Anda di halaman 1dari 2

Kegiatan Haji

Kegiatan[sunting | sunting sumber]

Peta yang menunjukan lokasi-lokasi penting dalam ibadah


Haji
Literatur Fikih menggambarkan cara-cara dalam melaksanakan ritus Haji, dan jamaah utamanya
mengikuti kitab panduan dan menaatinya untuk memenuhi seluruh kewajiban Haji dengan
sempurna.[46] Dalam melaksanakan ibadah Haji, jamaah tidak hanya mengikuti tata cara Nabi
Muhammad, tetapi juga memperingati peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan Ibrahim.[47]

Ihram[sunting | sunting sumber]


Ketika jamaah mencapai niat dalam hati Miqat (batas-batas tertentu tempat atau waktu jamaah
berniat melaksanakan Haji), untuk memasuki keadaan yang suci–dikenal dengan Ihram–yang
hanya memakai dua lembar kain putih tanpa jahitan untuk laki-laki, dengan satu kain menutup
sekitar pinggang mencapai bagian bawah lutut dan kain lain dipakai di bahu kiri mengikat di sisi
kanan; mengenakan pakaian biasa untuk wanita dengan memenuhi kondisi pakaian Muslimah
Islami dengan tangan dan wajah tidak ditutup;[48][halaman dibutuhkan] mengambil wudu; merencanakan
keinginan (niyah) untuk melaksanakan ibadah Haji dan untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang
dilarang seperti memotong kuku, mencukur bagian tubuh manapun, melakukan hubungan
seksual; menggunakan wangi-wangian, merusak tanaman, membunuh hewan, menutup kepala
(untuk laki-laki) atau wajah dan telapak tangan (untuk wanita); melakukan pernikahan; atau
mengangkat senjata.[7][11] Ihram memiliki makna bahwa setiap umat baik yang miskin maupun
yang kaya sama di depan Tuhan: tidak ada perbedaan antara keduanya.[47]

Tawaf and sa'i[sunting | sunting sumber]


Tatacara Tawaf mengelilingi Ka'bah
Ritual Tawaf termasuk berjalan tujuh kali melawan arah jarum jam mengelilingi Ka'bah.[49] Ketika
sampai di Masjidil Haram, jamaah melakukan tawaf kedatangan yang juga bagian
dari Umrah atau sebagai tawaf selamat datang.[50] Saat tawaf, jamaah juga memasuki Hateem–
sebuah wilayah di sisi utara Ka'bah \–di dalam jalan mereka. Setiap putaran dimulai dengan
mencium atau menyentuh Batu Hitam (Hajar Aswad).[51] Jika mencium batu tidak memungkinkan
karena padatnya jamaah, mereka cukup menyejajarkan diri dengan arah Batu Hitam dengan
mencium tangan sendiri ketika tawaf. Makan tidak diperbolehkan namun minum air tetap
diizinkan, karena risiko dehidrasi. Laki-laki dianjurkan untuk melakukan tiga putaran pertama
dengan cepat dikenal sebagai Ramal, dan diikuti empat putaran lainnya dengan tidak terlalu
cepat.[48][halaman dibutuhkan][51]

Pelengkap ibadah tawaf adalah salat dua Raka'at di belakang Tempat Ibrahim (Muqam Ibrahim),
sebuah tugu dekat Ka'bah di dalam masjid.[51][52] Walau demikian, dikarenakan padatnya jamaah
saat musim Haji, mereka cukup melaksanakan salat di mana saja di dalam masjid. Setelah salat,
jamaah juga meminum air dari sumur Zamzam, yang tersedia dalam keran Masjid.[53]

Walaupun secara tradisional ibadah tawaf dilakukan di lantai dasar, tawaf saat ini juga dapat
dilakukan di lantai pertama dan atap masjid agar tidak terjadi kepadatan.

Tawaf diikuti oleh sa'i, berjalan atau berlari tujuh kali antara bukit Shofa dan Marwah, berlokasi
dekat Ka'bah.[49][52] Sebelumnya tempat ini berada di tempat terbuka, kini tempat ini tertutup dan
masuk ke dalam area Masjidil Haram, dan dapat berhubungan langung dengan terowongan.
[54]
Jamaah diharuskan berjalan di antara kedua bukit ini, sampai tanda dua tiang hijau sebuah
bagian kecil sebagai tanda kapan mereka harus berlari. Jalur ini kini memiliki "jalur ekspres" bagi
para penyandang disabilitas atau orang-orang tua. Setelah sa'i, jamaah laki-laki mencukur
rambutnya dan wanita memotong beberapa bagian rambut, ini juga sebagai pelengkap ibadah
Umra

Anda mungkin juga menyukai