir kerusakan utilitas dan maximalkan kenyamanan pengguna jalan.

Berikut ini merupakan bagian utilitas jalan :

1. SPBU ( BANGUNAN PENGISI BAHAN BAKAR)


SPBU adalah singkatan dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Ini adalah fasilitas
yang menyediakan bahan bakar untuk kendaraan bermotor seperti bensin, solar, dan gas.
SPBU biasanya dilengkapi dengan pompa bahan bakar, tangki penyimpanan, dan berbagai
fasilitas lainnya seperti minimarket, toilet, dan tempat istirahat. SPBU sangat penting
dalam mendukung mobilitas kendaraan dan transportasi di berbagai wilayah. SPBU adalah
fasilitas umum yang menyediakan berbagai jenis bahan bakar untuk kendaraan bermotor,

18
seperti bensin, solar, dan biosolar. SPBU umumnya dioperasikan oleh perusahaan minyak
dan gas tertentu dan tersebar di berbagai lokasi strategis, seperti di pinggir jalan raya atau
di dalam kota. SPBU memainkan peran penting dalam memastikan ketersediaan bahan
bakar bagi kendaraan bermotor dan merupakan salah satu fasilitas penting dalam
infrastruktur transportasi. Selain itu, SPBU juga biasanya menyediakan layanan tambahan
seperti pengisian angin untuk ban, toko kelontong, dan layanan cuci kendaraan.

2. Tiang listrik
Tiang listrik adalah struktur vertikal yang digunakan untuk menopang jaringan kabel listrik
di udara. Tiang listrik umumnya terbuat dari bahan seperti beton, besi, atau alumunium.
Tiang listrik berperan penting dalam mendukung distribusi listrik di suatu area. Tiang
listrik juga dapat digunakan untuk pemasangan lampu jalan, kamera pengawas, atau
peralatan lainnya. Tiang listrik merupakan bagian dari infrastruktur jaringan listrik yang
bertujuan untuk memberikan rasa kenyamanan dan keamanan bagi para pengguna jalan.
Tiang listrik dapat berupa struktur tunggal atau ganda, dengan variasi tinggi dan bentuk
yang disesuaikan dengan kebutuhan instalasi listrik.

19
3. Pengatur listrik
Pengaturan listrik merujuk pada sistem atau perangkat yang dirancang untuk
mengendalikan arus listrik atau tegangan listrik dalam suatu sistem listrik. Pengaturan
listrik dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk mengontrol kecepatan motor
listrik, mengatur suhu pada peralatan elektronik, atau menjaga kestabilan tegangan pada
jaringan distribusi listrik. Pengaturan listrik di jalan raya melibatkan pemanfaatan
teknologi listrik untuk tujuan pengaturan lalu lintas, penerangan jalan, dan keamanan di
lingkungan jalan.

20
BAB III

ANALISA HASIL SURVEY

3.1 LOKASI SURVEY

Lokasi Survey Bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan dilakukan di SPBU Pertamina
Jl. Dr. Mansyur, Padang Bulan Selayang I, Kec. Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara
hingga Simpang Jl. Setia Budi. Dapat dilihat seperti gampar peta dibawah ini :

3.2 JADWAL SURVEY


Hari : Rabu
Tanggal : 29 November 2023
Pukul : 14.30 WIB – 16.00 WIB
Cuaca : Hujan Ringan 26˚C

3.3 DATA SURVEY

3.3.1 BANGUNAN PELENGKAP JALAN

1. Saluran Air Jalan ( Drainase )

21
Gambar di atas merupakan salah satu drainase yang rusak dari sekian banyak drainase di
sepanjang jalan Dr. Mansyur hingga rambu lalu lintas jalan Setia Budi. Drainase yang buruk akibat
saluran rusak bahkan tersumbat akibat sampah dapat menyebabkan kerusakan pada jalan,
genangan air, dan bahkan banjir. Genangan air dapat membuat jalan cepat rusak, meningkatkan
risiko keselamatan lalu lintas, dan mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat.

2. Gorong – gorong

Gambar diatas merupakan bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran
irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan, di bawah jalan, atau di sekitar jalan. Fungsi utama
gorong-gorong di jalan adalah untuk mengalirkan air dari satu sisi jalan ke sisi lainnya. Dari hasil
survey terdapat 4 buah gorong-gorong yang berada di tengah dan di pinggir jalan dengan kondisi
yang baik dan tidak rusak.

3. Jembatan

22
Gambar diatas merupakan jembatan jalan raya yang berfungsi untuk menghubungkan dua
bagian jalan yang terputus akibat adanya hambatan seperti sungai, lembah, atau jalan lainnya.
Jembatan jalan raya memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran arus lalu lintas dan
aksesibilitas, serta meningkatkan konektivitas antar wilayah. Jembatan jalan raya juga dapat
membantu mengurangi waktu perjalanan dan kemacetan lalu lintas dengan memberikan jalur
alternatif bagi kendaraan. Dari hasil survey terdapat satu jembatan yang dilengkapi dengan pagar
pengaman dan lampu penerang yang cukup baik. Namun, warna cat yang mulai pudar, dan
ditumbuhi rumput rumput liar.

4. Median

Gambar diatas menujukkan adanya pemisah antara dua jalur lalu lintas yang bergerak
berlawanan arah. Dari hasil survey yang diperoleh, terdapat median jalan disepanjang Jl. Dr.
Mansyur hingga simpang rambu lalu lintas Jl. Setia Budi dan ada beberapa median yang sudah
rusak. Hal ini dapat menimbulkan kecelakaan karena pecahan semen yang terlepas dapat
berjatuhan dan berserakan di badan jalan sehingga membahayakan pengguna jalan.

3.3.2 BANGUNAN PERLENGKAPAN JALAN

1. Lampu Penerang Jalan

23
Dari hasil survey terdapat lampu penerang jalan yang berada di Median Jalan
sebanyak 24 buah yang berfungsi dengan baik dan 10 buah di bagian sisi jalan. Dengan
demikian, lampu penerang jalan tersebut dapat memudahkan pejalan kaki maupun
pengemudi melihat jalan pada malam hari serta meningkatkan keselamatan dan keamanan
lalu lintas.

2. Marka Jalan

Dari hasil survey yang dilakukan terdapat satu marka jalan seperti pada gambar
diatas yaitu zebra cross yang berada di dekat pulau di Jl Setia Budi. Zebra cross berfungsi
sebagai area penyeberangan bagi pejalan kaki yang melintas di jalan raya dan sebagai
penanda bagi pengendara bermotor bahwa terdapat jalur untuk pejalan kaki menyeberang.

3. Lampu lalu lintas

24
Pada gambar diatas merupakan lampu lalu lintas, dimana dari hasil survey terdapat
dua buah lampu lalu lintas yang satu masih berfungsi dan satu rambu tidak berfungsi.
Lampu peringatan yang berwarna kuning digunakan untuk memberikan peringatan hati
hati dalam melintasi jalan tersebut.

4. Patok

Gambar diatas merupakan tanda atau penanda yang terbuat dari beton yang terletak
di tepi jalan. Patok tersebut berfungsi untuk memberikan informasi atau petunjuk kepada
pengguna jalan. Dari hasil survey terdapat 12 buah patok. Namun ada beberapa cat pada
patok yang mulai pudar.
5. Rambu Jalan

25
Gambar – gambar diatas merupakan papan tanda yang didirikan di sisi jalan untuk
memberikan instruksi atau informasi kepada pengguna jalan. Dari hasil survey terdapat
satu rambu lalu lintas larangan dilarang parkir yang berfungsi dengan baik, satu buah
rambu lalu lintas petunjuk arah yang sudah pudar dan satu buah rambu lalu lintas petunjuk
adanya SPBU, serta rambu peringatan yang ditutupi oleh tiang listrik dan pohon dengan
cat yang mulai pudar.

26
6. Trotoar

Gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat trotoar yang masih berfungsi cukup
baik untuk memungkinkan pengguna jalan untuk berjalan di sepanjang jalan yang terpisah
dari lalu lintas. Akan tetapi terdapat penyalahgunaan fungsi trotoar yang digunakan
sebagai tempat berdagang maupun tempat parkir sehingga dapat mengganggu keamanan
dan kenyamanan pejalan kaki serta memperlambat arus lalu lintas jalan.

7. Pulau jalan

Gambar diatas merupakan bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan
yang berfungsi untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pada ruas jalan ataupun
persimpangan jalan melalui pemisahan arus. Dari hasil survey terdapat satu pulau jalan
yang berada di simpang rambu lalu lintas jalan Setia Budi.

27
3.3.3 Utilitas Jalan

1. Tiang Listrik

Gambar diatas merupakan peralatan yang digunakan untuk mendukung penyaluran listrik
ke berbagai area. Dari hasil survey terdapat 18 tiang listrik yang tertutup oleh pohon-pohon. Hal
ini dapat menyebabkan tiang listrik dan pohon tumbang, sehingga menghalangi akses jalan
masyarakat dan juga dapat mengganggu pasokan lstrik dan menyebabkan gangguan pada sistem
listrik.

2. Pengatur Listrik

28
Gambar diatas merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan listrik dalam rangkaian listrik, sehingga dapat mengatur dan menjaga kestabilan sistem
listrik. Trafo juga digunakan dalam sistem kontrol untuk mengatur tegangan listrik yang
diperlukan oleh perangkat elektronik. Selain itu, trafo juga digunakan dalam distribusi energi
listrik dari pembangkit listrik pada gardu listrik dan stasiun pembangkit listrik. Trafo juga
digunakan dalam peralatan listrik, seperti adaptor dan step-down, untuk menyesuaikan tegangan
listrik dengan kebutuhan perangkat elektronik. Dalam lampu jalan LED, trafo digunakan untuk
memindahkan tegangan listrik antara dua rangkaian melalui induksi trafo atau transformer,
sehingga dapat menurunkan tegangan listrik AC menjadi 12 volt DC yang dibutuhkan oleh lampu
jalan LED.

Dari hasil survey terdapat satu pengatur listrik yang tidak berfungsi lagi, sehingga
memungkinkan terjadi pemadaman listrik maupun tegangan listrik yang dihasilkan menjadi tidak
stabil.

3. SPBU

29
Gambar diatas menyediakan bahan bakar untuk kendaraan bermotor seperti solar, bensin,
dan gas. Dari hasil survey terdapat satu SPBU di Jl.Dr. mansyur yang memiliki fasilitas lengkap
seperti pompa bahan bakar dan toilet.

30
BAB IV

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan survey, pengolahan data, dan analisis bangunan pelengkap dan
perlengkapan jalan dari SPBU Pertamina Jl. Dr. Mansyur hingga Rambu Lalu Lintas
di Jl. Setia Budi maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan merupakan elemen-elemen penting
dalam infrastruktur perkotaan yang bertujuan untuk meningkatkan fungsionalitas,
keselamatan, dan efisiensi lalu lintas.
2. Yang termasuk bangunan pelengkap jalan yaitu Saluran air Jalan (drainase), gorong
- gorong, jembatan, serta median jalan. Bangunan pelengkap Jalan berperan penting
dalam jalur lalu lintas, pendukung konstruksi jalan, fasilitas lalu lintas dan fasilitas
pendukung pengguna jalan.
3. Yang termasuk bangunan perlengkapan jalan yaitu Marka jalan, rambu jalan,
trotoar, lampu penerang jalan, patok, pulau jalan, lampu lalu lintas. Bangunan
perlengkapan jalan berperan penting dalam membantu pengendara untuk
memahami aturan dan arahan lalu lintas. Hal ini berkontribusi besar pada
meningkatkan keselamatan para pengguna jalan.
4. Yang termasuk utilitas jalan adalah tiang listrik, SPBU, pengatur listrik (trafo).
Utilitas jalan memegang peran penting dalam menyediakan fasilitas yang
mendukung kegiatan masyarakat dan kelancaran lalu lintas.
5. Bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan serta utilitas jalan memiliki peran
penting dalam mendukung segala kepentingan masyarakat dalam pelayanan lokal
maupun regional.
6. Banyaknya kerusakan bangunan bangunan jalan tersebut dapat mengakibatkan
ketidaknyamanan dan bahaya bagi pengguna jalan. Oleh karena itu, untuk
mencegah segala kerusakan maupun mengurangi penyalahgunaan sangat
diperlukan kesadaran masyarakat dan tindakan tegas dari pemerintah untuk tetap
menjaga dan mengikuti aturan yang ada.

1.2 SARAN
Untuk memastikan bangunan pelengkap jalan, perlengkapan jalan, dan utilitas jalan
dapat berfungsi dengan baik, perlu dilakukan beberapa saran, antara lain:
1. Perlu dilakukan perencanaan yang matang dan memperhatikan persyaratan
teknis yang telah ditetapkan.

31
2. Perlu dilakukan pemeliharaan rutin dan perbaikan secara berkala untuk
memastikan kondisi bangunan pelengkap jalan, perlengkapan jalan, dan utilitas
jalan tetap baik.
3. Perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat terhadap pelaksanaan
pembangunan bangunan pelengkap jalan, perlengkapan jalan, dan utilitas jalan.
4. Perlu dilakukan koordinasi yang baik antara pihak terkait dalam pembangunan
dan pemeliharaan bangunan pelengkap jalan, perlengkapan jalan, dan utilitas
jalan.
5. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga dan
merawat bangunan pelengkap jalan, perlengkapan jalan, dan utilitas jalan.

Dengan melakukan saran-saran tersebut, diharapkan bangunan pelengkap jalan,


perlengkapan jalan, dan utilitas jalan dapat berfungsi dengan baik dan
mendukung kegiatan masyarakat serta kelancaran lalu lintas.

4.3 DOKUMENTASI

32
33
4.4 DAFTA PUSTAKA
Admindpu. 2020. Bangunan pelengkap jalan.
https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/325/bangunan-pelengkap-jalan
Diakses pada 09 Desember 2023. Pukul 20.22 WIB.
Affandi, F. (2017). Rambu Lalu Lintas Jalan Di Indonesia. Retrived from https://roadsafety16.
com/2013/04/rambu-lalu-lintas-di.
Firgian, H., Sulandari, E., & Mayuni, S. (2014). Evaluasi keberadaan rambu dan marka jalan
di kota pontianak. JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 2(2).
Hendratta, L. A. (2014). Optimalisasi Sistem Jaringan Drainase Jalan Raya Sebagai Alternatif
Penanganan Masalah Genangan Air. TEKNO, 12(61).
Imama, M. H., & Arifin, A. (2022). Aplikasi Android Untuk Pelaporan Perlengkapan Jalan di
Kota Banjarmasin. Jurnal Teknologi Terpadu, 8(2), 113-120.
Louiscalvin Manihuruk. 2014. Perlengkapan jalan dan keselamatan lalu lintas.
https://id.scribd.com/document/384019103/Tugas-Perlengkapan-
JalanDiakses pada 09 desember 2023. Pukul 20.00 WIB.
Lulie, Y., & Suryadharma, Y. H. (2012). KEAMANAN UTILITAS TIANG JALAN
RAYA. Jurnal Teknik Sipil, 12(1), 35-39.
MUTIARA, S. (2021). Evaluasi Ketersediaan Bangunan Pelengkap Jalan dan Perlengkapan
Jalan pada Proyek Pembangunan Jalan Field Research Center Sekolah
Vokasi UGM (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Suryadharma, Y. L. Y. H. (2012). Keamanan Utilitas Tiang Jalan Raya. Jurnal Teknik
Sipil, 12(1).
Utary, C., Riwu, D. W. D., & Pratiwi, A. (2019). Identifikasi Ketersediaan Perlengkapan Jalan
Raya. Musamus Journal of Civil Engineering, 2(01), 34-38.

34

Anda mungkin juga menyukai