Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

NAMA : ELVA ALVITA GENADISA


NIM : A1011191023
MATA KULIAH : HUKUM PEMERINTAH DAERAH
KELAS : D (REGULER)
DOSEN :- Dr. Romy Patra, S.H., M.H.
- SUBIYATNO, S.H., M.H.

1. Jelaskan arti dan makna Pasal 18 UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen?
(bobot:20) (jawaban maksimal 100 kata)
JAWABAN :

Secara struktur Pasal 18 UUD NRI 1945 sebelum amandemen terdiri atas satu pasal,
yang pada intinya menyatakan: Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan
kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang,
dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem
pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat
istimewa. Pasal 18 UUDNRI 1945 pasca amandemen secara anatomi mengalami
perkembangan menjadi tiga pasal, yaitu Pasal 18, Pasal 18A dan Pasal 18B,
hasil amandemen menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan
untuk menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan.

2. Jelaskan arti dan makna Asas Desentralisasi dan dimana hal tersebut diatur baik dalam
UUD 1945 dan UU Pemda? (bobot:20) (jawaban maksimal 100 kata)
JAWABAN :

Asas Desentralisasi memberikan ruang terjadinya penyerahan kewenangan (urusan)


dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah (dari daerah tingkat atas kepada daerah
tingkat di bawahnya). Pengertian desentralisasi di sini hanya sekitar penyerahan urusan
pemerintahan kepada daerah. Pasal 1 UUD 1945, pemerintah di daerah dilaksanakan
melalui tri asas, yaitu salah satunya asas desentralisasi. Pemerintahan daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukannya.

3. Jelaskan disertai contoh arti dan makna daerah biasa, daerah khusus, dan daerah
istimewa dan dimana hal tersebut diatur? (bobot:20) (jawaban maksimal 100 kata)
JAWABAN :

Otonomi Daerah Biasa dapat diartikan sebagai kewajiban yang diberikan kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan
hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Otonomi Daerah Khusus adalah sebagai bentuk mengakui dan menghormati satuan-
satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur
dengan undang-undang. Yang dimaksud satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus adalah daerah yang diberikan otonomi khusus. Daerah-daerah yang
diberikan otonomi khusus ini adalah. contohnya: Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta;Provinsi Aceh;Provinsi Papua; dan Provinsi Papua Barat.

Otonomi Daerah Istimewa adalah Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan


pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan
undang-undang. contohnya: Daerah Istimewa Aceh dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penyelenggaraan otonomi daerah diatur dan disepakati dalam peraturan undang-
undang yang telah ada di Indonesia, yaitu: Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah

4. Jelaskan pembagian urusan dan wewenang antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah dan dimana hal itu diatur? (bobot:20) (jawaban maksimal 100 kata)
JAWABAN :

Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 klasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari 3


urusan yakni urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan
pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang
sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan
konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan
Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan umum adalah
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala
pemerintahan.

5. Jelaskan secara singkat sejarah perkembangan Pemerintah Daerah di Indonesia?


(bobot:20) (jawaban maksimal 100 kata)
JAWABAN :

Era kolonial : Penyelenggaraan pemerintahan diserahkan pada dewan di masing-


masing daerah. Namun kenyataannya, pemerintah daerah hampir tidak memiliki
kewenangan. Bahkan hanya setengah anggota dewan daerah yang diangkat dari daerah
dan sebagian lainnya pejabat pemerintah.
Era Jepang : Jepang tidak mengenal provinsi dan sistem dewan. Pemerintah daerah
hampir sama sekali tidak memiliki kewenangan. Penyebutan otonomi daerah pada masa
itu bersifat menyesatkan. Namun, struktur administrasi lebih lengkap bila dibandingkan
dengan pemerintah Belanda.
Orde Lama : Untuk menyusun kembali Pemerintahan Daerah di Indonesia, sementara
pemerintah mengeluarkan Penetapan Presiden No 6 Tahun 1959 dan Penetapan
Presiden tahun 1960.
Orde Baru : Dalam era tersebut dikenal tiga jenis pengawasan, yaitu pengawasan
preventif, pengawasan represif, dan pengawasan umum.
Era Reformasi : Era awal reformasi pemerintah telah mengeluarkan dua kebijakan
tentang otonomi daerah, yaitu: UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah UU
No 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Kuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Anda mungkin juga menyukai