T3 Ekma4367
T3 Ekma4367
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan atau perubahan syarat-syarat kerja
yang ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama. Perselisihan kepentingan yaitu mengenai usaha mengadakan perubahan dalam syarat
syarat perburuhan yang oleh organisasi buruh dituntukan kepada pihak majikan
Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya
perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama . Perselisihan hak timbul
karena salah satu pihak pada perjanjian kerja atau perjanjian perburuhan tidak mematuhi isi
dari perjanjian itu.
Sumber Referensi :
- Disnaker Pekalongan , 2022 "Apa Itu Perselisihan Hubungan Industrial???"
https://dinperinaker.pekalongankota.go.id/halaman/apa-itu-perselisihan-hubungan-industrial.html
- Dr. Dorothea Wahyu Ariani , S.E ., M.T. "Konflik dan penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial" Modul 5 Edisi 2 BMP EKMA 4367 Hal 5.23-5.25
2. Berdasarkan sejarah, perdagangan atau perbudakan telah ada dan berkembang sejak ratusan
bahkan ribuan tahun yang lalu yang dimulai dengan adanya penaklukan atas suatu kelompok oleh
kelompok lainnya, kelompok yang paling kuat dan memiliki kekuasaan akan
menguasaikelompok yang lemah. Kepemilikan kekuasaan ekonomi dan politik menjadikan
sumber danpeluang untuk dapat berkembangnya perbudakan, sebagai akibat dari penaklukan
yang dibayardengan suatu pengabdian yang mutlak.
Berdasarkan sejarah bangsa Indonesia perdagangan orang pernah ada melalui perbudakan dan
penghambaan. Masa kerajaan - kerajaan di Jawa, perdagangan orang, yaitu perempuan padasaat
itu merupakan bagian pelengkap dari sistem pemerintahan feodal.
Berikut 3 Zaman Perbudakan Di Indonesia antara lain :
1. Zaman Perbudakan
Pada zaman kolonial, konsep perbudakan di Indonesia terjadi dalam konteks pemerintahan
kolonial Belanda. Pada masa ini, istilah “buruh” merujuk kepada sekelompok masyarakat di
koloni yang termasuk dalam kelompok pekerja, kuli, petani, pegawai pemerintah, buruh kereta
api, pekerja perkebunan, pertambangan, industri, jasa, pelabuhan, dan sebagainya. Banyak
dari mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk masyarakat Eropa atau sebagai
pekerja rendahan untuk orang Indonesia atau Cina yang kaya. Mereka sering kali terikat oleh
perjanjian yang tidak memberikan upah tetap atau kontrak kerja yang menguntungkan. Zaman
perbudakan ini mencerminkan kondisi ketidakadilan dan eksploitasi terhadap buruh. Mereka
sering kali diabaikan dan hak-haknya tidak dihargai. Perbudakan pada zaman ini juga dapat
ditemukan dalam bentuk sistem tanam paksa (cultuurstelsel) yang diberlakukan oleh
pemerintah kolonial Belanda.
2. Zaman Rodi
Pada zaman rodi, konsep perbudakan di Indonesia mengambil bentuk pekerjaan paksa tanpa
upah atau dengan upah yang sangat rendah. Pekerjaan rodi biasanya dilakukan oleh orang-
orang yang dianggap miskin atau tidak memiliki pekerjaan tetap. Mereka dipaksa untuk
bekerja dalam proyek-proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, bendungan,
atau proyek pemerintah lainnya.
Pekerja rodi sering kali harus bekerja dalam kondisi yang berat dan tanpa mendapatkan
penghargaan yang layak. Upah yang mereka terima jauh di bawah standar gaji minimum dan
seringkali tidak mencukupi kebutuhan hidup mereka. Selain itu, mereka juga rentan terhadap
penyalahgunaan tenaga kerja dan perlakuan yang tidak manusiawi.
3. Zaman Punale Sanksi
Pada zaman punale sanksi, konsep perbudakan di Indonesia berkaitan dengan penggunaan
tenaga kerja paksa sebagai bentuk hukuman atas pelanggaran hukum. Pekerjaan punale sanksi
umumnya dilakukan oleh tahanan atau narapidana yang dijatuhi hukuman kerja paksa. Mereka
dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang berat dan melelahkan sebagai bagian dari hukuman
mereka.
Pekerjaan punale sanksi seringkali melibatkan proyek-proyek pembangunan infrastruktur
seperti jalan, jembatan, bendungan, atau kegiatan lain yang diatur oleh pemerintah. Meskipun
mereka dihukum dan bekerja sebagai bagian dari sanksi mereka, kondisi kerja mereka
seringkali tidak memenuhi standar kesejahteraan dan kemanusiaan yang layak.
Konsep perbudakan pada tiga zaman tersebut memberikan gambaran tentang kondisi buruh di
Indonesia pada masa lalu. Hak-hak buruh tidak dihargai dan seringkali diabaikan. Mereka
dipaksa untuk bekerja tanpa upah atau dengan upah yang sangat rendah, baik sebagai akibat
dari sistem kolonial maupun sebagai hukuman atas pelanggaran hukum.
Sumber Referensi :
Hubungan Industrial BMP EKMA4367 Universitas Terbuka