Disampaikan Pada Wash Cluster Meeting Oleh Lembaga Mitra Ibu dan Anak dan Unicef
“Kerja Sama Desa Dalam Peningkatan Akses Air Bersih dan Sanitasi”
Konservasi Sumber Daya Air dilakukan dengan Air limbah domestik merupakan salah satu Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
mengacu pada Rencana Pengelolaan Sumber suburusan pemerinatahan wajib yang adalah upaya sistematis dan terpadu yang
Daya Air melalui kegiatan: berkaitan dengan pelayanan dasar dimana dalam dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan
a. pelindungan dan pelestarian Sumber Air; pelaksanaannya berpedoman pada standar hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
b. pengawetan Air; pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau kerusakan lingkungan hidup
c. pengelolaan kualitas Air; dan Pusat.
d. pengendalian pencemaran Air.
PP 81/2012
Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga PP 27/2012
Tentang Izin Lingkungan
Setiap orang wajib melakukan pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan wajib memiliki Amdal dan Kegiatan yang tidak termasuk dalam
Perpres 97/2017 kriteria wajib Amdal) wajib memiliki UKL-UPL.
Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Persampahan Kewenangan (UU 23/2014) Pengelolaan sampah di Kewenangan (UU 23/2014) Pengelolaan
TPA/TPST Regional Sampah; Penerbitan izin proses
pengolahan sampah dari pengangkitan
hingga proses akhir oleh swasta;
Pembinaan dan Pengolahan sampah yang
diselenggarakan oleh swasta
70% Rumah Layak Huni (Rumah tangga akses pada Rumah Layak Huni )
PERAN PEMERINTAH PROVINSI
DALAM KERJA SAMA DESA
KERJASAMA DESA
RUMAH LAYAK HUNI AKSES AIR MINUM LAYAK AKSES SANITASI LAYAK
5,05% 73,32%
Akses Air Minum Layak 90,84%, Akses Aman 6,69%
Safely Managed
Basic Sanitation Shared Unimproved Direct Discharge Open Defecation
Sanitation
Klasifikasi akses sanitasi merujuk pada kuesioner BPS
AKSES SANITASI AKSES SANITASI AKSES SANITASI AKSES SANITASI BELUM BABS TERTUTUP BABS DI TEMPAT
AMAN LAYAK - SENDIRI LAYAK - BERSAMA LAYAK TERBUKA
a. Pengguna Fasilitas I. Perkotaan dan I. Perkotaan dan Perdesaan I. Fasilitas sanitasi dengan Buang Air Besar Buang Air Besar Sembarangan
sanitasi: rumah Perdesaan a. Pengguna Fasilitas lubang tanah di Perkotaan Sembarangan (BABS) (BABS) di tempat Terbuka,
a. Pengguna Fasilitas sanitasi: bersama • Pengguna Fasilitas sanitasi: Tertutup, yaitu pengguna yaitu pengguna yang tidak
tangga sendiri
b. Bangunan atas: sanitasi: rumah rumah tangga lain sendiri atau digunakan fasilitas sanitasi yang memiliki memiliki fasilitas tempat
tangga sendiri tertentu bersama dengan rumah tempat pembuangan akhir buang air besar dan yang
klosetnya b. Bangunan atas: tangga lain tertentu
menggunakan leher b. Bangunan atas: tinja berupa kolam/ sawah/ memiliki fasilitas tetapi tidak
klosetnya • Bangunan atas: klosetnya sungai/ danau/ laut dan menggunakan
angsa menggunakan klosetnya menggunakan leher angsa atau/ pantai/ tanah lapang/
c. Bangunan bawah: leher angsa menggunakan leher • Bangunan bawah: Lubang kebun dan lainnya.
◦ tanki septik (septic c. Bangunan bawah angsa tanah
tank) yang disedot tanki septik yang c. Bangunan bawah tanki II. Akses Sanitasi Dasar (non
setidaknya sekali tidak disedot septik leher angsa)
dalam 5 tahun II. Khusus Perdesaan II. Khusus Perdesaan • Pengguna Fasilitas sanitasi:
terakhir; atau a. Pengguna Fasilitas rumah tangga sendiri atau
a. Pengguna Fasilitas digunakan bersama dengan
◦ Sistem Pengolahan sanitasi: rumah sanitasi: bersama
tangga sendiri rumah tangga lain tertentu
Air Limbah (SPAL) rumah tangga lain • Bangunan atas: klosetnya
b. Bangunan atas:
tertentu menggunakan plengsengan
klosetnya
b. Bangunan atas: dengan dan tanpa tutup
menggunakan dan cubluk/cemplung.
leher angsa klosetnya • Bangunan bawah tanki
c. Bangunan bawah: menggunakan leher septik, IPAL, atau Lubang
Lubang tanah angsa Tanah
c. Bangunan bawah: III. Fasilitas Umum
Lubang tanah 20
CAPAIN RUMAH TANGGA TANGGA DENGAN AKSES SANITASI LAYAK KABUPATEN/KOTA DI SULSEL, 2020
13.66
14
11.9 11.86
12
10.48 10.48
10.16
10 M a s i h t e r d a p a t 11 k a b u p a t e n
8.81 8.64
dengan capaian diatas rata - rata
7.57 7.52
8 provinsi
6
4.74 4.66 4.57 5.05
3.62 3.39
4 3.24 3.13
2.6
1.87 1.75
2
0.76 0.76
0.34
0
a
u
ne
rru
p
g
lar
g
g
ng
to
ja
ba
a
ur
o
re
ar
an
ja
o
w
an
en
n
ar
ar
aj
w
ra
p
ra
lay
on
pa
m
ar
Sin
ka
ae
Bo
um
ka
alo
lau
Go
Ba
W
Lu
Ut
Ut
Sid
nr
pp
To
Ti
e
ep
re
nt
Ta
Se
P
pu
k
Pi
ar
ja
u
So
u
En
na
lu
Ba
ta
w
P
an
ra
Ke
Je
Bu
Lu
Ta
Ko
Lu
ta
To
lau
Ko
da
pu
e
Ke
n
je
ka
120
Masih terdapat 10 kabupaten yang
capaiannya berada dibawah rata-
rata provinsi 99.45
98.62 97.83 98.77 99.16 97.71
100 95.93 96.83
92.09 92.63 94.12
91.08 91.82 89.83 91.52
87.38 88.7 86.67
83.56
90.84
78.44 80.36
80 76.16 74.26
60 56.06
40
20
0
a
o
s
ne
u
rru
o
lar
g
g
g
to
ng
ba
ja
re
a
ur
a
ar
ja
sa
o
w
an
en
n
ar
ar
aj
ra
p
ke
ra
lay
pa
on
m
ar
Sin
ka
ae
Bo
um
lo
ka
Go
Ba
as
W
Lu
Ut
Ut
Sid
nr
ng
pp
To
Ti
M
Pa
re
ep
re
nt
Ta
Se
ak
k
Pi
Pa
ja
u
So
Pa
En
na
lu
Ba
M
w
w
p.
ra
Je
Bu
Lu
Ta
Lu
Ke
To
Series1 Series2
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROGRAM KAWASAN PERMUKIMAN
Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Lintas Penataan Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas 10 (Sepuluh) Ha sampai dengan
Kabupaten/Kota (Pembinaan Teknis SDM dan Kelembagaan Pengelolaan SPAM di Bawah 15 (Lima Belas) Ha).
Provinsi)
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas 10 (Sepuluh) Ha
PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM DAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN REGIONAL
sampai dengan di Bawah 15 (Lima Belas) Ha
Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Persampahan Regional (Pembinaan Teknis
SDM dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Infrastruktur Persampahan
PROGRAM PENINGKATAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM AIR LIMBAH Perencanaan penyediaan PSU Permukiman
Pengelolaan dan Pengembangan Sist em Air Limbah Domest ik Reg ional,
(Pengembangan SDM dan Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Domestik)
1 I DATA
Perbedaan sumber data di Kabupaten/kota mempengaruhi baseline yang akan digunakan
2 I KOORDINASI
Belum optimalnya pendataan serta pelaporan capaian per tahun dari kab/kota. Perombakan anggota Pokja sehingga perlu
pemantapan pemahaman baru kepada anggota.
3 I PEMAHAMAN TARGET
Kurangnya kesempatan/ ruang diskusi membahas target nasional dan distribusi target provinsi. Perlu peningkatan
pemahaman pokja akan target dan defenisi operasional serta indicator baku.
5 I KEMAMPUAN PENDANAAN
Rendahnya realisasi pendanaaan PPAS yang bersumber dari APBD disertai adanya refocusing anggaran pada 2020
menyebabkan target belum disepakati
POTENSI PENDANAAN SANITASI (PERSAMPAHAN, AIR LIMBAH)
Sumber Bauran Pendanaan Potensial
APBN
DAK FISIK (DAK HIBAH (APBN/AIR
LIMBAH SETEMPAT,
CSR,
SANITASI) Mikro-
HIBAH sAIIG)
kredit ZISWAF
ANGGARAN K/L (PUPR, KES,
DANA
PDTT. LHK, DAGRI, KELAUTAN &
DESA
MARITIM)
APBD PROVINSI
Pendekatan
ANGGARAN PD Pendanaan
BANKEU PROVINSI
PROVINSI APBN Strategis
SSK
APBD KABUPATEN/KOTA
ALOKASI DANA ALOKASI PD
DESA (ADD) KAB/KOTA
APBD APBD
CSR/ZISWAF/MICRO KREDIT Provinsi Kab/Kota
Pokja 3. Melakukan penjaminan kualitas serta pemantauan dan evaluasi terhadap penyusunan EHRA, Pemurakhiran, dan Implementasi
SSK yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota.
4. Sinkronisasi Program dan kegiatan, serta pendanaan untuk pembangunan sanitasi di provinsi dan kabupaten/Kota
Provinsi 5. Mengoptimalkan kanal pembelajaran di NAWASIS untuk peningkatan kapasitas Pokja Provinsi, Pokja Kabuaten/Kota, serta Fasilitati
ADVOKASI KEPALA
DAERAH & MENDORONG MONITORING DAN
KERJASAMA ANTAR EVALUASI PENCAPAIAN
KABUPATEN/KOTA TARGET
S U M AT E R A K A L IM A N TA N
IR IA N J AYA
J AVA