Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN POST

MASTEKTOMY CA MAMMAE DI
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan


Program Ahli Madya Keperawatan

Oleh:
INTAN MAQFIRAH PUTRI
NIM : P07120121094

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH


JURUSAN KEPERAWATAN BANDA ACEH
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
BANDA ACEH
2024
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN POST OP
MASTEKTOMY CA MAMMAE DI
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH

Proposal Karya Tulis Ilmiah


Diajukan oleh

INTAN MAQFIRAH PUTRI


NIM :P07120121094

Telah disetujui unyuk dilakukannya seminar Proposal KTI


Pada Tanggal…………….

Banda Aceh, Januari 2024

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ns. Wirda Hayati, S. Kep, M. Kep, Nilawati, S.ST, M.Kes


Sp. Kom
NIP. 197412311998032002 NIP. 196609291989012003
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN POST OP
MASTEKTOMY CA MAMMAE DI
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH

Disusun Oleh :

INTAN MAQFIRAH PUTRI


NIM : P07120121094

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Untuk Sebagian


Syarat Mengikuti Ujian Akhir Program Studi Diploma III Keperawatan
Banda Aceh
Pada hari :
Tanggal :

DEWAN PENGUJI
Penguji I
(………………………..)
Nama………………………..
Nip…………………………
Penguji I
(………………………..)
Nama………………………..
Nip………………………….
Penguji I
(………………………..)
Nama………………………..
Nip…………………………

Mengesahkan
Ketua Program Studi D-III Keperawatan Banda Aceh

(Ns. Asniah Syamsuddin., M. Kep)


NIP. 197002181996032003
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................
Halaman Persetujuan.....................................................................................
Halaman Pengesahan.....................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
Daftar Singkatan.............................................................................................
Daftar Tabel....................................................................................................
Daftar Gambar................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................
C. Bahasan Masalah............................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
A. Definisi...........................................................................................
B. Penyebab.........................................................................................
C. Patofisiologi....................................................................................
D. Manifestasi klinik...........................................................................
E. pemeriksaan penunjang..................................................................
F. Komplikasi......................................................................................
G. Penatalaksanaan..............................................................................
H. Proses keperawatan.........................................................................
BAB II. TINJAUAN KASUS.........................................................................
A. Pengkajian.......................................................................................
B. Analisa Data....................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan...................................................................
D. Intervensi .......................................................................................
E. Implementasi...................................................................................
F. Evaluasi...........................................................................................
BAB IV. PEMBAHASAN .............................................................................
A. Pengkajian.......................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................
C. Intervensi Keperawatan..................................................................
D. Implementasi Keperawatan............................................................
E. Evaluasi Keperawatan....................................................................
BAB V. PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara (carcinoma mammae) merupakan suatu keganasan


yang berasal dari jaringan payudara baik dari epitel duktus maupun lobulusnya.
Ca Mammae terjadi karena kondisi sel yang telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali (Rizka, Akbar, & Putri, 2022). Tumor ini dapat tumbuh
di kelenjar susu, jaringan lemak, dan jaringan ikat di payudara. Jaringan payudara
terdiri dari saluran kelenjar (saluran susu), kelenjar susu (kelenjar yang
menghasilkan susu) dan jaringan penyangga payudara (Palupi & Solikhah, 2023).
Prosedur bedah biasanya menjadi pilihan untuk merekonstruksi
payudara yang cacat, terutama pada wanita yang operasi kanker payudara.
Prosedur bedah dengan tujuan kosmetik juga sering dilakukan untuk memperbesar
atau memperkecil ukuran payudara. Terkadang, rekonstruksi payudara dilakukan
untuk payudara yang asimetris (Katuwu, Maelissa, & Rahma, 2023). Mastektomi
adalah salah satu dari sekian banyak pengobatan kanker payudara yang telah
ditemukan melalui kemajuan teknologi di bidang medis. Prosedur mastektomi
memiliki tingkat keberhasilan tertinggi, mastektomi merupakan pengobatan yang
paling umum untuk pasien kanker payudara karena kemampuannya
memperlambat pertumbuhan sel kanker dan memiliki tingkat kesembuhan 85%
hingga 87%, namun jika mastektomi gagal atau tidak berhasil dilakukan, pasien
mungkin kehilangan seluruh atau sebagian salah satu atau kedua payudaranya,
mengalami mati rasa pada kulit, dan mengalami kelumpuhan (Apriliani, Huda, &
Tampubolon, 2023).
Menurut World Health Organization (WHO), kanker payudara adalah jenis
kanker yang paling sering didiagnosis, yaitu 1 dari 8 diagnosis kanker di seluruh
dunia. Pada tahun 2019, terdapat sekitar 1.762.450 kasus baru per hari di Amerika
Serikat dan sekitar 62.930 kasus baru kanker payudara pada wanita (Yanti &
Susanto, 2022). Namun, pada tahun 2020, 2,3 juta wanita di seluruh dunia
didiagnosis menderita kanker payudara, dan 685.000 di antaranya meninggal.
Pada akhir tahun 2020, terdapat 7,8 juta wanita hidup yang didiagnosis menderita
kanker payudara dalam lima tahun terakhir, menjadikannya kanker paling umum
di seluruh dunia. Kanker payudara dapat terjadi pada wanita dari segala usia
setelah pubertas di semua negara di dunia, namun kejadiannya dapat meningkat di
kemudian hari (Apriliani, Huda, & Tampubolon, 2023).

Kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada perempuan di


Indonesia, dengan angka kejadian 42,1 per 100.000 penduduk dan angka kematian
rata-rata 17,1 juta jiwa.Angka kejadian kanker payudara di Indonesia meningkat
dari 1,4 per 1.000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk
terkena kanker payudara pada tahun 2018. (Erwani, Ilmaskal, & Yanti, 2023)
Jumlah kasus baru kanker payudara berdasarkan data (KEMENKES, 2022)
mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus kanker baru di Indonesia.
jumlah kematian mencapai lebih dari 22.000 kasus ( Apryan, Djannah, & Zuhan,
2023).

Menurut Dinas Kesehatan Aceh (2019), 19.286 perempuan berusia antara


30 - 50 tahun dari yang melakukan pemeriksaan sebanyak 362 orang mengalami
tumor payudara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh, menunjukkan bahwa pada tahun 2019, berdasarkan hasil
patologi anatomi, tumor jinak yang paling banyak ditemukan adalah
fibroadenoma payudara (27,8%) pada usia 17-25 tahun. Menurut data jumlah
penderita tumor payudara di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, jumlah
penderitanya semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018, terdapat 314
penderita tumor payudara, dan pada tahun 2019 meningkat menjadi 593 kasus.
Pada tahun 2020, berdasarkan data kejadian tumor payudara di Kabupaten Aceh
Besar, terdapat 57 kasus (8%) dari 693 orang yang memeriksakan payudara
menderita tumor payudara (Jalil, Fauziah, & Desreza, 2022).

Penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui, namun banyak


faktor yang diyakini mempengaruhi terjadinya kanker payudara, antara lain: factor
usia, usia pertama kali menstruasi, penyakit fibrokistik, riwayat kanker payudara
sebelumnya, paparan radiasi, gaya hidup tidak sehat (rokok, obat-obatan, makanan
cepat saji, alkohol) (Hidayat, 2022). Kanker payudara juga bisa di sebabkan
kerena obesitas, penggunaan alat kontrasepsi hormonal dalam kurun waktu lama,
belum pernah melahirkan hingga usia di atas 35 tahun, tidak menyusui dan
umumnya terjadi pada wanita usia lebih 50 tahun ( Rahman, 2023)

Ca mammae merupakan penyakit kronik yang patut diwaspadai dan


dicegah. Upaya pencegahan yang dilakukan dapat berupa pendidikan kesehatan,
demonstrasi maupun, seminar dan kegiatan lainnya. Pencegahan ca mammae
harus dilakukan sejak dini dan SADARI merupakan upaya yang paling mudah
dilakukan ( N, Mudhawaroh, & Prihartanti, 2021). Pemeriksaan payudara yang
populer adalah pemeriksaan payudara sendiri (BSE). BSE adalah teknik yang
diketahui yang digunakan individu untuk memeriksa jaringan payudaranya untuk
setiap perubahan baik yang teraba atau visual. Ini sering digunakan sebagai
metode deteksi dini untuk kanker/tumor payudara. Teknik BSE dikembangkan
lebih dari 67 tahun yang lalu dari sebuah ide yang diusulkan oleh American
Cancer Society menjadi standar rekomendasi dari banyak profesional perawatan
kesehatan. Untuk alasan ekonomi dan lainnya, BSE telah menjadi teknik yang
sangat penting dan mudah diakses bagi orang- orang yang tidak dapat mengakses
pemeriksaan payudara klinis (CBE) yang biasanya dilakukan oleh dokter
(Katuwu, Maelissa, & Rahma, 2023).
Komplikasi ca mammae disebabkan oleh munculnya luka neoplastic
akibat infiltrasi sel ganas dari tumor ke dalam struktur kulit, yang dapat
menyebabkan kerusakan integritasnya, yang selanjutnya menyebabkan
pembentukannya dari luka exophytic evolusioner, karena proliferasi sel yang tidak
terkendali (Katuwu, Maelissa, & Rahma, 2023).
Salah satu tugas perawat adalah mendidik dan penyedia layanan
kesehatan, sangat penting bagi pasien untuk mengetahui penyebab terbentuknya
kanker payudara atau ca mammae, sehingga perawat melakukan evaluasi dengan
pasien tentang kondisinya, membuat diagnosis keperawatan kondisi pasien,
merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada pasien, melakukan prosedur
tindakan pada pasien, mengevaluasi kondisi pasien, dan mendokumentasikan
kondisi pasien.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan secara komprehentif
pada kasus post operasi Ca Mammae di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh.
2. Tujuan Khusus
Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan post
operasi ca mammae di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
a. Melakukan pengkajian pada pasien dengan post operasi ca mammae di
RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
b. Menengakkan diagnosis keperawatan pada pasien dengan post operasi ca
mammae di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
c. Menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan post operasi ca
mammae di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan post operasi ca
mammae di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan post operasi ca
mammae di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.

C. Batasan Masalah

Asuhan keperawatan ini merupakan studi kasus pada 1 orang


pasien dengan post operasi ca mammae di rumah sakit dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh . Penulis menerapkan asuhan keperawatan meliputi : Pengkajian,
Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kanker payudara merupakan penyakit ganas yang timbul baik pada


jaringan epitel duktus maupun jaringan lobulus payudara. Kanker payudara
disebabkan oleh kondisi sel yang kehilangan kendali dan mekanisme normalnya,
sehingga mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak
terkendali. Sel-sel abnormal pada payudara terus tumbuh dan akhirnya
membentuk benjolan (tumor). Benjolan yang tidak segera ditangani dengan baik
atau ditangani dengan cepat, maka kanker dapat berkembang, menyebar ke bagian
tubuh lain (metastasis), dan menyebabkan kematian. (Katuwu, Maelissa, &
Rahma, 2023).
Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
pertumbuhan yang berlebihan atau perkembangan sel atau jaringan payudara yang
tidak terkendali. Kanker ini bisa terjadi baik pada pria maupun wanita. Kanker ini
memiliki angka kematian tertinggi kelima setelah kanker paru-paru, kanker rahim,
kanker hati, dan kanker usus besar (Maharani, 2017).

Gambar 2.1 Ca Mammae


Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor berukuran
1 cm dalam waktu 8 hingga 12 tahun. Sel kanker tersebut diam di kelenjar
payudara. Sel kanker payudara ini dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran
darah. Sel kanker payudara dapat tetap tersembunyi di dalam tubuh selama
bertahun-tahun dan kemudian tiba-tiba menjadi aktif dan berkembang menjadi
tumor ganas atau kanker (Mulyani, SST & Rinawati, 2013).

B. Etiologi

Penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, namun ada beberapa


faktor yang mungkin terlibat, antara lain:
1. Faktor Usia
Semakin tua usia seorang wanita, semakin tinggi pula risikonya terkena
kanker payudara. Usia 50 hingga 69 tahun merupakan kelompok usia yang
paling berisiko terkena kanker payudara, terutama pada orang yang
mengalami menopause terlambat.
2. Faktor genetic
Ada dua jenis gen yang mungkin menjadi faktor risiko kanker payudara:
BRCA-1 dan BRCA-2. Jika ibu atau saudara perempuan menderita kanker
payudara, maka risiko terkena kanker payudara dua kali lebih tinggi
dibandingkan wanita lain yang tidak memiliki riwayat keluarga yang
menderita kanker payudara.
3. Penggunaan hormon estrogen
Mengonsumsi hormon estrogen (misalnya saat menggunakan terapi estrogen
replacement) secara signifikan meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
4. Gaya hidup yang tidak sehat
Kurang atau terlalu sedikit berolahraga, pola makan yang tidak sehat dan tidak
teratur, merokok, dan minum alkohol dapat meningkatkan risiko kanker
payudara.
5. Perokok pasif
Orang yang bukan perokok namun tidak sengaja menghirup asap rokok yang
dikeluarkan oleh perokok sering mendengar bahwa perokok pasif mempunyai
risiko lebih besar terkena asap rokok dibandingkan perokok aktif. Menurut
para ahli di Badan Perlindungan Lingkungan California, perokok pasif sangat
erat kaitannya dengan risiko terkena kanker payudara. Oleh karena itu, jangan
menjadi perokok pasif maupun aktif. Untuk menghindari rokok, hindari
orang-orang yang merokok di dekatnya. Saya tidak akan menjadi perokok
pasif.
6. Penggunaan kosmetik
Bahan kosmetik yang mengandung khasiat seperti hormon estrogen dapat
menyebabkan peningkatan risiko kanker payudara. Oleh karena itu berhati-
hatilah dalam menggunakan kosmetik untuk kesehatan diri sendiri.
7. Penggunaan pil KB
Mengonsumsi alat kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama dapat
meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker payudara karena sel-sel
yang sensitif terhadap rangsangan hormonal dapat mengalami degenerasi jinak
atau menjadi ganas (Mulyani, SST & Rinawati, 2013)

C. Manisfestasi Klinis

Ada sekitar 90% kanker payudara ditemukan sendiri oleh pasien dan 5%
ditemukan selama pemeriksaan fisik untuk alasan lain. Penemuan awal, pada
sebagian besar kanker payudara (60%) berupa massa keras atau kokoh, tidak
lunak, batas tidak tegas. Pada 11% kasus tanda yang timbul berupa massa
dipayudara yang nyeri. Tanda klinis lain yang biasa terjadi adalah discharge
puting (90%), edema local (4%), retraksi puting (3%). Gejala awal berupa gatal,
nyeri, pembesaran, kemerahan (Mulyani, SST & Rinawati, 2013).
Benjolan yang tumbuh di dalam payudara umumnya tidak menimbulkan
rasa sakit dan awalnya berukuran kecil, namun kemudian membesar dan tampak
menempel di kulit. Perhatikan juga perubahan pada kulit payudara di sekitar
benjolan dan perubahan pada puting. Tanda penting kanker payudara adalah
puting susu yang mengarah ke dalam. Puting itu juga semula berwarna merah
muda, tapi kemudian berubah menjadi kecoklatan dan membengkak. Penyebab
lainnya adalah seringnya cairan keluar dari puting saat tidak lagi menyusui
(Maharani, 2017).

D. Patofisiologi

Mekanisme perkembangan kanker terdapat beberapa tahapan


perkembangan yaitu tahap inisiasi, promosi dan progresi. Pada tahun 1976,
Nowell mengemukakan hipotesis evolusi klonal untuk menjelaskan tentang
perkembangan kanker. Hipotesis ini menyebutkan bahwa perkembangan kanker
terjadi oleh karena adanya ekspansi klonal dan seleksi klonal yang terjadi
berulang kali di dalam tubuh manusia.
Hipotesis cancer stem cell (CSC) yang menyebutkan bahwa pembentukan
tumor terjadi melalui cara yang sama dengan stem cell yang normal, namun CSC
mampu untuk memperbaiki diri dan berdiferensiasi menjadi bermacam-macam
tipe sel pada tumor, menetap dalam tumor dan menyebabkan kekambuhan serta
bisa mengalami metastasis. CSC inilah yang diketahui memiliki peranan penting
pada perkembangan kanker payudara (JURNAL 701)

E. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada ca mammae dapat di lakukan dengan


pemeriksaan ultrasonografi (USG) payudara, mamografi, dan aspirasi jarum halus
(FNAB) untuk menunjang diagnosis, dan rontgen dada, pemindaian tulang, dan
USG perut/hati dilakukan untuk menentukan metastasis. Ultrasonografi (USG)
hanya dapat membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan kistik.
Pemeriksaan mamografi terutama berperan pada payudara yang terdiri
dari jaringan lemak yang dominan serta fibroglandular yang relatif sedikit. pada
mammografi dapat menunjukkan tanda-tanda keganasan primer dan sekunder.
Pemeriksaan gabungan USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnostik
yang lebih baik (BUKU KANKER PAYUDARA DAN SADARI)
F. Komplikasi

Perlu diketahui bahwa salah satu komplikasi awal kanker payudara


disebabkan oleh munculnya luka neoplastik akibat infiltrasi sel ganas dari tumor
ke dalam struktur kulit, yang dapat menyebabkan kerusakan integritasnya,
Proliferasi sel yang tidak terkendali kemudian mengarah pada pembentukan luka
eksogen secara evolusioner.
Namun, dalam hal komplikasi, beberapa perubahan sensitivitas mungkin
muncul setelah perawatan bedah, yang berhubungan dengan kerusakan pada saraf
intercostal brachialis, yang menyebabkan kerusakan saraf selama prosedur
diseksi, kelenjar getah bening aksila, menyebabkan hipoestesia pada tungkai dan
tingkat yang lebih rendah. Perawatan bedah seperti mastektomi, hal ini dapat
menyebabkan hilangnya rentang gerak, kompleks sendi bahu yang signifikan, hal
ini dapat menyebabkan tidak dapat digunakannya sendi, dan dapat menyebabkan
kelemahan di semua otot (Katuwu, Maelissa, & Rahma, 2023).

G. Penatalaksanaan

Kanker payudara berulang adalah kanker payudara yang datang kembali


setelah pengobatan awal. Pengobatan tersebut antara lain:
a. Pembedahan Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal
dan bedah konservatif merupakan eksisi tumor luas.
b. Kemoterapi Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel-sel
kanker, diberikan dalam bentuk infus atau dalam bentuk oral (tablet).
c. Radiasi Radiasi adalah pengobatan dengan sinar-X yang berintensitas tinggi
dan berfungsi untuk membunuh sel kanker.
d. Terapi Hormonal Terapi hormon bekerja melawan kanker payudara yang
pertumbuhannya dipengaruhi oleh reseptor hormon yang positif atau tumor
dengan status ER (estrogen) atau PR (progesteron) positif pada pemeriksaan
jaringan patologi anatomi (Katuwu, Maelissa, & Rahma, 2023).
H. Proses Keperawatan

1. Pengkajian

Riwayat Kesehatan Ca Mammae : (JURNAL 3942)


1) Keluhan Utama

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya, pasien datang ke rumah sakit karena mereka merasakan adanya


tekanan dari benjolan pada payudara, ulkus atau luka terbuka, kulit yang
memerah, mengeras, dan terlihat seperti kulit jeruk (peau d'orange),
keluarnya cairan dari puting, adanya nodul atau bisul, pendarahan yang
terjadi secara aktif, serta pembengkakan dan rasa nyeri.
3) Riwayar Kesehatan Dahulu

2. Diagnosa Keperawatan

3. Fokus Intervensi (SDKI, SLKI, SIKI)

Anda mungkin juga menyukai