Republik Indonesia
Bito Wikantosa
Staf Ahli Menteri Desa-PDTT Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan
Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan
meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya
melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat Desa.
2
UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
MENDORONG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA
3
Tata Kelola Pemerintahan Desa
Prinsip Tata Kelola Desa
• Check and balances antara Musyawarah Desa Ø DESA = KOMUNITAS POLITIK
Kepala Desa dengan Badan
Permusyawaratan desa. (psl. 54) Ø KEPALA DESA ADALAH
• Demokrasi Perwakilan + PEMEGANG KEKUASAAN
Demokrasi Permusyawaratan. • RPJM-Desa
• Asset Desa PENGELOLAAN KEUANGAN
• Proses demokrasi
partisipatoris melalui Musdes • Hal-hal DAN ASET DESA.
Strategis
Ø DEMOKRASI = KOMUNIKASI
Kepala Desa Badan Permusyawaratan (Formasi Opini dan Aspirasi secara
(psl. 25 – 53) Desa (BPD) (psl. 55 -65)
• RPJM-Desa dan RKP- Demokratis)
Desa
Perangkat Desa • APB-Desa Ø MEWUJUDKAN KEADILAN
(Pelayanan) • Peraturan Desa SOSIAL DI DESA DENGAN
• Kinerja Pemerintah
• Kerja Sama JALAN DEMOKRASI
Panitia (ad-hok) Dipilih
langsung
Dipilih
BUMDes
Warga/Masyarakat secara NEGASI PEMBERDAYAAN
Demokratis MASYARAKAT DESA:
Lembaga Klp. Special Interest PRATIK DEMOKRASI TANPA
Kemasyarakatan KESETARAAN POLITIK
/Adat Perwakilan Bagian
Wilayah Desa 4
SDGs Desa:
Upaya Terpadu Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Peraturan Menteri Desa, PDTT No. 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
NECESSARY CONDITION AKTUALISASI UU DESA: Ø SDGs Desa merupakan upaya terpadu pembangunan desa
KELEMBAGAAN DESA DINAMIS & untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan
BUDAYA DESA ADAPTIF berkelanjutan.
Ø Memajukan Budaya Desa Ø SDGs Desa akan lebih mudah diimplementasikan jika tata
kelola desa bersifat inklusif.
Ø Memperdalam Demokrasi Desa
Ø Janji SDGs Desa: tidak ada yang tertinggal. Pembangunan
Ø Memperkuat Pembangunan Desa yang desa dilaksanakan dengan memprioritaskan kebutuhan
Partisipatif masyarakat desa yang terpinggirkan dan rentan.
SDGs Desa adalah platform tunggal untuk pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa
KEBUDAYAAN SEBAGAI HALUAN PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Ø KEBUDAYAAN DESA SEBAGAI OBJEKTIVIKASI DAYA CIPTA, RASA, KARSA DAN KARYA MANUSIA DESA
Ø KEBUDAYAAN MERUPAKAN KONSEP SEBAGAI OBJEKTIVIKASI RASIONALITAS MANUSIA: IDEA/GAGASAN
YANG MASUK KE DALAM EKSISTENSI EKSTERNALNYA YANG MAUJUD DALAM AKTUALISASINYA (DIMENSI
KERJA DAN INTERAKSI)
Ø OBJEK KEBUDAYAAN YANG ADA DISELEKSI UNTUK KEPENTINGAN PEMAJUAN PERADABAN MANUSIA
Ø SARINGANNYA ADALAH NILAI-NILAI KEMANUSIAAN UNIVERSAL SEBAGAI DASAR PIJAK MASYARAKAT
PASKA TRADISIONAL YANG BERSIFAT BHINEKA DAN KEMANFAATAN KONKRIT DALAM MEWUJUDKAN
KESEJAHTERAAN HIDUP BERSAMA
Ø DENGAN DEMIKIAN, KATA KUNCI PENGUATAN BUDAYA DESA ADALAH PENGEMBANGAN KAPASITAS
MASYARAKAT DESA SEBAGAI SUBJEK PEMBANGUNAN (MANUSIA-MANUSIA DESA SEBAGAI SUBJEK
KEBUDAYAAN)
DESA TANGGUH BUDAYA
q Lumbung Budaya adalah suatu kumpulan sumberdaya budaya yang dimiliki bersama dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan
warga. Inti dari praktik lumbung (atau membangun commons) adalah semangat gotong royong untuk memajukan budaya Desa
untuk kepentingan bersama (Prof Dr. Melani Budianta)
q Menjadikan Lumbung Budaya Desa sebagai cara kerja kebudayaan dalam pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa memunculkan
konsekuensi bahwa kerja kebudayaan di Desa tidak berhenti pada tahapan Desa tanggap budaya atau Desa peduli budaya. Lebih daripada itu, kerja
kebudayaan di Desa merupakan upaya konkrit untuk mewujudkan Desa Tangguh Budaya.
q Desa Tangguh Budaya adalah Desa yang mampu secara mandiri melaksanakan pendataan Desa, menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan Desa, serta melaksanakan pemberdayaan masyarakat Desa dengan senantiasa bertumpu pada Budaya Desa dan
berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang- undangan.
q Strategi Operasional Pengelolaan Desa Tangguh Budaya:
Ø Sejarah Desa didokumentasikan secara lengkap dan menyeluruh (politik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan Desa).
Ø Pendataan objek pemajuan kebudayaan Desa berbasis sejarah Desa
Ø Pemilahan data objek kebudayaan Desa: hanya objek kebudayaan yang bermanfaat untuk perkembambangan peradaban Desa yang dilestarikan,
dikembangkan dan dimanfaatkan.
Ø Digitalisasi data kebudayaan Desa yang terintegrasi dengan data SDGs Desa dalam aplikasi Sistem Informasi Desa (SID).
Ø Pelindungan Kebudayaan Desa melalui kegiatan pencatatan dan pendataan, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, dan publikasi Budaya
Desa dan beragam sumber daya Kebudayaan Desa yang terbukti bermanfaat dalam pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Ø Pengembangan Kebudayaan Desa melalui upaya mengadaptasikan Budaya Desa dan beragam sumberdaya kebudayaan Desa dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dikelola dengan cara tukar-menukar pengalaman berkebudayaan antar warga bangsa Indonesia.
Ø Pemanfaatan Kebudayaan Desa melalui pendayagunaan objek dan beragam sumber daya Kebudayaan Desa yang terbukti bermanfaat dalam
pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ø Pembentukan dan pengembangan Sanggar Belajar Kebudayaan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa sebagai subjek
kebudayaan/subjek pembangunan (aktualisasi daya cipta, rasa, karsa dan karya)
Ø Implementasi pembangunan Desa terpadu untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs Desa) berbasis Kebudayaan Desa.
MODALITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ADAT
Ø TUJUAN-TUJUAN SDGs DESA AKAN LEBIH MUDAH DICAPAI APABILA TATA KELOLA DESA BERSIFAT INKLUSIF
Ø IKRAR SDGs : TIDAK ADA SEORANGPUN YANG TERTINGGAL (NO ONE LEFT BEHIND ) –
PEMBANGUNAN DESA DILAKSANAKAN DENGAN MENGUTAMAKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN WARGA DESA
YANG MAGINAL DAN RENTAN (WARGA MISKIN, PEREMPUAN, ANAK, WARGA DIFABEL, MANULA,
MASYARAKAT ADAT, WARGA MINORITAS, SERTA KELOMPOK MARGINAL DAN RENTAN LAINNYA)
DESA INKLUSI
Desa yang memberikan ruang yang cukup bagi kelompok marginal dan rentan untuk terlibat di dalam
penyelenggaraan pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa melalui: keterbukaan
informasi, kemudahan akses, keterlibatan dalam perencanaan pembangunan Desa, dan adanya
kebijakan afirmatif sehingga melahirkan masyarakat Desa yang setara, solider dan peduli.
Desa Inklusi merupakan bagian dari upaya Kemendesa PDTT menjalankan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun
2021 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2021 – 2025, khususnya terkait memperkuat peran
serta Desa dalam memberikan penghormatan, pelindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM
terhadap 4 (empat) kelompok sasaran, yaitu: perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan Kelompok
Masyarakat Adat yang ada di Desa.