Anda di halaman 1dari 29

ARAH KEBIJAKAN

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN


DALAM PENINGKATAN AKSES
AIR BERSIH DAN SANITASI

Kepa la Ba ppelit ba ng d a Provinsi Sulsel


Ir. A. Da rma wa n Bint a ng , Md evPlg

Disampaikan Pada Wash Cluster Meeting Oleh Lembaga Mitra Ibu dan Anak dan Unicef
“Kerja Sama Desa Dalam Peningkatan Akses Air Bersih dan Sanitasi”

Makassar, 28 Oktober 2021


1 DASAR HUKUM

Outline 2 PERAN PEMERINTAH PROVINSI DALAM KERJA SAMA DESA

DUKUNGAN PROVINSI SULSEL DALAM PENANGANAN AIR


3 MINUM DAN SANITASI
DASAR HUKUM
Beberapa Pengaturan tentang Kerja Sama
Desa
• UU 6 Tahun 2014 Pasal 91
“Desa dapat mengadakan kerja sama dengan Desa lain dan/atau kerja sama
dengan pihak ketiga.”
• PP 43 Tahun 2014 Pasal 143
“Kerja sama Desa dilakukan antar-Desa dan/atau dengan pihak ketiga.”
• PP 47 Tahun 2015 Pasal 149
“Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara kerja sama Desa di bidang
Pemerintahan Desa diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pemerintahan dalam negeri.”
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN AIR MINUM DAN SANITASI
U U 17/2019 U U 23/2014 U U 32/2009
Tentang Sumber Daya Air Tentang Pemerintahan Daerah Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Konservasi Sumber Daya Air dilakukan dengan Air limbah domestik merupakan salah satu Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
mengacu pada Rencana Pengelolaan Sumber suburusan pemerinatahan wajib yang adalah upaya sistematis dan terpadu yang
Daya Air melalui kegiatan: berkaitan dengan pelayanan dasar dimana dalam dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan
a. pelindungan dan pelestarian Sumber Air; pelaksanaannya berpedoman pada standar hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
b. pengawetan Air; pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau kerusakan lingkungan hidup
c. pengelolaan kualitas Air; dan Pusat.
d. pengendalian pencemaran Air.

PP 122/2015 PP 02/2018 PP 27/2012


Tentang Sistem Penyediaan Air Minum Tentang Standar Pelayanan Minimal Tentang Izin Lingkungan
Setiap WNI mendapatkan pelayanan pengolahan air Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak
Penye lenggaraan SPAM harus dilaksanakan secara
limbah domestik penting terhadap lingkungan wajib memiliki
terpadu dengan penyelenggaraan sanitasi untuk
Amdal dan Kegiatan yang tidak termasuk dalam
mencegah pencemaran Air Baku menjamin
Permen PUPR 29/PRT/M/2018 kriteria wajib Amdal) wajib memiliki UKL-UPL.
dan keberlanjutan fungsi
Tentang Standar Teknis SPM PUPR
penyediaan Air Minum. Permen L H K 68/2016
PermenPUPR 04/PRT/M/2017 MutuPelayanan Dasar pengolahan Air Limbah Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
Tentang Penyelenggaraan SPALD Domestik meliputi:
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan Air Limbah
Penyelenggaraan SPALD terdiri dari: Sistem Pengelolaan Air Domestik wajib melakukan pengolahan Air Limbah Domestik yang
Kuantitas dihasilkannya dan wajib memenuhi baku mutu air limbah
Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) dan Sistem Setiap rumah memiliki minimal satu akses pengolahan
Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T), air
dengan pemilihan jenis SPALD paling sedikit Permen LHK 4/2021
limbah domestik Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang
mempertimbangkan: Kualitas Wajib Memiliki AMDAL
a. kepadatan penduduk; Akses aman untuk wilayah perdesaan dengan
b. kedalaman muka air tanah; kepadatan terbangun >25 jiwa/ha dan seluruh wilayah
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal dikelompokkan
c. kemiringan tanah; menjadi Kategori A, B dan C yang ditentukan berdasarkan kriteria
perkotaan. antara lain: kompleksitas, dampak rencana, sensitifitas lokasi,
d. permeabilitas tanah; dan Akses dasar HANYA untuk wilayah perdesaan dengan dan/atau kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan
e. kemampuan pembiayaan. kepadatan di area terbangun <25 jiwa/ha. hidup
KERANGKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERSAMPAHAN
U U 18/2008 UU 32/2009
Tentang Pengelolaan Sampah Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan sampah rumah tangga
Sampah yang dikelola terdiri atas: Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis
dan sampah sejenis sampah rumah
a. sampah rumah tangga; dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
tangga terdiri atas pengurangan
b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan sampah dan penanganan sampah dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
c. sampah spesifik. hidup

PP 81/2012
Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga PP 27/2012
Tentang Izin Lingkungan
Setiap orang wajib melakukan pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan wajib memiliki Amdal dan Kegiatan yang tidak termasuk dalam
Perpres 97/2017 kriteria wajib Amdal) wajib memiliki UKL-UPL.
Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

Permen LHK 59/2016


Target Pengurangan dan Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga Tentang Baku Mutu Lindi bagi Usaha dan/atau Kegatan Tempat Pemrosesan Akhir
Tahun 2025 yaitu: Sampah
Pengurangan 30% (pembatasan timbulan, pendaur ulangan, pemanfaatan kembali) Penanganan 70%
(pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, pemrosesan akhir)
Permen LHK 38/2019
Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki AMDAL
Perpres 35/2018
Tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal dikelompokkan menjadi
Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Kategori A, B dan C yang ditentukan berdasarkan kriteria antara lain:
kompleksitas, dampak rencana, sensitifitas lokasi, dan/atau Kondisi daya
Permen PU 03/PRT/M/2013 dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
KERANGKA REGULASI PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN AKSES SANITASI
JENIS PELAYANAN PROVINSI KABUPATEN/KOTA
DASAR
Air Limbah Kewenangan (UU 23/2014) Pengelolaan dan Kewenangan (UU 23/2014) Pengelolaan
Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik Regional dan Pengemban Sistem Air Limbah
Domestik dalam Daerah Kabupaten/Kota
Layanan SPM (PP2/2018)
Penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestic Layanan SPM (PP2/2018)
regional lintas kabupaten/kota Penyediaan pelayanan pengolahan air
limbah domestic

Persampahan Kewenangan (UU 23/2014) Pengelolaan sampah di Kewenangan (UU 23/2014) Pengelolaan
TPA/TPST Regional Sampah; Penerbitan izin proses
pengolahan sampah dari pengangkitan
hingga proses akhir oleh swasta;
Pembinaan dan Pengolahan sampah yang
diselenggarakan oleh swasta

Penerima Layanan : Rumah Tangga Penerima Layanan : Rumah Tangga


KERANGKA REGULASI PENYEDIAAN AKSES AIR MINUM
JENIS PELAYANAN PROVINSI KABUPATEN/KOTA
DASAR
Air Minum Kewenangan (UU 23/2014) Pengelolaan dan Kewenangan (UU 23/2014) Pengelolaan
Pengembangan SPAM Regional dan Pengembangan SPAM di
Kabupaten/Kota
Layanan SPM (PP2/2018)
Pemenuhan kebutuhan Air Minum Curah Lintas Kab/Kota Layanan SPM (PP2/2018)
Pemenuhan kebutuhan pokok air minum
sehari-hari

Penerima Layanan : Rumah Tangga Penerima Layanan : Rumah Tangga


GOAL PEMBANGUNAN SANITASI DALAM PENCAPAIAN SGD’s 2030

MENJAMIN KETERSEDIAAN SERTA PENGELOLAAN AIR BERSIH DAN


SANITASI YANG BERKELANJUTAN UNTUK SEMUA
Target 6.1
Pada tahun 2030, mencapai akses universal air minum yang merata, aman, dan
terjangkau untuk semua.
Target 6.2
Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai
dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat
terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta
kelompok masyarakat rentan.
Target 6.3
Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan
pembuangan, dan meminimalkan produksi limbah berbahaya, mengurangi setengah
proporsi air limbah yang tidak diolah, meningkatkan daur ulang (recycle), serta
penggunaan kembali (reuse) barang daur ulang.

MENJADIKAN KOTA DAN PERMUKIMAN MENUJU


INKLUSIF, AMAN, TANGGUH, DAN
BERKELANJUTAN
Target 11.1
Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua
terhadap perumahan yang layak, aman, terjangkau
dan pelayananytyt dasar, serta menata kawasan
kumuh
Pembangunan PPAS dalam RPJMN 2020-2024

Target PPAS Sulsel 2024


RPJMN Rumah Tangga memiliki akses terhadap
2015-2019
air minum layak
2015 2019 Rumah Tangga memiliki akses terhadap
sanitasi layak
Rumah Tangga praktik BABS
RPJMN
2020- Penanganan sampah perkotaan
2024
202 Rumah Layak Huni
4
Target Nasional Pembangunan 203
Perumahan, Sanitasi Dan Air Minum 0

90% layak 0% 80% penanganan 100% layak 10 juta sambungan


Tersedianya layanan
(termasuk 15% aman) Buang Air Besar 20% pengurangan (termasuk 15% aman) rumah
sanitasi dan air minum
Rumah tangga yang Sembarangan (BABS) Rumah tangga yang memiliki yang terintegrasi di 3 kota Rumah tangga memiliki Rumah tangga dengan
memiliki akses sanitasi di Tempat Terbuka akses sampah terkelola akses air minum layak akses air minum perpipaan
layak dan aman dengan baik (perkotaan)
Tersedianya sistem layanan sanitasi Terpenuhinya akses air minum
berkelanjutan layak dan aman

70% Rumah Layak Huni (Rumah tangga akses pada Rumah Layak Huni )
PERAN PEMERINTAH PROVINSI
DALAM KERJA SAMA DESA
KERJASAMA DESA

KerjaSama Desa Bidang Pemerintahan Desa yang selanjutnya disebut


Kerjasama Desa adalah kesepakatan bersama antar-Desa dan/atau
dengan pihak ketiga yang dibuat secara tertulis untuk mengerjakan bidang
pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat yang menjadi potensi dan kewenangan Desa
serta menimbulkan hak dan kewajiban para pihak.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
KERJASAMA DESA
(UU 6 /2014, PP 43/2014, PP 47/2015)
Ø Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan Kerja Sama Desa.
Ø Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
Kerja Sama Desa.
Ø Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan dan peningkatan kapasitas Lembaga Kerja Sama Desa.
Ø BPD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Kerja Sama Desa.
Tanggung jawab Pembinaan dan Pengawasan
(pusat)
• Pembinaan dan pengawasan
Kerja sama Desa untuk Kegiatan
Air Minum dan Sanitasi secara
nasional menjadi Tanggung
jawab Menteri Dalam Negeri,
yang dalam pelaksanaannya
dilakukan oleh Direktur Jenderal
Bina Pemerintahan Desa, dengan
mengadakan koordinasi dengan
Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah kabupaten/Kota
Tanggung jawab Pembinaan dan Pengawasan
(Provinsi)
• Pembinaan dan pengawasan Kerja sama Desa untuk Kegiatan
Air Minum dan Sanitasi skala provinsi menjadi Tanggung jawab
Gubernur, yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi melalui
Kepala Bidang yang menangani Pemerintahan Desa atau Kerja
sama Desa
Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Provinsi
1) Melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka
penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang
Kerja sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
2) Melakukan pembinaan peningkatan kapasitas Kepala Desa dan perangkat
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Kelompok Pengelola Sistem
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi dan Badan Kerja sama Antar Desa
terkait Kerja sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
3) Melakukan pembinaan Kerja sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi melalui bantuan keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan
teknis;
4) Melakukan bimbingan teknis Kerja sama Desa untuk Kegiatan Air Minum
dan Sanitasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
5) Melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka
pelaksanaan Kerja sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi.
DUKUNGAN PEMPROV SULSEL
DALAM PENINGKATAN AKSES
AIR MINUM DAN SANITASI
VISI GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
,,
,,
Mewujudkan
pemerintahan yang Mewujudkan Pusat- Mewujudkan
Mewujudkan Pusat Pertumbuhan
Meningkatkan Produktivitas
berorientasi Kualitas Manusia dan daya saing produk
infrastruktur yang Ekonomi Baru yang
melayani dan yang Kompetitif, Sumberdaya Alam yang
berkualitas dan Produktif
inovatif Inklusif dan Berkelanjutan
Aksesibel
Berkarakter
Menyelenggarakan Membangun Memenuhi akses
tata kelola Infrastruktur dalam Mengembangkan Meningkatkan
pendidikan
pemerintahan yang menguatkan inter- pusat-pusat berkualitas, menjamin
Produktivitas dan
baik dan pelayanan koneksivitas antar pertumbuhan akses layanan daya saing produk
yang responsif dan wilayah ekonomi baru sesuai kesehatan ber- perekonomian
inklusif dengan pertumbuhan keunggulan kompa- kualitas, serta rakyat serta
berbasis pada ekonomi dan ratif wilayah mendorong melestarikan
ivovasi menjangkau lokasi pelestarian dan lingkungan hidup
pemajuan dan sumberdaya
pelosok dan terisolir
kebudayaan daerah alam
Capaian Pembangunan PPAS di Sulawesi Selatan
CAPAIAN 2020

RUMAH LAYAK HUNI AKSES AIR MINUM LAYAK AKSES SANITASI LAYAK

64,24% 90,84% 88,96%


Rumah Tangga menempati hunian R u m a h Ta n g g a m e m i l i k i a k s e s R u m a h Ta n g g a m e m i l i k i a k s e s
layak terhadap Air Minum Layak terhadap sanitasi layak
(Susenas, diolah Bappenas) (Badan Pusat Statistik, 2020) (Badan Pusat Statistik, 2020)

PENANGANAN SAMPAH TARGET RPJMN 2024


BABS TERBUKA
PERKOTAAN Rumah Layak Huni 71,4%

5,05% 73,32%
Akses Air Minum Layak 90,84%, Akses Aman 6,69%

R u m a h Ta n g g a y a n g m a s i h Akses Sanitasi Layak 95%, Akses Aman 14,71%


R u m a h Ta n g g a d e n g a n a k s e s
mempraktikkan BABS di tempat sanitasi sampah yang terkelola BABS Terbuka 0%
terbuka dengan baik di perkotaan Penanganan Sampah Perkotaan 77%
(Badan Pusat Statistik, 2020) (Susenas, diolah Bappenas)
DEFENISI AKSES SANITASI
Ladder sanitasi berdasarkan SDGs

Safely Managed
Basic Sanitation Shared Unimproved Direct Discharge Open Defecation
Sanitation
Klasifikasi akses sanitasi merujuk pada kuesioner BPS
AKSES SANITASI AKSES SANITASI AKSES SANITASI AKSES SANITASI BELUM BABS TERTUTUP BABS DI TEMPAT
AMAN LAYAK - SENDIRI LAYAK - BERSAMA LAYAK TERBUKA

a. Pengguna Fasilitas I. Perkotaan dan I. Perkotaan dan Perdesaan I. Fasilitas sanitasi dengan Buang Air Besar Buang Air Besar Sembarangan
sanitasi: rumah Perdesaan a. Pengguna Fasilitas lubang tanah di Perkotaan Sembarangan (BABS) (BABS) di tempat Terbuka,
a. Pengguna Fasilitas sanitasi: bersama • Pengguna Fasilitas sanitasi: Tertutup, yaitu pengguna yaitu pengguna yang tidak
tangga sendiri
b. Bangunan atas: sanitasi: rumah rumah tangga lain sendiri atau digunakan fasilitas sanitasi yang memiliki memiliki fasilitas tempat
tangga sendiri tertentu bersama dengan rumah tempat pembuangan akhir buang air besar dan yang
klosetnya b. Bangunan atas: tangga lain tertentu
menggunakan leher b. Bangunan atas: tinja berupa kolam/ sawah/ memiliki fasilitas tetapi tidak
klosetnya • Bangunan atas: klosetnya sungai/ danau/ laut dan menggunakan
angsa menggunakan klosetnya menggunakan leher angsa atau/ pantai/ tanah lapang/
c. Bangunan bawah: leher angsa menggunakan leher • Bangunan bawah: Lubang kebun dan lainnya.
◦ tanki septik (septic c. Bangunan bawah angsa tanah
tank) yang disedot tanki septik yang c. Bangunan bawah tanki II. Akses Sanitasi Dasar (non
setidaknya sekali tidak disedot septik leher angsa)
dalam 5 tahun II. Khusus Perdesaan II. Khusus Perdesaan • Pengguna Fasilitas sanitasi:
terakhir; atau a. Pengguna Fasilitas rumah tangga sendiri atau
a. Pengguna Fasilitas digunakan bersama dengan
◦ Sistem Pengolahan sanitasi: rumah sanitasi: bersama
tangga sendiri rumah tangga lain tertentu
Air Limbah (SPAL) rumah tangga lain • Bangunan atas: klosetnya
b. Bangunan atas:
tertentu menggunakan plengsengan
klosetnya
b. Bangunan atas: dengan dan tanpa tutup
menggunakan dan cubluk/cemplung.
leher angsa klosetnya • Bangunan bawah tanki
c. Bangunan bawah: menggunakan leher septik, IPAL, atau Lubang
Lubang tanah angsa Tanah
c. Bangunan bawah: III. Fasilitas Umum
Lubang tanah 20
CAPAIN RUMAH TANGGA TANGGA DENGAN AKSES SANITASI LAYAK KABUPATEN/KOTA DI SULSEL, 2020

CAPAIAN TARGET CAPAIAN TARGET


KABUPATEN KABUPATEN
2020 2024 2020 2024
Kota Parepare 97,15 95 Bulukumba 87,43 89
Kota Palopo 96,6 98 Luwu Timur 87,11 99
Sidrap 95,83 99,9 Sinjai 86,88 99,5
Takalar 95,15 99,6
Luwu Utara 86,18 95
Bone 94,44 99,8
Jeneponto 85,46 95
Soppeng 93,37 89
Luwu 85,17 96,89
Barru 92,61 95
Maros 84,4 94,5
Wajo 92,38 99
Toraja Utara 83,5 95
Pinrang 90,56 98,5
Pangkajene
Gowa 90,47 95 dan 79,66 94
Kota Kepulauan
90,37 95
Makassar Tana Toraja 78,97 99
Enrekang 89,66 95 Kepulauan
71,87 95
Selayar
Bantaeng 68,67 86

Masih terdapat 12 kabupaten dengan


capaian sanitasi layak dibawah rata-
rata capaian

Capaian Kabupaten Capaian Provinsi Sumber data : Badan Pusat Statistik


CAPAI RUMAH TANGGA TANGGA YANG TIDAK MEMILIKI DAN MENGGUNAKAN FASILITAS
BAB PER KABUPATEN/KOTA DI SULSEL, 2020
18
16.39
16

13.66
14

11.9 11.86
12
10.48 10.48
10.16
10 M a s i h t e r d a p a t 11 k a b u p a t e n
8.81 8.64
dengan capaian diatas rata - rata
7.57 7.52
8 provinsi
6
4.74 4.66 4.57 5.05
3.62 3.39
4 3.24 3.13
2.6
1.87 1.75
2
0.76 0.76
0.34
0

a
u

ne
rru

p
g

lar

g
g

ng
to
ja

ba
a

ur

o
re
ar

an

ja
o

w
an

en
n

ar

ar
aj
w

ra

p
ra
lay

on

pa
m

ar

Sin

ka
ae

Bo
um

ka

alo
lau

Go
Ba

W
Lu

Ut

Ut

Sid
nr

pp
To

Ti

e
ep

re
nt

Ta
Se

P
pu

k
Pi

ar
ja
u

So
u

En
na

lu
Ba

ta
w

P
an

ra
Ke

Je

Bu
Lu

Ta

Ko
Lu

ta
To
lau

Ko
da
pu

e
Ke

n
je
ka

Sumber data : Badan Pusat Statistik


ng
Pa
BASELINE – CAPAIAN AIR MINUM
CAPAI RUMAH TANGGA TANGGA DENGAN AKSES AIR MINUM LAYAK PER KAB/KOTA SE SULSEL, 2020

120
Masih terdapat 10 kabupaten yang
capaiannya berada dibawah rata-
rata provinsi 99.45
98.62 97.83 98.77 99.16 97.71
100 95.93 96.83
92.09 92.63 94.12
91.08 91.82 89.83 91.52
87.38 88.7 86.67
83.56
90.84
78.44 80.36
80 76.16 74.26

60 56.06

40

20

0
a

o
s

ne

u
rru

o
lar

g
g
g

to

ng
ba

ja

re
a

ur

a
ar

ja

sa
o
w

an
en
n

ar

ar
aj

ra

p
ke

ra
lay

pa
on

m
ar
Sin

ka
ae

Bo
um

lo
ka

Go

Ba

as
W

Lu

Ut

Ut
Sid

nr
ng

pp

To

Ti
M

Pa
re
ep

re
nt

Ta
Se

ak
k

Pi
Pa

ja
u
So

Pa
En

na
lu

Ba

M
w

w
p.

ra
Je
Bu

Lu
Ta

Lu
Ke

To
Series1 Series2

Sumber data : Badan Pusat Statistik


PROGRAM KEGIATAN AIR MINUM/SANITASI/PERSAMPAHAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2021
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROGRAM KAWASAN PERMUKIMAN
Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Lintas Penataan Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas 10 (Sepuluh) Ha sampai dengan
Kabupaten/Kota (Pembinaan Teknis SDM dan Kelembagaan Pengelolaan SPAM di Bawah 15 (Lima Belas) Ha).
Provinsi)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas 10 (Sepuluh) Ha
PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM DAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN REGIONAL
sampai dengan di Bawah 15 (Lima Belas) Ha
Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Persampahan Regional (Pembinaan Teknis
SDM dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Infrastruktur Persampahan
PROGRAM PENINGKATAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM AIR LIMBAH Perencanaan penyediaan PSU Permukiman
Pengelolaan dan Pengembangan Sist em Air Limbah Domest ik Reg ional,
(Pengembangan SDM dan Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Domestik)

DINAS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DINAS KESEHATAN

PROGRAM PENGENDALIAN B3 DAN LIMBAH B3 PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN


Pengumpulan Limbah B3 Lintas Daerah Kabupaten/Kotadalam 1 (satu) Daerah Advokasi, Pemberdayaan, Kemitraan, Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan Lintas
Provinsi Sektor Tingkat Daerah Provinsi
PROGRAM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Penanganan Sampah di TPA/TPST RegionalPersampahan Pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dalam rangka Promotif Preventif Tingkat Daerah Provinsi

BANTUAN INFRASTRUKTUR DASAR (PERMUKIMAN)


Pagu Anggaran 21,8 Milyar
KEUANGAN
TAHUN 2020
ISU DAN TANTANGAN
PENDISTRIBUSIAN DAN PENETAPAN TARGET OLEH PROVINSI KE
KABUPATEN/KOTA

1 I DATA
Perbedaan sumber data di Kabupaten/kota mempengaruhi baseline yang akan digunakan

2 I KOORDINASI
Belum optimalnya pendataan serta pelaporan capaian per tahun dari kab/kota. Perombakan anggota Pokja sehingga perlu
pemantapan pemahaman baru kepada anggota.

3 I PEMAHAMAN TARGET
Kurangnya kesempatan/ ruang diskusi membahas target nasional dan distribusi target provinsi. Perlu peningkatan
pemahaman pokja akan target dan defenisi operasional serta indicator baku.

4 I INDIKATOR DAN METODE PERHITUNGAN


Perbedaan pemahaman terhadap defenisi, indicator dan metode

5 I KEMAMPUAN PENDANAAN
Rendahnya realisasi pendanaaan PPAS yang bersumber dari APBD disertai adanya refocusing anggaran pada 2020
menyebabkan target belum disepakati
POTENSI PENDANAAN SANITASI (PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH)
Sumber Bauran Pendanaan Potensial
APBN
DAK FISIK (DAK HIBAH (APBN/AIR
LIMBAH SETEMPAT,
CSR,
SANITASI) Mikro-
HIBAH sAIIG)
kredit ZISWAF
ANGGARAN K/L (PUPR, KES,
DANA
PDTT. LHK, DAGRI, KELAUTAN &
DESA
MARITIM)

APBD PROVINSI
Pendekatan
ANGGARAN PD Pendanaan
BANKEU PROVINSI
PROVINSI APBN Strategis
SSK

APBD KABUPATEN/KOTA
ALOKASI DANA ALOKASI PD
DESA (ADD) KAB/KOTA

APBD APBD
CSR/ZISWAF/MICRO KREDIT Provinsi Kab/Kota

PROPOSAL PROPOSAL PROPORSAL


PROYEK PROYEK PROYEK

Referensi: Buku Saku Pendanaan Sanitasi


1. Memastikan kesiapan kelembagaan dan anggaran operasional pokja kabupaten/kota sesuai kondisi pelaksanaan PPSP (Studi EHRA,
Peran 2.
Pemutakhiran maupun implementasi SSK).
Membina dan mengawal kegiatan penyusunan EHRA, Pemutakhiran dan Implementasi SSK yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota.

Pokja 3. Melakukan penjaminan kualitas serta pemantauan dan evaluasi terhadap penyusunan EHRA, Pemurakhiran, dan Implementasi
SSK yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota.
4. Sinkronisasi Program dan kegiatan, serta pendanaan untuk pembangunan sanitasi di provinsi dan kabupaten/Kota
Provinsi 5. Mengoptimalkan kanal pembelajaran di NAWASIS untuk peningkatan kapasitas Pokja Provinsi, Pokja Kabuaten/Kota, serta Fasilitati

1. Kabupaten/kota melakukan internalisasi dokumen SSK ke dalam penganggaran di daerah.


2. Kabupaten/kota melakukan implementasi dokumen SSK secara mandiri dengan memanfaatkan 4 kanal
pembelajaran serta melakukan pemantauan dan evaluasi.
Peran Pokja
3. Melakukan penjaminan kualitas serta pemantauan dan evaluasi terhadap penyusunan EHRA,
Pemurakhiran, dan Implementasi SSK.
Kabupaten/
4. Mengoptimalkan kanal pembelajaran di NAWASIS untuk peningkatan kapasitas Pokja Pokja
Kabupaten/Kota, serta Fasilitator. Kota
5. Implementasi pembangunan sanitasi sesuai perencanaan dan sinkronisasi dengan kegiatan pembangunan
sektor terkait sanitasi (sektor kesehatan, lingkungan hidup, kemiskinan, dll)
UPAYA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA UNTUK PENCAPAIAN
TARGET
PENJAMINAN KUALITAS
PENINGKATAN
MENDORONG
PROGRAM PENGELOLAAN REPLIKASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
DAN PENGEMBANGAN DOKUMEN PERENCANAAN
KAPASITAS POKJA PKP
PRAKTIK BAIK PROGRAM SEKTORAL & MEMASTIKAN
KAB/KOTA
PKP ANTAR KAB/KOTA TARGET TELAH MENJADI
ACUAN PENYUSUNAN RENC

ADVOKASI KEPALA
DAERAH & MENDORONG MONITORING DAN
KERJASAMA ANTAR EVALUASI PENCAPAIAN
KABUPATEN/KOTA TARGET
S U M AT E R A K A L IM A N TA N

IR IA N J AYA

J AVA

Anda mungkin juga menyukai