Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi
tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem
peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi
dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-
unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi
cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Eksploitasi lingkungan
yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk bumi
yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara global akan
meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim
yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah terjadi kenaikan atau penuruan suhu rata-rata selama 20 tahun pada Kota Muara
Teweh?
2. Apakah terjadi kenaikan atau penurunan kelembaban relatif rata-rata selama 20 tahun pada
Kota Muara Teweh?
3. Bagaimana karakteristik iklim khususnya curah hujan dan suhu selama 20 tahun di Kota
Muara Teweh?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan atau penurunan suhu rata-rata selama 20 tahun di
Muara Teweh
2. Untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan atau penurunan kelembaban relatif rata-rata
selama 20 tahun di Muara Teweh
3. Untuk mengetahui karakteristik iklim khususnya curah hujan dan suhu selama 20 tahun di
Muara Teweh

II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Suhu udara
Suhu Udara adalah keadaan udara pada waktu dan tempat tertentu. Suhu dipengaruhi oleh
beberapa hal berikut ini:
1. Penyinaran matahari, meliputi jarak dan lamanya penyinaran, serta besar kecilnya sudut
datangmatahari. Semakin besar intensitas penyinaran matahari, semakin tinggi temperatur
udaranya.
2. Tinggi rendahnya permukaan daratan. Semakin tinggi suatu tempat di daratan dari
permukaan air laut, semakin rendah temperatur udaranya.
3. Sifat permukaan bumi. Permukaan daratan bersifat lebih cepat menyerap dan melepaskan
panas, dibandingkan dengan permukaan laut.
Suhu udara di suatu tempat dapat diketahui dengan menggunakan sebuah alat ukur, yaitu
termometer. Naik turunnya temperatur udara dapat dilihat pada angka yang tertera pada tabung
kaca termometer. Satuan derajat untuk temperatur udara antara lain Celcius (C), Fahrenheit (F),
dan Reamur (R). hasil pengukuran suhu udara diberbagai tempat dapat dipetakan. Garis-garis
pada peta yang menghubungkan daerah yang memiliki suhu udara sama disebut isoterm.
Analisis suhu rata-rata selama 20 tahun kota Muara Teweh.

Dari grafik diatas menunjukan fluktuasi rata-rata suhu udara bulanan di Muara Teweh. Dapat
dilihat dari grafik di atas rata-rata suhu udara tertinggi terjadi pada tahun 2020 sebesar 27.7 0C
dan rata-rata suhu udara terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar 26.60C.

dapat dilihat dari gambar 1 bahwa di daerah Muara Teweh selama periode 2003-2022 memiliki
nilai trend positif sehingga trend suhu cenderung naik dengan nilai sebesar 0,03430C

2.2 Pengertian Kelembaban Relatif


Kelembaban atau humidity dapat diartikan sebagai banyaknya volume uap air dalam udara
dalam waktu dan lokasi tertentu. Pemanasan matahari menyebabkan air yang ada di permukaan
bumi menguap dan mengisi ruang udara. Semakin tinggi suhu suatu daerah maka
kelembabannya semakin tinggi sedangkan semakin rendah suhu maka kelembaban semakin
rendah.
Kelembaban udara dibagi menjadi kelembaban relatif atau nisbi dan kelembaban absolut atau
mutlak. Kelembaban relatif adalh perbandingan jumlah uap air dalam udara dengan jumlah air
maksimum yang dapat ditampung oleh udara dalam suhu yang sama. Kelembaban mutlak adalah
banyaknya uap air yang terkandung dalam 1 m³.

Analisis kelembaban relatif rata-rata selama 20 tahun kota Muara Teweh


Dari grafik diatas menunjukan fluktuasi rata-rata kelembaban relatif bulanan di Muara Teweh.
Dapat dilihat dari grafik di atas rata-rata kelembaban relatif tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan
2008 sebesar 86 % dan rata-rata kelembaban udara terendah terjadi pada tahun 2015 dan 2018
sebesar 83 %.

dapat dilihat dari grafik 2 bahwa di daerah Muara Teweh selama periode 2003-2022 memiliki
nilai trend negatif sehingga kelembaban relatif cenderung turun dengan nilai sebesar 0,071 %

2.3 Analisis Karakteristik Curah hujan dan Suhu di Muara Teweh

Wilayah Muara Teweh terletak di sekitar ekuator dengan posisi 11 027’3” – 115050’47” Bujur
Timur dan 0049’00” Lintang Utara 1027’00” Lintang Selatan. Secara umum wilayah Barito
Utara sebelah Selatan ke Timur merupakan dataran agak rendah sedangkan bagian Utara
berbukit-bukit lipatan, patahan yang di jajari oleh pegunungan Muller/Schwaner dengan
ketinggian antara 25-400m dari permukaan laut
Muara Teweh memiliki dua puncak curah hujan yang biasanya terjadi pada bulan Maret-April
dan November-Desember, sedangkan untuk puncak suhu terjadi pada bulan Mei dan Oktober-
November.

III. Penutup

3.1 Kesimpulan
Selama periode 2003-2022 wilayah Muara Teweh untuk suhu memiliki nilai trend positif
sehingga trend suhu cenderung naik dengan nilai sebesar 0,0343 0C sedangkan memiliki nilai
trend negatif dengan nilai sebesar 0.071 % sehingga cenderung turun untuk kelembaban relatif.
Muara Teweh memiliki dua puncak curah hujan yang biasanya terjadi pada bulan Maret-April
dan November-Desember, sedangkan untuk puncak suhu terjadi pada bulan Mei dan Oktober-
November.

3.2 Saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berterima kasih sekiranya ada saran-saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini

Anda mungkin juga menyukai