Anda di halaman 1dari 7

7 Spirit Kemenangan Ramadhan | dakwatuna.com http://www.dakwatuna.

com/2008/7-spirit-kemenangan-ramadhan/

Home
Profil
Al-Qur'an Search Engine
Downloads
Jadwal Shalat
Buku Tamu
Kontak
Masuk log
Update terakhir: 14 Agustus 2009 14:58

Aqidah
Al-Qur'an
Ulumul Qur'an
Tafsir Ayat
Hadits
Adzkar Ma'tsurah
Musthalah Hadits
Syarah Hadits
Sirah Nabawiyah
Fiqih Islam
Ushul Fiqih
Fiqih Ahkam
Tarikh Tasyri'
Fiqih Kontemporer
Ekonomi Syari'ah
Tarbiyah 'Ailiyah
Tarbiyatul Aulad
Baitul Muslim
Mar'ah Muslimah
Tarikh Islam
Fiqih Dakwah
Tazkiyatun Nufus
Life Skill
Asybal

Editorial Alam Islami Kaifa Ihtada Konsultasi Khutbah Jadwal Shalat untuk DKI Jakarta : : Ashar: 15:19 WIB
14/08/2009 :: Alam Islami :: Ba’asyir: Jihad Belum Perlu Dengan Senjata

7 Spirit Kemenangan Ramadhan


Hadits
9/9/2008 | 08 Ramadhan 1429 H | Hits: 5,445
Oleh: DR. Amir Faishol Fath

183 ‫ة‬VSP7‫ُ@نَ )ا‬S8BَR IْHُ8EQََ7 IْHُِEْPَO ْ;=ِ َ;09ِ87‫ ا‬NَEَD َCِB‫ ُآ‬2Mَ‫ُم َآ‬2َFJ
K 7‫ ا‬IُHُْFَEَD َCِB‫;َ َءاَ=>ُ@ا ُآ‬09ِ87‫ ا‬25َ40َ‫أ‬2َ0(

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al
Baqarah: 183).

dakwatuna.com - Ayat ini menggambarkan urgensi ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kata kutiba menunjukkan makna bahwa ibadah puasa di bulan
Ramadhan adalah wajib. Wajib karena itu kebutuhan fitrah manusia. Allah swt. yang meciptakan manusia , Dialah yang lebih tahu hakikat fitrah ini. Dan
Dialah yang lebih tahu rahasia diwajibkannya puasa. Karena itu tidak ada pilihan lain bagi manusia kecuali harus berpuasa. Karena itu pula Allah berfirman:
kamaa kutiba ‘alalladziina min qablikum. Artinya bahwa manusia terdahulu juga diwajibkan berpuasa.

Sudah pasti bahwa Allah swt. tidak mungkin mensyari’atkan sesuatu yang tidak ada gunanya. Sebab Allah swt. Maha Bijak, Allah berfirman: alaisallahu bi
ahkamil haakimiin. Sudah pasti bahwa semua ibadah yang Allah swt. ajarkan jika benar-benar dilaksanakan oleh manusia, akan membawa manfaat yang
agung bagi manusia itu sendiri. Dalam berbagai peristiwa sejarah di zaman Rasulullah saw. kita selalu membaca bahwa kemenangan demi kemenangan justru
terjadi di saat-saat umat sedang berpuasa di bulan Ramadhan. Ada apa dengan Ramadhan? Inilah alasan mengapa tulisan ini secara khusus akan mengungkap
rahasia kemenangan dan hubungannya dengan Ramadhan. Setidaknya ada tujuh spirit kemenangan Ramadhan yang bisa diangkat dalam tulisan ini:

Pertama, Kemenangan Atas Nafsu

Dalam kata ashiyam pada ayat di atas terkandung makna alhabsu artinya menahan. Seorang yang berpuasa pasti sedang menahan nafsu dengan segala
dimensinya. Bukan hanya nafsu makan dan minum, melainkan juga nafsu hubungan seks dan nafsu memandang yang haram. Perhatikan diri anda ketika
sedang berpuasa. Apa yang anda tahan? Bukankah anda sedang menahan diri dari yang halal? Makan dan minum itu halal bagi anda. Berhubungan seks
dengan istri anda itu juga halal. Tetapi anda tahan. Dan anda mampu menahannya. Apa makna semua ini? Di sini nampak bahwa anda sedang bertarung
dengan nafsu anda. Anda sedang berusaha mengendalikannya. Sekalipun nafsu itu meronta-ronta memanggil anda untuk makan di siang hari yang panas,
anda tetap mengendalikannya sampai tiba adzan maghrib. Bila ternyata anda mampu melakukan ini, sungguh tidak ada alasan bagi anda untuk terjatuh
kepada yang haram, hanya karena godaan nafsu.

1 of 7 8/14/2009 5:17 PM
7 Spirit Kemenangan Ramadhan | dakwatuna.com http://www.dakwatuna.com/2008/7-spirit-kemenangan-ramadhan/

Tapi sayangnya banyak orang yang hanya menjadikan puasa sekedar ritual yang mati. Mati karena hakikat puasa yang sebenarnya untuk menahan nafsu,
ternyata itu hanya dilakukan di bulan Ramadhan saja. Begitu habis Ramadhan, tidak sedikit dari mereka yang tadinya berpuasa kembali merasa bebas untuk
berbuat dosa. Akibatnya puasa Ramadhan tidak membawa makna apa-apa bagi hidupnya. Ibarat seorang yang makan, begitu makanan di telan setelah itu
dimuntahkan lagi. Tentu cara hidup berIslam seperti ini tidak akan memberi buah sama sekali bagi kehidupan ruhaninya. Karena itulah makna puasa yang
seharusnya menjadi titik tolak kemenangan atas hawa nafsu, itu harus tetap dipertahankan sepanjang hayat, sebab hanya demikian hakikat ritual akan
menjadi seperti air yang disiramkan terhadap sebuah pohon. Maka pohon itu akan menjadi tumbuh subur, akarnya menghunjam ke bumi dan tangkainya
menjulang ke langit. Setiap orang yang berteduh dibawahnya tidak hanya akan merasa sejuk melainkan juga akan merasa aman dengan rindangnya.

Kedua, Kemenangan Atas Setan

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa ketika tiba Ramdhan, syetan-syetan diikat. Nabi saw. bersabda: “Bila Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka,
dan pintu-pintu neraka ditutup, sementara syetan-syetan diikat.” (HR. Bukhari-Muslim). Ini menunjukkan bahwa iman umat Islam di bulan Ramadhan
harus meningkat. Karena itu kita selalu menemukan suasana yang berbeda di bulan Ramadhan. Orang yang tadinya malas shalat berjemaah di masjid, selama
Ramadhan ia rajin ke masjid. Orang yang tadinya tidak pernah membaca Al Qur’an, selama Ramadhan selalu membacanya. Orang yang tadinya kikir
bersedekah, selama Ramadhan menjadi dermawan. Orang yang tadinya tidak pernah bangun waktu fajar, selama Ramadhan selalu bangun fajar dan shalat
subuh berjemaah di masjid. Orang yang tadinya tidak pernah shalat malam, selama Ramadhan rajib shalat malam. Orang yang tadinya mempertontonkan
aurtanya, selama Ramadhan menjadi wanita anggun di balik jilbab yang indah.

Suasana seperti ini menggambarkan betapa Ramadhan benar-benar membawa keberkahan bagi umat Islam. Terasa bahwa syetan benar-benar diikat. Syetan
tidak bisa bergerak secera leluasa. Mengapa? (a) Nabi saw.: wash shawmu junnatun (puasa adalah penangkal dari dosa dan api neraka). Lalu nabi
melanjutkan : “Maka ketika kalian berpuasa hendaklah jangan berkata kotor dan tidak mengumpat. Bila ada orang mencaci katakan kepadanya: maaf aku
sedang berpuasa…” (HR. Bukhari-Muslim) (b) Karena nafsu selama bulan puasa dikendalikan. Begitu nafsu terkendali syetan tidak punya jaringan untuk
bergerak. Begitu jaringanya menjadi sempit, amal-amal shaleh meningkat di mana-mana. Begitu amal shaleh meningkat otomatis iman akan naik. Sayangnya
pemandangan ini hanya berlangsung sekejap. Selama bulan Ramadhan saja. Setelah itu kehidupan yang penuh kemenangan kembali lenyap dalam gelora
nafsu. Dosa-dosa kembali dilakukan di mana-mana tanpa merasa takut sedikit pun. Jika memang demikian, benarkah kemenangan atas syetan selama
Ramadhan adalah kemenangan sejati? Sampai kapan umat ini akan terus berpura-pura kepada Allah swt., menjadi hanya seorang muslim yang baik di bulan
Ramadhan saja?

Ketiga, Pahala Dilipatgandakan

Dalam sebuah hadist Rasulullah saw. bersabda: “Setiap amal anak Adam -selama Ramadhan- dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, bahkan sampai
tujuh ratus kali lipat. Kecuali puasa, Allah berfirman: Puasa itu untuk-Ku, dan Aku langsung yang akan memberikan pahala untuknya.” (HR. Muslim).
Maksudnya bahwa pahala puasa bukan hanya dilipatgandakan melainkan lebih dari itu, Allah swt berjanji akan memberikan pahala tanpa batas. Bayangkan
berapa pahala yang akan didapat seseorang sepanjang hari berpuasa, bersedekah, menegakkan amal-amal wajib lalu dilanjutkan dengan amal-amal sunnah.
Di mana semua itu dilipatgandakan tujuh ratus kali lipat.

Bagaimana jika seorang muslim membaca Al Qur’an dalam sehari lebih dari satu juz. Rasulullah saw. menerangkan bahwa pahala membaca Al Qur’an
hitungannya perhuruf. Setiap huruf satu kebaikan, dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Itulah rahasia, mengapa para
ulama terdahulu begitu masuk Ramadhan mereka belomba-lomba mengkhatamkan Al Qur’an tanpa batas. Ada yang mengkhatamkan sehari sekali. Ada yang
sehari dua kali. Yang selalu saya baca dalam manaqib Imam Syafi’ie adalah bahwa ia selalu mengkhatamkan Al Qur’an selama Ramadhan 60 kali khatam.
Apa yang menarik di sini bukan logis atau tidaknya, melainkan kesungguhan mereka dalam mengkhatamkan Al Qur’an. Itulah spirit yang harus kita ambil.
Bahwa akan menilai amal shaleh kita dari segi kwantitas melainkan dari usaha maksimal yang kita lakukan. Inilah makna ayat: “Fattaqullaha mas tatha’tum
(maka bertaqwalah kepada Allah semaksimal kemapuanmu)” (QS. At Taghabun:16)

Keempat, Dosa-Dosa Diampuni

Minimal ada tiga ibadah dalam Ramadhan yang secara tegas Rasulullah saw. mengkaitkan dengan ampunan dosa-dosa terdahulu: Pertama, ibadah puasa.
Nabi saw. bersabda: “Man shaama Ramadhaan iimaanan wah tisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambihi. (Siapa yang berpuasa Ramadhan
dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari-Muslim). Kedua, ibadah shalat malam
(baca: tarawih). Nabi saw. bersabda: “Man qaama Ramadhana iimaanan wah tisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambihi. (Siapa yang
menegakkan shalat malam Ramadhan dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari-
Muslim). Ketiga, Ibadah shalat malam lailatul qadr. Nabi saw. bersabda: “Man qaama lailatal qadri iimaanan wah tisaaban ghufira lahu maa taqaddama
min dzambihi. (Siapa yang menegakkan shalat malam pada malam lailatul qadr dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan diampuni
semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari-Muslim).

Perhatikan ketiga hadits di atas, betapa ibadah Ramadhan yang akan menjadi penyebab ampunan dosa bukan hanya puasa, melainkan ada juga ibadah shalat
malam sepanjang Ramadhan termasuk pada malam lailatul qadr. Tetapi sayangnya banyak orang Islam hanya mengambil puasanya saja, sementara ibadah-
ibadah lain yang tidak kalah pentingnya dengan puasa diabaikan. Akibatnya tujuan Ramadhan yang sebenarnya merupakan bulan ampunan dosa, tidak
tercapai secara maksimal. Banyak orang beralasan sibuk mencari nafkah dan lain sebaginya, sehingga tidak sempat memaksimalkan semuanya itu.
Perhatikan Rasulullah saw. sekalipun hari-harinya sibuk berdakwah, pada bulan Ramadhan masih menambah lagi amal-amal ibadah yang melebihi hari-hari
biasanya. Apakah cukup dengan hanya beralasan bahwa mencari nafkah juga ibadah, lalu mengabaikan membaca Al Qur’an, shalat malam dan lain
sebagainya?

Kelima, Doa-doa Dikabulkan

Seorang yang sedang berpuasa doanya mustajab. Sebab ia sedang dalam kondisi menahan nafsu. Syetan-syetan tidak mendekatinya. Karenanya ia lebih dekat
kepada Allah swt. Ketika ia dalam kondisi sangat dekat kepada Allahswt., maka doanya akan mudah diterima. Karena itu Nabi saw. menganjurkan agar
orang-orang yang sadang berpuasa banyak-banyak berdoa. Para ulama mengatakan: Disunnahkan bagi orang yang sedang berpuasa selalu mengucapkan
dzikir, memanjatkan doa, sepanjang hari selama berpuasa. Sebab puasa membuat pelakunya semakin dekat kepada Allah swt. Orang-orang yang dekat
kepada Allah swt. doanya mustajab.

Berdzikir dan berdoa selama puasa memang sangat dianjurkan sepanjang hari. Tetapi berdzikir dan berdoa pada saat menjelang buka puasa sangat
ditekankan dan diutamakan. Nabi saw. bersabda: “Orang yang berpuasa doanya tidak ditolak, terutama menjelang berbuka.” (HR. Ibn Majah, sanad hadits
ini sahih). Ibn Umar ra. meriwayatkan bahwa Nabi saw. menjelang buka puasa selalu berdoa: “Dzahabazh zhomau wabtallatil ‘uruuq watsabatil ajru insyaa

2 of 7 8/14/2009 5:17 PM
7 Spirit Kemenangan Ramadhan | dakwatuna.com http://www.dakwatuna.com/2008/7-spirit-kemenangan-ramadhan/

allahu ta’aalaa. (Dahaga telah pergi, kerongkongan telah basah, semoga Allah memberikan pahala). Abdullah bin Amru ra. selalu membaca doa berikut
ini sebelum buka puasa: “Allahumma as’aluka birohmatikallati wasi’at kulla syai’ antaghfira lii dzunuubii. (Ya Allah aku mohon kepada-Mu dengan
rahmat-Mu yang mencakup segala sesuatu, agar Kau ampuni aku.”

Imam At Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda: “Tiga orang yang doanya tidak pernah ditolak: Pemimpin yang
adil, seorang yang sedang berpuasa sampai ia berbuka, orang yang dizholimi.” Jelasnya bahwa selama puasa Ramadhan iman hamba-hamba Allah swt.
sedang naik, mereka selalu bangun malam menegakkan shalat, mereka selalu membaca Al Qur’an, mereka selalu bersedekah, mereka jauh dari dosa-dosa,
mereka bertobat minta ampunan kepada Allah swt. dan sebagianya. Semua itu merupakan suasana yang dukung-dukung membuat turunnya keberkahan dari
Allah swt. Semakin banyak keberkahan yang turun semakin mudah doa yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah swt.

Keenam, Raih Lailatul Qadr

Dalam surah Al Qadr: 3-5 Allah swt. menerangkan keagungan malam lailatul qadr: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu
turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Inilah malam yang sangat Allah swt. agungkan. Pada malam lailatul qadr ini Allah swt. pernah menurunkan Al Qur’an. Bukan hanya itu, setiap malam
lailatul qadr Allah memberikan kesempatan kepada hamba-hamba-Nya untuk menutupi kekurangan masa lalunya dengan beribadah menegakkan shalat,
berdzikir dan membaca Al Qur’an. Bayangkan pahalanya khsusus dan luar biasa. Tidak bisa dibandingkan dengan pahala beribadah selama 1000 bulan. Kata
khirun pada ayat di atas menunjukkan makna lebih baik, bukan sama. Perhatikan betapa keutamaan ibadah pada malam lailatul qadr hendaklah diraih
dengan sungguh-sungguh.

Perhataikan kata khairun min alfi shahrin (lebih baik dari seribu bulan). Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya, pernah melakukan hitung-hitungan tentang
hakikat seribu bulan itu. Beliau mengatakan: 1000 bulan = 84 tahun 3 bulan. Saya mencoba merenungkan hakikat ini. Saya menemukan betapa angka
tersebut menggambarkan usia terpanjang rata-rata manusia. Artinya, bila kita pikir-pikir ayat tersebut, kita akan segera mengambil kesimpulan bahwa
beribadah pada malam lailatul qadr masih lebih hebat pahalanya dibanding dengan pahala ibadah sepanjang hidup. Tetapi maksudnya di sini bukan lantas
mencukup dengan ibadah pada malam lailatul qadr kalau setelah itu tidak beribadah sepanjang hayat? Ini salah. Itu maksudnya adalah (a) bahwa kita secara
normal menyadari bahwa masih banyak ibadah yang kurang maksimal, atau bahkan sangat kurang. Perlu adanya back up pahala, untuk menutupi
kekurangan-kekurangan itu. (b) Kita seharusnya -selama hidup- selalu beribadah kepada Allah swt. untuk menutupi nikmat-nikmat-Nya yang tidak pernah
putus. Tetapi karena kesibukan yang demikian banyak, serta kelemahan iman yang kita punya, tentu banyak kondisi yang tidak bisa dipenuhi. Allah swt.
yang Maha Pengasih memberikan peluang agar kita bisa mengimbangi nikmat-nikmat tersebut. Karenanya dibukalah malam lailatul qadr.

Rasulullah saw. memberikan tuntunan agar lailatul qadr itu diburu pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Terutama malam-malam ganjil: 21, 23, 25, 27,
29. Banyak para sahabat dan para ulama yang menekankan secara khusus malam tangga 27 Ramadhan. Tetapi demikian, mereka menganjurkan agar tidak
mencukupkan hanya dengan malam tanggal 27 saja. Sebab tidak mustahil malam lailatul qadr itu akan terjadi pada malam-malam lainnya. Karena itu
handaknya seorang hamba Allah swt. selalu bangun setiap malam. Karena tidak ada yang tahu pasti kapan dan tanggal berapa sebenarnya lailatul qadr itu
terjadi. Karena itu sebagian sahabat mengatakan: Siapa yang yang bangun menegakkan shalat setiap malam sepanjang tahun ia pasti dapat keistimewaan
lailatul qadr.

Sebenarnya lailatul qadr ini adalah suatu kesempatan yang sangta istimewa dan sangat mahal. Seharusnya setiap orang yang beriman bersungguh-sungguh
untuk meraihnya. Seharusnya mereka sejak dini sudah bersiap-siap dengan segala daya upaya untuk mendapatkannya. Seperti mereka berdaya upaya untuk
meraih medali dalam sebuah olimpiade. Seharusnya mereka menyesal seumur hidupnya ketika tidak terlibat dalam perlombaan ini. Padahal Allah swt. telah
berfirman: “Fastabiqul khairaat (berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan.” (QS. Al Baqarah:148). Tetapi sayangnya banyak orang beriman tidak tertarik
dengan perlombaan. Bahkan banyak dari mereka yang cuek dan tidak terpanggil untuk mempersiapkan diri supaya mendapatkannya. Pun tidak sedikit yang
tidak menyesal karena tidak kebagian keberkahannya. Apakah mereka telah merasa kebanyakan pahala, sehingga merasa cukup dengan pahala amal yang
selama ini mereka kerjakan? Coba pikirkan seberapa persenkah pahala yang kita dapatkan dibanding dengan pahala para sahabat Nabi saw.? Nabi saw.
bersabda: “Janganlah kau mengejek sahabat-sahabatku, demi Allah seandainya kau infakkan emas sebasar gunung Uhud, pahala yang kau dapatkan itu
tidak akan mencapai segenggam atau separuhnya dari pahala yang mereka dapatkan.” Perhatikan sedemikian agungnya pahala para sahabat itu, itu pun
mereka masih berlomba-lomba meraih malam lailatul qadr.

Ketujuh, Kejar Level Taqwa

Ayat tentang puasa di atas, ditutup dengan la’allakum tattaquun (agar kamu bertaqwa). Artinya bahwa tujuan utama puasa Ramadhan adalah untuk
membangun kesadaran taqwa dalam pribadi seorang muslim. Taqwa seperti yang dikatakan Ubay bin Ka’ab ra. kepada Umar bin Khaththab adalah: “Bahwa
orang yang betaqwa itu seperti orang berjalan di tempat yang banyak durinya. Kanan-kiri, bawah-atas ada duri.” Bayangkan apa yang dia lakukan? Tentu
ia sangat berhat-hati, jangan sampai duri itu menggores tubuhnya. Begitu juga taqwa. Anda berhati-hati dari pandangan yang haram seperti anda berhati-hati
dari duri, itu taqwa. Anda berhat-hati dari harta haram, jangan sampai barang itu masuk ke perut anda, atau ke perut istri dan anak anda, seperti anda
berhati-hati dari duri, itu takwa. Anda berhati-hati dari dosa-dosa kecil apalagi besar seperti anda berhat-hati dari duri, itu taqwa.

Perhatikan betapa taqwa merupakan totalitas kehati-hatian seorang hamba dalam menjalankan ketaatan kepada Allah swt., jangan sampai sedikit pun dari
apa yang dia lakukan dimurkai Allah swt. Itulah rahasia mengapa Allah swt. mengikat pada ayat di atas antara puasa (ash shiyam) dengan taqwa. Sebab
ketika seseorang berpuasa dia telah mengendalikan nafsunya. Dan hanya dengan mengendalikan nafsu, seseorang secara bertahap akan naik ke level taqwa.
Karena itu dalam Al Qur’an masalah taqwa merupakan tema sentral. Katika Allah swt. menceritakan pedihnya siksaan neraka itu sebenarnya supaya orang
bertaqwa. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6). Begitu juga ketika Allah swt. menceritakan keindahanya surga dan kelezatan makanan
dan minuman di dalamnya, itu tidak lain supaya manusia bertaqwa.

Lebih dari itu, banyak ayat dalam Al Qur’an yang menekankan pentingnya bersikap taqwa: (a) Di pembukaan surah Al Baqarah, Allah swt. langsung
menceritakan sifat-sifat orang yang bertaqwa. (b) Dalam surah Ali Imran:133, Allah swt. menegaskan bahwa surga dipersipakan untuk mereka yang
bertaqwa: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa.” (c) Dalam surah Al Hujuraat: 3, Allah swt. menunjukkan bahwa paling mulainya manusia adalah orang-orang yang paling
bertaqwa. (d) Dalam surah Al Qashash:83, Allah swt. menerangkan bahwa kemenangan itu hanya milik orang-orang yang betaqwa: “Negeri akhirat itu,
Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah
bagi orang-orang yang bertakwa.” Dalam surah Al Qalam:34, lagi-lagi Allah menceritakan indahnya surga yang dipersipakan untuk mereka yang bertaqwa:
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.”

3 of 7 8/14/2009 5:17 PM
7 Spirit Kemenangan Ramadhan | dakwatuna.com http://www.dakwatuna.com/2008/7-spirit-kemenangan-ramadhan/

Penutup

Jelasnya, Ramadhan adalah nikmat agung, sekaligus tamu agung yang datang setahun sekali. Di dalamnya banyak kesempatan bagi orang-orang beriman
untuk meningkatkan iman dan mencucikan dosa-dosa dengan memohon ampun kepada Allah swt. tidak hanya puasa, banyak ibadah Ramadhan yang
diajarkan Allah swt. dan Rasul-Nya yang tidak kalah pentingnya dengan ibadah puasa. Seperti ibadah shalat malam, i’tikaf, banyak bersedekah,
mengkhatamkan Al Qur’an dan lain sebagainya. Siapa yang bersungguh-sungguh melaksanakan semua itu, kemenangan pasti akan dia capai. Sebaliknya
siapa yang mengabaikan semua itu, dia sendiri yang rugi. Ingat bahwa tidak ada yang bisa menjamin bahwa seseorang bisa hidup sampai ke Ramadhan tahun
depan. Karena itu, ketika ternyata kita diberi kesempatan memasuki Ramadhan tahun ini, janganlah sekali-kali disia-siakan. Segeralah bergegas untuk
beramal. Segeralah bersungguh-sungguh untuk menggunakan kesempatan ini secara maksimal. Semoga Allah swt. menerima amal kita semua. Amiin.
Wallahu a’lam bishshawab.

Beri Nilai Naskah Ini:

(7 orang menilai, rata-rata: 9.14 dalam skala 10)

Naskah Terkait Sebelumnya:


Berkorban Untuk Kemenangan
Fadhilah Shaum Bulan Muharram
8 Ibadah di Bulan Dzulhijjah
Sisi Lain Ramadhan
Fiqih Ringkas Tentang Puasa

Pembaca Naskah Ini, Juga Membaca:

Ramadhan, Antara Generasi Awal dan Generasi Sekarang


Ramadhan Kian Mendekat…
Hari-Hari Muslimah di Barat
Fiqih Ringkas Tentang Puasa
Bulan Sya’ban

Akses http://www.dakwatuna.com/wap dimana saja melalui ponsel, Blackberry atau iPhone Anda.

Ada 8 komentar untuk naskah ini. Kirim


komentar Anda.

sukocomulyo mengatakan:
11 September 2008 pukul 23:03
Alhamdulillah, sangat bermanfaat sekali bagi saya dan akan saya sampaikan pada para jamaah sholat tarawih di Masjid Al-Furqoon. Biar
tambah ketaqwaan dan ke imanan kita pada Allah SWT. Amin
Reply komentar ini

Etrina Eriawati mengatakan:


12 September 2008 pukul 07:40
Alhamdulillah, dengan seringnya saya membaca naskah – naskah ini dapat memperkuat Iman saya dan dapat meningkatkan ibadah saya,
Amin.
Reply komentar ini

Tohir mengatakan:
15 September 2008 pukul 14:13
Assalamu’alaikum. Ustad Trimakasih banyak atas kajian ilmunya,. Jazakumullah. Amin.
Reply komentar ini

DJOKO mengatakan:
17 September 2008 pukul 21:08
ALHAMDULILLAH. SIIP DEH MATERINYA USTADZ.
Reply komentar ini

DEYBI.ISMAIL mengatakan:
18 September 2008 pukul 18:43
Assalammualaikum wr.wb..alhamdulillah dengan ana membaca naskah ini,ana bisa mengetahui lebih banyak tentang keutamaan bulan

4 of 7 8/14/2009 5:17 PM
7 Spirit Kemenangan Ramadhan | dakwatuna.com http://www.dakwatuna.com/2008/7-spirit-kemenangan-ramadhan/

cuci Rammadhan..dan lebih meningkatkan amal ibadah,insyaAllah ana akan menyampaikan Berita Baik ini pada teman-teman Remaja Masjid
Ar-Rasyid.amin…
Reply komentar ini

bunda raisya mengatakan:


19 September 2008 pukul 11:31
Subhanalah,tidak pernah tau ramadhan akan datang, kita masih dipertemukan kembali oleh Allah atau tidak.Dan ini adalah spirit yang
lebih luar biasa.Membuktikan kesungguhan kita kepada Allah, beribadah bukan hanya sekedar pedagang atau budak, tapi sebagai hamba yang
bersyukur diberikan kesempatan bertemu dengan bulan yang mulia ini.Semoga barakah, mabul doa dan momentum menjawab setiap ujian-ujian
yang saat ini kita hadapi.Kebahagiaan dunia wal akhirat.Jazakallah
Reply komentar ini

suwarno mengatakan:
20 September 2008 pukul 03:26
subhanallah,bulan penuh berkah dan ampunan.smg masih d beri ksempatan utk bertemu ramadhan tahun depan.amiin.terimakasih
ustadz,materinya mudah di cerna.insyaAllah akan kami sampaikan ke rekan2 kami.jazakallah.
Reply komentar ini

MUJINEM mengatakan:
3 Agustus 2009 pukul 15:39
alhamdulillah, bisa menambah ilmu dan iman. Saya gunakan sebagi literatur dalam berdakwah di lingkungan saya
wass
Reply komentar ini

Kirim komentar Anda

Nama (required)

Email (required)

Situs Web

XHTML: Anda dapat menggunakan tag berikut ini: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q
cite=""> <strike> <strong>

Catatan: Redaksi menerima komentar terkait naskah yang ditayangkan, maksimal sebanyak 500 karakter. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim dan tidak menggambarkan
pandangan Redaksi. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap spam, tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau hal negatif lainnya yang terkait dengan penyakit lidah (afatul
lisan). Komentar yang mengandung alamat/URL situs web, pada umumnya dianggap sebagai spam yang akan dihapus oleh sistem secara otomatis. Jaga privasi Anda sendiri dengan tidak
mencantumkan alamat email dan nomor telepon Anda di ruang komentar ini.

Kirim Komentar 500 sisa karakter

« Naskah Sebelumnya
Naskah Sesudahnya »

5 of 7 8/14/2009 5:17 PM
7 Spirit Kemenangan Ramadhan | dakwatuna.com http://www.dakwatuna.com/2008/7-spirit-kemenangan-ramadhan/

Terbaru
Populer
Nilai Tertinggi

Remaja Waspadai Bujukan “Jalan Pinta…


Kompetisi Roket Indonesia Dikagumi D…
Jihad Tidak Melalui Kekerasan
Ba’asyir: Jihad Belum Perlu Dengan S…
Peresmian Sekolah dan Launching Prog…
SJ Tak Dikenal Para Aktivis Islam
Pesantren Bukan Sumber Radikalisasi
Menahan Diri
Menanti Kejujuran Polisi
Perusahaan Zionis Pasarkan Sepatu Be…

Baca Juga
Naskah Penulis

Menahan Diri
Sungguh Merugi
8 Proyek Sukses Ramadhan
Kekuatan Itu Ada Pada Al-Qur’an
Ramadhan, Antara Generasi Awal dan G…
Bulan Sya’ban
Piala Ramadhan, Siapa Merebutkan?
Apakah Rajab Bulan Allah?
Menggapai Kebahagiaan Hakiki
Fiqih Ringkas Tentang Puasa

Komentar Pembaca
14/08 08:08 - akang:
saya meminta keiklasan dan keridhoannya juga, ...
13/08 18:48 - Myrna Hasyim:
Aku cuma bisa menangis, ternyata bangsa ini m ...
13/08 18:24 - tri adhi:
'Afwaan mohon ijin untuk salin artikel ini... ...
13/08 18:00 - yyh:
Smg trus menebarkan kebaikan,shg teertanam bi ...
13/08 17:46 - aissa roselina adinda:
apa arti nama saya ini aissa roselina adinda, ...
13/08 17:43 - yaya:
Ya Allah berikanlah kami dalam keistiqomahan ...

Daftarkan diri Anda ke Newsletter kami dengan memasukkan email


Anda di bawah ini:

6 of 7 8/14/2009 5:17 PM
7 Spirit Kemenangan Ramadhan | dakwatuna.com http://www.dakwatuna.com/2008/7-spirit-kemenangan-ramadhan/

Jumlah pelanggan RSS + Newsletter kami:

Rubrik Utama : Aqidah | Al-Qur'an | Hadits | Sirah Nabawiyah | Fiqih Islam | Tarbiyah 'Ailiyah | Mar'ah Muslimah | Tarikh Islam | Fiqih Dakwah | Tazkiyatun Nufus | Index |
Suplemen : Alam Islami | Kaifa Ihtada | Konsultasi | Editorial | Khutbah |
Fitur : Al-Qur'an Search Engine | Downloads | Buku Tamu | XML Sitemap
Manajemen : Profil | Profil LKD | Profil LKMT | Redaksi | Kontak | Info Iklan | Donasi Dakwah | Disclaimer
Tidak dilarang untuk mengcopy dan menyebarkan artikel pada situs ini dengan menyebutkan URL sumbernya :: Daftar
RSS Facebook Twitter

81 users online 53 Online Users

dakwatuna.com - Right to copy - 2007-2009


Powered by Wordpress

7 of 7 8/14/2009 5:17 PM

Anda mungkin juga menyukai