Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Titrasi Asam Basa

Di susun untuk memenuhi tugas ujian perbaikan mata kuliah kimia

Di susun oleh :

Ilmi Farida Saputri (224010061 )

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

PRODI S1 FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN

TAHUN AJARAN 22\23


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan baik. Makalah ini
ditunjukan untuk memenuhi tugas ujian perbaikan mata kuliah Kimia.

kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun
penyajiannya. Hal ini disebabkan kemampuan dan pengetahuan kami yang masih sangat terbatas.
Walaupun demikian kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan makalah ini dengan
sebaik- baiknya.Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah yang disusun ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Surabaya, 11 01 2023

Penulis
Daftar Isi

BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan Pembuatan...................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. Teori Asam Basa.....................................................................................................................6
B. Pengertian Titrasi....................................................................................................................7
C. Prinsip Titrasi Asam Basa.......................................................................................................8
D. Macam Macam Titrasi Asam Basa.........................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................................................11
B. Saran......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam
laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.Karena pengukuran volume memainkan
peranan penting dalam titrasi, makateknik ini juga dikenali dengan analisis volumetrik. Analisis
titrimetri merupakansatu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan
hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia. Analisis cara titrimetri berdasarkan reaksi kimia
seperti: aA + tT → hasil dengan keterangan: (a) molekulanalit A bereaksi dengan (t) molekul
pereaksi T. Pereaksi T, disebut titran,ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari sebuah
buret, dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Larutan yang disebut belakangan
disebut larutan standar dan konsentrasinya ditentukan dengan suatu proses standardisasi.
Penambahan titran dilanjutkan hingga sejumlah T yang ekuivalen dengan A telah
ditambahkan.dikatakan baha titik ekivalen titran telah tercapai. Agar mengetahui bila penambaha
n titran berhenti, kimiawan dapat menggunakan sebuah zat kimia, yang disebut indikator,yang
bertanggap terhadap adanya titran berlebih dengan perubahan warna.Indikator asam basa terbuat
dari asam atau basa organik lemah, yang mempunyai warna berbeda ketika dalam keadaan
terdisosiasi maupun tidak. Perubahan warnaini dapat atau tidak dapat trejadi tepat pada titik
ekivalen. Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentunya merupakan
suatuharapan, bahwa titik akhir ada sedekat mungkin dengan titik ekivalen. Memilih indikator
untuk membuat kedua titik berimpitan (atau mengadakan koreksi untuk selisih keduanya)
merupakan salah satu aspek penting dari analisis titrimetri. Istilahtitrasi menyangkut proses ntuk
mengukur volume titran yang diperlukan untukmencapai titik ekivalen.Selama bertahun-tahun
istilah analisis volumetrik sering digunakan daripadatitrimetrik. Akan tetapi dilihat dari segi yang
ketat, istilah titrimetrik lebih baik karena pengukuran-pengukuran volume tidak perlu dibatasi
oleh titrasi. Pada analisis tertentu misalnya, orang dapat mengukur volume gas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendapat para ahli tentang teori asam basa?

2. Apa pengertian dari titrasi?

3. Bagaimana prinsip dari titrasi asam basa?

4. Apa saja macam-macam titrasi asam basa?


C. Tujuan Pembuatan

1. Untuk mengetahui pendapat para ahli tentang teori asam basa!

2. Untuk mengetahui pengertian titrasi!

3. Untuk mengetahui prinsip dari titrasi asam basa!

4. Untuk mengetahui macam macam titrasi asam basa!


BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Asam Basa

1. Teori arrheius
Teori Asam dan Basa ini dikemukakan oleh Svante AugustArrhenius yang merupakan
Seorang Ilmuwan Kimia berasal dari Swedia yang lahir pada tanggal 19 Februari 1859 sampai 02
Oktober 1927 silam.Svante August Arrhenius pada tahun 1884 Silam menjelaskan bahwa
Kekuatan Asam didalam Air tergantung pada Konsentrasi Ion IonHidrogen didalam-nya.
Menurut Svante August Arrhenius bahwa Asam adalah Zat
yang jika didalam Air dapat melepaskan Ion Hidrogen (H+), sebenarnya Ion Ion Hidrogen yang
dihasilkan oleh Asam tersebut ketika dilarutkan didalam Air akan terkait dengan Molekul
Molekul Air (H2O) dalam bentuk Ion Hidronium yakni Ion Positif yg dibentuk atas penambahan
sebuah Ion Hidrogen (Proton) pada sebuah Molekul Air.
Namun tidak semua Senyawa Hidrogen itu Asam misalnya Etanol yang mempunyai
Rumus Kimia C2H5OH, walaupun didalam Etanol terdapat Unsur H namun Etanol bukanlah
Asam. Kemudian Asam berdasarkan Kekuataannya menurut Svante August Arrhenius ini terdiri
dari Asam Kuat dan Asam Lemah, sedangkan jika dilihat dari Jumlah IonH+ yang dilepaskannya
maka dibedakan menjadi Asam Monoprotik,Asam Diprotik dan Asam Triprotik.
Lalu Teori Asam Basa Menurut Arrhenius ini bahwa Asam adalah senyawa yg dalam Air
mampu menghasilkan Ion Hidroksida (OH-) danBasa berdasarkan pada Ion OH- yang dilepaskan
tersebut pada reaksi Ionisasi Basa maka dibedakan menjadi dua macam yang antara lain Basa
Monohidrolik dan Basa Polihidroksi.
2. Teori bronsted lowry
Teori Asam Basa Bronsted dan Lowry ini merupakan sebuah Teori yang melengkapi dari
kekurangan Teori Asam dan Basa Arrhenius karena tak semua Senyawa itu bersifat Asam
ataupun Basa dapat menghasilkan sebuah Ion H+ atau OH- jika dilarutkan didalam Air.
Teori Asam Basa Menurut Bronsted Lowry bahwa Asam ialah Senyawa yg bisa
menyumbang proton yakni Ion H+ ke Senyawa atau Zat Lain. Sedangkan Basa ialah Senyawa yg
bisa menerima Proton, yakni IonH+ dari Senyawa ataupun Zat Lain. Lalu menurut Johannes
Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry bahwa Zat mampu berperan baiksebagai Asam
ataupun Basa, jika Zat tertentu lebih mudah melepas Proton dan Zat tersebut akan berperan
sebagai Asam dan Lawannya berperan sebagai Basa.
Sebaliknya jika Suatu Zat lebih mudah menerima Proton maka Zat tersebut akan berperan
sebagai basa dan dalam suatu Larutan Asam dalam Air, Air tersebut berperan sebagai Basa.
Namun didalam Teori Asam Basa Bronsted Lowry ini memiliki kelemahan yakni tak dapat
memperlihatkan Sifat Asam maupun Sifat Basa suatu senyawa jika tidak terdapat proton yang
terlibat didalam Reaksi.
3. Teori Asam Basa Lewis
Gilbert Newton Lewis merupakan Ilmuwan Kimia berasal dariAmerika Serikat yang lahir
pada 23 Oktober 1875 dan meninggal pada 23Maret 1946 yang terkenal dengan penemuan
penemuannya seperti Ikatan Kovalen, Struktur Lewis dan Asam Basa Lewis. Menurut Gilbert
Newton Lewis bahwa Teori Asam Basa merupakan masalah dasar yg harus diselesaikan dengan
landasan Teori Struktur Atom, bukan berdasarkan oleh hasil percobaan.
Adapun Teori Asam Basa Menurut Lewis bahwa Asam ialah Zat yang dapat menerima
Elektron dan menurut Lewis bahwa Basa ialah Zat yang bisa mendonorkan Pasangan Elektron.
Semua Zat yang didefinisikan sebagai Asam didalam Teori Asam Basa Arrhenius juga
merupakan Asam di dlm Kerangka Teori Lewis ini karena Proton ialah Aksepator Pasangan
Elektron dan didalam Reaksi Netralis Proton dapat membentuk ikatan koordinat dengan Ion
Hidroksida.
B. Pengertian Titrasi

Adapun Teori Asam Basa Menurut Lewis bahwa Asam ialah Zat yang dapat menerima
Elektron dan menurut Lewis bahwa Basa ialah Zat yang bisa mendonorkan Pasangan Elektron.
Semua Zat yg didefinisikan sebagai Asam didalam Teori Asam Basa Arrhenius juga merupakan
Asam di dalam Kerangka Teori Lewis ini karena Proton ialah Aksepator Pasangan Elektron dan
didalam Reaksi Netralis Proton dapat membentuk ikatan koordinat dengan Ion Hidroksida.
Titrasi dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam prosestitrasi, yaitu:
1. Titrasi Asam Basa
Prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah reaksi penetralan
H+ + OH- H2OC
Yang terdiri dari H+ (asam), OH(basa) dan menjadi H2O (netral)
2. Titrasi Redoks (Oksodimetri )
Prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah reaksi reduksi dan oksidasiO + R Hasil
Yang terdiri dari O (Oksidator) dan R (Reduktor)
3. Titrasi pengendapan
Prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah Proses pengendapan
L+(aq)+ X-(aq)LX(s)
Yang terdiri dari kation dan Ion sehingga membentuk endapan
4. Titrasi Pengompleksan
Prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah reaksi akseptor-donor pasanga electron
Mn++:L[M : L]n+
Yang terdiri dari ion logam dan ligan sehingga membentuk ion kompleks
Titrasi asam-basa merupakan suatu proses penentuan kadar/konsentrasi suatu larutan basa
dengan larutan standar asam yang sudah diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Proses tritrasi
dikenal dengan istilah titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Penambahan larutan standar dilakukan
sampai mencapai titik ekivalen, yaitu suatu keadaan pada saat asam dan basa tepat habis
bereaksi. Titik ekivalen dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indicator yang harus
berubah warna di sekitar titik tersebut. Titik pada saat perubahan warna indikator itu terjadi
disebut titik akhir titrasi.
Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat yang apabila dilarutkan di dalam
air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ionhidrogen sebagai satu-satunya ion positif
Basa di definisikan sebagai zat yang apabila dilarutkan di dalam air mengalami disosiasi
dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunyaion negatif. Hidroksida-hidroksida
yang larut seperti natrium hidroksida ataukalium hidroksida hampir sempurna berdisosiasi dalam
larutan air yang encer.Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap
senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan larutan baku asam. Sebaliknya
alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif senyawa-senyawa yang bersifat asam
dengan menggunakan larutan baku basa. Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi
yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari
basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi
antara donor protondengan akseptor proton.
C. Prinsip Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titran ditambahkan
titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen yang artinya secara stoikiometri titran
dan titer tepat habis bereaksi,dalam hal ini biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan
konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam
yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara
melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titikakhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini
mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena
itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa yaitu:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasidilakukan,kemudian
membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurvatitrasi. Titik tengah dari
kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum prosestitrasi
dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi
kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan,tidak diperlukan
alat tambahan, dan sangat praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator
yang berbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit
mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi
maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik ekuivalen, hal ini dapat dilakukan
dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.Keadaan
dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik
akhir titrasi”
Dalam titrasi asam basa, zat-zat yang bereaksi umumnya tidak berwarna sehingga tidak
diketahui kapan titik ekuivalen tercapai. Misalnya pada larutan HCl dan larutan NaOH, keduanya
tidak berwarna dan setelah bereaksi, larutan NaCl yang terbentuk juga tidak berwarna. Untuk
mengetahui bahwa titik ekuivalen pada titrasi telah dicapai, maka digunakan indikator atau
penunjuk.Indikator ini harus berubah warna pada saat titik ekuivalen tercapai. Indikator asam
basa adalah petunjuk tentang perubahan pH dari suatu larutan asam atau basa.Indikator bekerja
berdasarkan perubahan warna indikator pada rentang pH tertentu. Kertas lakmus merupakan
salah satu indikator asam basa. Lakmus merah berubah warna menjadi biru jika dicelupkan ke
dalam larutan basa. Lakmus biru berubah menjadi merah jika dicelupkan ke dalam larutan asam.
Terdapat beberapa indikator yang memiliki trayek perubahan warna cukup akurat akibat pH
larutan berubah, seperti indikator metil jingga ,metil merah ,fenolftalein ,alizarin kuning ,dan
bromtimol biru.
Indikator asam basa umumnya berupa molekul organik yang bersifat asam lemah dengan
rumus HIn. Indikator memberikan warna tertentu ketika ion H+dari larutan asam terikat pada
molekul HIn dan berbeda warna ketika ion H+dilepaskan dari molekul HIn menjadi In – . Salah
satu indikator asam basa adalah fenolftalein (PP), indikator ini banyak digunakan karena
harganya murah. Indikator PP tidak berwarna dalam bentuk HIn (asam) dan berwarna merah
jambu dalam bentuk In– (basa).
D. Macam Macam Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa dibagi menjadi lima jenis tergantung pada jenis asam dan basa yang
direaksikan, jenis asam dan basa yang direaksikan akan mempengaruhi perubahan pH yang dapat
digambarkan sebagai kurva titrasi yang dihasilkan dari plot antara pH dengan asam atau basa
yang ditambahkan. Bentuk karakteristik dari kurva yang berbeda-beda menggambarkan
perbedaan konsentrasi dan sifat kekuatan asam basanya,berikut ini merupakan jenis titrasi asam
basa:
1. Asam Kuat-Basa Kuat
Titrasi asam kuat-basa kuat contohnya titrasi HCl dengan NaOH.Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut: NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)Ion H+ bereaksi dengan OH-
membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi pada titik ekuvalen PH adalah netral.
2. Asam Kuat Basa Lemah
Titrasi ini ini Pada akhir titrasi terbentuk garam yang berasal dariasam lemah dan basa
kuat. Contoh titrasi ini adalah asam asam klorida sebagai asam kuat dan larutan amonia sebagai
basa lemah.dalam reaksi iniakan terbentuk garam yang bersifat asam.
3. Asam lemah-Basa kuat
Titrasi Asam lemah-basa kuat contohnya adalah titrasi CH3COOHsebagai asam lemah
dengan NaOH sebagai basa kuat sehingga membentuk garam yang bersifat basa.
4. Asam lemah Basa lemah
Titrasi Asam lemah-basa lemah contohnya adalah titrasi CH3COOH sebagai asam lemah
dengan NH4OH sebagai basa lemah sehingga membentuk garam yang berasal dari asam lemah
dan basa lemah.Jika Ka > Kb kelarutan bersifat asam, jika Kb > Ka kelarutan bersifat basa.
5. Asam kuat – Garam dari asam lemah
Titrasi Asam kuat-garam dari asam lemah contohnya adalah titrasiHCl sebagai asam kuat
dengan NH4BO2yang bersifat sebagai garam dariasam lemah.
6. Basa kuat – Garam dari basa lemah
Titrasi basa lemah dan asam kuat adalah analog dengan titrasi asam lemah dengan basa
kuat, akan tetapi kurva yang terbentuk adalah cerminan dari kurva titrasi asam lemah dengan
basa kuat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Titrasi merupakan suatu proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi
yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu
yang akan dianalisis (belum diketahui konsentrasinya).
Titrasi asam-basa merupakan suatu proses penentuan kadar/konsentrasi suatu larutan basa
dengan larutan standar asam yang sudah diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Proses tritrasi
dikenal dengan istilah titik ekivalen dan titik akhir titrasi.Penambahan larutan standar dilakukan
sampai mencapai titik eekivalen, yaitu suatu keadaan pada saat asam dan basa tepat habis
bereaksi. Titik ekivalen dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indikator yang harus
berubah warna disekitar titik tersebut. Titik pada saat perubahan warna indikator itu terjadi
disebut titik akhir titrasi.
Titrasi asam basa dibagi menjadi lima jenis tergantung pada jenis asam dan basa yang
direaksikan, jenis asam dan basa yang direaksikan akan mempengaruhi perubahan pH yang dapat
digambarkan sebagai kurva titrasi yang dihasilkan dari plot antara pH dengan asam atau basa
yang ditambahkan.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa,antara lain :
a. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan.
b. Memakai indikator asam basa.
B. Saran

Sangat di harapkan demi kemajuan makalah ini kedepannya, apabila terdapat kesalahan
yang terjadi, maka penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun guna kelengkapan dan kebutuhan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian, Sifat dan Teori Asam Basa Dalam
Kimia(https://rumusrumus.com/teori-asam-basa/(daiakses tanggal 11 januari 2023)
Rocky.2012.Jenis-Jenis Titrasi.(http://rockychemistry.blogspot.com/2012/01/jenis- jenis-
titrasi.html) (daiakses tanggal 11 januari 2023)
Shofyan.2010.Larutan Baku.(http://forum.um.ac.id) Svehla,G.1985.Vogel Buku
Teks(daiakses tanggal 11 januari 2023)

(https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/36008448/TUGAS_KIMIA_ANALISIS_1.
docx?response-content-)(daiakses tanggal 11 januari 2023 )
https://rest-app.belajar.kemdikbud.go.id › files › pdf
Wiliana,Anggi.2012.Titrasi asam
Basa.(http://anggiwilianandini.wordpress.com/kimia-kelas-xi/larutan-asam-basa/titrasi-asam-
basa/) (daiakses tanggal 11 januari 2023)

Anda mungkin juga menyukai