Anda di halaman 1dari 6

Definisi pencahayaan

Pencahayaan mempengaruhi peningkatan produktivitas tenaga kerja dan


mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Pencahayaan yang kurang dapat mengurangi
kemampuan penglihatan dan menyebabkan kecelakaan kerja, sedangkan pencahayaan
berlebihan dapat menyebabkan kesilauan.
Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memungkinkan tenaga kerja dapat
melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu serta
membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan.
Tingkat cahaya yang optimum dapat dipenuhi dengan 2 cara :
a. Pencahayaan alami : Menggunakan sinar matahari secara langsung.
b. Pencahayaan buatan : Pencahayaan buatan digunakan apabila pencahayaan alami
belum memadai seperti ruangan tertutup pencahayaan ini biasanya menggunakan
lampu.
Factor Pencahayaan
Faktor-faktor yang menentukan besarnya pencahayaan di tempat kerja antara lain :
1. Ukuran obyek : Besar kecilnya obyek/jenis pekerjaan.
2. Ukuran ruangan kerja : Semakin luas ruang kerja maka dibutuhkan pencahayaan yang
memadai.
3. Derajat kontras : Perbedaan derajat terang antara obyek dan sekelilingnya.
4. luminensi (brightness) : Tingkat terangnya lapangan penglihatan.
5. Lamanya melihat. Sedangkan arah pencahayaan ada dua, yaitu satu arah untuk
pekerjaan dengan benda-benda yang kecil dan berbagai arah yaitu mengecek bagian
benda yang berkelok-kelok atau untuk menggambar teknik.
Sifat Cahaya (Character of Light)
Sifat cahaya ditentukan oleh dua hal, yaitu :

 Kuantitas cahaya yaitu banyaknya cahaya yang jatuh pada suatu permukaan yang
menyebabkan terangnya permukaan tersebut dan sekitarnya. Banyaknya cahaya yang
dibutuhkan tergantung dari tingkat ketelitian yang diperlukan, bagian yang diamati dan
brightness dari sekitar.
 Kuantitas cahaya dipengaruhi oleh ukuran ruang kerja, waktu kerja, tingkat kontras dan
kecerahan obyek yamg diterangi. Kualitas cahaya ditentukan oleh ada atau tidaknya
kesilauan, warna, arah dan difusi cahaya.
 Reflection
 Transmission
 Absorbtion
 Refraction

Sistem Pencahayaan
a. Sistem pencahayaan merata
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan yang merata di seluruh ruangan,
digunakan jika tugas visual yang dilakukan di seluruh tempat dalam ruangan
memerlukan tingkat pencahayaan yang sama. Tingkat pencahayaan yang merata
diperoleh dengan memasang armatur secara merata langsung maupun tidak langsung di
seluruh langit-langit.
b. Sistem pencahayaan setempat
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang tidak
merata. Di tempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual yang memerlukan
tingkat pencahayaan yang tinggi, diberikan cahaya yang lebih banyak dibandingkan
dengan sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan mengkonsentrasikan penempatan armatur
pada langit-langit di atas tempat tersebut.
c. Sistem pencahayaan gabungan merata dan setempat
Sistem pencahayaan gabungan didapatkan dengan menambah sistem
pencahayaan setempat pada sistem pencahayaan merata, dengan armatur yang
dipasang di dekat tugas visual.
Sistem pencahayaan gabungan dianjurkan digunakan untuk :
1. Tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi.
2. Memperlihatkan bentuk dan tekstur yang memerlukan cahaya datang dari arah
tertentu.
3. Pencahayaan merata terhalang, sehingga tidak dapat sampai pada tempat yang
terhalang tersebut.
4. Tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk orang tua atau yang
kemampuan penglihatannya sudah berkurang.
Alat Ukur Pencahayaan
a. Pengukur intensitas cahaya : luxmeter
Prinsip kerjanya adalah sebuah photocell yang bila terkena cahaya akan
menghasilkan arus listrik. Makin kuat intensitas cahaya makin besar arus yang
dihasilkan. Pengukuran untuk pencahayaan lokal setinggi tempat kerja yang sebenarnya
dan untuk pencahayaan umum setinggi perut ( + 1 meter)
b. Pengukur luminensi : brightness meter
c. Pengukur kekuatan sumber cahaya : fotometer
Prinsip dasar fotometer adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi
sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang
dilewatinya. Kebanyakan photometers mendeteksi cahaya dengan photoresistors, dioda
atau photomultipliers. Untuk menganalisis cahaya, fotometer dapat mengukur cahaya
setelah melalui filter atau melalui monokromator penentuan ditentukan panjang
gelombang atau untuk analisis terhadap distribusi spektrum cahaya.

Regulasi NAB
Permenaker No. 5 tahun 2018 ttg K3 di Lingkungan Kerja
SNI 7062 tahun 2019 ttg Pengukuran Intensitas Pencahayaan di Lingkungan Kerja
Tabel 1. Kegiatan Industri dan Kerajinan – Pekerjaan Perkayuan

No Jenis area, pekerjaan/Aktivitas Lux Keterangan


1 Proses otomatis seperti pengeringan, 50
pembuatan kayu lapis.
2 Steam pits 150
3 a. Sawframe 300
b. Bekerja pada joiner’ bench,
pengeleman,perakitan
4 Bekerja dengan mesin kayu, seperti turning, 500
fluting, dressing, rebating, grooving, cutting,
sawing, sinking
5 a. Pengamplasan, pengecatan, fancy 750
joinery
b. Pemilihan pelapis kayu(veneer) c.
Pekerjaan dekorasi (marquetry),
pekerjaan penatahan
6 Quality control, pemeriksaan/inspeksi 1000

Tabel 2. Kegiatan Industri dan Kerajinan – Tekstil

No Jenis area, pekerjaan/Aktivitas Lux Keterangan


1 Ruang pengeringan 100
2 Area dan zona kerja di bath, bale opening 200
3 Proses pemintalan (carding), mencuci, 300
menyetrika, proses devilling, menggambar,
menyisir (combing), mengukur (sizing), card
cutting, prespinning, jute and hemp spinning
4 a. Penggulungan (spinning, plying, 500
reeling,winding)
b. Warping, menenun (weaving),
menjalin/mengepang (braiding), merajut
(knitting)
c. Finishing, pencelupan (dyeing)
d. Pencetakan kainotomatis
e. Pembuatan topi
5 a. Menjahit (sewing) dan merajut halus 750
(fineknitting)
b. Desain manual, menggambar pola
6 a. Burling, picking,trimming 1000
b. Pemerikasaan warna, pemeriksaan kain
7 Invisible mending 1500

Tabel 3. Kegiatan Industri dan Kerajinan – Perbaikan dan Konstruksi Kendaraan

No Jenis Area, Pekerjaan/Aktivitas Lux Keterangan


1 Layanan umum, perbaikan dan pengujian 300 Pertimbangkan
menggunakan pencahayaan
local
2 Pekerjaan rangka dan perakitan 500
3 Pengecatan, spraying chamber, polishing 750
chamber
4 a. Pengecatan: touch-up, 1000
pemeriksaan/inspeksi
b. Pekerjaan upholstery (dengan
tenagamanusia)
c. Pemeriksaan/inspeksi akhir

Dampak cahaya

 Kelelahan mata dgn berkurangnya daya & efisiensi kerja


 Kelelahan mental
 Keluhan-keluhan pegal di daerah mata & sakit kepala di sekitar mata
 Kerusakan alat penglihatan
 Meningkatnya kecelakaan
Kesilauan / glare
Kesilauan adalah cahaya yang tidak diinginkan (unwanted light). Definisi lengkap
kesilauan adalah setiap cahaya/pantulan yang berada dalam lapangan penglihatan yang
menyebabkan rasa ketidaknyamanan, gangguan (annoyance), kelelahan mata dan gangguan
penglihatan.
Kesilauan dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Disability glare
Disebabkan karena terlalu banyaknya cahaya yang secara langsung masuk ke
dalam mata dari sumber kesilauan sehingga menyebabkan kehilangan sebagian
penglihatan. Keadaan ini mempengaruhi seseorang untuk dapat melihat dengan jelas.
b. Discomfort glare
Kesilauan ini menyebabkan ketidaknyamanan pada mata, terutama bila
berlangsung pada waktu yang cukup lama. Biasanya dialami oleh seseorang yang
bekerja pada siang hari dan menghadap ke jendela atau saat memandang lampu secara
langsung pada malam hari. Efek kesilauan ini pada mata tergantung pada lamanya
seseorang terpapar oleh kesilauan tersebut.
c. Reflekted Glare
Kesilauan ini disebabkan oleh pantulan cahaya yang terlalu terang yang
mengenai mata. Berasal dari semua permukaan benda yang mengkilap yang berada
pada lapangan penglihatan.
Disability glare dan discomfort glare dapat dikurangi dengan cara :
a. Memperkecil luas dari permukaan yang sangat terang yang menyebabkan kesilauan.
b. Memperbesar sudut yang terbentuk antara sumber kesilauan dan garis penglihatan (
300 ).
c. Meningkatkan brightness dari area yang mengelilingi sumber kesilauan.

Reflected glare dapat dikurangi dengan cara :


a. Mengurangi brightness/luminensi dari sumber cahaya.
b. Semua permukaan benda yang terdapat dalam lapangan penglihatan tidak dibuat
mengkilap.
c. Meningkatkan pencahayaan umum.

Sehubungan dengan jurnal yang berjudul “Analisis Intensitas Cahaya pada


Gedung Central Medical Unit di Rumah Sakit Umum Daerah Prof.DR. H. Aloei Saboe
Kota Gorontalo” Oleh Yunan Daud, Frengki Eka Putra Surusa dan Steven Humena
tahun 2020. Jurnal ini membahas tentang akibat observasi lapangan menggunakan
menggunakan bantuan indera ukur berupa lux meter, besar intensitas cahaya pada
masing-masing ruangan yang berada pada gedung Central Medical Unit (CMU) di
tempat tinggal Sakit umum daerah (RSUD) Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo,
mengacu pada standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(PERMENKES RI) No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan
Prasarana rumah Sakit. taraf pencahaayaan atau lux ratarata buat seluruh ruangan
masih dibawah standardisasi yaitu 80% dari baku yg sudah ditentukan. sebagai
akibatnya dapat mengkategorikan dibawah baku berdasarkan PUIL 2011. buat
membuat tingkat pencahayaan yg sesuai standar, masing-masing ruangan
membutuhkan penambahan jumlah titik lampu. Hal ini dikarenakan imbas luas
ruangan yang tak sinkron dengan jumlah titik lampu yang terpasang, syarat lampu
yang telah kusam/kotor sebagai akibatnya cahaya yang keluar asal lampu tidak
dapat keluar secara aporisma, armatur di titik lampu kurang bersih sebagai
akibatnya cahaya yang keluar terhalang sang debu, dan rona dinding sudah mulai
pudar sehingga visualisasi cahaya tak keluar secara maksimal.

Referensi
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjeee/article/view/4402

Anda mungkin juga menyukai