Disusun Oleh:
Kelompok 2
Amelia Oktaviani
Fadhil Agustian K
Sherly Dwi Pratiwi
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah “Muthlaq dan Muqayyad” dengan tepat waktu.
Makalah USHUL FIQH disusun guna memenuhi tugas bapak Ade Ruslan
Hidayat, S.Pd.I, M.S.I pada mata kuliah USHUL FIQH di Institut Madani
Nusantara Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Tauhid mengenai mata kuliah ini.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
BAB II ............................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................... 5
A. Pengertian Muthlaq dan Muqayyad ...........................................................................5
B. Hukum Muthlaq dan Muqayyad ................................................................................6
C. Macam-macam Muthlaq dan Muqayyad ...................................................................7
BAB III.............................................................................................. 9
PENUTUP......................................................................................... 9
A. KESIMPULAN .........................................................................................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam pembahasan ushul fiqh merupakan kaidah yang penting untuk
mempelajari ilmu fiqh, banyak topik-topik yang menjadi bahasan dalam ilmu ushul
fiqh seperti: amar, nahi, ‘am, khas, mujmal, mutlak, muqayyad dan lain sebagainya.
Di dalam pembahasan tentang mutlak dan muqayyad merupakan hal yang paling
terpenting untuk dijelaskan karena seseorang yang tidak mengerti akan perbedaan
dari masing-masing keduanya sehingga seseorang yang belajar ilmu fiqh dan dia
tidak mengerti akan perbedaan dari mutlak dan muqayyad akan terjadi
kesalahpahaman dalam mengartikan sebuah ayat atau kitab lainnya.
Sehingga mereka memahami hamba sahaya yang mutlak artinya baik hamba
yang kafir atau yang islam, sebenarnya pada keterangan tersebut di batasi artinya
hamba sahaya yang muslim. Dan didalam pembahasan ushul fiqh yang banyak
terjadi kesalahpahaman itu terletak pada pembahasan mutlak dan muqayyad.
Memang pembahasan tersebut sangat sulit sehingga seseorang dalam memahami
ayat tidak cukup memahami secara zhahir saja. akan tetapi harus mengetahui
tentang mutlak dan muqayyad atau memahami tafsiran ayat tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian muthlaq dan muqayyad?
2. Bagaimana hukum muthlaq dan muqayyad?
3. Apa saja macam-macam muthlaq dan muayyad?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian muthlaq dan muqayyad
2. Untuk mengetahui hukum muthlaq dan muqayyad
3. Untuk mengetahui macam-macam muthlaq dan muqayyad
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
hakikat dengan qayid (batasan). Jadi dapat disimpulkan bahwa muqayyad adalah
lafazh atau kata yang menunjukkan kepada suatu hal yang terikat oleh suatu yang
memiliki batas atau karakteristik tertentu.
B. Hukum Muthlaq dan Muqayyad
Jika sebab dan hukum yang ada dalam mutlaq sama dengan sebab dan hukum
yang ada dalam muqayyad . Maka dalam hal ini hukum yang ditimbulkan oleh ayat
yang mutlaq tadi harus ditarik atau dibawa kepada hukum ayat yang berbentuk
muqayyad.
Ayat mutlaq: Surat al-Maidah ayat 3 tentang darah yang diharamkan, yaitu:
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah daging babi....”
Ayat Muqayyad: Surat al-AnAm ayat 145, dalam masalah yang sama yaitu “dam”
(darah) yang diharamkan. “Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang
diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir.....”
Jika kita kembali kepada pernyataan bahwa Jika sebab dan hukum yang ada
dalam mutlaq sama dengan sebab dan hukum yang ada dalam muqayyad. Maka
dalam hal ini hukum yang ditimbulkan oleh ayat yang mutlaq tadi harus ditarik atau
dibawa kepada hukum ayat yang berbentuk muqayyad. Maka permasalahan darah
yang diharamkan pada QS. Al-Maidah : 3 ditarik hukumnya kepada QS. Al-An’am
: 145 dan disimpulkan bahwa darah yang diharamkan adalah darah yang mengalir.
Jika sebab yang ada dalam mutlaq dan muqayyad sama tetapi hukum
keduanya berbeda, maka dalam hal ini yang mutlaq tidak bisa ditarik kepada
muqayyad. Ayat mutlaq : Surat al-Maidah ayat 6 tentang tayammum, yaitu:“Maka
6
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah.”
Ayat Muqayyad : Surat al-Maidah ayat 6 tentang wudhu’, yaitu: “Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu
dan tanganmu sampai dengan siku.”
7
shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku. (Al-Maidah:6).
Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. (Al-Maidah:6). Dalam hal ada yang berependapat
lapadz yang mutlaq tidak di bawa kepada lapad muqayyad karena berlainan
hukumnya. Namun Al-Ghazali menukil dari mayoritas ulam Syafi’i bahwa mutlaq
disi dibawa kepadamuqayyad mengingat “sebab” nya sama sekalipun berbeda
hukumnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mutlaq adalah suatu lafaz yang menunjukan pada makna/pengertian
tertentu tanpa dibatasi oleh lafaz lainnya. Contoh: lafaz ” hamba sahaya/ raqabah
”. Muqayyad adalah lafaz yang menunjukan pada makna tertentu dengan batasan
kata tertentu. Contoh: ” hamba sahaya yang mukmin/ raqabah mu’minah” yang
berarti budak mukmin bukan budak lainnya. Kaidah mutlaq adalah lafaz mutlaq
tetap dalam kemutlaqannya hingga ada dalil yang membatasinya dari kemutlaqan
itu, sedangkan kaidah muqayyad adalah wajib mengerjakan yang muqayyad
kecuali jika ada dalil yang membatalkannya. Hukum dalam lafaz mutlaq dan
muqayyad yaitu :
1. Lafaz mutlaq dan lafaz muqayyad berdiri sendiri tanpa ada hubungan yang satu
dengan yang lainnya jika sebab dan hukumnya berbeda.
2. Lafaz dalam suatu ayat bersifat mutlaq dan dalam ayat lainnya bersifat
muqayyad namun sebab dan hukummnya sama. Di sini sepakat ulama menjadikan
yang mutlaq, muqayyad.
3. Lafaz dalam suatu ayat bersifat mutlaq dan dalam ayat lainnya bersifat
muqayyad dengan hukum yang sama namun berbeda sebabnya. Di sini jumhur
ulama menjadikan yang mutlaq itu tetap pada kemutlakannnya, dan muqayyad
tetap pada kemuqayyadannya, kecuali Syafii.
4. Lafaz dalam suatu ayat bersifat mutlaq dan dalam ayat lainnya bersifat
muqayyad dengan hukum yang sama namun berbeda sebabnya. Di sini jumhur
ulama menjadikan yang mutlaq, muqayyad, kecuali Hanafiyah.
9
DAFTAR PUSTAKA
AS. Mudzakir. (1996). Studi Ilmu-Ilmu Qur'an. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa.
Khairuddin, Fiddian dan Syafril. (2015). Jurnal Syahadah Vol. III. No. 2, 83-96.
Mishabuddin. (2015). Buku Daras Ushul Fiqh II. Makassar: Alauddin Press.
Miswanto Agus. (2019). Ushul Fiqh : Metode Istinbath Hukum Islam. Bantul:
Magnum Pustaka Utama.
Murni, Dewi. (2019). Mutlaq dan Muqoyyad. Jurnal Syahadah Vol. VII No. 1, 52-
80. Sarwat, Ahmad. (n.d.). Mutlak dan Muqayyad. Jakarta Selatan: Rumah Fiqih
Publishing.
10