SK Penetapan Nilai Ambang Kritis Hasil Laboratorium
SK Penetapan Nilai Ambang Kritis Hasil Laboratorium
1
KLINIK PRATAMA Kec. Menganti Kabupaten Gresik 61174
Telp. / WA : 082299452470
MENGANTI e-mail : bpjamsostekmenganti@gmail.com
TENTANG
-1-
tentang Narkotika;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2014 tentang Klinik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan, dam Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
prekusor Farmasi;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2021 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik.
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Gresik
Tanggal : 30 Maret 2023
Penanggungjawab Klinik Pratama Menganti
-2-
Lampiran : Keputusan Penanggungjawab
Klinik Pratama Menganti Tentang
Pengelolaan Obat Psikotropika
Nomor : EH2/144/SK/III/2023
Tanggal : 30 Maret 2023
A. PENGADAAN
1. Pengadaan obat psikotropika dapat dilakukan kepada pedagang besar
farmasi atau distributor resmi yang memiliki sertifikat CDOB.
2. Pengadaan obat psikotropika menggunakan surat pesanan psikotropika
rangkap 2 (dua)
3. Pengadaan obat psikotropika hanya dapat dilakukan oleh Apoteker
Penanggungjawab Instalasi Farmasi dengan persetujuan Penanggungjawab
Klinik.
4. Apabila APJ tidak dapat melakukan pengadaan karena suatu hal, maka APJ
dapat menunjuk TTK untuk melakukan pengadaan dengan surat kuasa.
B. PENERIMAAN
1. Setiap kedatangan obat psikotropika harus diterima oleh Apoteker
Penanggungjawab atau Tenaga Teknis Kefarmasian apabila APJ
berhalangan hadir.
2. APJ dan/ atau TTK membuat formulir penerimaan obat psikotropika yang
berisi sekurang-kurangnya :
a. Nomor
b. Nama obat
c. Nomor bets
d. Expired date
-3-
e. Jumlah
f. Satuan
g. Produsen
h. Nomor ijin edar
D. PEMUSNAHAN
1. Petugas mengumpulkan dan memisahkan sediaan psikotropika yang telah
lewat masa kadaluwarsanya dan atau rusak ke dalam area dan wadah khusus
yang terpisah dari sediaan lain sesuai prosedur agar tidak digunakan kembali
2. Petugas mengidentifikasi nama, nomor batch, dan tanggal kadaluwarsa ke
dalam laporan produk kadaluwarsa/rusak.
-4-
3. Apoteker penanggungjawab diketahui oleh Penanggungjawab Klinik
menyampaikan surat pemberitahuan dan permohonan saksi kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten setempat dan/ atau Balai Pengawasan Obat dan
Makanan setempat.
4. Sebelum pemusnahan, saksi memastikan kebenaran obat-obat psikotropika
yang hendak dimusnahkan secara organoleptis
5. Petugas melakukan pemusnahan dengan metode sesuai dengan bentuk
sediannya
6. Serahkan limbah kepada pihak ketiga pada saat pemusnahan dilakukan
(langsung)
7. Buat berita acara pemusnahan dan dokumentasikan kegiatan pemusnahan.
E. PELAPORAN
1. Pelaporan obat Psikotropika dilakukan setiap bulan bersama dengan
pelaporan obat narkotika (Pelaporan Nihil).
2. Pelaporan obat Psikotropika kepada Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dilakukan dengan aplikasi SIPNAP.
3. Pelaporan obat psikotropika bersifat pelaporan periodik.
-5-