Anda di halaman 1dari 6

ASUMSI-ASUMSI HISTORIS DAN YURIDIS

Kelompok 10 : Fikri, Risny, Natasya

Asumsi-asumsi historis dan yuridis merujuk pada prinsip-prinsip dasar atau asumsi-asumsi
yang mendasari studi sejarah dan hukum. Berikut ini adalah beberapa contoh asumsi-asumsi
historis dan yuridis pendidikan.
A. Pengertian Asumsi Historis
Asumsi historis pendidikan merujuk pada keyakinan atau pandangan yang mendasari
perkembangan dan evolusi sistem pendidikan dalam suatu masyarakat sepanjang waktu.
Ini mencakup ide-ide dasar dan nilai-nilai yang membentuk pemahaman tentang peran,
tujuan, dan organisasi pendidikan dalam konteks sejarah.

Sejarah landasan kependidikan di Indonesia melibatkan perkembangan panjang yang


mencakup periode kolonial, kemerdekaan, dan era modern. Berikut adalah beberapa titik
penting dalam sejarah landasan kependidikan di Indonesia di antaranya :

a. Era Kolonial

Landasan pendidikan di era kolonial pada abad ke-19. Di bawah pemerintahan


kolonial Belanda, sistem pendidikan di Indonesia lebih ditujukan untuk kalangan elit
pribumi. Sekolah-sekolah Eropa didirikan, dan pendidikan bagi kaum pribumi lebih
terbatas.

b. Perkembangan Nasionalisme dan Kemerdekaan:

Di awali ketika Sumpah Pemuda (1928). Pada 28 Oktober 1928, para pemuda
Indonesia menyumpah untuk bersatu dan berjuang untuk satu bahasa, satu tanah air,
dan satu bangsa. Ini memiliki dampak pada pendidikan dengan menekankan
pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

c. Kemerdekaan dan Pembentukan Republik Indonesia:

Proklamasi Kemerdekaan (1945): Dinyatakan pada 17 Agustus 1945, proklamasi


kemerdekaan Indonesia memulai fase baru dalam sejarah pendidikan Indonesia.

Sistem Pendidikan Nasional (1945): Pemerintah Indonesia mulai mengembangkan


sistem pendidikan nasional yang merdeka dan mencakup prinsip-prinsip nasionalisme,
demokrasi, sosialisme, dan ketuhanan yang maha esa.

d. Reformasi Pendidikan:

Kepresidenan Soekarno (1945-1967): Pada awal kemerdekaan, banyak usaha


dilakukan untuk membangun infrastruktur pendidikan dan meningkatkan akses
pendidikan bagi rakyat Indonesia.
Orde Baru (1966-1998): Pada masa pemerintahan Soeharto, pendidikan diarahkan
untuk mendukung pembangunan nasional dan stabilitas politik. Program wajib belajar
sembilan tahun diperkenalkan.

e. Era Kontemporer:

Globalisasi dan Teknologi: Pendidikan di Indonesia dihadapkan pada tantangan


globalisasi dan perkembangan teknologi. Modernisasi kurikulum dan integrasi
teknologi dalam pendidikan menjadi fokus.

Seiring dengan berjalannya waktu, sistem pendidikan Indonesia terus mengalami


perkembangan dan peningkatan. Reformasi pendidikan terus dilakukan untuk mengatasi
tantangan modern dan memberikan pendidikan yang lebih baik bagi generasi masa
depan.

B. Macam-Macam Asumsi Historis


Asumsi historis pendidikan mencakup berbagai keyakinan dan pandangan yang telah
membentuk perkembangan sistem pendidikan dalam masyarakat sepanjang waktu.
Berikut adalah beberapa macam asumsi historis pendidikan:

1. Pendidikan sebagai Pemeliharaan Budaya:


Asumsi bahwa pendidikan memiliki peran kunci dalam melestarikan dan
meneruskan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2. Peran Agama dalam Pendidikan:


Keyakinan bahwa pendidikan seharusnya terkait erat dengan nilai-nilai agama
dan pengajaran agama sebagai bagian integral dari kurikulum.

3. Pentingnya Pendidikan untuk Pembentukan Karakter:


Asumsi bahwa pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga
merupakan alat untuk membentuk karakter dan moral individu.

4. Investasi dalam Masa Depan:


Keyakinan bahwa pendidikan merupakan investasi yang berharga dalam
pembangunan individu dan masyarakat, memberikan manfaat jangka panjang.

5. Pendidikan sebagai Sarana Sosialisasi:


Asumsi bahwa pendidikan berperan sebagai alat untuk menyosialisasikan individu
ke dalam norma-norma dan nilai-nilai masyarakat.

6. Akses Terbatas pada Pendidikan untuk Kelompok Tertentu:


Pada masa lalu, mungkin terdapat asumsi bahwa akses pendidikan terbatas pada
kelompok tertentu, seperti kelas elit atau kelompok sosial tertentu.

Penting untuk diingat bahwa asumsi-asumsi ini dapat bervariasi secara signifikan
tergantung pada konteks sejarah, budaya, dan nilai-nilai masyarakat pada waktu
tertentu. Selain itu, perubahan dalam asumsi-asumsi ini mencerminkan perubahan
sosial, politik, dan ekonomi dalam suatu masyarakat.

C. Contoh-Contoh Asumsi Historis


Berikut beberapa contoh asumsi historis pendidikan :

1. Pentingnya Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan:


Asumsi ini menyatakan bahwa masyarakat percaya bahwa pendidikan adalah
investasi yang berharga untuk masa depan individu dan masyarakat secara
keseluruhan.

2. Peran Pendidikan dalam Pemeliharaan Nilai Budaya:


Keyakinan bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam melestarikan dan
meneruskan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

3. Pendidikan sebagai Pembentuk Karakter:


Asumsi bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga
tentang membentuk karakter dan moral individu.

4. Akses Terbatas pada Pendidikan untuk Kelompok Tertentu:


Pada beberapa periode sejarah, mungkin ada asumsi bahwa akses pendidikan
terbatas pada kelompok tertentu, seperti kelas elit atau kelompok dengan status
sosial tertentu.

5. Pendidikan sebagai Sarana Pemisahan Sosial:


Beberapa masyarakat mungkin memiliki asumsi bahwa pendidikan dapat menjadi
alat untuk memisahkan kelas sosial atau kelompok masyarakat tertentu.

6. Peran Agama dalam Pendidikan:


Di beberapa tempat, asumsi bahwa pendidikan harus terkait erat dengan nilai-nilai
agama dan pengajaran agama.

7. Peran Negara dalam Pendidikan:


Asumsi bahwa pemerintah atau negara memiliki tanggung jawab untuk
menyediakan pendidikan dan mengatur sistem pendidikan.

8. Inovasi dan Perubahan sebagai Bagian dari Pendidikan:


Keyakinan bahwa sistem pendidikan perlu berkembang dan beradaptasi dengan
perubahan zaman serta inovasi pendidikan.

Asumsi-asumsi ini dapat mencerminkan pandangan masyarakat terhadap pendidikan


pada suatu waktu tertentu dan dapat mempengaruhi kebijakan pendidikan, struktur
kurikulum, dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam pendidikan. Perubahan dalam
asumsi-asumsi ini dapat mencerminkan perubahan dalam pandangan masyarakat atau
tuntutan perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya.

D. Pengertian Asumsi Yuridis

Yuridis adalah sumua hal yang mempunyai arti hukum yang diakui sah oleh
pemerintah. Aturan ini bersifat baku dan mengikat semua orang di wilayah dimana
hukum tersebut berlaku, seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia adalah
negara hukum yang memiliki ideologi pancasilais. Sehingga komponen apapun harus
mengikuti aturan yang sudah di rancang oleh negara.
Landasan yuridis merupakan norma dasar pendidikan yang bersifat empratif, artinya
mengikat dan mengharuskan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan
untuk setiap melaksanakan dan mengembangkan berdasarkan landasan pendidikan
yang dianut,
Menurut ekosusilo dengan adanya landasan ideal yaitu landasan yuridis dalam system
pendidikan, maka arah pendidikan nasional di Indonesia tidak boleh menyimpangdari
pembentukan manusia Pancasila, dan gerakannyapun berdasarkan Pancasila dan UUD
1945
E. Macam-Macam Asumsi Yuridis Pendidikan
a. Hak anak untuk mendapatkan pendidikan :
banyak negara mengakui hak anak untuk mendapatkan pendidikan, seperti yang
dinyatakan dalam berbagai dokumen hukum internasional

b. Pemisahan pendidikan dan agama :


beberapa system hukum menyuarakan permisahan antara pendidikan dan agama,
menekankan pada prinsip sekularisme dalam system pendidikan.

c. Otonomi institusi pendidikan :


banyak negara memberikan otonomi pada Lembaga pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran mereka sendiri, namun
tetap dalam kerangka hukum yang diterapkan.

d. Perlindunan hak cipta dalam pendidikan :


hukum hak cipta mengatur penggunaan materi pendidikan untuk memastikan
bahwa hak hak pencipta dan penggunaan yang adil dihormati.

e. Kewajiban pendidikan wajib :


banyak negara menekankan kewajiban pendidikan wajib, yang mensyaratkan
bahwa anak anak harus mengikuti pendidikan minimal hingga usia tertentu.

f. Perlindungan terhadap diskriminasi pendidikan :


hukum juga mencakup ketentuan untuk melindungi individu dari diskriminasi
dalam pendidikan, termasuk diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa,
agama dan lainnya.

F. Contoh Asumsi Yuridis Pendidikan


a. PANCASILA : Dalam konstalasi negara indonesia pancasila adalah sebagai
ideologi negara yang dirancang dan diakui sebagai ideologi negara, sehingga
komponen apapun yang berada dalam ruang lingkup negara indonesia harus
beridiologikan pancasilais
b. UUD1945 : dalam hal ini uud 1945 adalah Haluan aturan nergara baik perundang
undangan maupun ad/art dalam suatu komponen.

Simpulnya adalah setiap organoisasi apapun harus memiliki ideologi Pancasila dan
tidak berbenturan hukum dengan uud 1945.
G. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas,dapat disimpulkan bahwa asumsi historis harus mendasari
perkembangan dan evolusi yang mencakup ide-ide besar untuk membentuk
pemahaman peran,tujuan,dan organisasi pendidikan.adapun Sejarah kependididikan di
Indonesia mecakup beberapap periode kolonial,kemerdekaan,dan era modern.dan
memiliki beberapa hal penting dalam Sejarah kependidikan di Indonesia.dan hal
tersebut dapat mencerminkan pandangan Masyarakat terhadap Pendidikan suatu
waktu.
Selanjutnya Adapun kesimpulan asumsi yuridis dimana semua hal yang mempunyai
arti hukum dan di akui sah oleh pemerintah bersifat baku.dan landasan yuridis
merupakan dasar Pendidikan,dan pihak yang terlibat harus melaksanakan dan
mengembangangkan Pendidikan yang di anut.adanya landasan yuridis tersebut dalam
system Pendidikan akan tertatanya Gerakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai