Anda di halaman 1dari 1

Si Bungsu

Hai… namaku Cinta Puspita sari.A yang sering di panggil Cinta. Aku lahir di kamarora A
tanggal 2 aguatus 2007. Aku bersekolah di smk BINA POTENSI PALU kelas 11 TKJ, dan Tahun
ini umurku genap 16 tahun.
Aku punya dua saudara, satu cowok dan satu cewek dan aku anak ketiga atau biasa di sebut si
bungsu iyaaa anak terakhir, anak yang paling kecil di antara saudara saudaranya, anak yang
katanya yang paling manja, anak kesayangan. Iyaa memang aku anak kesayangannya papa tapi
aku tidak semanja itu, tapi kadang ada manjanya juga hehehe.
Dari umur 7 tahun aku sudah tidak tinggal dengan orang tuaku, aku tinggal di rumah kakek dan
nenekku karna umurku yang sudah masuk sekolah dasar. Begitupun dengan kedua kakakku yang
tinggal di rumah kakek dan nenek, karna kalau di rumah mama papa jarak sekolah dan rumah
sangat jauh. Maka dari itu kami bertiga tinggal di rumah kakek dan nenek karna jarak sekolah
yang hanya berhadapan dengan rumah. Aku di besarkan oleh kakek dan nenekku, aku tinggal
bersama mereka sampai aku lulus SMP. 9 tahun aku tinggal bersama mereka dan itu bukan waktu
yang singkat, aku ke rumah orang tuaku hanya saat libur sekolah, dan menurutku itu bukan
waktu yang lama bertemu mereka dengan umurku yang masih kecil yang tentunya sangat
merindukan orang tuaku.
Setelah lulus SMP aku melanjutkan pendidikanku di Palu dan aku memutuskan untuk tinggal di
kost kostan yang kecil bersama temanku. Dan Kakakku yang perempuan sudah putus sekolah
dan sudah berkeluarga, dan kakakku yang laki-laki lulus SMK juga sudah berkeluarga. Dan
hanya aku satu satunya harapan dikeluargaku, jika bukan aku siapa lagi yang harus mereka
harapkan.
Sekarang aku harus jauh dari keluargaku untuk melanjutkan pendidikanku dan membanggakan
kedua orang tuaku. Jujur ini semua tidak mudah untukku, ingin mengeluh capek tapi aku sadar
bahwa kedua orangtuaku lebih capek, terkadang berfikir ingin putus sekolah karna sudah tidak
kuat untuk melanjutkan sekolah dengan keadaan ekonomi keluarga.
Anak bungsu yang menyimpan kesedihannya melalui senyum cerianya. Aku meranjak dewasa
haruskuat, harus pura-pura bahagia depan mereka menyimpan semua masalah sendiri, hingga
akhirnya ingin menyerah tapi aku ingat siapa lagi yang harus di andalkan saat ini selain diri
sendiri, karnea anak bungsu harapan terakhir orang tua, aku tidak tau ingin bercerita sama siapa
lagi karena hanya diri sendiri yang mengerti, orang lain tidak akan mengerti perasaan yang
sedang aku hadapi, anak bungsu yang sudah kehilangan arahnya, yang menutupi semua luka
yang sudah dilewati tanpa memberi tau keluarganya apa yang di rasakan yang menutupi tentang
dirinya kepada keluarga karena merasa hanya akan menambah beban pikiran mereka.

Anda mungkin juga menyukai