Anda di halaman 1dari 2

Nama : Chriswia Dwi Rani Pinem

NIM : 220903072
Mata Kuliah : Reformasi Administrasi Publik (B)
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Erika Revida MS

Soal
Uraikan bentuk-bentuk Reformasi Administrasi terdiri dari Reformasi Struktur, Reformasi
Prosedur/Mekanisme, dan Reformasi Sikap/Perilaku Birokrasi dengan menggunakan contoh
konkrit.
Jawab
1. Reformasi struktur adalah reformasi yang dipandang sebagai perubahan structural
yang menuntut dilakukannya penyesuaian-penyesuaian dalam hubungan kewenangan
organisasi birokrasi dengan cara penghapusan, penyatuan, penggabungan atau
pembentukan unit-unit administrasi, pengalihan atau penambahaan fungsi-fungsi dan
tanggung jawab dinas, serta pengenalan prosedur baru dan pengaturan-pengaturan di
dalam urusan pemerintahan. Reformasi struktur dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas. Reformasi struktur
dapat melibatkan perubahan dalam struktur organisasi, kebijakan, prosedur, atau
peraturan yang ada.
Penggabungan kementerian di Indonesia adalah salah satu contoh konkrit reformasi
struktur administrasi.
 Penggabungan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Penggabungan Kemenristek dengan Kemendikbud disetujui DPR RI melalui
Rapat Paripurna pada Jumat 9 April 2021 dengan nama baru Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek). Tujuan
dari penggabungan ini adalah untuk efisiensi dan perampingan birokrasi.
 Penggabungan Kementerian Pariwisata dengan Badan Ekonomi Kreatif pada
tahun 2019. Penyatuan Kementerian Pariwisata dengan ekonomi kreatif
memudahkan kedua sektor tersebut dalam mencapai targetnya. Dengan
penggabungan ini, sektor pariwisata akan lebih kuat karena hasil dari bidang
kreatif dapat mendukung sektor pariwisata, begitu juga sebaliknya.
Penggabungan ini membuat kementerian lebih bersifat koordinatif dan
eksekusinya bisa lebih optimal.
 Penggabungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN dengan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pada tahun 2021,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN melakukan kolaborasi dengan
KLHK. Tujuannya adalah untuk menciptakan koordinasi yang lebih baik
dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta bertujuan
mendorong implementasi Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) yang
bersumber dari kawasan hutan.
Dengan menggabungkan beberapa kementerian yang memiliki tugas dan fungsi yang
berhubungan, pemerintah berharap dapat mengurangi tumpang tindih dalam
pelaksanaan kebijakan dan memperkuat sinergi antara berbagai sektor dalam
pemerintahan.
2. Reformasi prosedur/mekanisme. Reformasi prosedur atau mekanisme adalah salah
satu area perubahan dalam reformasi birokrasi yang bertujuan untuk menciptakan
sistem dan proses pada prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai
dengan prinsip-prinsip good governance. Reformasi prosedur atau mekanisme
mengacu pada upaya untuk memperbaiki atau mengubah cara-cara tertentu yang
digunakan dalam berbagai aktivitas atau proses, baik dalam sektor pemerintah
maupun sektor swasta. Beberapa upaya perubahan yang dilakukan dalam reformasi
prosedur atau mekanisme antara lain adalah mendorong inovasi, transparansi, dan
akuntabilitas; menciptakan sistem internal yang gesit dalam proses pelayanan,
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, dan menata ulang birokrasi dari
tingkat tertinggi hingga terendah.
Contoh konkritnya adalah penggunaan sistem pelayanan online untuk mengurangi
antrian di kantor pemerintah dan mempermudah akses masyarakat ke layanan seperti
perizinan usaha, pembayaran pajak, atau pendaftaran kendaraan.

3. Reformasi sikap dan perilaku birokrat (aspek perilaku) bertujuan guna meningkatkan
efektivitas organisasi atau terciptanya administrasi yang sehat dan menjamin
tercapainya tujuan pembangunan nasional. Reformasi dipandang sebagai perubahan
perilaku aparatur yang harus didorong untuk meningkatkan nilai produktivitas
terhadap sistem klien yang ada. Reformasi sebgaai perubahan perilaku aparatur
birokrasi setidak-tidaknya harus menuju kepada aparatur yang: (a) membangun
partisipasi masyarakat, (b) netral, artinya lebih berorientasi pada yang lemah atau
tidak berdaya, (c) perannya untuk memberdayakan masyarakat, serta (d)
mengembangkan transparansi dan akuntabilitas.
Contoh konkrit reformasi sikap dan perilaku birokrat adalah pemerintah Indonesia
telah melibatkan birokrat dalam pelatihan etika dan integritas. Program ini bertujuan
untuk membangun kesadaran akan pentingnya integritas dan menghindari perilaku
koruptif. Pemerintah Indonesia telah mencoba untuk lebih melibatkan masyarakat
dalam proses pengambilan keputusan, khususnya dalam hal perencanaan
pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam. Ini bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi.

Anda mungkin juga menyukai