Anda di halaman 1dari 18

Permenkes RI Nomor 2/2023

Tentang Peraturan Pelaksanaan


Peraturan Pemerintah Nomor
66 Tentang Kesehatan
Lingkungan
Mu’jizat Ilahi
P1337433121100
3B Sanitasi
Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Tekanan Bising
(Ruang Pasien saat Tidak Tidur)
Mengenal Tekanan Bising
Tekanan bising adalah tekanan suara yang berlebihan atau tingkat kebisingan yang tinggi
di sekitar lingkungan kita. Tekanan bising dapat berasal dari berbagai sumber, seperti lalu
lintas kendaraan, industri, konstruksi, alat-alat elektronik, atau kegiatan manusia lainnya.
Tekanan bising yang tinggi di ruang pasien dapat menyebabkan stres, gangguan tidur, dan
perburukan kondisi kesehatan pasien. Selain itu, tekanan bising yang berlebihan juga
dapat mengganggu komunikasi antara pasien dan tenaga medis, serta mengganggu
proses penyembuhan pasien.
Oleh karena itu, standar baku mutu lingkungan tekanan bising di ruang pasien diperlukan
untuk memastikan bahwa tingkat kebisingan di ruang perawatan medis tetap berada
dalam batas yang dapat diterima.
Standar baku mutu lingkungan tekanan bising di ruang pasien biasanya mencakup
batasan maksimum tingkat kebisingan yang diperbolehkan di dalam ruangan. Misalnya,
standar ini dapat menetapkan bahwa tingkat kebisingan di ruang pasien tidak boleh
melebihi 40 desibel (dB) pada siang hari dan 35 dB pada malam hari.
Alat & Bahan
Alat yang digunakan :
1. Sound Level Meter
2. Kalibrator
3. Mikrofon
4. Windscreen
5. Kabel penghubung
6. Stand mikrofon
Sementara Bahan yang dibutuhkan :
1. Baterai
2. Pedoman Penggunaan SLM
1) Persiapan alat: Pastikan sound level meter dalam kondisi yang baik dan
terkalibrasi dengan benar. Periksa juga baterai untuk memastikan daya yang
cukup.
2) Penempatan mikrofon: Tempatkan mikrofon dari sound level meter di posisi
yang sesuai dengan area yang akan diukur. Pastikan mikrofon berada pada
ketinggian dan jarak yang tepat dari sumber suara.
Cara Kerja

3) Pengkondisian lingkungan: Pastikan tidak ada gangguan atau sumber suara


tambahan yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Matikan peralatan lain
yang mungkin menghasilkan suara atau bising.
4) Pengukuran: Mulai pengukuran dengan menjalankan sound level meter.
Biarkan alat berjalan selama periode pengukuran yang diinginkan. Hasil
pengukuran akan ditampilkan dalam bentuk angka yang mewakili level tekanan
suara dalam desibel (dB).
5) Perekaman data: Jika diperlukan, catat atau simpan data pengukuran untuk
keperluan analisis atau perbandingan di masa depan.
6) Analisis data: Gunakan data pengukuran untuk mengevaluasi tingkat
kebisingan suatu area atau objek. Bandingkan dengan standar kebisingan yang
berlaku atau batasan yang ditetapkan untuk menentukan apakah tingkat bising
telah melewati ambang batas.
Standar Baku Mutu Lingkungan
Tekanan Bising

Hasil Pengukuran Tekanan Bising


Jika Sampel Tidak Memenuhi Syarat,
yang Perlu dilakukan :

Identifikasi sumber Modifikasi desain Penggunaan peralatan pelindung


suara, identifikasi dan ruangan, Jika tekanan pendengaran, Jika tidak
evaluasi kemungkinan bising terkait dengan memungkinkan untuk mengurangi
untuk mengurangi atau akustik ruangan, tekanan bising di sumbernya,
mengisolasi suara yang pertimbangkan untuk pastikan pekerja atau individu yang
dihasilkan. melakukan modifikasi terpapar suara tersebut
desain ruangan menggunakan alat pelindung
pendengaran yang sesuai
Regulasi lain selain Permenkes RI
no 2 Tahun 2023?

Tidak Ada, Karena Permenkes RI No 2 Tahun


2023 adalah peraturan terbaru yang sudah
mencakup keseluruhan dari nilai ambang
batas dari pengukuran parameter.
Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Media Pangan
Olahan Siap Saji
(Parameter Khusus
Staphylococcus aureus)
Mengenal Media Pangan Olahan Siap Saji
Pangan olahan siap saji adalah produk pangan yang telah melalui proses pengolahan
dan siap dikonsumsi tanpa perlu diproses lebih lanjut. Produk ini sangat populer dan
banyak dikonsumsi karena kemudahan dan kenyamanan dalam penyajiannya.
Namun, karena produk pangan olahan siap saji memiliki umur simpan yang lebih lama
dan sering kali dijual dalam kemasan, risiko kontaminasi dan kerusakan produk dapat
lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memiliki standar baku mutu lingkungan yang
ketat untuk memastikan keamanan dan kualitas produk pangan olahan siap saji.
Standar baku mutu lingkungan media pangan olahan siap saji mencakup berbagai aspek,
seperti kebersihan dan sanitasi pabrik pengolahan, penggunaan bahan baku yang
berkualitas, pengendalian suhu dan kelembaban, penggunaan bahan tambahan pangan
yang aman, serta pelabelan yang jelas dan akurat.
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram-positif yang sering ditemukan pada kulit dan
hidung manusia. Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi, termasuk infeksi
kulit, pneumonia, dan infeksi saluran kemih. Selain itu, S. aureus juga dapat menyebabkan
keracunan makanan jika terdapat dalam makanan yang dikonsumsi manusia.
Alat
Alat yang digunakan :
11. Aluminium Foil
1. Cawan Petri
12. Timbangan Neraca
2. Beaker Glass
13. Autoclave
3. Tabung Reaksi dan Erlenmeyer
14. Hot Plate
4. Gelas Ukur
15. Rak Tabung dan Rak Pengecatan
5. Batang Pengaduk dan Osen Bulat
16. Kapas
6. Swab Steril
17. Blender
7. Inkubator
18. Oven
8. Mikroskop
9. Bunsen
10. Objek Glass
Bahan
Sementara Bahan yang dibutuhkan:
1. Sampel
2. Akuades Steril
3. Media NB (Nutrient Broth)
4. Media MSA (Mannitol Salt Agar)
5. Pewarnaan gram
6. Larutan H2O2 3%
1) Pengambilan Sampel:
- Pertama, dilakukan pengambilan sampel yang dapat mengandung
Staphylococcus aureus, seperti sampel dari sumber infeksi potensial atau dari
area yang dicurigai terkontaminasi.
2) Isolasi dan Pemurnian:
- Sampel kemudian diisolasi dengan menggunakan teknik sterilisasi dan
Cara Kerja

dilakukan pemurnian untuk memisahkan Staphylococcus aureus dari bakteri lain


yang mungkin ada dalam sampel.
3) Kultur:
- Setelah pemurnian, isolat Staphylococcus aureus dibiakkan dalam media yang
sesuai. Salah satu media yang umum digunakan adalah Nutrient Broth (NB) atau
Agar Darah. Ini memungkinkan bakteri tumbuh dan berkembang biak dalam
kondisi optimal.
4) Identifikasi:
- Setelah pertumbuhan bakteri yang cukup, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi Staphylococcus aureus secara spesifik. Ini melibatkan pengujian
untuk parameter khusus yang terkait dengan Staphylococcus aureus.
Beberapa parameter khusus yang sering diperiksa meliputi:
- Fermentasi mannitol: Staphylococcus aureus mampu mengfermentasi
mannitol, yang menghasilkan perubahan warna media Mannitol Salt Agar (MSA)
menjadi kuning.
Cara Kerja

- Katalase: Staphylococcus aureus adalah katalase-positif, sehingga akan


menghasilkan gelembung oksigen saat ditambahkan H2O2 (peroksida hidrogen).
5) Konfirmasi:
- Untuk memastikan keakuratan hasil identifikasi, pemeriksaan lebih lanjut dapat
dilakukan, seperti pengujian dengan reagen spesifik atau penggunaan tes
molekuler seperti Polymerase Chain Reaction (PCR).
6) Interpretasi Hasil:
- Hasil dari pemeriksaan parameter khusus, seperti fermentasi mannitol dan
katalase, digunakan untuk menentukan keberadaan dan identifikasi
Staphylococcus aureus dalam sampel yang diperiksa.
Standar Baku Mutu Lingkungan
parameter khusus Staphylococcus aureus

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


parameter khusus Staphylococcus aureus
Jika Sampel Tidak Memenuhi Syarat,
yang Perlu dilakukan :

Menjaga Higienitas Menjaga Kebersihan Peralatan Pengolahan Makanan yang


Tangan Makan Maupun Masak Benar

Penyimpanan Makanan Menghindari Makanan Menghindari Kontaminasi


yang Benar Mentah yang Terkontaminasi Silang
Regulasi lain selain Permenkes RI
no 2 Tahun 2023?
Tidak ada, Karena Permenkes RI no
2 Tahun 2023 merupakan peraturan
terbaru yang dikeluarkan oleh
Menteri Kesehatan dan umumnya
peraturan terbaru sudah dirilis untuk
memperbarui dan meningkatkan
standar atau mengakomodasi
perkembangan baru dalam bidang
yang bersangkutan.
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai