Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kewarganegaraan

Vol. 6 No. 1 Juni 2022


P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

PANCASILA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN DIGITAL DI INDONESIA

Mustika Khoirunnisa Kholillah1 & Dinnie Anggraeni Dewi2


Universitas Pendidikan Indonesia1,2
Email: mustikakh@upi.edu1 & dinieanggraenidewi@upi.edu2

Abstrak
Perbedaan budaya, suku, ras, agama yang ada di Indonesia merupakan tugas terpenting agar
persatuan dan kesatuan dapat selalu terjaga. Hal ini mendorong para leluhur untuk menciptakan
ideologi Indonesia guna menciptakan keamanan dan ketentraman dalam perbedaan itu. Media sosial
adalah media online, dengan penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan membuat
konten termasuk blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Perilaku adalah tindakan atau
kegiatan nyata yang dilakukan karena individu mempunyai keinginan untuk melakukan hal-hal
tertentu. Minat perilaku akan menentukan perilakunya. Di era digitalisasi ini, umat manusia
khususnya masyarakat Indonesia harus bijak dalam menggunakan media sosial dengan pedoman dari
Pancasila.
Kata Kunci: Sosial Media, Pancasila, Perilaku, Kekerasan

Abstract
Differences in culture, ethnicity, race, religion in Indonesia are the most important tasks so that unity and
integrity can always be maintained. This prompted the ancestors to create an Indonesian ideology in
order to create security and peace in these differences. Social media is online media, with its users being
able to easily participate, share and create content including blogs, social networks, wikis, forums and
virtual worlds. Behavior is a real action or activity that is carried out because the individual has a desire
to do certain things. Behavioral interest will determine his behavior. In this era of digitalization,
humanity, especially the Indonesian people, must be wise in using social media with the guidelines of
Pancasila.
Keywords: Social Media, Pancasila, Behavior, Violence

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.

PENDAHULUAN dapat memiliki ideologi sendiri karena hal


Perbedaan kebudayaan, suku, ras, tersebut menjadi salah satu syarat untuk
agama yang ada di Indonesia merupakan menjadi sebuah negara.
tugas yang paling penting bagi masyarakat Nilai-nilai Pancasila harus dijaga,
Indonesia agar dapat selalu terjaga dipertahankan, dan dijunjung tinggi baik di
kesatuan dan persatuan Indonesia. Hal ini dalam kegiatan masyarakat Indonesia
mendorong para leluhur untuk sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Hal
menciptakan ideologi Indonesia agar ini dilakukan untuk mengantisipasi
terciptanya keamanan dan ketenangan masyarakat yang mulai melupakan
diantara selah-selah yang ada dalam Pancasila yaitu dengan mengabaikan
perbedaan itu. Pendirian pancasila tidak peran-peran penting dari pancasila itu
dapat dipisahkan dengan perjuangan para sendiri, bahkan beberapa masyarakat
leluhur kita dalam memperjuangkan belum begitu paham mengenai nilai-nilai
kemerdekaan Indonesia. Indonesia telah Pancasila sebagai ideologi bangsa.
dijajah selama 350 tahun, ketika ada Mengimplementasikan nilai Pancasila
kesempatan untuk memerdekakan merupakan langkah awal dalam rangka
Indonesia menjadi kesempatan emas untuk menjaga kepribadian bangsa Indonesia

Mustika Khoirunnisa Kholillah & Dinnie Anggraeni Dewi – Universitas Pendidikan


Indonesia 1547
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

yang kuat untuk persatuan dan kesatuan google meeting, google schoolar, dan zoom.
tanah air Indonesia. Hal ini sesuai yang Adapun platfrom untuk hiburan dan
disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara berbagi kenangan seperti instagram,
bahwa sebagai rakyat dari suatu negara, TikTok, YouTube, Facebook, dan Twitter.
satu bangsa yang kuat. Namun apa jadinya jika platform tersebut
Harapan akan persatuan dan berubah menjadi ancaman bagi suatu
keamanan Indonesia begitu besar. Adanya negara maupun individu, oleh karena itu
perubahan zaman ke zaman tidak menutup dalam artikel ini akan dibahas
kemungkinan untuk tetap bersatu dan permasalahan apa saja yang terjadi di era
saling menghormati. Kekuasaan Indonesia digitalisasi ini.
yang paling diharapkan ialah daari bangsa
itu sendiri, dengan segala upaya METODE PENELITIAN
mempertahankan persatuan. Jiwa-jiwa Metode Kualitatif atau metode
Nasionalisme sudah seharusnya pengumpulan data menjadi cara utama
ditanamkan sejak dini agar kelak manusia yang dipilih dalam penulisan artikel ini.
akan menjadi penggerak bangsa yang Pengumpulan data dilakukan melalui studi
menjunjung tanah air. Sesuai dengan janji pustaka yang dikumpulkan melalui
Jenderal Sudirman bahwa “anak buahnya berbagai jurnal dan artikel yang telah
tidak akan meninggalkan wilayah gerilya diteliti sebelumnya. Penelitian-penelitian
sebelum perang berakhir dengan yang dicari tentunya berkaitan dengan
kemenangan”. Hal ini menunjukkan bahwa topik yang dipilih dengan judul “Pancasila
begitu besarnya perjuangan pendahulu dalam Menangani Permasalahan Digital
untuk mempererat dan mempertahankan Indonesia”. Artikel ini merupakan
akan satu kesatuan Indonesia. Tentunya kumpulan dari jurnal dan artikel yang
semangan seperti itulah yang harus membahas penyimpangan yang terjadi
diterapkan dalam diri masing-masing disekitar kita terutama di Indonesia
masyarakat Indonesia. Munculnya sendiri, dan cara mengatasinya
semangat itu duharapkan dapat menggunakan pedoman kehidupan yaitu
menjadikan Indonesia kearah yang lebih Pancasila.
baik lagi dalam menghadapi era modern
ini. Selain itu, semangat dan cinta tanah air HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dapat menunjukkan bahwa bangsa Hasil Penelitian
Indonesia adalah bangsa dengan Pancasila
kepribadian yang kuat (Kusumah, 2016). Sebelum membahas mengenai
Media sosial adalah sebuah media Pancasila, kita harus mengetahui terlebih
online dengan tujuan mempermudah dahulu apa itu filsafat. Ilmu filsafat ialah
pengguna untuk melakukan komunikasi pengetahuan yang mempelajari mengenai
bentuk lisan, tuisan, maupun video hakikan dari berbagai bentuk agar
(Cahyono, 2016). Sudah tidak diragukan mendapatkan kebenaran dan kejelasan.
lagi bahwa sosial media sangat Menurut Nugroho, secara singkat filsafat
mempermudah komunikasi antar wilayah dapat dikatakan menjadi ilmu pengetahuan
bahkan lintas negara. Pendapat lain mengenai hakikat. Dapat disimpulkan
mengatakan bahwa media sosial adalah bahwa kebenaran yang hakiki dapat
media online berbasis teknologi ini diperoleh dari berbagai proses pencarian
menjadi salah satu jalan alternatif pada mengenai beberapa pernyataan dari
kondisi pandemi seperti ini. Platform yang pengertian hakikat dan esensi (Nugroho,
sering digunakan untuk belajar antara lain 2010). Pendapat ini dijelaskan lagi oleh

Mustika Khoirunnisa Kholillah & Dinnie Anggraeni Dewi – Universitas Pendidikan


Indonesia 1548
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Noorsyam secara detail untuk memperkuat berbagai permasalahan yang dapat


argumen, beliau menyatakan bahwa nilai- menimbulkan disintregasi.
nilai yang terdapat dalam ilmu filsafat ialah Ciri dari negara Indonesia ialah
hasil pemikiran yang paling kritis dari demokrasi. Selain itu terdapat juga
seseorang untuk menjunjung kebenaran demokrasi pancasila yang dalam
dengan berbagai pandangan yang berbeda pelaksanaannya dalam mewakili rakyat
namun dengan aspek pemikiran yang dalam menyampaikan kedaulatan
sama. Adapun filsafat yang menjadi sebuah Indonesia. Anggota perwakilan dipilih
metode untuk memaparkan cara orang secara langsung oleh rakyat dan dipercaya
berpikir dan memperhatikan agar dapat penuh agar dapat memastikan kebijakan
menjelaskan dengan tepat mengenai dari berbagai aspek dalam kehidupan
ideologi pancasila. Dengan kata lain, filsafat berpolitik. Meski negara yang demokrasi,
juga merupakan salah satu media untuk pada penerapannya tidak mencerminkan
menunjukkan hasil penilaian dan penerapan sistem demokrasi secara
perspektiv seseorang untuk menjadikan lansung dengan melibatkan rakyat yang
sebuah ideologi Pancasila itu sendiri. bersifat partisipatoris.
Selain pendapat mengenai filsafat Para pendiri negara berharap agar
tersebut, dalam penelitian sebelumnya masa depan Indonesia dapat menjadi
menurut Poespowardjojo (Maasum, 2017), warga negara Pancasila, antara lain
pengertian dari filsafatialah implementasi memiliki jiwa yang merdeka, berdaulat,
mengenai hasil buah pikiran tentang adil, dan makmur. Hal ini dapat terlaksana
pancasila yang menjadi dasar negara dan apabila masyarakat memiliki rasa
fakta mengenai adanya keberagaman demokratis yang tinggi. Menurut Bung
budaya dan bangsa, hal ini bertujuan untuk Hatta dalam artikel sebelumnya (Sanny et
menghasilkan berbagai pokok pengertian al., 2021), berdasarkan pada
yang mendasar dan menyeluruh. pengalamannya selama berada di Eropa
Adanya filsafat dapat memberikan serta belajar pada kehidupan masyarakat
banyak peluang untuk menyebarluaskan di desa menyatakan bahwa kedaulatan
berbagai perserpsi masyarakat walau terus rakyat yang lebih sempurna sebagai dasar
berubah-ubah. Selain itu manfaat dari bernegara yang membedakannya dengan
filsafat menjadikan seseorang untuk open demokrasi yang dihidupkan di Barat yang
minded terhadap ideologi dan menjadi lebih individualis, sementara demokrasi
lebih berinovasi. Tuhan dengan segala kita adalah demokrasi politik yang
kekuasaannya sudah memberikan berbagai mengedepankan musyawarah.
kelebihan kepada manusia, antara lain
dalam pemikirannya. Permasalahan Di Era Digital
Oleh karena itu, manusia Sering ditemukan beberapa oknum
diharapkan bisa memaksimalkan yang tidak bertanggung jawab dan
pemikirannya dengan terus berinovasi melakukan penyalahgunaan sosial media.
dalam menyampaikan pendapat, mencari masa pandemi yang mengharuskan untuk
ilmu lebih banyak, dan menjaga nilai-nilai melakukan Work Form Home dan kegiatan
dan norma yang berlaku untuk kehidupan lainnya yang perlu menggunakan beberapa
yang lebih bermakna. Kesimpulan, dengan platform.
adanya ilmu filsafat dapat menuntun umat Menurut Jogiyanto (Doni, 2017),
manusia agar memberikan kemjuan pada pengertian dari perilaku ialah tindakan
negaranya masing-masing dan mengatasi atau kagiatan yang dilakukan secara
langsung yang disebabkan pleh hasrat

Mustika Khoirunnisa Kholillah & Dinnie Anggraeni Dewi – Universitas Pendidikan


Indonesia 1549
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

untuk melakukan hal tersebut. Rasa ingin konsekuensi dengan penyelesaian melalui
dari orang tersebut menjadikan apa hal jalur hukum. Cyber bullying dapat
yang mendorong tindakannya. Tindakan- merupakan permasalahan yang ditemukan
tindakan ini muncul dari alam bawah sadar dalam penggunaan teknologi komunikasi
untuk mendorong kegiatan apa yang akan untuk menyerang pihak lain secara sengaja
dilakukan. Zaman ini, seringkali muncul dan sering terjadi terus menerus. Media
berita mengenai penyimpangan yang sosial akan menjadi hal yang negatif ketika
dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak ada beberapa oknum yang melakukan
bertanggung jawab. Terutama era cyber bullying karena telah melontarkan
digitalisasi ini, banyak jari-jari nakal yang kata-kata menjatuhkan. Tidak dapat
menggunakan teknologi seenaknya tanpa dipungkiri apabila jumlah pengguna
berpikir panjang apa yang akan ia internet terus meningkat tanpa
dapatkan setelahnya. memandang usia dan pantauan dari orang
Akhir-akhir ini perkembangan tua, maka masalah cyber bullying akan
teknologi yang begitu pesat menjadi salah menjadi semakin besar dan
satu media alternatif yang diburu oleh mengkhawatirkan mental dan kesehatan
berbagai rentang usia. Internet sudah seseorang.
setara dengan kebutuhan pokok lainnya, Berdasarkan dari hasil penelitian
hal ini karena mudahnya untuk mengakses terdahulu (Suciartini & Sumartini, 2018),
informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu. mengemukakan bahwa adapula kasus
Produk-produk pendukung internet pun verbalbullying yang banyak terjadi di
terus dikeluarkan untuk memudahkan media sosial hiburan. Penelitian ini juga
umat manusia untuk mendapatkan dan berdasarkan kasus-kasus yang sering
menyampaikan informasi. Dengan segala ditemukan di berbagai kalangan karena
kemudahan yang dapat diakses sesuai menjadikan pencemaran nama baik oleh
kebutuhan, tidak menutup kemungkinan para netizen yang tidak bertanggung
akan terjadinya hal-hal yang tidak jawab.
diinginkan. Banyak kasus yang terjadi Situs media sosial dipercaya sebagai
melalui media online ini. salah satu penyebab utama maraknya
cyber bullying. Bahkan cyber bullying ini
Cyiber Bullying dapat menggangu privasi sesorang karena
Dibalik kemudahaan berkomunikasi kata-kata buruk dilontarkan kedalam
dengan kerabat jauh di era digital ini, kasus nomor dan alamat e-mail pribadi.
bullying termasuk kedalam kejahatan yang Meskipun sebagian besar korban bullying
sering ditemukan di zaman ini. Hal ini cyber berbicara dengan orang lain tentang
dilakukan dengan cara memberikan pengalaman mereka, sebagian besar
komentar negatif atau kritikan yang tidak bullying cyber tidak berbicara tentang
sopan dari satu individu ke individu atau perilaku berbahaya mereka kepada orang
kelompok. lain (Sakban et al., 2018).
Menurut Reginald H. Gonzales Cyber Bullying ini bisa menjadi
(Hidajat et al., 2015), Cyber bullying terjadi masalah serius bagi korban, karena jejak
ketika baik korban maupun pelaku digital yang ada di sosial media akan sangat
merupakan orang di bawah umur. Ketika sulit untuk dihapus. Ada juga pelaku yang
orang dewasa yang terlibat, maka cyber tidak bertanggung jawab dengan
bullying meningkat menjadi cyber stalking menyebarluaskan hal-hal yang akan
atau cyber harassment, yaitu sebuah memberikan pandangan yang lebih banyak
kejahatan yang dapat memiliki lagi kepada korban.

Mustika Khoirunnisa Kholillah & Dinnie Anggraeni Dewi – Universitas Pendidikan


Indonesia 1550
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Hoax tidak ada ayat-ayat yang menjelaskan


Berita bohong atau biasa dikenal mengenai amalan tersebut. Hal ini dapat
dengan sebutan hoax saat ini menjadi salah memancing pembaca agar ikut serta dalam
satu fenomena yang mengkhawatirkan. membagikan berita bohong dengan cepat
Sudah menjadi hal yang umum ketika dan lebih luas (Rahadi, 2017).
masyarakat menyebarluaskan berita Berbagai berita yang telah
mengenai informasi melalui grup chat yang dikumpulkan, maka dapat ditarik
satu ke grup chat yang lainnya, namun kesimpulan bahwa langkah utama agar
sangat disayangkan ketika informasi yang menghindari berita bohong atau hoax ini
disebarkan tanpa mengetahui kebenaran yaitu meningkatkan kompetensi publik
informasi tersebut. Hal ini pastinya akan saat menghadapi informasi-informasi yang
menimbulkan berbagai permasalahan baru masih abu. Peningkatan ini dilakukan
seperti mencoreng nama baik, menggunakan literasi media seperti yang
mengegerkan suatu tempat atau daerah, terdapat pada badan tulisan. Upaya-upaya
dan bahkan membuat keributan bahkan yang dilakukan oleh beberapa macam
kekacauan. Menurut penelitian terdahulu, metode, salah satunya ialah sosialisasi
hampir 170 juta penduduk Indonesia pengenalan dasar-dasar cakupan
mempunyai satu telepon genggam dan satu informasi, konsekuensi yang berkaitan
SIM card (Pakpahan, 2017), bahkan tidak dengan menyebaran berita, rasa sadar
menutup kemungkinan bahwa satu pada berbagai bentuk media informasi
individu memiliki lebih dari dua telepon yang akan mempengaruhi masyarakat lain,
genggam. bahkan pengetahuan metodis yaitu cara
Belakangan ini sosial media tidak melakukan pengecekan dan validasi berita
semenyenangkan dengan tahun-tahun apa yang akan dikonsumsi.
sebelumnya, karena zaman dahulu masih
segelintir orang saja yang memiliki telepon Penipuan
genggam, dan mereka juga bijak dalam Seperti yang kita ketahui, niat yang
mengelola informasi dengan baik. Menurut muncul dari penyebaran berita bohong
Safko, media soial bisa memberikan ialah penipuan. Dalam hal ini, sering
referinsi apa yang penggunanya sukai ditemukan berbagai cara yang dilakukan
seperti berbagai kegiatan, hobby, oleh oknum untuk meningkatkan
kebiasaan, dan kegiatan dalam perekonomian pribadi terutama dalam
berkomunitas melalui daring untuk transaksi jual beli. Menurut Rusmana,
membagikan berbagai berita, pola pikir interaksi ini biasanya dilakukan oleh
dan pendapat melalui media percakapan pribadi yang non sosial dan kurangnya
(conversational media). interaksi dengan masyarakat lain
Hoax juga memiliki tujuan yang (Rusmana, 2015). Hal ini merupakan cara
menggiring opini publik dan memunculkan untuk memudahkan pelaku untuk kabur
pandangan. Maksud dari tersebarnya karena minim sekali orang yang
berbagai berita bohong ini biasanya mengenalnya. Fenomena ini tentu saja
ditujukan untuk bahan guyonan dan menjadi topik utama karena sangat
kejailan semata, namun tidak menutup berdampak untuk kehidupan sosial korban,
kemungkinan untuk menjatuhkan lawan pasalnya sering kali korban berasal dari
(black campaign), meningkatkan produksi perekonomian yang minim, dengan
penjualan melalui berbagai treatment berbagai rayuan dari si penipu maka
penipuan, ataupun mengajak orang lain menggugahkan rasa tertarik si korban,
untuk melakukan amalan yang sebenarnya sehingga korban berani meminjam uang

Mustika Khoirunnisa Kholillah & Dinnie Anggraeni Dewi – Universitas Pendidikan


Indonesia 1551
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

kepada kerabatdan keluarga dengan ditemukan mati mengenaskan dengan


jaminan akan mengganti dengan uang yang tubuh tercabik-cabik karena penganiayaan.
lebih. Yang menambah ironi adalah belakangan
Selain itu modus penipuan tersebut, para pelaku ternyata semuanya berusia
tidak sedikit penipu yang melakukan belia, dibawah 20 tahun. Dua diantara ke
hipnotis melalui telepon genggam. Banyak 14 orang pelaku tersebut teridentifikasi
kasus yang ditemukan bahwa pelaku justru teman sekolah korban. Ramai
meminta transfer berupa uang melalui diberitakan bahwa mayoritas pelaku yang
rekening atai pulsa dengan jumlah yang ternyata korban putus sekolah ini sudah
besar dan berkali-kali. Hal ini biasanya lama memiliki kebiasaan menonton video
disadari oleh penjual jasa transfer dan porno secara rutin.
penjual pulsa karena korban biasanya Sebelum menjalankan aksinya,
membeli dagangannya dengan tatapan mereka juga melakukan aksi mabok-
yang kosong dan sambil menelepon mabokan dengan berpesta minuman keras.
seseorang. Memasuki tahun 2017, dunia sosial
Berbagai berita muncul dari Indonesia dikejutkan dengan prostitusi
masyarakat yang menyelesaikan masalah online yang dikelola oleh seorang remaja
ini ke meja hijau ddengan pasal mengenai belia. Sebelumnya sebuah pembunuhan
bidang teknologi informasi. Menurut terjadi dengan korban sangat
Sumenge, Kondisi paper-less dapat mengenaskan, sebuah gagang (pegangan)
memunculkan bergabai permasalahan cangkul menembus alat kemaluan korban.
dalam memberikan bukti yang akurat Pembunuhan tersebut dilakukan sadis
tentang berita yang diproses, disimpan, dengan menancapkan pacul di bagian
bahkan dikirim secara daring (Sumenge, kelamin korban, sebelum dibunuh korban
2013). Melalui media elektornik ini diperkosa terlebih dahuluiii. Pada bulan
menjadi salah satu kemudahan bagi pelaku Mei 2016, telah terjadi pemerkosan
untuk mengetahui identitas dari korban. terhadap remaja 14 tahun berasal dari
Namun, tidak bagi pelaku, karena setelah Bengkulu yang dilakukan oleh 14 orang
ketahuan ia akan segera mengganti nomer remaja.
telepon yang ia gunakan, hal ini Kekerasan seksual merupakan salah
mempersulit aparat penegak hukum dalam satu kejahatan bidang asusila, hal ini
memastikan siapa dan dimana pelaku dikarenakan kekerasan sekusual ini dapat
tersebut. berupa pemerkosaan dan pelecehan
seseorang yang ditujukan kepada
Kekerasan Seksual seseorang. Menurut penelitian sebelumnya
Belakangan ini, public dikejutkan (Kusuma et al., 2021) Kusuma
dengan ramainya pemberitaan media memaparkan bahwasanya di Indonesia
perihal kasuskasus kekerasan seksual. sendiri memiliki banyak kasus kejahatan
Bukan hanya sekedar laporan kejadian asusila. Pada peringkat yang paling tinggi
pemerkosaan biasa, kali ini lebih miris lagi ialah Provinsi Silawesi Utara dengan
bahwa praktik pemerkosaan dilakukan jumlah 384 kasus, diikuti dengan Jawa
dengan cara-cara amat sadis. Selain Barat berjumlah 349 kasus, selain itu pada
dinodai hak asasinya dan harkat provinsi Sumatera Barat, Sulawesi selatan,
kewanitaannya, korban tidak jarang yang dan Aceh terdapat lebih dari 300 kasus,
terpaksa harus meregang nyawa akibat sedangkan Jawa Tengah, Jawa Timur,
kekejaman dari si pelaku. Sebut saja, kasus Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, dan
terakhir yang membuat seorang gadis

Mustika Khoirunnisa Kholillah & Dinnie Anggraeni Dewi – Universitas Pendidikan


Indonesia 1552
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Sumatera terdapat sejumlah lebih dari 200 Nilai-nilai yang terdapat pada
– 300 kasus di masing-masing provinsinya. Pancasila bersifat humanistik yang
Selain kejahatan sesual yang menjunjung humanisasi dalam
dilakukan secara langsuung, ada pula meningkatkan hak dan kewajiban, juga
berbagai kasus melalui media sosial. Sering harkat serta martabat dari masyarakat
kali korban yang ditemukan ialah Indonesia. Banyak sekali manfaat dari
perempuan. Sangat disayangkan hanya kelima sila Pancasila dalam kehidupan
sedikit perempuan yang mampu Bangsa Indinesia, Pancasila yang sudah
menyampaikan masalah apa yang terjadi dibuat sedemikian rupa tentunys
pada dirinya, selebihnya ia memilih diam menjadikan salah satu pedoman untuk
karena takut orang lain memandang manusia bertingkah lalku agar tidak
sebelah mata. Hal ini tentunya membuat merugikan diri sendiri dan orang lain.
para pelaku kejahatan merasa tidak Masyarakat yang patuh dalam menjalani
terancam akan tindak pidana yang akan ia Pancasila maka secara tidak langsung ia
dapatkan setelahnya. Bahkan, tidak sedikit sudan memberikan kenyamanan dalam
pelaku kejahatan melakukan kejahatan kehidupan sahari-harinya (Safitri & Dewi,
yang sama bukan hanya kepada satu 2021).
korban, bahkan telah banyak korban yang Saat menempuh pendidikan formal
ia lakukan. seringkali setiap upacara bendera merah
Dalam contoh kasusnya terjadi pada putih diadakan pembacaan Pancasila yang
dunia entertaiment Indonesia, menurut diucap ulang oleh seluruh peserta upacara,
artikel sebelumnya (Stephani & Sarwono, hal ini bukan semata-mata untuk
2020) ada penyanyi dangdut yang menjadi dihafalkan saja, melainkan cara untuk terus
korban kejahatan seksual, ia dipaksa untuk mengingatkan bagaimana cara untuk
tidak memberitahukan kasus tersebut berperilaku dalam kehidupan. Hal ini
kepada publik. merupakan cara bagaimana Indonesia agar
Masalah yang terjadi bukan hanya meningkatkan rasa toleransi terhadap
kejahatan seksual, namun hal ini dilakukan perbadaan yang ada di Indonesia (Kholillah
oleh sekelompok orang yang membela et al., 2022).
pelaku. Selain itu adapun dorangan agar Implementasi Pancasila sangat
korban tidak mengatakan apa yang terjadi penting di era digitalisasi ini. Pnacasila
karena ditakutkan akan turunnya reputasi dengan 5 butir sila yang begitu indah
korban. Padahal yang lebih utama adalah sudah sepatutnya dapat menjadi pedoman
kesehatan mental dari korban. utama dalam bijak untuk bersosial media.
Banyak warga Indonesia yang Sila-sila Pancasila dapat meminimalisir
berpandangan bahwa wanita termasuk terjadinya penyimpangan-penyimpangan
manusia yang lemah karena tidak bisa yang telah disebutkan diatas. Adanya
melawan dan menerima perlakuan keji Pancasila membuat manusia akan berpikir
yang dilakukan oleh pelaku. Hal ini lebih baik dalam bertindak. Selain itu
menunjukan bahwa masih minimnya pola adapun berbagai aspek yang terkandung
pikir masyarakat Indonesia akan dalam Pancasila ini, antara lain:
pentingnya kenyamanan antar individu. Indonesia dengan keberagaman
agama yang dimiliki mengharuskan kita
Pembahasan untuk saling toleransi dengan acara-acara
Pancasila Dalam Mengatasi agama masing-masing tanpa ada
Permasalahan Digital radikalisme dan saling menjatuhkan
bahkan membahayakan nyawa seseorang.

Mustika Khoirunnisa Kholillah & Dinnie Anggraeni Dewi – Universitas Pendidikan


Indonesia 1553
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Dalam sila ini rakyat indonesiaharus bisa sebagai para pelindung sipil, sudah
menghargai atas perbedaan yang dimiliki seharusnya bijak dalam menentukan
dan tidak seenaknya untuk menjadikan keputusan yang adil tanpa melakukan
agama sebagai bahan lelucon. Hal ini kelicikan dan mengatasnamakan para
terkandung pada butir pertama pancasila pejabat dan peran penting lainnya.
yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Sila kedua yaitu “Kemanusiaan yang KESIMPULAN
Adil dan Beradab” dalam butir kedua Di era digitalisasi ini umat manusia
Pancasila menerangkan mengenai hak dan khususnya masyarakat indonesia harus
kewajiban setiap manusia yang sama rata bijak dalam menggunakan sosial media
tanpa membeda-bedakan dari berbagai hal. dengan pedoman dari pancasila. Sila-sila
Oleh karena itu, sebagai manusia dengan Pancasila apabila ditanamkan dalam
segala kelebihan dan kekurangan yang kehidupan sehari-hari maka tidak menutup
dimiliki menjadikan setiap manusia itu kemunkinan seluruh warga negara
berbeda jangan sampai merasa paling baik Indonesia akan merasa aman dan tentram,
hingga menjatuhkan kekurangan manusia adapun media sosial yang menjadikan
lain. Dengan kita saing menghargai dan wadah seseorang untuk berekspersi tanpa
menjaga perasaan sesama maka akan ada adnya hambatan dan mengetahui batasan
ketenangan dan rasa aman ketika apa yang seharusnya dibagikan dan tidak.
mengekspersikan kehidupan pribadi. Pancasila yang menjadi pedoman
Butir ketiga Pancasila berbunyi hidup masyarakat Indonesia harus terus
“Persatuan Indonesia” bermakna nilai-nilai diimplementasikan dimanapun dan
kehidupan di Indonesia yang merupakan kapanpun. Tingkah laku masyarakat
kemajemukan di masyarakat. Sila ini Indonesia bukan semata-mata agar patuh
tentunya menjaga persatuan agar tidak terhadap aturan, namun mereka
terjadi perpecahan antara individu karena diharapkan bisa lebih bijak dalam
hal-hal buruk yang dilontarkan pada sosial mengelola media massa. Tidak sedikit
media. Sebagai masyarakat yang bijak korban yang memiliki rasa trauma
sudah seharusnya dapat melindungi disebabkan banyaknya ucapan dan
individu lain agar tidak ada yang saling ketikkan buruk yang dilontarkan
menyakiti ketika melihat komentar- kepadanya melalui media sosial, seringkali
komentar yang tidak baik dalam sebuah juga aparat sulit mencari siapa pelakunya
postingan seseorang. karena identitas pelaku yang kerap kali
Sila keempat Pancasila berbunyi disamarkan.
“Kerakyatan yang dipimpin dalam hikmat Sebagai warga Indonesia yang bijak
kebijaksanaan dalam permusyawaratan sudah seharusnya menerapkan sila-sila
perwakilan” dalam hal ini seluruh manusia pancasila dengan tujuan menjaga
harus bijak dan menyeleasikan masalah kenyamana dan ketertiban antar umat
dengan baik pula agar tidak menjadikan manusia. Semua pasti bisa dilakukan jika
hal yang sama saja dengan pelaku. Korban ada kemauan dari diri sendiri, lakukan dari
dan pelaku harus sama-sama diri sendiri. Ketertiban umat Indonesia
membereskan masalah agar tidak terjadi akan sangat terjaga apabila masyarakat
masalah yang terus berlanjut hingga sadar akan pentingnya Pancasila dan
mengancam nyawa seseorang. menghindari juga meminimalisir kasus-
Sila kelima pancasila berbunyi “Keadilan kasus yang merugikan orang lain.
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

Mustika Khoirunnisa Kholillah & Dinnie Anggraeni Dewi – Universitas Pendidikan


Indonesia 1554
Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di
Indonesia. Publianca, 140–157.
Doni, F. R. (2017). Perilaku Penggunaan Media Sosial Pada Kalangan Remaja. 3(2), 15–23.
Hidajat, M., Adam, A. R., Danaparamita, M., & Suhendrik. (2015). DAMPAK MEDIA SOSIAL
DALAM CYBER BULLYING. 6(1), 72–81.
Kholillah, M. K., Furnamasari, Y. F., & Dewi, A. (2022). Peran Pendidikan Dalam Menghadapi
Arus Globalisasi. 6(1), 515–518.
Kusuma, A. P. U., Nasution, A., & Nasution, A. S. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEJADIAN KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP SISWA DI SMA
MUHAMMADIYAH KOTA BOGOR. 4(3), 192–198.
Kusumah, M. S. (2016). CONSTRUCTING ANTI-RAPE CULTURE ( MEMBANGUN PERILAKU
SADAR DIRI TERHADAP POTENSI DAN PRAKTIK KEKERASAN SEKSUAL MELALUI ARENA
MEDIA SOSIAL ). 1107–1120.
Maasum, M. (2017). Penerapan Sanksi Terhadap Ormas Yang Bertentangan dengan Nilai-Nilai
Pancasila Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi
Kemasyarakatan. Lex Crimen, VI(5), 5–12.
Nugroho, I. (2010). Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Falsafah Pandangan Hidup Bangsa Untuk
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Lingkungan Makhluk
Hidup. III(2), 107–128.
Pakpahan, R. (2017). ANALISIS FENOMENA HOAX DIBERBAGAI MEDIA SOSIAL DAN CARA
MENANGGULANGI HOAX. 2013, 479–484.
Rahadi, D. R. (2017). PERILAKU PENGGUNA DANINFORMASI HOAXDI MEDIA SOSIAL. 58–70.
Rusmana, A. (2015). PENIPUAN DALAM INTERAKSI MELALUI MEDIA SOSIAL. 3(2), 187–194.
Safitri, A., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Pedoman Generasi
Milenial dalam Bersikap di Media Sosial. 3, 78–87.
Sakban, A., Sahrul, Kasmawati, A., & Tahir, H. (2018). Tindakan Bullying di Media Sosial dan
Pencegahannya. 2(3), 205–214.
Sanny, H., Pieris, H., & Foekh, D. Y. P. (2021). HAK ASASI MANUSIA, DEMOKRASI DAN
PANCASILA DI INDONESIA. 7, 142–156.
Stephani, N., & Sarwono, B. K. (2020). Pembungkaman Perempuan Pekerja Seni Korban
Kekerasan Seksual di Media Sosial Studi. 7(2).
Suciartini, N. N. A., & Sumartini, N. L. P. U. (2018). VERBAL BULLYING DALAM MEDIA SOSIAL
NI. 1, 152–171.
Sumenge, M. M. (2013). PENIPUAN MENGGUNAKAN MEDIA INTERNET BERUPA JUAL-BELI
ONLINE. II(4), 102–112.

Mustika Khoirunnisa Kholillah & Dinnie Anggraeni Dewi – Universitas Pendidikan


Indonesia 1555

Anda mungkin juga menyukai