Anda di halaman 1dari 4

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan manajemen asuhan kebidanan komprehensif

dengan menggunakan metode SOAP pada Ny. D mulai dari kehamilan

Trimester III, bersalin, bayi baru lahir, masa yang dimulai dari tanggal 09 April

sampai dengan 02 Juni 2022, maka dapat disimpulkan bahwa peneliti

mampu:

1. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. D umur 25 tahun

diwilayah Puskesmas Perawatan Suli sesuai dengan standar minimal

pelayanan ANC yaitu 14 T. Standar minimal asuhan antenatal adalah 14

T terdiri dari pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran

tekanan darah, pengukuran LILA, pengukuran tinggi rahim, penentuan

letak janin dan perhitungan DJJ, penentuan status imunisasi TT,

pemberian tablet tambah darah, tes laboraturium, konseling atau

penjelasan, dan tata laksana atau mendapatkan pengobatan (Anita

Lockhart, 2014). Pelayanan antenatal yang diberikan pada Ny. D hanya

10T sehingga belum sesuai dengan teori yang ada dikarenakan ibu hamil

tidak berada pada daerah endemis.

2. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. D umur 25 tahun di

wilayah kerja Puskesmas Perawatan Suli,Kabupaten Maluku Tengah

dengan pertolongan persalinan sesuai dengan 60 langkah APN. tidak

mengalami penyulit selama kala I-kala IV. Bayi Lahir spontan.

3. Melakukan asuhan kebidanan pada BBL By. Ny. D di wilayah kerja

Puskesmas Perawatan Suli By. Ny. D lahir cukup bulan dengan umur

226
227

kehamilan 38 minggu, lahir spontan pada tanggal 16-04-2022, jam 04:45

wit, menangis spontan, kuat, tonus otot positif, warna kulit kemerahan,

jenis kelamin perempuan, anus positif, berat badan saat lahir 3.000

gram, nilai APGARnya 7/9, tanda-tanda vital dalam batas normal,

panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm. Hal ini

sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan. Asuhan kebidanan yang

dilakukan pada bayi baru lahir antara lain: melakukan pencegahan

infeksi, menjaga kehangatan bayi, membersihkan jalan nafas, memotong

dan merawat tali pusat, melakukan penilaian awal (APGAR score), IMD,

memberikan vitamin K, pemberian salep mata, pemberian imunisasi Hb

0, pemantauan bayi baru lahir, dan pemeriksaan fisik bayi baru lahir

(Anita Lockhart, 2014).

4. Melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny. D di wilayah kerja

Puskesmas Perawatan Suli Kabupaten Maluku Tengah. Selama

kunjungan masa nifas mulai dari 2 jam post partum, 6 jam, 6 hari,14 hari

post partum dan 40 hari post partum tidak ditemukan adanya penyulit.

Personal hygiene ibu baik dan ibu tidak memiliki masalah pada masa

laktasi. Ibu menyusui bayinya setiap 2 jam dan ibu tidak memberikan

makanan dan minuman tambahan. Ibu juga tidak memiliki pantangan

terhadap makanan apapun. Jadwal kunjungan masa nifas minimal 4 kali

yaitu pertama 6 jam-8 jam setelah melahirkan, kedua hari ke 6 setelah

melahirkan dan ketiga hari ke 2 minggu setelah melahirkan dan keempat

6 minggu setelah persalinan (Bahiyatun, 2009). Oleh sebab itu, tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.


228

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan.

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa

dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung

peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan

yang berkualitas.

2. Bagi Lahan Praktek.

Asuhan yang telah di implementasikan bagi pasien sudah sangat baik,

tetapi diharapkan lagi meningkatkan mutu pelayanan agar dapat

memberikan asuhan yang lebih baik sesua dengan standar asuhan

kebidanan dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

kesehatan.

3. Bagi Klien

Agar klien memiliki kesadaran dan motivasi untuk selalu memeriksakan

kehamilannya secara teratur sehingga ibu merasa lebih yakin dan

nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan

pada saat hamil, bersalin, nifas dan bbl dengan melakukan pemeriksaan

rutin dipelayanan Kesehatan.


229

Anda mungkin juga menyukai