Anda di halaman 1dari 59

Kelompok 4

andi ainun safar 70200120064


primitasari hardiyanti 70200120026
maharani 70200120091
reskiyanti 70200120025
nurul asikin 70200120096
PENGERTIAN
DAN MANFAAT
IMD

ANDI AINUN SAFAR


2
PENGERTIAN IMD
1
Simbung, R., & Ohorella, F. (2021). Pentingnya Iniasiasi Menyusu Dini
refrensi .
(IMD) Pada Bayi Baru Lahir. MEGA PENA: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1), 21-25.
. Inisiasi Menyusui Dini ( IMD) adalah perilaku
pencarian punting payudara ibu sesaat setelah

“ lahir. Hal ini sangat dibutuhkan, karena bayi


setelah lahir langsung mendapat asupan gizi dari
ASI. Pemberian ASI secara dini juga sangat
bermanfaat bagi ibu,terutama untuk
merangsangkelancaran ASI. Program IMD
merupakan program pendukung dari pemberian
ASI Eksklusif pada bayi

4
MANFAAT IMD
⊹ . Pentingnya pemberian IMD merupakan salah
satu cara dalam menyukseskan Kesehatan bayi
secara fisik dan psikis yang selama ini masih
kurang diterapkan karena cenderung
mengabaikan IMD dengan anggapan bahwa
putting mengandung kuman dan kotor pada saat
ibu bersalin (Fauziah Nasution, 2017).

5
MANFAAT IMD
⊹ IMD banyak memberikan manfaat bagi bayi di antaranya
menurunkan angka kematian bayi karena hipotermi,
mendapatkan antibodi dari kolostrum, menelan bakteri aman
yang berkoloni di usus menyaingi bakteri patogen, membuat
kadar glukosa bayi lebih baik setelah beberapa jam setelah
persalinan dan menurunkan intensitas ikterus karena
pengeluaran mekonium yang lebih dini. Sementara bagi ibu
manfaat IMD antara lain membuat jalinan kasih sayang ibu dan
bayi, ibu merasa lebih tenang, membantu kotraksi uterus,
mengurangi risiko perdarahan dan mempercepat pengeluaran
plasenta (Lestari, 2019)
6
DETERMINAN PELAKSANAAN
IMD
Faktor determinan yang berkontribusi terhadap
pelaksanaan IMD meliputi pendidikan, pengetahuan,
sikap ibu, tindakan bidan, dan dukungan keluarga. Secara
teori, lima variabel ini dianggap berkontribusi signifikan
terhadap pelaksanaan IMD, sesuai dengan hasil analisis
bivariat. Namun, hanya variabel dukungan keluarga,
pendidikan, dan tindakan bidan yang berpengaruh
terhadap pelaksanaan IMD. Disadari bahwa ibu yang
berpengetahuan cukup berpeluang besar untuk
melakukan suatu pekerjaan, tetapi hal tersebut belum
menjamin ibu mengambil keputusan. Salah satu
penyebabnya adalah pengaruh situasi dan kondisi ibu
yang masih kelelahan dalam menjalani proses persalinan
sehingga proses IMD tidak dilaksanakan. Demikian juga
dengan sikap, diantaranya pada saat proses persalinan ibu
tidak didampingi keluarga, sehingga motivasi dari ibu itu
sendiri kurang, apalagi tidak dibarengi dengan
pengetahuan yang cukup tentang manfaat IMD.
8
“ Thank u

9
Faktor faktor yang
berhubungan
tentang pelaksanaan
imd
primitasari hardiyanti
(70200120026)
Faktor pelaksanaan imd
Hubungan Hubungan Hubungan
Antara Antara Sikap Antara
Pengetahuan dengan Pendidikan
dengan Pelaksanaan dengan
Pelaksanaan Inisiasi Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi
Menyusu Dini hubungan hubungan Menyusu Dini
Pelaksanaan Terhadap
Inisiasi Pelaksanaan
Inisiasi
Menyusui Dini
Menyusui Dini
(IMD) (IMD)Berdasark
Berdasarkan an Dukungan
Dukungan Tenaga
Suami Kesehatan
11
#1

Hubungan Antara
Pengetahuan dengan
Pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini


Refrensi : Heryanto, E. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini. Jurnal Aisyah: Jurnal
Ilmu Kesehatan, 1(2), Hal-17.

12
Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini
Pengetahuan adalah gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
indera atau akal budidaya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu
yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya .Kurangnya
pengetahuan dari orang tua, pihak medis maupun keengganan untuk
melakukannya membuat Inisiasi Menyusu Dini masih jarang dipraktikkan.
Banyak orang tua yang merasa kasihan dan tidak percaya seorang bayi yang
baru lahir dapat mencari sendiri susu ibunya. Ataupun rasa malu untuk
meminta dokter yang membantu persalinan untuk melakukannya.

13
Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini
pengetahuan ibu yang kurang baik menyebabkan ketidaktahuan ibu akan
manfaat tentang dilakukannya inisiasi menyusu dini. Semakin baik
pengetahuan seorang ibu tentang IMD maka semakin besar peluang seorang
ibu akan memberikan IMD begitu juga sebaliknya semakin rendah
pengetahuan ibu maka semakin kecil peluang ibu untuk memberikan ASI
eksklusif.
faktor yang mempengaruhi kegagalan IMD adalah kurangnya pengetahuan
ibu tentang menyusui ,kurangnya dukungan suami/keluarga persalinan
caesar , kurangnya pelayanan petugas/ tenaga kesehatan Ibu primipara,
promosi susu formula, dan bayi prematur.
14
Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini
Keberhasilan IMD dipengaruhi dari beberapa faktor, salah satunya adalah
pengetahuan ibu, ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) akan menyusui anaknya segera setelah melahirkan
dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan yang rendah. Hal ini
disebabkan ibu yang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang ASI pada
umumnya mengetahui berbagai manfaat dari Inisiasi Menyusui Dini (Asyima,
2019). Ibu dengan pengetahuan baik juga akan berpengaruh pada proses
laktasi, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginting &
Delvira (2018). Tidak berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Asyima et all (2019), menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan
ibu terhadap pelaksanaan IMD.
15
#2

Hubungan Antara
Sikap dengan
Pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini

Refrensi
Heryanto, E. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu
Kesehatan, 1(2), Hal-17.
16
Hubungan Antara Sikap dengan Pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini
Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk munculnya suatu
tindakan. Konsep itu kemudian berkembang semakin luas dan digunakan
untuk menggambarkan adanya suatu niat yang khusus atau umum,
berkaitan dengan kontrol terhadap respon pada keadaan tertentu. Sikap
sebagai kesediaan yang diarahkan untuk menilai atau menanggapi sesuatu
sikap yang positif terhadap pemberian inisiasi menyusu dini mendorong
ibu untuk melakukan inisiasi menyusu dini kepada bayinya begitu juga
sebaliknya sikap yang menanggapi akan negatif dari inisiasi menyusu dini
membuat ibu tidak mau melakukan inisiasi menyusu dini. ikap yang
positif diharapkan menjadi motivasi yang kuat dalam usaha ibu untuk
menyusui atau memberikan ASI pada bayi, karena motivasi itu akan
berperanan dalam proses laktasi (Purwati,)
17
#3

Hubungan Antara
Pendidikan dengan
Pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini

Refrensi : Heryanto, E. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Inisiasi


Menyusui Dini. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(2), Hal-17.
18
Hubungan Antara Pendidikan dengan
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

semakin tinggi pendidikan seorang ibu maka akan


semakin menambah pengetahuan ibu tentang inisiasi
menyusu dini sehingga ibu akan melakukan inisiasi
menyusu dini kepada bayinya yang baru lahir. Begitu
juga sebaliknya rendahnya pendidikan seorang ibu
membuat pengeta-huan ibu menjadi kurang sehingga
ibu kurang mengetahui tentang inisiasi menyusu dini

19
Hubungan Antara Pendidikan dengan
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

LANJUTAN....
Tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan yang terbatas merupakan
aktor yang mendukung timbulnya anggapan bahwa pemberian inisiasi
menyusu dini tidak memiliki keuntungan bagi bayi. Akibatnya para ibu tidak
mau melakukannya

20
#4

hubungan
Pelaksanaan
Inisiasi Menyusui
Dini (IMD)
Berdasarkan
Dukungan
Suami
refrensi
Debataraja, F., Siregar, N. S. N., & Batubara, W. M. (2021). FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN
INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI PUSKESMAS BUTAR KECAMATAN PAGARAN KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN
2020. Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda, 7(1), 12-18. 21
hubungan Pelaksanaan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Berdasarkan Dukungan Suami
▸ Dari 20 responden mendukung sebanyak 18 responden yang menyatakan
bahwa bayi mereka melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Hal ini
memberikan gambaran bahwa pelaksanaan IMD sangat memerlukan
dukungan dari suami dimana dukungan tersebut yang paling dibutuhkan
oleh ibu menyusui. Hal ini sesuai dengan pendapat (Roesli, 2008) bahwa
kondisi emosi yang stabil menentukan tingkat produksi ASI yang dihasilkan
ibu. Kestabilan emosi tersebut, bisa diraih bila sang suami turut
mendukung. Dukungan emosi termasuk memberikan
pengertian,membesarkan hati dan menyayangi. Dukungan pertolongan
termasuk member pertolongan fisik untuk dapat menyusui bayinya. Hal ini
juga sasuai dengan apa yang dikemukakan Roesli bahwa dalam tatalaksana
Inisiasi Menyusui Dini secara umum, dianjurkan untuk suami mendampingi
ibu saat persalinan
22
#5

Hubungan
Terhadap
Pelaksanaan
IMD Berdasarkan
Dukungan
Tenaga
Kesehatan

refrensi
Debataraja, F., Siregar, N. S. N., & Batubara, W. M. (2021). FAKTOR–FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI PUSKESMAS
BUTAR KECAMATAN PAGARAN KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2020. Jurnal Ilmiah
Kebidanan Imelda, 7(1), 12-18. 23
hubungan
Terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini
(IMD)Berdasarkan Dukungan Tenaga Kesehatan
▸ Hasil penelitian pada tabel 4 dari 15 responden yang
dukungan tenaga kesehatan cukup dengan dilakukan
pelaksanaan IMD ada 12 orang Menurut penelitian (Gagat,
2014) mengungkapkan bahwa dukungan tenaga kesehatan
yang baik terhadap pemberian IMD pun dapat mendorong
peningkatan pemberian IMD oleh ibu. Peran tenaga kesehatan
sebagai penolong persalinan sangat penting dalam
menyukseskan pemberian IMD kepada bayi oleh ibu.
Keterampilan teknis yang baik kemudian akan mendorong
sikap yang positif diantara bidan untuk melakukan Inisiasi
Menyusui Dini. 24
Hubungan imd dengan
pemberian asi eksklusif

: Irawan, J. (2018). Hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
Refrensi: di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Jurnal Skala Husada: The Journal of Health, 15(1).
25
Hubungan imd dengan pemberian asi eksklusif

ASI eksklusif memiliki hubungan yang kuat dengan


pelaksanaan IMD.
Ibu yang melaksanakan IMD memiliki peluang 5 kali lebih banyak untuk
memberikan ASI ekslusif daripada ibu yang tidak melaksankan IMD.
Ketika bayi diletakkan di dada untuk menyusu, bayi akan merasakan
kehangatan dari kulit ibu sehingga dapat menurunkan risiko kematian
karena hipotermia. Selama menyusu, bayi akan mengkoordinasikan
isapan, menelan dan bernapas. Pada saat itu, mungkin ibu sudah
mengeluarkan kolostrum. Bayi yang mendapatkan kolostrum akan
mendapatkan antibodi dan faktor pertumbuhan sel usus, antibodi dalam
ASI dapat meningkatkan ketahanan terhdap infeksi. Berbagai literatur
menyebutkan bahwa segera setelah bayi lahir harus

26
Hubungan imd dengan pemberian asi eksklusif

Lanjutan......

diletakkan di dada ibu dengan cara menempelkan bayi pada payudara ibu,
dalam hal ini bukan untuk pemberian nutrisi tetapi agar bayi dapat belajar
untuk menyusu dan mengenal puting ibu, selain itu rangsangan hisapan dari
bayi akan merangsang kelenjar hipofisis posterior mengeluarkan hormon
oksitosin untuk mempercepat pengeluaran ASI. Walaupun ASI belum keluar,
tetapi interaksi ini akan membuat bayi merasa tenang dan nyaman, selain itu
hormon oksitosin dapat mengurangi perdarahan pasca persalinan dan
mempercepat pengecilan uterus.
27
Hubungan imd dengan pemberian asi eksklusif

Lanjutan....

Selain itu, keberhasilan IMD menentukan kesuksesan pemberian ASI


eksklusif (0-6 bulan). Komponen nutrisi yang terkandung pada ASI
diperlukan oleh bayi, terutama hingga bayi berusia 2 tahun. Hal itu
dikarenakan pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung pesat, terutama pertumbuhan fisik, fungsi saraf dan otak

28
Hubungan imd dengan pemberian asi eksklusif

Hubungan Inisiasi
Menyusu Dini dan
ASI Eksklusif
dengan Stunting
pada Baduta

Refrensi : Annisa, N., Sumiaty, S & Tondong H. I. (2019)


Hubungan inisiasi menyusu dini dan ASI Eksklusif dengan
staunting pada Baduta Usia 7-24 bulan. Jurnal Bidan cerdas ,
29 1(3), 137-143
Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
dengan Stunting pada Baduta
Masalah tidak tercukupnya gizi yang mengakibatkan gagal tumbuh
(stunting) pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) yang kurang tepat dan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara tidak eksklusif. Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) yang kurang tepat atau tidak dilakukannya IMD berakibat pada
tidak terpenuhinya nutrisi yang penting bagi bayi diawal kehidupannya.
bayi dibawah dua tahun (BADUTA) berisiko mengalami stunting jika
pada masa ini asupan zat gizi tidak mencukupi. Pada rentan usia
BADUTA 7-24 bulan yang telah melewati masa ASI eksklusif, namun
menunjukkan tanda-tanda stunting, peluang untuk memperbaiki
panjang badan anak masih dapat dilakukan dengan dukungan orang tua.

30
Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
dengan Stunting pada Baduta
Lanjutan....
sebagian besar BADUTA tidak inisiasi menyusu dini dan hanya yang inisiasi
menyusu dini. Hal itu dikarenakan sebagian besar (57,1%)
bayi diletakkan di dada ibu dilakukan selama kurang dari 30 menit dan/atau
bayi tidak berhasil mendapatkan puting susu ibu selama pelaksanaan IMD
sehingga pelaksanaan IMD menjadi tidak efektif. Keberhasilan dalam
mendapatkan puting susu memungkinkan bayi untuk menperoleh kolostrum.
Zat gizi pada kolostrum dibutuhkan bayi pada awal-awal kehidupannya,
termasuk untuk pertumbuhan tingginya. Hal itu karena kolostrum memiliki
kandungan protein imunoglobulin A yang dapat memberikan perlindungan
bagi bayi hingga usia 6 bulan
31

syukron

32
PENGERTIAN
DAN
MANFAAT
ASI
EKSKLUSIF

maharani
PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF

ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi selama 6 bulan pertama
kehidupannya tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih dan tanpa tambahanmakanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,biskuit
dan nasi tim. Setelah6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI).
ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.

REFERENSI :
Widiyanto, Subur. Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap
terhadap pemberian ASI eksklusif. Diss. UNIMUS, 2012.
MANFAAT ASI

➢ Manfaat Asi Untuk Bayi


1. ASI sebagai nutrisi
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
3. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
4. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
5. Menyebabkan pertumbuhan yang baik
REFERENSI :
Widiyanto, Subur. Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap
terhadap pemberian ASI eksklusif. Diss. UNIMUS, 2012.
MANFAAT ASI

➢ Manfaat Asi Untuk Ibu Hamil


1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
2. Mengurangi terjadinya anemia
3. Menjarangkan kehamilan
4. Mengecilkan rahim
5. Lebih cepat langsing kembali
REFERENSI :
Widiyanto, Subur. Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap
terhadap pemberian ASI eksklusif. Diss. UNIMUS, 2012.
MANFAAT ASI
➢ Manfaat ASI untuk Keluarga
ASI tidak perlu dibeli sehingga ekonomis dan praktis
karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.

➢ Manfaat ASI untuk Negara


Pemberian ASI dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit,
mengurangi devisa untuk membeli susu formula dan
meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
PENGARUH IMD
TERHADAP SUHU
KEHILANGAN
PANAS BAYI
BARU LAHIR
PENGARUH IMD TERHADAP SUHU KEHILANGAN PANAS BAYI BARU
LAHIR
Karakteristik fisik bayi baru lahir dan faktor lingkungan area persalinan
berpengaruh kepada penurunan suhu bayi baru lahir, dan penurunan suhu tubuh yang
cepat dapat terjadi jika tidak se gera dilakukan asuhan pencegahan kehilangan panas
pada bayi baru lahir yaitu sekitar 0,1 – 0,3 0 C per menit. Berat badan dan luas
permukaan tubuh meme-ngaruhi total kehilangan panas kering pada bayi baru lahir,
dimana total kehilangan panas kering lebih tinggi pada bayi dengan berat badan
lebih rendah dan luas permukaan tubuh yang rendah, dibandingkan dengan bayi
baru lahir dengan berat badan lahir dan luas permukaan tubuh yang lebih besar.

Referensi :

Hutagaol, Hotma Sauhur, Eryati Darwin, and Eny Yantri. "Pengaruh Inisiasi menyusu dini
(IMD) terhadap suhu dan kehilangan panas pada bayi baru lahir." Jurnal Kesehatan
Andalas 3.3 (2014).
Thank
you
RESKIYANTI
(70200120025)
KSM A
faktor yang mempengaruhi pemberian asi ekslusif

Faktor Faktor
Faktor pemudah pendukung pendorong
• Pendidikan
• pendapatan keluarga • dukungan keluarga
• Pengetahuan
• ketersediaan waktu • Dukungan petugas
• nilai-nilai adat
• kesehatan ibu kesehatan
• budaya
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif adalah
pendidikan. Pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu,
mencari pngalaman dan untuk mengorganisasikan pengalaman sehingga informasi
yang diterima akan menjadi pengetahuan. Kemudian faktor yang mempengaruhi
perilaku selanjutnya adalah adat budaya. Adat budaya akan mempengaruhi ibu
untuk memberikan ASI secara eksklusif karena sudah menjadi budaya dalam
keluarganya. Selain itu, dukungan petugas kesehatan akan mempengaruhi ibu
dalam memberikan ASI eksklusif. Dukungan petugas kesehatan kaitannya dengan
nasehat kepada ibu untuk memberikan ASI pada bayinya, menentukan
keberlanjutan ibu dalam pemberiann ASI
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di dunia masih rendah.
Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund
(UNICEF) pada tahun 2012 hanya 39% bayi di bawah usia 6
bulan yang mendapatkan ASI secara eksklusif di seluruh dunia,
angka tersebut juga tidak mengalami kenaikan pada tahun 2015,
yaitu hanya 40% cakupan pemberian ASI eksklusif di seluruh
dunia. Hal ini belum sesuai dengan target WHO yaitu pemberian
ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama sampai paling sedikit 50%.
Secara nasional, berdasarkan data Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat Kemenkes RI tahun 2018, cakupan bayi mendapat
ASI eksklusif tahun 2018 yaitu sebesar 68,74%. Angka tersebut
belum mencapai target nasional yaitu sebesar 80% (Kemenkes RI,
2018).
Hubungan pola makan dengan Asi Eksklusif
dengan kejadian stunting

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi


underweight, stunting, wasting berturut-turut adalah 17,7
persen; 30,8 persen; dan 10,2 persen. Indonesia merupakan salah
satu negara dengan prevalensi stunting cukup tinggi
dibandingkan negara-negara berpendapatan menengah lainnya.
Riskesdas tahun 2018 melaporkan prevalensi stunting dari tahun
2013 ke tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 6,4 persen
(Kemenkes, 2018).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara riwayat Asi Ekslusif dengan
kejadian stunting pada balita dimana uji chi square
memperlihatkan nilai p value=0,965 ≤ α 0,05.
Sebanyak 89 (30,4%) anak balita yang tidak
mendapatka asi ekslusif dan 17 (25,3%) anak balita
yang mendapatkan asi ekslusif.
Referensi

Raj, J. F., Fara, Y. D., Mayasari, A. T., & Abdullah, A. (2020). Faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Wellness And Healthy
Magazine, 2(2), 283-291.“
TERIMAKASIH;)
Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) Dan ASI Ekslusif

By:Nurul Asikin
Bahaya Tidak Mendapatkan ASI Ekslusif
❑ ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh bayi
selama enam bulan pertama kehidupannya, termasuk >3,94 kematian Alergi pada
lemak, karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan air. Karena diare makanan
Makronutrien utama dalam ASI adalah laktosa dan
oligosakarida. ASI mudah dicerna dan efisien di gunakan.
ASI juga mengandung faktor bioaktif yang membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang belum Gangguang
Obesitas
matang, melindungi dari infeksi, dan faktor-faktor lain pernafasan
yang membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi.
❑ UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian anak di Penyakit
bawah lima tahun di Indonesia dan 10 juta kematian saluran
balita di seluruh dunia setiap tahun dapat dicegah dengan pencernaan Diabetes
pemberian ASI saja selama 6 bulan sejak bayi pertama kronis
kali lahir, tanpa memberikan makanan dan minuman
tambahan kepada bayi (Prasetyono, 2009).
Kandungan Gizi ASI Pada Berbagai Tempat
Penyimpanan Dan Lama Penyimpanan
Rerata kandungan Rerata kandungan
Tempat Rerata kandungan
No Lama penyimpanan lemak k (%) karbohidrat at (%)
penyimpanan protein n (%)

1. Ruangan 0 menit 0,7940 ± 0.0194 2,1 ± 0.089 9,23 ± 0.057

2. Ruangan 3 jam 0,7803 ± 0.0252 2,4 ± 0.421 9,17 ± 0.057

3. Freezer 3 hari 0,7985 ± 0.0131 2,3 ± 0.697 9,13 ± 0.057

4. Freezer 1 minggu 0,8438 ± 0.0509 1,5 ± 0.392 9,00 ± 0.057

5. Freezer 2 minggu 0,8029 ± 0.0320 2,7 ± 0.670 9,03 ± 0.057

Handayani, S., Soekmawaty, D., Ariendha, R., & Pratiwi, Y. S. (2019). Lama Penyimpanan Air Susu Ibu ( ASI ) Memengaruhi Kandungan Zat
❑ Kandungan protein dalam sampel ASI berkisar antara 0,7940 – 0,8439 % atau setara dengan 8 –
8,5 gram. Nilai ini hampir tidak berbeda dengan nilai rata-rata perkiraan konsentrasi zat gizi
dalamASI, yaitu 9 g / liter ASI (Raaij, 2016). Kandungan protein cenderung meningkat dengan
bertambahnya waktu penyimpanan. Situasi ini dapat dikaitkan dengan keadaan kehilangan air
selama proses pembekuan dan pencairan kembali (Chang, et.al 2012). Proses pencairan kembali
pada ASIP dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan molekul protein sehingga menghasilkan
nilai protein yang berbeda (Abranches, et.al, 2014)
❑ Kandungan lemak dalam sampel ASI berkisar antara 1,5 – 2,7 % atau setara dengan 16-28 gram.
Berbeda dengan nilai rata-rata perkiraan konsentrasi zat gizi dalam ASI, yaitu 37 – 40 g / liter ASI
(Raaij, 2016). Kandungan lemak cenderung meningkat dengan bertambahnya waktu penyimpanan.
Kandungan lemak ASI seolah-olah mengalami peningkatan kandungan lemak dikarenakan adanya
aktifitas lipolisis. Aktifitas lipolisis terjadi lebih cepat pada suhu 25 ᵒC atau suhu ruang dibanding
pada suhu 15 ᵒC atau lebih rendah (Hamosh, et.al, 1996). Perlakuan ke-1 dan ke-2 ASIP masih
diletakkan pada suhu ruang, sedangkan pada perlakuan ke-3 sampai ke-5 ASI disimpan langsung di
dalam freezer, sehingga proses lipolisis dihentikan.
❑ Kandungan karbohidrat dalam sampel ASI berkisar antara 9 – 9,23 % atau setara dengan 90 - 92
gram. Berbeda dengan nilai rata-rata perkiraan konsentrasi zat gizi dalam ASI, yaitu 67 g / liter
ASI (Raaij, 2016). Kandungan karbohidrat menurun dengan bertambahnya waktu penyimpanan.
Lama penyimpanan ASIP mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Bakteri dapat memecah
karbohidrat dalam susu, yang berarti kandungan karbohidratnya rendah (Hamosh, et.al 1996).
Daftar Pustaka

Gizi, K., Air, A. S. I., Ibu, S., Berbagai, P., Arum, P., & Widiyawati, A. (n.d.). DAN LAMA PENYIMPANAN BREAST
MILK NUTRIENT CONTENT IN DIFFERENT STORAGE. 200–203.
Salamah, U., Prasetya, P. H., Tiga, D., Sekolah, K., Ilmu, T., Prima, K., Kebidanan, A., & Agung, P. (2019). FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM KEGAGALAN PEMBERIAN. 5(3), 199–204.
Handayani, S., Soekmawaty, D., Ariendha, R., & Pratiwi, Y. S. (2019). Lama Penyimpanan Air Susu Ibu ( ASI )
Memengaruhi Kandungan Zat Gizi Dalam ASI. 7, 24–28.
Thank you
kesimpulan
KESIMPULAN IMUNISIASI MENYUSU DINI

Inisiasi Menyusui Dini ( IMD) adalah perilaku pencarian punting payudara ibu sesaat
setelah lahir. Hal ini sangat dibutuhkan, karena bayi setelah lahir langsung mendapat
asupan gizi dari ASI. Pemberian ASI secara dini juga sangat bermanfaat bagi
ibu,terutama untuk merangsangkelancaran ASI. Program IMD merupakan program
pendukung dari pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
IMD banyak memberikan manfaat bagi bayi di antaranya menurunkan angka kematian
bayi karena hipotermi, mendapatkan antibodi dari kolostrum, menelan bakteri aman
yang berkoloni di usus menyaingi bakteri patogen, membuat kadar glukosa bayi lebih
baik setelah beberapa jam setelah persalinan dan menurunkan intensitas ikterus karena
pengeluaran mekonium yang lebih dini.
DI dalam pelaksanaan IMD pun memili banyak faktor di antaranya yaitu: Hubungan
Antara Pengetahuan dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini , hubungan dengan sikap
, dengan suami , dan juga hubungan dengan tenaga kesehatan .asi Menyusu Dini
KESIMPULAN ASI EKSKLUSIF
Pemberian ASI secara eksklusif menurutDepKes (2003)
Adalah pemberian ASI saja kepada bayi Tanpa di beri makanan dan Minuman lain
Sejak dari lahir sampai usia 6 bulan, kecuali pemberian obat dan vitamin.
Pemberian ASI eksklusif dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain yaitu;
1. faktor pemudah (predisposingfactors), yang mencakup pendidikan,
pengetahuan, nilai-nilai adat atau budaya.
2. Faktor pendukung (enablingfactor), yang mencakup Pendapatan keluarga,ketersediaan
3. waktu, dan kesehatan ibu.
Faktor pendorong (reinforcementfactor), faktorfaktor ini meliputi dukungan keluarga dan
Dukungan petugas kesehatan.
KESIMPULAN ASI EKSKLUSIF
Bayi yang tidak mendapatkan asi ekslusif selama berusia 6 bulan sejak kelahiran
beresiko>3,94 kematian karena diare, beresiko terkena alergi, obesitas, diabetes,
gangguan pernafasan, dan penyakit saluran pencernaan kronis.
Kandugan gizi yang ada di dalam asi berbeda beda tergantung keadaan seperti
Kandungan protein dalam asi cenderung meningkat dengam bertambahnya waktu
penyimpanan. Kemudian, kandungan lemak dalam asi cenderung meningkat dengan
Bertambahnya waktu karena aktivitas lipolisis. Aktivitas ini terjadi lebih cepat pada suhu
25 derajat celcius atau suhu ruang dibanding pada suhu 15 derajat celcius atau lebih
rendang. Sedangkan kandungan karbohidrat yang ada dalam asi cenderung menurun
Dengan bertambahnya waktu penyimpanan, karena lama penyimpanan mempengaruhi
pertumbuhan bakteri sehingga kandungan karbohidratnya rendah.
SYUKRON
Barang siapa yang tidak mau merasakan
pahitnya belajar

ia akan merasakan hinanya kebodohan


sepanjang hidupnya

- Imam Syafi`i

Anda mungkin juga menyukai