KARTOGRAFI
(SVIG213107)
HALAMAN JUDUL
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KARTOGRAFI
SEMESTER GANJIL
Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Senin/ 11:00-13:00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
A. Latar Belakang ......................................................................................... 4
B. Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II. DASAR TEORI ....................................................................................... 7
BAB III. HASIL PRAKTIKUM & PEMBAHASAN ........................................ 8
BAB V. KESIMPULAN & SARAN ................................................................ 202
A. Kesimpulan ........................................................................................... 202
B. Saran ..................................................................................................... 205
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 206
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kartografi sendiri merupakan bidang ilmu mengenai geografi dan pemetaan
sekarang ini yang sedang dibutuhkan pada generasi sekarang dikarenakan banyak
nya lapangan pekerjaan yang membutuhkan pemetaan untuk lahan dan pembuatan
jalur agar mudah. Melalui pembelajaran kartografi dalam praktikum semester ganjil
ini, mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu tentang pemetaan
yang berhubungan dengan bidang ilmu spasial. Pada Praktikum Kartografi sendiri
juga mempelajari tentang Dasar Peta, Nomor Lembar Peta, Generalisasi dan lain
sebagainya. Diharapkan mahasiswa mampu menggunakan maupun menguasai ilmu
tersebut dan dapat digunakan untuk pekerjaan yang mendukung.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Praktikum Kartografi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar terkait
dengan pemetaan dan dasar peta. Kartografi pada bidang spasial sendiri digunakan agar
dapat membantu penyimpanan data terkait wilayah dan daerah yang ada.
b. Tujuan Khusus
3. Mengindetifikasi informasi yang terdapat pada peta umum,peta khusus dan peta
kartometrik.
4
8. Mengenali objek pada peta.
17. Memberikan pengetahuan tentang simbol peta dan fungsinya untuk representasi
objek atau fenomena dunia nyata yang dipetakan.
18. Memberikan pengetahuan tentang klasifikasi dan berbagai macam simbol peta.
24. Melakukan penataan toponim sesui dengan fitur yang diwakili dengan mengacu
pada tata cata penulisan toponim.
5
25. Mengetahui tentang tentang tata letak (layout) peta.
26. Merancang dan mendesain tata letak peta/ informasi tepi (marginal information)
dalam komposisi yang benar.
6
BAB II
DASAR TEORI
Praktikum Kartografi Semester Ganjil ini mempelajari berbagai banyak hal
sehingga pada praktikum basi data dapat diambil ilmu dari berbagai bidang.
Kartografi sendiri merupakan bidang ilmu mengenai geografi dan pemetaan
sekarang ini yang sedang dibutuhkan pada generasi sekarang dikarenakan banyak
nya lapangan pekerjaan yang membutuhkan pemetaan untuk lahan dan pembuatan
jalur agar mudah. Kartografi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang
proses pembuatan peta, dimulai daripengumpulan data, seleksi data, produksi dan
analisis (Dedy, 2017). Secara umum, peta ini dibedakan menjadi tiga jenis, yakni
peta topografi untuk menggambarkan relief bumi, peta korografi yang
menggambarkan seluruh permukaan bumi dengan skala kecil, dan peta dunia atau
geografis yang menggambarkan bentuk dan wilayah setiap negara di dunia.
7
BAB III
HASIL PRAKTIKUM & PEMBAHASAN
8
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
2021-09-20 07:12:36
ACARA I
--------------------------------------------
PENGENALAN JENIS PETA TOTAL = 5+16+28+8+24+9 = 90
Dibuat
oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati
9
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1. Mengetahui jenis jenis peta.
2. Mengetahui perbedaan peta umum,peta khusus dan peta kartometrik.
3. Mengindetifikasi informasi yang terdapat pada peta umum,peta khusus dan peta
kartometrik.
10
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Jelaskan bagaimana karakteristik peta umum dan deskripsikan isi
pada peta umum !
Peta umum adalah peta yang paling sering dijumpai dan digunakan pada
kegiatan pembelajaran. Peta sendiri merupakan benda yang sangat bermanfaat
dan banyak kegunaannya baik di zaman sekarang ataupun zaman dahulu. Peta
umum memiliki karakteristik mudah dipahami, yang dimaksud mudah dipahami
disini adalah mudah dibaca oleh orang awam walaupun tidak pernah belajar atau
mempelajari tentang pemetaan. Dalam peta yang Saya amati dan pelajari di Peta
Desa Banguncipto dan Peta Topografi Kabupaten Semarang. Kedua peta memiliki
struktur yang sederhana dan mudah dipahami. Pada Peta Desa Banguncipto
menjelaskan secara ringkas tentang batas-batas wilayah dari Desa Banguncipto
itu sendiri, di peta ini juga juga terdapat warna peta yang tidak terlalu rumit
sehingga para pembaca peta bisa mudah memahami apa yang dijelaskan di Peta
Desa Banguncipto. Berikutnya adalah Peta Topografi Kabupaten Semarang, di
peta ini mungkin sedikit lebih rumit daripada Peta Desa Banguncipto dikarenakan
Peta Topografi Kabupaten Semarang mencakup lebih besar dari wilayahnya dan
lebih banyak simbol serta warna peta. Di Peta Topografi Kabupaten Semarang
juga menjelaskan tentang ketinggian daerah sehingga pembaca peta dapat
dengan mudah memahami perbedaan setiap wilayah dan daerah di Kabupaten
Semarang.
Pertanyaan 4. Jelaskan perbedaan dari peta umum, peta khusus dan kartometrik!
Ketiga peta ini memiliki karakter dan perbedaannya masing-masing dikarenakan
setiap peta memiliki ciri khas nya tersendiri. Contohnya yang pertama adalah peta
umum, peta umum lebih cocok diamati dan dipelajari oleh orang awam
dikarenakan peta umum memiliki simbol-simbol dan warna yang tidak terlalu
rumit. Peta umum juga sangat cocok digunakan untuk media pembelajaran di
sekolah agar siswa-siswi mudah memahami dan dapat membaca peta dengan
baik dan benar. Berbeda dengan peta khusus dan kartometrik yang lebih rumit,
contohnya seperti peta khusus terlebih dahulu. Peta khusus menjelaskan satu tema
yang spesifik seperti peta geologi sehingga tidak semua orang langsung paham
jika membaca peta khusus. Peta khusus juga sebenernya ialah peta yang unik
dikarenakan peta ini memiliki banyak sekali jenis. Berbeda lagi dengan peta
kartometrik yang lebih rumit dan lebih detail, peta kartometrik memiliki banyak
sekali hitungan. Kegunaan dari peta kartometrik pun sudah berbeda dikarenakan
peta kartometrik lebih digunakan untuk penghitungan dan
12
pengaturan untuk memperkirakan ataupun memprediksi kejadian-kejadian yang
akan datang. Jadi dari ketiga peta tadi memiliki kekurangan dan juga kelebihan
masing-masing sehingga tidak bisa memukul rata satu peta dengan peta yang
lain.
V. KESIMPULAN
1. Maka dapat disimpulkan dari kelima peta tersebut dapat dibedakan menjadi
3 jenis peta yaitu peta umum, peta khusus, dan peta kartometrik. Seperti
halnya Peta Desa banguncipto dan Peta Topografi Kabupaten Semarang
termasuk jenis peta umum lalu Peta Lembar Geologi Yogyakarta Jawa dan
Peta Garam Kabupaten Brebes termasuk dalam jenis peta khusus dan juga
Peta Dixon Entrance To Cape ST. Elias termasuk dalam jenis peta kartometrik.
2. Peta umum, peta khusus, dan peta kartometrik dapat dibedakan dari unsur
setiap peta. Biasanya peta umum terdapat simbol-simbol yang mudah
dipahami seperti ibukota, gunung, kantor bupati dan lain-lain. Lain hal lagi
dengan peta khusus yang memiliki ciri khas lain, biasanya peta khusus
menjelaskan satu hal yang spesifik seperti peta kepadatan penduduk, peta
curah hujan dan lain-lain. Selanjutnya adalah peta kartometrik yang dapat
dibedakan dari angka-angka hitungannya yang rumit dikarenakan memang
tujuan dari peta kartometri untuk pengukuran dan penghitungan.
3. Informasi dari setiap jenis peta tentunya akan berbeda-beda apa yang
disampaikannya. Seperti halnya peta umum mendapat informasi yang
sederhana seperti batas-batas wilayah atau letak-letak dari setiap daerah.
Peta khusus bisa mendapat informasi sesuai spesifik terhadap satu tema,
seperti contohnya peta geologi dapat membantu memperoleh informasi
mengenai struktur batuan. Lalu peta kartometrik dapat memperoleh angka
perhitungan atau titik-titik koordinat secara akurat dan rinci.
13
LAMPIRAN
Badan Informasi
Geospasial, sebagai
referensi batas
administrasi
- United Nations
Development
Programme (UNDP)
14
3. Peta Geologi Lembar - Peta Geologi Lembar Peta Unsur Utama :
Yogyakarta, Jawa Yogyakarta, Jawa Tematik / Informasi geologi
Skala 1 : 100.000 Peta (struktur geologi)
Khusus
Sumber : Peta-peta
topografi U.S Army
Map Service, seri T- Unsur Tambahan :
725, Instansi Batas Administrasi,
Direktorat Geologi, Perairan, Toponimi,
Departemen Legenda, Judul,
Pertambangan Skala, Warna,
Republik Indonesia. Simbol
15
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan dkk. (2018). Analisis Potensi Desa Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurnal
Geodesi Undip, 7(4), 1-7.
16
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)
ACARA II
IRMA HERAWATI
PENGENALAN PETA DIGITAL
2021-12-17 15:51:58
--------------------------------------------
TOTAL :
5+17+24+7+8+23 = 84
Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00 – 15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati
17
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
18
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1. Melatih untuk membaca, mengetahui dan memahami unsur-unsur informasi
dalam peta digital.
2. Melatih untuk mengetahui cara penyebarluasan (diseminasi) dan
mengekstraksi informasi pada peta digital.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Alat/Bahan Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk
RAM : 4 GB menunjang kegian praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10
Home
2 Mouse Untuk menggerakan kursor
3 Jaringan Internet Untuk mengakses informasi
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata
untuk membuat laporan praktikum
B. Bahan
No Nama Alat/Bahan Keterangan
1. Modul Praktikum Sebagai acuan untuk mengerjakan
Kartografi Acara 2 praktikum
2. Lembar Kerja Laporan Sebagai lembar kerja untuk membuat
Praktikum Acara 2 laporan praktikum
3. Google Chrome Sebagai perangkat lunak untuk mencari
informasi tambahan tentang praktikum
4. Peta Rupa Bumi Sebagai bahan untuk mengerjakan
Wonosari, Yogyakarta praktikum
5. Peta Bencana Gunung Sebagai bahan untuk mengerjakan
Agung Bali praktikum
19
6. Google Maps Sebagai bahan untuk mengerjakan
praktikum
7. Open Street Map Sebagai bahan untuk mengerjakan
praktikum
8. Peta Batas Desa Sebagai bahan untuk mengerjakan
Indonesia praktikum
9. Peta Persebaran Covid- Sebagai bahan untuk mengerjakan
19 per Provinsi praktikum
10. Youtube Sebagai perangkat lunak untuk mendapat
informasi berupa video
20
3. Peta yang Pertama Saya amati adalah peta rupa bumi, disini Saya
Mengamati Peta Rupa Bumi Wonosari, Yogyakarta.
4. Peta kedua yang Saya amati adalah Peta Bencana Gunung Agung
Bali.
5. Peta ketiga yang Saya amati adalah dari peta website Google
Maps.
21
6. Peta keempat yang Saya amati adalah dari Peta Website Open
7. Selanjutnya Peta kelima yang Saya amati adalah Peta Batas Desa.
8. Dan yang terakhir, Peta keenam yang Saya amati adalah Peta
Persebaran Covid-19.
22
23
judul peta. Seharusnya semua peta baik peta RBI maupun peta website
mempunyai sebuah judul dikarenakan hal tersebut merupakan hal yang
paling dasar dari komponen peta.
b. Skala
Skala merupakan perbandingan dari dimensi dengan peta dan
realitasnya (Pramono, 1987). Skala menjadi suatu komponen yang wajib
terdapat pada dikarenakan sebuah peta harus disertai skala agar mengetahui
ukuran yang sebenarnya sehingga kita dapat membandingkan peta dengan
keadaan yang sebenarnya. Skala pada peta juga biasanya digunakan
sebagai perbandingan jarak yang terdapat pada peta dengan jarak yang
sebenarnya di bumi, jenis skala biasanya ada tiga yaitu skala verbal, skala
pecahan, skala grafis, dan skala luas.
c. Legenda
Legenda sangat penting dikarenakan pada bagian legenda
menerangkan simbol-simbol yang digunakan pada peta (Pramono, 1987).
Pada legenda dijelaskan tentang simbol peta, warna peta, dan keterangan
lainnya sehingga Kita dapat membaca dan memahami peta secara mudah
tidak perlu membingungkan pengertian dari simbol-simbol peta itu sendiri.
Oleh karena itu Legenda termasuk komponen yang terpenting dikarenakan
tanpa legenda Kita menjadi kesulitan untuk membaca peta.
Pertanyaan 2. Perbedaan apa saja yang anda temukan dari peta RBI dan Peta
Website? Jelaskan sesuai dengan hasil pengamatan.
Peta rupa bumi dengan peta website memiliki banyak sekali
perbedaan dikarenakan tipe dari petanya sendiripun sangat berbeda.
Menurut pendapat Saya sendiri perbedaan peta terletak pada komponen-
komponen petanya. Seperti pada judul peta, legenda, simbol peta. Pada
peta website tidak memiliki judul peta, legenda, dan simbol peta
24
dikarenakan pada peta website sudah mempunyai fitur yang lebih canggih.
Fitur yang dimaksudkan adalah jika kita mencari sesuatu, semisal jika kita
mencari rumah sakit yang ditampilkan bukanlah simbol melainkan
langsung lokasi dan gambar dari rumah sakit tersebut. Peta website juga
memiliki fitur navigasi petunjuk arah seperti dapat mengantarkan kita dari
kota A ke kota B melalui navigasi tersebut, sehingga mempermudahkan
kita jika ingin berpergian dan tidak perlu takut tersesat lagi. Selain itu peta
website juga memiliki kelebihan pada saat Kita mencari informasi, peta
website hanya perlu data tujuan kita seperti kelurahan, kecamatan,
kabupaten, dan kota dapat dengan cepat mencari informasi tersebut. Oleh
sebab itu peta memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing
sehingga tidak bisa dipukul rata.
25
lain lagi seperti share location yang berfungsi untuk membagikan lokasi
kita kepada orang lain sehingga orang lain tau posisi Kita dengan akurat.
Fitur ini biasanya akan digunakan jika Kita ingin menjemput orang lain
atau berkumpul sehingga dapat mudah bertemu.
V. KESIMPULAN
1. Peta digital memiliki beragam fungsi dan manfaat tersendiri, dengan
peta digital dapat menghemat biaya dan lebih efisien jika digunakan.
2. Dengan menggunakan peta digital dapat mempermudah untuk
melakukan persebaran informasi dikarenakan dengan internet dapat
26
melakukan persebaran informasi dengan cepat. Definisi Diseminasi
sendiri adalah proses kegiatan mencari, menyusun informasi,
merencanakan, lalu melakukan inovasi yang kemudian dapat
dimanfaatkan denngan mudah oleh banyak orang.
VI. SARAN
Praktikum Kartografi Acara ke 2 sudah berjalan dengan baik dan lancar, Saya
dapat mengerti tentang peta RBI dan peta website sehingga tidak saran untuk
acara ini.
27
LAMPIRAN
28
Skala Peta Ada, Tidak ada Ada , Ada
1:25.000 Skala akan Skala akan
berubah-ubah berubah-ubah
apabila di apabila di
zoom in atau zoom in atau
zoom out zoom out
29
Orientasi Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
atau
Navigasi
b. Peta Tambahan
Komponen Peta Batas Desa Peta Persebaran Covid-19
Peta
Judul Peta Ada Ada
Peta Batas Desa Indonesia Peta Persebaran Covid-19 per
Provinsi
30
Pembuat Ada Ada
31
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)
2021-11-19 14:39:05
PENGUKURAN SKALA, JARAK, DAN SUDUT PADA PETA
--------------------------------------------
Total = 5+10+23+3+8+6+23 = 78
Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00 WIB
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlina Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati
32
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
33
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1) Menghitung skala pada peta
2) Menghitung jarak vertikal, horizontal, dan sudut pada peta
34
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah pertama adalah membuka dan memahami materi pada modul praktikum acara
3.
2. Menonton dan memahami materi berupa video yang diberikan di Elok UGM.
V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Berapakah hasil skala yang anda hitung pada cuplikan peta RBI nomor 1 dan
2? Mana yang termasuk dalam skala menengah dan skala kecil? Apa arti skala peta tersebut?
mengapa skala peta harus dimunculkan dalam suatu peta?
36
Skala peta merupakan sebuah besar kecil reduksi yang diambil peta yang dibuat
dengan menggunakan area permukaan bumi yang sebenarnya, yaitu sebuah perbandingan
jarak peta antara dua buah titik pada peta terhadap jarak dari kedua titik tersebut pada
keadaan aslinya atau realitanya (Sendow & Jefferson, 2012). Jadi secara singkatnya skala
peta adalah sebuah bentuk perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya. Pada skala
37
peta RBI 1 dengan skala RBI 2 mempunyai perbedaan skala yang cukup besar, Pada peta
yang mempunyai skala menengah penampakan dari objek-objeknya tidak sempit dan juga
tidak luas, sedangkan peta yang mempunyai skala yang kecil penampakan dari sebuah
objek atau daerahnya yang ditampilkan semakin luas namun peta menjadi tidak detail.
Selain itu skala juga seharusnya dicamtumkan agar pengguna peta dapat membayangkan
luas wilayah atau jarak sebenarnya di permukaan bumi.
Pada peta RBI 1 mempunyai skala 1:40.000 dan peta RBI 2 mempunyai skala
1:25.000. Jadi Peta RBI 1 pun termasuk peta dengan skala kecil dikarenakan peta RBI 1
mempunyai perbandingan 1 cm pada peta yang sama dengan 0.4 km dilapangan.
Sedangkan peta RBI 2 termasuk peta dengan skala menengah dikarenakan skala peta RBI
2 mempunyai perbandingan 1 cm pada peta sama dengan 0.25 km dilapangan. Skala peta
juga dapat menunjukkan sebuah informasi mengenai perbandingan jarak antara peta
dengan lokasi sebenarnya. Jadi skala peta merupakan hal yang penting dikarenakan
sebagai tolak ukur antara peta dengan kondisi aslinya atau realitanya.
Hasil skala pada RBI 1 yaitu 1 : 40.000 (skala kecil) Hasil
skala pada RBI 2 yaitu 1 : 25.000 (skala menengah)
Pertanyaan 2. Dari ketiga jenis penulisan skala, menurut anda representasi manakah yang
paling mudah untuk dibaca? Sebutkan alasannya
Skala peta dapat direpresentasikan dalam 3 bentuk jenis yaitu skala verbal, numerik, dan
grafis. Dan menurut pendapat Saya sendiri dan hasil dari pengamatan Saya setelah
melakukan praktikum, skala peta yang paling mudah untuk dibaca dan dipahami adalah
skala numerik. Hal ini dikarenakan skala numerik memiliki bentuk skala angka sehingga
dapat langsung dipahami oleh pembaca dan pembaca peta juga dapat langsung membaca
secara jelas perbandingan skala tersebut tanpa harus menghitung skala yang rumit terlebih
dahulu. Selanjutnya juga ada skala verbal, alasan saya memilih skala verbal bukan yang
paling mudah dikarenkan skala verbal memiliki penjelasan berupa kalimat. Skala verbal
sebenernya sama dengan skala numerik dikarenakan angka pada skala numerik dirubah ke
dalam bentuk kalimat. Kalimat penjelasan skala verbal ini dapat menjadi sangat panjang,
selain itu juga pembacaan dari skala verbal membutuhkan ketelitian membaca kalimat
dalam pemahamannya. Sehingga skala verbal kurang efektif dalam penyampainnya
38
terutama untuk pembaca peta awam. Kemudian masih ada skala grafik, skala grafik
mempunyai kerumitan saat membaca skala peta ini terutama bagi orang awam. Untuk
yang mengerti bagaimana membaca peta grafik sendiri, masih memerlukan untuk
menghitung terlebih dahulu agar mengetahui berapa skala dari peta tersebut, sehingga
diperlukan waktu yang lebih lama atau tidak efektif dan sulit.
Pertanyaan 3. Diskripsikan hasil perbesaran dan pengecilan peta menggunakan union jack?
Apa yang anda temukan Ketika melakukan perbesaran dan pengecilan peta?
Peta metode perbesaran atau pengecilan peta union jack sangatlah rumit
dibandingkan metode grid karena menggunakan garis-garis diagonal yang cukup
membingungkan. Melakukan pembesaran atau pengecilan peta dapat dilakukan dengan
union jack. Memperbesar peta sendiri berarti mengubah ukuran semula menjadi lebih
besar manfaatnya yaitu untuk menampakkan daerah secara terperinci dan objek yang ada
menjadi lebih jelas. Dalam metode ini tidak mengubah bentuk peta sama sekali, jadi cara
kerja metode union jack ini secara singkatnya adalah dengan membuat grid terlebih dahulu
serta membuat garis diagonal. Grid ini juga dibuat pada peta sebelumnya sehingga agar
saat memperbesar / memperkecil peta lebih mudah saat pemindahan informasi (titik, garis,
atau area). Setelah itu memilih informasi yang akan disalin. Untuk mengetahui skala.
dilakukan dengan mengukur garis pada salah satu kotak grid dan mendapatkan hasil
ukuran baru. Selanjutnya mengukur panjang grid baru pada peta dan membuahkan hasil
yang baru juga. Kemudian untuk mencari skala, dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus mencari skala dengan perbandingan. Hasil dari skala pengecilan peta dengan
metode union jack merubah skala tentunya jadi skala sebelum dan sesudah melakukan
pengecilan peta akan berbeda.
39
Setalah melakukan praktikum dengan melakukan pengukuran jarak horizontal yang
dilakukan dengan cara menarik garis lintang lalu memanjang dari titik objek satu dengan
titik objek lainnya. Kemudian melakukan pengukuran panjang jarak menggunakan
penggaris, Setelah melakukan pengukuran, jarak pada peta dikalikan dengan skala pada
40
peta, maka nantinya mendapatkan hasil dari pengukuran jarak sebenarnya. Selain itu
fungsi dari pengukuran ini juga dapat mengetahui perbandingan antara jarak pada peta
dengan jarak sesungguhnya. Untuk memudahkan pada saat menghitung jarak pada peta
maka alangkah baiknya berasumsi medan ukurnya adalah sebuah bidang planar. Sehingga
Kita jadi dapat menghitung jarak horizontal maupun vertikal dari sebuah peta tersebut.
Jarak horizontal sendiri merupakan jarak dari sebuah peta terpendek antara 2 bidang datar.
Jarak horizontal adalah hasil pengukuran yang menghasilkan jarak sebenarnya. Cara
perhitungannya jarak horizontal adalah mengukur jarak antara satu objek dengan objek
lain, lalu dikalikan dengan skala peta. Karena berupa panjang, maka satuannya dapat
berupa cm, m , km, yard, kaki, mil, dan lain-lain.
Pertanyaan 5. Apa beda pengukuran jarak horisontal dengan jarak miring? Diskripsikan
sesuai perhitungan yang dilakukan
Pengukuran jarak horizontal jarak miring lebih rumit dari pengukuran horizontal
biasa. Pengukuran jarak horizontal merupakan suatu kegiatan pengukuran permukaan
bumi yang diproyeksikan keatas kertas atau peta yang baru dengan menggunakan skala
pengukuran khusus. Jika langkah untuk mengukur jarak horizontal dapat dilakukan
dengan cara menarik garis di dalam peta lalu mengukur panjangnya dan nanti dapat
diketahui hasil pengukuran jarak horizontal. Sedangkan, jarak miring cukup rumit cara
menghitungnya yaitu dengan cara jarak yang diukur sepanjang garis penghubung lurus
antara 2 titik di permukaan bumi. Kemudian Jarak miring tidak hanya dengan menarik
garis lurus saja tetapi juga terdapat ketentuannya dalam membuat jarak miring seperti
memperhatikan kontur pada permukaan bumi dan perlu mengetahui terlebih dahulu dari
ketinggian objek yang ingin diukur. Cara menghitungnya adalah melibatkan jarak
horizontal dan jarak vertikal, dengan penghitungan matematika phytagoras.
Pertanyaan 6. Diskripsikan hasil pengukuran sudut. Apa implikasi dari perubahan sudut
inklinasi peta?
Pengukuran sudut setiap tahunnya hasilnya akan berubah dikarenakan pergerakan
dari bumi sendiri. Untuk melakukan pengukuran sudut pada peta terbagi menjadi 3
41
langkah, yang pertama mencari sudut terukur dari objek terlebih dahulu, dilanjutkan
dengan mencari deklinasi magnetic, lalu yang terakhir adalah dengan mencari besaran
sudut pada tahun 2021. Sudut terukur bisa didapat melalui besar sudut dari 90 derajat dan
ditarik lagi ke objek lain yang dituju, kemudian menggunakan alat pengukuran busur
derajat yang diarahkan ke utara atau 90 derajat mengarah ke utara. Terdapat 2 arah utara
lain sering dijadikan acuan pada peta, yaitu arah utara grid dan arah utara magnetik.
Selanjutnya untuk besaran deklinasi magnetic dapat dilakukan dengan cara pengurangan
tiap tahunnya, contoh tahun sekarang dengan tahun pembuatan peta dan dikalikan negatif
satu, karena deklinasi magnetic setiap tahun berkurang satu yang merupakan
ketetapannya. Sedangkan, untuk menghitung besaran sudut 2021 yaitu dengan melakukan
sudut terukur lalu ditambahkan besaran deklinasi magnetic.
VI. SARAN
Pada praktikum kartografi acara 3 ini cukup sulit dan membingungkan tetapi
praktikum kali ini sudah berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada saran untuk
praktikum acara 3 ini.
VII. KESIMPULAN
42
1. Pada skala peta yang dapat dihitung dengan mudah menggunakan alat ukur seperti
penggaris dan busur. Skala numerik juga sudah menunjukkan perbandingan jarak
antara peta dengan lokasi sebenarnya. Skala verbal menjelaskan perbandingan
skala dalam bentuk kalimat. Skala grafik menjelaskan grafik dari skala peta tetapi
untuk membacanya masih diperlukan penghitungan terlebih dahulu.
2. Jarak horizontal merupakan sebuah jarak terdekat dari peta untuk menghubungkan
titik A dan titik B. Jarak horizontal dapat diukur secara langsung dengan
menggunakan perhitungan jarak pada peta lalu dikalkulasikan dengan skala peta
sehingga menghasilkan jarak sebenarnya. Jarak vertikal dapat dihitung
menggunakan rumus trigonometri dengan informasi jarak horizontal dan beda
tinggi. Selain itu untuk menghitung jarak miring horizontal dapat dihitung
menggunakan rumus. Dan untuk mengetahui sudut pada peta dapat diukur
menggunakan alat ukur seperti busur.
43
Daftar Pustaka
Bahri, S., & Madlazim, M. (2012). PEMETAAN TOPOGRAFI, GEOFISIKA DAN GEOLOGI
KOTA SURABAYA. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2(2), 23-28.
Sendow, T. K., & Jefferson, L. (2012). Studi pemetaan peta kota (studi kasus Kota Manado).
Jurnal Ilmiah Media Engineering, 2(1).
Suhendra, A. (2011). Studi Perbandingan Hasil Pengukuran Alat Teodolit Digital dan Manual:
Studi Kasus Pemetaan Situasi Kampus Kijang. ComTech: Computer, Mathematics and
Engineering Applications, 2(2), 1013-1022.
44
LAMPIRAN
1. Perhitungan Skala Peta, penggambaran skala dalam 3 bentuk dan hasil memperkecil peta
2. Tabel Hasil Perhitungan Jarak horisontal dan jarak fungsional (Lampiran Tabel 1 dan 2)
3. Perhitungan jarak vertikal (dua segmen)
4. Tabel Perhitungan sudut (Lampiran Tabel 3)
1. Amati peta berikut (Praktikan dilarang memperbesar dan memperkecil peta). Hitung skala
peta, representasikan ulang skala tersebut dalam skala verbal, numeric, dan graph
Jawaban
45
46
b. Perhatikan grid kosong berikut ini. Pilihlah dua informasi (titik, garis, atau area) pada peta a.
Kemudian salinlah dalam grid tersebut menggunakan metode union jack.
Jika lokasi grid sama dengan peta a, berapakah skala peta kedua ini? Representasikan dalam
skala verbal, numeric ataupun area. (Lakukan pembulatan bila diperlukan). (Praktikan dilarang
merubah ukuran grid)
Jawaban :
47
48
(Untuk mengisi tabel 1,2.dan 3 silahkan amati cuplikan peta di bawah )
49
Hasil perhitungan Jarak Horizontal
50
Jarak Jarak Kemiringan
Objek Beda Jarak Jarak Jarak Jarak Jarak
Horizonta Vertika Lereng
Item yang Tinggi Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal
l l (%)
diukur (M) (Inch) (Kaki) (Yard) (Km) (Mile)
(M) (M)
Jarak 1 A&B 1050 1.06066 1,428 150 41.75826772 3.4799
1.159951881 0.0010606 0.0006590635
6 688
Jarak 2 C&D 1450 1.465,5 0,948 137,5 57.69685039 4.8081 1.602690289 0.0014655 0.0009106194
822
Jarak 3 E&F 250 329,15 0,8 200 1295866.14 107988.85 35996.2817 32.915 20.4524328
Tuliskan Perhitungan Jarak Miring/Jarak Vertikal (Scan Tulisan Tangan atau ketik)
51
Perhitungan Jarak Miring/Jarak Vertikal
52
Tabel 2. Jarak Fungsional
53
Perhitungan Jarak Fungsional
54
Tabel 3. Perhitungan Sudut
55
Perhitungan Sudut
56
57
G
E
F
C
A
58
D D
I
H
59
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)
--------------------------------------------
TOTAL:
5+14+25+8+9+23 = 84
Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati
60
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
61
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1) Mampu mengenali objek pada peta
2) Mampu membaca posisi horizontal objek secara relatif dan absolut
3) Mampu membaca posisi vertika objek secara absolut dan relatif
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10
Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor.
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi tambahan di
internet.
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk membuat
laporan praktikum
5 Penggaris Sebagai alat untuk melakukan pengukuran.
6 Kalkulator Sebagai alat bantu untuk melakukan penghitungan.
Bahan
No Nama Alat/Bahan Keterangan
1 Modul Praktikum Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum.
Kartografi Acara 4
2 Lembar Kerja Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan
Praktikum Kartografi praktikum.
Acara 4
62
3. Selanjutnya mengamati peta yang dilampirkan dan menentukan 10 titik yang nantinya
akan dipilih sebagai tempat pengukuran posisi.
4. Kemudian menentukan posisi horizontal secara relatif dengan melihat arah utara
selatannya dan menentukan posisi horizontal secara absolut dengan menggunakan rumus.
5. Kemudian menentukan posisi vertikal secara relatif dengan menentukan titik tersebut
lebih tinggi atau lebih rendah dari objek lain dan menentukan posisi vertikal secara absolut
dengan menentukan titik ketinggian dari titik tersebut.
6. Langkah terakhir adalah mengisi hasil pengukuran posisi pada lembar kerja praktikum.
V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Diskripsikan hasil pengukuran posisi yang diperoleh!
Data yang dapat diukur pada peta merupakan sebuah hasil dari pengukuran pada
peta citra maupun pengukuran di lapangan (Rudianto,2020). Pengukuran peta sendiri
bukanlah merupakan kegiatan yang mudah dikarenakan untuk mengukur dan menghitung
peta diperlukan keahlian dan ketelitian yang cukup tinggi. Pada Mata Kuliah Praktikum
Kartografi Acara 4 ini mempelajari tentang sebuah cara perhitungan posisi objek terhadap
posisi vertikal, posisi horziontal, posisi absolut, dan posisi relatif. Selain mempelajari
menghitung objek posisi vertikal, posisi horziontal, posisi absolut, dan posisi relatif. Pada
praktikum ini juga melakukan penghitungan menggunakan koordinat pada x, y, dan z.
Posisi horizontal absolut sendiri dapat diukur dengan menggunakan letak suatu objek
garis koordinat yang dinyatakan dengan meter timur (mT) dan meter utara (mU). Posisi
horizontal relatif juga diketahui dengan menggunakan letak suatu objek dengan objek
yang lain dengan dasar arah mata anginnya. Sedangkan posisi vertikal absolut bisa
diketahui berdasarkan ketinggian suatu objek yang diukur oleh garis kontur didalam peta
yang diamati. Kemudian yang terakhir adalah posisi vertikal relatif yang dapat diketahui
menggunakan konsep perbandingan ketinggian lebih tinggi maupun lebih rendah dengan
objek lain.
63
Perhitungan horizontal dan vertikal sendiri dihitung pada 10 objek yang telah
ditentukan pada peta. Objek A (Masjid) mempunyai posisi horizontal absolut yaitu
543486,48 mT 9094254,55 mU, posisi horizontal relatifnya adalah sebelah selatan area
Kaligondong, dengan mempunyai posisi vertikal absolutnya 526,32 mdpl, dan posisi
vertikal relatifnya adalah lebih tinggi dari area Koligondang. Kemudian ada objek B
(Sekolah) mempunyai posisi horizontal absolut 542108,10 mT 9094145,46 mU, dengan
posisi horizontal relatifnya adalah selatan bangunan rumah sakit, posisi vertikal
absolutnya yaitu 541,18 mdpl, dan posisi vertikal relatifnya yaitu lebih tinggi dari desa.
Sebagai contoh adalah 2 tersebut dan data yang lain terdapat pada hasil praktikum yang
terlampir.
Kemudian untuk cara penghitungan koordinat x,y, dan z dapat menggunakan
rumus. Rumus yang digunakan untuk mencari koordinat x adalah x = x’± (a/c × interval).
Selanjutnya untuk mencari koordinat y adalah y = y’± (a/c × interval). Dan yang terakhir
untuk mencari koordinat z dapat menggunakan rumus z = z’± (b/a × interval). Dengan
menggunakan rumus-rumus tersebut dapat mengetahui koordinat dari x,y dan z.
64
Merepresentasikan posisi peta dibagi menjadi dua yaitu secara absolut dan relatif.
Absolut sendiri merupakan mempresentasikan menggunakan koordinat (Khakim, 2003).
Yang dimaksud koordinat sendiri adalah menggunakan data berupa angka yang pasti
sehingga menunjukan posisi yang akurat. Biasanya koordinatnya terdiri dari lintang bujur
dan lintang utara agar dapat mengetahui sebuah letak atau posisi. Sedangkan posisi relatif
merupakan letak atau posisi yang dapat diketahui dari nilai variabel ataupun hubungan
antar variabel lain yang memiliki keragaman, karakteristik suato objek (Kristiana dkk,
2020).
Representasi posisi absolut dan posisi relatif sendiri memiliki keuntungan dan
kerugian masing-masing. Keuntungan dari representasi peta secara absolut adalah untuk
menunjukkan sebuah posisi yang tepat, dikarenakan representasi peta secara absolut dapat
dilakukan dengan menghitung berdasarkan titik atau garis koordinat yang dapat dilihat
dari garis lintang dan garis bujur sehingga dapat menghasilkan representasi yang akurat.
65
Sedangkan kerugian dari reprenstasi peta secara absolut adalah untuk membaca dan
menghitung peta dibutuhkan keahlian dan kemampuan, sehingga para pembaca peta awam
akan kesulitan dalam mencari posisi suatu objek. Hal ini disebabkan karena tidak semua
orang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami perhitungan posisi
koodinat. Kemudian untuk posisi relatif memiliki keuntungan adalah mudah dipahami.
Seperti contoh ketika Kita menanyakan sebuah arah untuk pergi ke suatu objek kepada
masyarakat, masyarakatpun akan memberi tahukan posisi secara relatif dan Kita pun dapat
dengan mudah mengerti apa yang dimaksud. Tetapi representasi posisi relative juga
memiliki kekurangan, kekurangannya adalah titik objek yang ditunjukan atau dicari
menjadi tidak pasti, yang mana bisa saja informasi tersebut menjadi meleset dikarenakan
hanya mengandalkan objek yang lain untuk menunjukan suatu posisi atau letak.
66
VI. KESIMPULAN
1. Pengukuran peta dapat dihitung menggunakan rumus-rumus tertentu sehingga dapat
menunjukan posisi yang tepat dan akurat. Seperi posisi horizontal absolut yang dapat diukur
berdasarkan letak suatu obyek terhadap garis koordinat yang dinyatakan dengan mT dan mU.
Kemudian posisi horizontal relatif yang dapat diketahui dengan letak suatu obyek dengan
obyek lainnya berdasarkan dengan arah mata angina. Selanjutnya ada posisi vertikalabsolut
dapat diketahui berdasarkan ketinggian suatu obyek yang dapat diukur menggunakan garis
kontur didalam peta. Kemudian yang terakhir ada posisi vertikal relatif yang dapat diketahui
dengan melakukan perbandingan ketinggian lebih tinggi maupun lebih rendah dariobjek lain.
2. Representasi posisi absolut dan posisi relatif memiliki keuntungan dan kerugiannya
masing-masing. Seperti keuntungan representasi posisi absolut yang memiliki keakuratan
dalam menunjukan posisi dan posisi relatif yang dapat dengan mudah dipahami. Sedangkan
kekurangan representasi posisi absolut adalah sulit dipahami dan kekurangan representasi
posisi relatif adalah kurang akurat dalam menunjukan tempat dan lokasi.
3. Otomatisasi dilakukan agar dapat mempermudah pekerjaan manusia dan menjadi lebih
efisien. Contoh alat untuk mengukur dari posisi absolut sendiri adalah GPS. GPS berfungsi
untuk membantu memberitahukan informasi tentang posisi absolut seperti titik koordinat.
VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 4 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan
materi yang disampaikan Ibu Dosen dan bantuan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang
sangat jelas dalam menerangkan materi sehingga tidak ada saran pada acara ini.
67
DAFTAR PUSTAKA
Alfeno, S., & Devi, R. E. C. (2017). Implementasi Global Positioning System (GPS) dan Location
Based Service (LSB) pada Sistem Informasi Kereta Api untuk Wilayah Jabodetabe. Jurnal
Sisfotek Global, 7(2).
Junaidi, dkk (2015). Konsep Otomatisasi Sistem Pembayaran SPP Online Untuk Mengurangi
Tingkat Keterlambatan. Proceedings Konferensi Nasional Sistem dan Informatika (KNS&I).
Khakhim, N. (2003). Penggunaan Gps Untuk Meng Ukur Aran Dan Kecepatan Arus Permukaan
Laut (Studi Kasus di Pantai Utara Provinsi Jawa Tengah). Majalah Geografi
Indonesia, 17(2003).
Kristiana, L., dkk (2020). Posisi Relatif Provinsi di Indonesia Berdasarkan Penggunaan
Pengobatan Tradisional: Analisis Komponen Utama Biplot. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 23(3), 178-187.
Liu, T., Spincemaille, P., De Rochefort, L., Kressler, B., & Wang, Y. (2009). Calculation of
susceptibility through multiple orientation sampling (COSMOS): a method for conditioning
the inverse problem from measured magnetic field map to susceptibility source image in
MRI. Magnetic Resonance in Medicine: An Official Journal of the International Society for
Magnetic Resonance in Medicine, 61(1), 196-204.
Rudianto, B. (2010). Analisis Ketelitian Objek pada Peta Citra Quickbird RS 0, 68 m dan Ikonos
RS 1, 0 m. Jurnal Itenas Rekayasa, 14(3).
68
LAMPIRAN
69
2. Contoh Perhitungan
a. Objek A (Masjid)
b. Objek B (Sekolah)
70
d. Objek F (Area Kaligondang)
71
72
C
I F
73
J A
H B G
74
Naufal Kusuma Putra
21/475411/SV/19106
Acara 4
Sistem Informasi Geografis atau sering disingkat SIG merupakan data yang
berkaitan tentang geografis kemudian mengerepresentasikan objek letak atau
tempat di bumi (Penangsang & Aryani, 2017). Informasi mengenai geografi juga
semakin hari semakin dibutuhkan untuk memudahkan dalam kehidupan seperti
perencanaan wilayah dan kota, menentukan jarak antar daerah, dan menentukan
fasilitas serta sumber daya daerah. Pada SIG tentunya terdapat koordinat untuk
menentukan wilayah dan sebuah proyeksi untuk memproyeksikan peta seperti
UTM.
Koordinat sendiri merupakan suatu titik yang didapat dari hasil perpotongan
garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) sehingga bisa menghasilkan
sebuah lokasi pada suatu tempat ataupun daerah (Geosriwijaya, 2016). Garis lintang
adalah sebuah garis horizontal yang digunakan pada peta maupun proyeksi peta
sedangkan garis bujur adalah garis khayal pada bumi yang bergaris vertikal.
Kemudian koordinat sendiri dapat dibedakan menjadi 2, yaitu koordinat geografis
dan UTM (Universal Transfer Mercator).
75
16 zonasi waktu, pembagian zonasi waktu menjelaskan tentang terdapat garis-garis
yang memisahkan dari garis khatulistiwa. Oleh akrena itu daerah yang terletak di
atas garis khatulistiwa akan mempunyai Kode N sedangkan yang berada dibawah
garis khatulistiwa akan mempunyai kode S.
SUMBER
Ramdhan, M., & Arifin, T. (2013). Aplikasi sistem informasi geografis dalam
penilaian proporsi luas laut Indonesia. Jurnal Ilmiah Geomatika, 19(2), 141-
146.
76
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)
--------------------------------------------
Total = 5+16+24+7+3+7+23 = 85
Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati
77
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
78
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1) Mampu membaca informasi lembar peta.
2) Mampu mengidentifikasi skala peta dari lembar peta.
3) Mampu membuat konfigurasi penomoran peta multiskala.
79
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah membaca dan memahami modul praktikum
kartografi acara 5.
2. Kemudian melakukan penomoran lembar Peta RBI dilakukan secara sistematik
mengikuti pembagian lembar peta mulai dari skala kecil hingga skala besar.
3. Langkah berikutnya yaitu nomor Lembar peta disusun secara sistematis, dan digit NLP
dapat menunjukkan suatu wilayah sekaligus dengan skalanya.
a. Peta skala 1 : 250.000 memiliki 4 digit nomor lembar peta.
b. Peta skala 1 : 100.000 memiliki 5 digit nomor lembar peta.
c. Peta skala 1 : 50.000 memiliki 6 digit nomor lembar peta.
d. Peta skala 1 : 25.000 mempunyai 7 digit nomor lembar peta.
e. Peta skala 1 : 10.000 memiliki delapan digit nomor lembar peta.
4. Langkah selanjutnya melakukan penomoran lembar peta dibuat secara sistematis
memiliki fungsi untuk memudahkan pencarian pada indeks peta.
5. Berikutnya penomoran lembar peta penting disertakan dalam informasi tepi peta.
7. Dan langkah yang terakhir adalah pembuatan konfigurasi nomor peta multiskala harus
dibuat secara bertahap mulai dari peta skala 1 : 250.000, kemudian dilanjutkan hingga peta
skala 1 : 10.000. Penomoran peta dilakukan kiri bawah ke kanan, lalu dilanjutkan kiri atas
nya ke kanan.
80
V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Apa yang anda temukan dari beberapa simulasi konfigurasi NLP dalam
berbagai skala?
Nomor Lembar Peta dapat menyimpulkan bahwa Kita sebenarnya hanya dapat
mempunyai peta untuk menggambarkan wilayah ataupun daerah (Yuliawan, 2014).
Penomoran pada lembar peta RBI dapat dilakukan dengan cara melakukan pembagian
lembar peta mulai dari skala kecil hingga skala besar. Penomoran lembar peta dimulai
dari peta skala 1 : 250.000. Hal ini dikarenakan pada skala 1 : 1.000.000 dan 1 : 500.000
penomorannya diatur secara terpisah. Peta skala 1 : 250.000 memiliki 4 digit angka nomor
lembar peta (1608). Peta skala 1 : 250.000 akan dibagi menjadi 6 lembar peta skala 1 :
100.000. Peta skala 1 : 100.000 memiliki 5 digit angka nomor lembar peta, empat digit
pertama merupakan nomor Peta RBI 1:250.000 pada lokasi yang sama dan 1 digit terakhir
adalah nomor peta untuk lembar 1:100.000.
Pertanyaan 2. Apa Fungsi dari Penomoran Lembar Peta dan pentingkah NLP disertakan di
dalam informasi tepi peta?
Penomoran lembar Peta Rupabumi Indonesia dapat dilakukan secara terstruktur
serta sistematis (Riqqi, 2019). Penomoran lembar peta mempunyai banyak fungsi dapat
membantu cara membaca peta dan memahami letak peta tentunya. Nomor lembar peta
dibuat secara sistematis yang berfungsi untuk melakukan pencarian pada indeks peta
sekaligus untuk mengakomodasikan peta dengan skala besar. Peta dengan skala besar
adalah peta yang memiliki skala 1 : 250.000 hingga skala 1 : 10.000. Dari penomoran
lembar peta ini dapat diketahui skala dari suatu peta, misalnya peta dengan penomoran
lembar peta 1408-344 yang menunjukkan 7 digit angka, maka penomoran ini
menunjukkan bahwa skala petanya adalah 1 : 25.000 dan seterusnya.
VI. KESIMPULAN
1. Informasi Lembar Peta dapat membantu pada saat membaca dan memahami peta
sehingga dapat mengambil informasi dari peta tersebut.
81
2. Skala dapat diidentifikasi sehingga dapat membandingkan peta dengan jarak
sesungguhnya daripada jarak pada peta.
3. Penomoran pada peta juga membantu saat membaca dan menangkap informasi
menggunakan cara membagi grid pada peta dengan Nomor Lembar Peta.
VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 4 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan
materi yang disampaikan Ibu Dosen dan bantuan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang
sangat jelas dalam menerangkan materi sehingga tidak ada saran pada acara ini.
DAFTAR PUSTAKA
Martiana, D. N., Prasetyo, Y., & Wijaya, A. P. (2017). Analisis Akurasi Dtm Terhadap
Penggunaan Data Point Clouds Dari Foto Udara Dan Las Lidar Berbasis Metode Penapisan
Slope Based Filtering Dan Algoritma Macro Terrasolid. Jurnal Geodesi Undip, 6(1), 293-
302.
Riqqi, A. (2019). PEMIKIRAN SISTEM PEMBAGIAN LEMBAR PETA DAN PENOMORAN
LEMBAR PETA DASAR SKALA BESAR DI INDONESIA. GEOMATIKA, 25(1), 1-8.
Sudarman, S., Sadikin, H., & Prijatna, K. (2020). Desain Alternatif Lembar Peta Rupabumi
Indonesia (RBI) Skala Besar. GEOMATIKA, 26(1), 35-44.
Yuliawan, T. P. (2014). NLP: The Art of Enjoying Life. Serambi Ilmu Semesta.
82
LAMPIRAN
1. Salinan Konfigurasi nomor lembar peta yang ada di RBI masing masing wilayah praktikan
A. Peta Rupa Bumi Digital Indonesia 1 : 25.000 Lembar 1408-344 Karanganyar.
B. Salinan Konfigurasi nomor lembar peta yang ada di RBI masing masing wilayah praktikan.
83
1408-621 1408-622 1508-411
84
2. Konfigurasi NLP 1:250.000 hingga 1: 25.000
A. 1:250.000
1408
85
B. 1:100.000
1408
86
C. 1:50.000
87
3. Konfigurasi NLP 1: 10.000
88
89
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG213105)
--------------------------------------------
TOTAL :
5+15+25+7+9+24 = 85
Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati
91
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang perubahan skala peta yang keterkaitan dengan kedetailan
informasi yang disajikan.
2. Memberikan pengetahuan tentang konsep generalisasi peta meliputi generalisasi grafis dan
generalisasi konseptual.
3. Melatih keterampilan mahasiswa untuk melakukan generalisasi peta terutama generalisasi
grafis.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Alat Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk menunjang
RAM : 4 GB kegiatan praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10 Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor.
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi tambahan
di internet.
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk
membuat laporan praktikum
5 Penggaris Sebagai alat untuk melakukan pengukuran.
6 Kalkulator Sebagai alat bantu untuk melakukan
penghitungan.
B. Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1 Modul Praktikum Kartografi Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum.
Acara 6
2 Lembar Kerja Praktikum Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan
Kartografi Acara 6 praktikum.
92
3. Peta Sebaran Lahan Sebagai bahan praktikum.
Terbangun
93
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah membaca dan memahami modul Praktikum
Kartografi Acara 6 terlebih dahulu.
2. Setelah itu memahami konsep generalisasi meliputi generalisasi grafis dan generalisasi
konseptual. 3. Memperhatikan peta yang disediakan, yaitu Peta Sebaran Lahan Terbangun
Skala 1:5.000.
4. Kemudian mengamati tiap-tiap unsur yang digambarkan dalam peta tematik tersebut
dan menentukan unsur utama peta serta unsur pendukungnya.
5. Selanjutnya menambahkan grid dengan jarak 1 cm x 1 cm pada peta.
6. Lalu menyiapkan kertas HVS untuk memperkecil peta menjadi ½ kali ukuran.
7. Kemudian mengukur panjang dan lebar frame peta awal, kemudian menggambarkan
frame menjadi ½ kali-nya pada kertas HVS.
8. Selanjutnya membuat grid ½ kali grid awal yaitu menjadi 0,5 cm x 0,5 cm.
94
9. Langkah selanjutnya adalah menggambarkan kembali fitur/objek pada peta awal ke
dalam HVS dengan menerapkan generalisasi grafis.
10. Setelah itu memberikan masing-masing satu contoh generalisasi grafis yang dilakukan
meliputi penyederhanaan (simplification), perbesaran (enlargement), pergeseran
(displacement), penggabungan (merging), dan pemilihan (selection).
11. Kemudian melampirkan contoh-contoh generalisasi tersebut dalam tabel yang telah
disediakan.
12. Dan langkah terakhir mengerjakan pertanyan-pertanyaan yang diberikan yang terdapat
dalam lembar kerja praktikum.
IV. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel contoh Generalisasi Grafis ‘Peta Sebaran Lahan Terbangun Skala 1:5.000 menjadi
1:10.000. (terlampir)
2. Peta awal sebelum generalisasi dan peta hasil generalisasi grafis. (terlampir)
V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, generalisasi grafis apa saja yang
Anda terapkan? Berikan contoh generalisasi tersebut
Generalisasi peta merupakan suatu proses dari penyederhanaan peta yang
dikarenakan adanya pengecilan atau turunan peta dari peta yang skala besar (Susetyo &
Perdana, 2015). Jadi generalisasi diperlukan untuk mempertahankan kejelasan dari peta.
Pada setiap pembuatan peta, bentuk dari unsur-unsur terrain di generalisasi sampai
tingkat tertentu. Pada Praktikum Kartografi Acara 6 ini melakukan generalisasi peta skala
1 : 5.000 menjadi peta skala 1 : 10.000. Generalisasi sendiri dapat digolongkanmenjadi
dua jenis, yaitu generalisasi grafis (graphic generalization) dan generalisasi konseptual
(conceptual generalization). Generalisasi grafis tidak melakukan perubahan simbol
unsur/objek dalam pelaksanaannya. Generalisasi grafis yang saya terapkan pada
Praktikum Kartografi Acara 6 ini adalah generalisasi penyederhaan (simplification),
generalisasi perbesaran (enlargement), generalisasi pergeseran (displacement),
generalisasi penggabungan (merging), dan generalisasi pemilihan (selection).
95
Pertanyaan 2. Apa alasan Anda memilih generalisasi tersebut untuk diterapkan?
Generalisasi merupakan sebuah metode dari pembuatan peta pada skala tertentu
yang dihasilkan dari peta pada skala yang lebih besar dan generalisasi sendiri terdiri dari
pemilihan jenis penampakan-penampakan pada peta yang akan ditampilkan,
penyederhanaan kenampakan yang akan dipilih, dan melestarikan corak (Samudra, 2018).
Generalisasi pada peta memiliki berbagai macam cara atau metode. Berikut alasan Saya
memilih generalisasi yang Saya pilih . Generalisasi penyederhanaan (simplification)
dilakukan dikarenakan terdapat garis-garis yang berkelok-kelok di dalam peta sehingga
dapat disederhanakan. Cara kerja dari penyederhanaan atau simplification ini akan
mengurangi kompleksitas pada peta. Kemudian ada juga penggunaan generalisasi
perbesaran (enlargement) dikarenakan terdapat unsur penting yang harus
dipertahankannya keberadaannya, dengan cara melakukan perbesaran agar pembaca lebih
mudah membaca informasi tersebut. Kemudian ada generalisasi pergeseran
(displacement) yang dilakukan dikarenakan pergersran diperlukan jika terjadi perbesaran
skala atau objek lain. Selanjutnya ada penggabungan (merging) dilakukan dengan alasan
mempermudah pembacaan poligon kecil yang terbesar. Dan yang terakhir ada pemilihan
(selection) yang dilakukan dikarenakan terdapat objek yang terlalu detail biladigambarkan
pada peta skala kecil sehingga perlu digeneralisasi.
96
Pertanyaan 4. Setelah menyelesaikan pengecilan peta dari skala 1:5.000 menjadi skala
1:10.000 dengan menerapkan generalisasi grafis, bagaimana hasil peta Anda? Apakah esensi
dari isi peta asli masih tetap dipertahankan dengan baik?
Salah satu metode pemetaan yang dapat digunakan pada penyediaan basis data peta
rupa bumi adalah generalisasi, Generalisasi peta sendiri merupakan proses dari
penyederhanaan peta dengan tetap mempertahankan ciri atau karakteristik utama dari
peta (Hinasah & Subiyanto, 2015). Generalisasi sendiri menyebabkan hilangnya
informasi, namun esensi dari isi peta aslinya harus tetap dipertahankan. Dalam hal ini
berarti menjaga akurasi geometri dan atribut, serta estetika pada peta. Oleh karena itu
Pengecilan Peta Sebaran Lahan Terbangun di Kecamatan Bukit Bestari ini dari skala
1:5.000 menjadi skala 1:10.000 yang dilakukan pada Praktikum Kartografi Acara 6 ini
harus tetap mempertahankan esensi dan karakteristik dari peta yang asli.
Pertanyaan 5. Apakah ada kendala dalam proses generalisasi yang Anda terapkan? Apa saja
kendala tersebut?
Kendala proses generalisasi sendiri biasanya terjadi pada saat melakukan
pengukuran grid, dikarenakan untuk melakukan grid bukanlah hal yang mudah
dikarenakan ukurannya harus sama. Selain itu pada saat proses generalisasi sangat susah
untuk membayangkan ataupun menilai bagaimana hasil akhirnya setelah peta diperkecil.
Dan juga interpretasi pada skala kecil sangat susah atau bahkan tidak mungkin
dikarenakan faktor pengecilan yang besar. Dan yang terakhir mempertahankan
karakteristik utama dari peta juga menjadi kesulitan tersendiri saat generalisasi
dikarenakan ketelitian yang tinggi. Oleh karena itu generalisasi diperlukan keterampilan
yang tinggi untuk melakukannya.
VI. KESIMPULAN
1. Generalisasi merupakan sebuah metode dari pembuatan peta pada skala tertentu yang
dihasilkan dari peta pada skala yang lebih besar.
2. Generalisasi pada peta ada penyederhaan (simplification), perbesaran (enlargement),
pergeseran (displacement), penggabungan (merging), dan pemilihan (selection).
97
3. Generalisasi pada peta dilakukan pada beberapa unsur saja dikarenakan tidak semua
unsur pada peta bersifat wajib digeneralisasi.
4. Generalisasi pada peta memiliki macam-macam skala seperti dari 1:5.000 ke 1:10.000.
5. Kendala proses generalisasi sendiri biasanya terjadi dikarenakan salahnya
pengukukuran pada peta saat membuat grid.
VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 6 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan
materi yang disampaikan Ibu Dosen dan bantuan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang
sangat jelas dalam menerangkan materi sehingga tidak ada saran pada acara ini.
98
LAMPIRAN
1. Tabel Contoh Generalisasi Grafis ‘Peta Sebaran Lahan Terbangun Skala 1:5.000 menjadi
1:10.000
No Jenis Kenampakan Kenampakan Setelah Alasan Generalisasi
Generalisasi Awal Fitur/Obyek Generalisasi
1. Generalisasi Alasan dilakukan
grafis - pergeseran
pergeseran dikarenakan terjadinya
pembesaran pada jalan
arteri sehingga jarak
gedung yang diatas
pada peta lebih dekat
dengan gedung yang
dibawah dibandingkan
jarak pada peta utama.
2. Generalisasi Untuk mengurangi
grafis – kompleksitas pada
penyederhanaan peta.
99
4. Generalisasi Dikarenakan objek
grafis - terlalu detail untuk
penggabungan digambarkan pada
skala yang lebih kecil.
100
Hasil
101
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)
--------------------------------------------
Total = 5+18+26+7+3+7+24 = 90
Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati
102
2021
103
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang simbol peta dan fungsinya untuk representasi objek
atau fenomena dunia nyata yang dipetakan.
2.Memberikan pengetahuan tentang klasifikasi dan berbagai macam simbol peta.
3. Melatih keterampilan untuk mengidentifikasi jenis data geospasial.
4. Melatih keterampilan untuk membuat simbol abstrak dan pictorial.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Alat Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk menunjang kegian
RAM : 4 GB praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10 Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor.
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi tambahan
di internet.
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk
membuat laporan praktikum
5 ArcGIS Sebagai perangkat lunak untuk melakukan
praktikum.
B. Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1 Modul Praktikum Kartografi Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum.
Acara 7
2 Lembar Kerja Praktikum Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan
Kartografi Acara 7 praktikum.
3. Peta RBI Sebagai bahan untuk melakukan praktikum.
104
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah pertama dalah membaca modul atau materi Praktikum Kartografi Acara 7
terlebih dahulu.
2. Kemudian menonton video Praktikum Kartografi Acara 7 – Simbol Peta agar lebih
memahami kegiatan praktikum.
105
3. Kemudian mendownload file bahan praktikum yang digunakan.
106
Menuju tampilan blank map.
107
Dan akan tampil hasil seperti berikut.
5. Kemudian membuka attribute data serta mengamati masing-masing layer peta dan
bukalah atribut data terutama kolom ‘KETERANGAN’’ pada titik infrastruktur, jaringan
jalan, sungai, dan penggunaan lahan.
108
A. Titik Infrastruktur
B. Jaringan Jalan
109
C. Sungai
D. Penggunaan Lahan
110
E. Admin Pacitan
6. Kemudian dapat diklasifikasikan juga bahwa data atribut pada kolom KETERANGAN
merupakan data kuantitatif. Menentukan apakah data tersebut masuk data nominal atau
data ordinal (data kualitatif yang memiliki tingkatan).
7. Langkah berikutnya adalah memindahkan View ke Layout View, kemudian mengatur
ukuran kertas pada A2 dan skala peta 1:25.000.
Menuju ke menu View dan pilih Layout View.
111
Lalu mengganti tampilan kertas menjadi A2 dengan cara klik pada menu File lalu pilih
Page and Print Set Up.
112
Melihat tampilan A2 dengan skala 1:25.000.
8. Kemudian melakukan copy data layer untuk membuat simbolisasi abstrak dan piktorial
dengan cara mengklik kanan pada layer infrastruktur lalu copy. Selanjutnya mengklik
kanan pada layers lalu paste layers. Lalu melakukan rename sesuai data yang didentukan.
Pilih dan klik kanan layer yang dipilih pada Table of Contents dan klik Copy.
113
Kemudian klik kanan pada Layers dan klik Paste Layer(s).
Kemudian melakukan rename agar dapat mudah membedakan data abstrak dan piktorial.
Lakukan hal yang sama pada data titik infrastruktur, jaringan jalan, sungai, penggunaan
lahan dan tampilan Table of Content menjadi seperti berikut.
114
9. Kemudian pada data “Penggunaan Lahan” harus dilakukan Group Values terlebih
dahulu dikarenakan terdapat data-data yang kembar. Selanjutnya mengubah nama
keterangannya juga.
11. Langkah berikutnya adalah membuat simbolisasi abstrak dan piktorial pada data titik
infrastruktur, jaringan jalan, sungai, dan penggunaan lahan. Untuk membuat simbolisasi
dapati dilakukan dengan cara mengklik kanan pada layer kemudian pilih Properties lalu
menuju menu Symbology dan pilih Categories.
Klik kanan pada layer yang ingin dilakukan simbolisasi dan pilih Properties.
115
Kemudian pada tampilan Layer Properties pilih Symbology.
Kemudian pada Show pilih Categories, lalu pada Value Field pilih “KETERANGAN” dan
dilanjutkan dengan klik Add All Values. Lalu dilanjutkan dengan melakukan simbolisasi
dengan klik satu persatu data atau value yang ada.
116
A. Titik Infrastruktur Abstrak
a. Layer Properties
b. Keterangan
117
B. Titik Infrastruktur Piktorial
a. Layer Properties
b. Keterangan
118
C. Jaringan Jalan Abstrak
a. Layer Properties
b. Keterangan
119
D. Jaringan Jalan Piktorial
a. Layer Properties
b. Keterangan
120
E. Sungai Abstrak
a. Layer Properties
b. Keterangan
121
F. Sungai Piktorial
a. Layer Properties
b. Keterangan
122
G. Penggunaan Lahan Abstrak
a. Layer Properties
b. Keterangan
123
H. Penggunaan Lahan Piktorial
a. Layer Properties
b. Keterangan
124
14. Langkah selanjutnya adalah melakukan simbolisasi abstrak dan piktorial jumlah
penduduk dengan layer ‘Admin_Pacitan_Kec_’ dengan cara mengklik kanan pada layer
kemudian pilih properties lalu ke menu symbology kemudian quantities dan klik
graduaded symbols dan mengatur aturan tampilan yang akan ditampilkan.
Klik kanan pada layer yang dipilih kemudian klik Properties.
Kemudian pergi ke menu symbology kemudian quantities dan klik graduaded symbols dan
mengatur aturan tampilan yang akan ditampilkan seperti fields, Symbol Size,dan Classe.
Selanjutnya melakukan simbolisasi pada jumlah penduduk tersebut.
125
A. Jumlah Penduduk Abstrak
a. Layer Properties
b. Keterangan
126
B. Jumlah Penduduk Piktorial
a. Layer Properties
b. Keterangan
127
IV. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Rencana Simbol Peta. (terlampir)
2. Simbolisasi infrastuktur (piktorial dan abstrak). (terlampir)
3. Simbolisasi Jaringan Jalan (piktorial dan abstrak). (terlampir)
4. Simbolisasi Sungai ( piktorial dan abstrak). (terlampir)
5. Penggunaan Lahan (piktorial dan abstrak). (terlampir)
6. Jumlah Penduduk (piktorial dan abstrak). (terlampir)
7. Hasil simbolisasi piktorial dan abstrak. (terlampir)
V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Berdasarkan hasil simbolisasi, apa keuntungan simbolisasi dengan simbol
abstrak dan simbol piktorial?
Simbolisasi dilakukan untuk menyajikan informasi dengan peta (Koeswandari,
2017). Penyajian pada peta sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu abstrak dan
pictorial. Simbol piktorial merupakan penggambaran simbol yang berbentuk menyerupai
obyek aslinya (Priyangga & Widartono, 2014). Sedangkan simbol abstrak dijelaskan
dengan bebas dan acak. Penyajian informasi menggunakan peta dalam bentuk simbol
titik, garis, dan area. Simbolisasi pada peta dilakukan dengan memperhatikan sifat data,
ukuran data, bentuk simbol, sifat simbol, cara penggambaran simbol, serta variabel visual
dan persepsi visual dalam mendesain simbol. Pemilihan simbolisasi pada peta harus
memenuhi kaidah kartografis yang telah berlaku, Berdasarkan cara penggambaran,
simbol dibedakan menjadi dua, yaitu simbol abstrak dan simbol pictorial, Data abstrak
atau yang kerap disebut dengan data geometris data ini biasanya berupa symbol yang
digambarkan dalam bentuk persegi, lingkaran, segitiga dan lainnya. Keuntungan atau
kelebihan dari simbol abstrak adalah lebih mudah untuk dibedakan apalagi jika terlalu
banyak objek yang dipetakan, karena biasanya simbol yang digunakan pada simbol
abstrak untuk membedakan suatu objek adalah hanya pada bentuk dan ukurannya saja,
sehingga akan lebih mudah untuk dibuat, pencarian pada symbol ini juga sangat mudah
untuk ditemukan oleh seorang kartograf ketika melakukan simbolisasi. Sedangkankan
keuntungan dari simbol pictorial adalah mirip dengan objek aslinya sehingga mudah
sekali saat membaca petanya.
128
Pertanyaan 2. Bandingkan masing-masing hasil simbolisasi data. Misalnya titik
infrastruktur dengan simbol abstrak dan piktorial. Berikan penilaian meliputi: kejelasan
informasi, kemudahan membedakan tingkatan data (pada data ordinal), dan mana yang lebih
menarik?
Titik infrastruktur merupakan suatu penggambaran dari sistem yang menampilkan
penyebaran infrastruktur dalam bentuk peta (Ramadhani dkk, 2018). Titik infratruktur
sendiri pada abstrak dapat dijelaskan dengan bangun ruang sedangkan pada piktorial dapat
digambarkan melalui gambaran seperti pada peta rupa bumi. Titik infrastruktur pada
abstrak dijelaskan bentuk ruang seperti persegi, segitiga, segi lima, segi enam dan
dibedakan warnanya agar lebih mudah dibedakan. Sedangkan pada piktrorial dimiripkan
dengan kondisi aslinya seperti kantor camat disimbolkan dengan kantor dengan huruf “c”
pada simbolnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, K., & Si, S. E. M. (2014). Infrastruktur transportasi dan kepadatan penduduk dampaknya
terhadap pendapatan per kapita: Panel Data Evidence dari sembilan provinsi diSumatera.
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 2(2), 438-450.
Endang, S. (2010). Peranan Jaringan Sungai sebagai Jalur Perdagangan di Kalimantan Selatan
pada Pertengahan Kedua Abad XIX. Citra Leka dan Sabda.
Koeswandari, I. O., & Rahardjo, N. (2017). Penggunaan Peta untuk Mengetahui Hubungan antara
Arah Perkembangan Wilayah dengan Konektivitas Jalan dan Pola Persebaran Fasilitas
Umum di Perkotaan Klaten. Jurnal Bumi Indonesia, 6(1).
Panjaitan, A. M. (2013). Kajian Sistem Jaringan Jalan di Wilayah Kota Pekanbaru. Jurnal Teknik
Sipil USU, 2(1).
Priyangga, T. W. W., & Widartono, B. S. (2014). Peta Skematik Jalur Bus Trans Jogja. Jurnal
Bumi Indonesia, 3(4).
Ramadhani dkk. (2018). Analisis dan Desain Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan
Infrastruktur Pemerintahan (Studi Kasus: Kota Pontianak). Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Sains dan Humaniora, 2(1), 12-21.
132
5 Admin Kualitatif Ordinal
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
133
Keseluruhan
134
B. Abstrak
Skala 1 : 25.000
Keseluruhan
135
3. Simbolisasi Jaringan Jalan (piktorial dan abstrak).
A. Piktorial
Skala 1 : 25.000
136
Keseluruhan
137
B. Abstrak
Skala 1 : 25.000
Keseluruhan
138
4. Simbolisasi Sungai ( piktorial dan abstrak).
A. Piktorial
Skala 1 : 25.000
139
Keseluruhan
140
B. Abstrak
Skala 1 : 25.000
Keseluruhan
141
A. Piktorial
Skala 1 : 25.000
Keseluruhan
142
B. Abstrak
Skala 1 : 25.000
143
Keseluruhan
144
6. Jumlah Penduduk (piktorial dan abstrak).
A. Piktorial
Keseluruhan
145
B. Abstrak
146
Keseluruhan
147
7. Hasil simbolisasi piktorial dan abstrak.
A. Piktorial
B. Abstrak
148
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)
--------------------------------------------
TOTAL:
5+16+25+7+9+24=86
Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati
150
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang toponim atau nama geografis (geographical name).
2. Memberikan pengetahuan tentang fungsi toponim pada peta.
3. Melatih keterampilan untuk mengidentifikasi toponim dan mengelompokkannya ke
kelompok fitur berdasarkan karakteristiknya.
4. Melatih keterampilan untuk melakukan penataan toponim sesui dengan fitur yang diwakili
dengan mengacu pada tata cata penulisan toponim.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Alat Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk menunjang
RAM : 4 GB kegiatan praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10 Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor.
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi tambahan
di internet.
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk
membuat laporan praktikum
5 ArcGIS 10.8 Sebagai perangkat lunak untuk melakukan
praktikum.
B. Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1 Modul Praktikum Kartografi Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum.
Acara 8
2 Lembar Kerja Praktikum Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan
Kartografi Acara 8 praktikum.
3. Peta RBI Sebagai bahan untuk melakukan praktikum.
151
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah kerja yang dilakukan pertama kali adalah membuka peta digital yang
dipersiapkan dengan membuka ArcGIS terlebih dahulu.
Membuka ArcMap
152
2. Kemudian melihat attribute table pada data yang telah ditambahkan.
3. Langkah selanjutnya adalah membuat tabel identifikasi toponim terlebih dahulu sebelum
memulai praktikum.
153
4. Langkah berikutnya adalah memindahkan View ke Layout View, kemudian mengatur
ukuran kertas pada A2 dan skala peta 1:25.000.
Menuju ke menu View dan pilih Layout View.
Lalu mengganti tampilan kertas menjadi A2 dengan cara klik pada menu File lalu pilih Page
and Print Set Up.
154
Mengatur ukuran kertas menjadi A2 dan klik OK.
155
Dan tampilan menjadi seperti berikut.
156
Dan akan tampil hasil seperti berikut sesuai dengan “KETERANGAN”.
7. Langkah selanjutnya adalah dengan memunculkan label pada menu properties lalu ke
label.
157
Dan hasilnya seperti berikut.
158
Dan hasilnya seperti berikut.
9. Selanjutnya juga melakukan melanjutkan melakukan lettering pada data yang lain dengan
mengacu pada tata cata penulisan toponim.
159
Dan hasilnya seperti berikut.
10. Langah selanjutnya adalah dengan melakukan lettering pada perairan seperti sungai dan
teluk sesuai pada tata cata penulisan toponim. Dengan cara menggunakan tools drawing lalu
kemudian diatur warna dan ukuran font.
A. Sungai
160
B. Teluk
161
Praktikum Kartografi Acara 8 ini sendiri melakukan toponim atau memberikan nama-
nama geografis pada peta. Pemberian toponim dilakukan pada Daerah Istimewa,Kotamadya,
Kecamatan, Desa, Kampung, sungai dan teluk. Penamaan Toponim untuk Daerah Istimewa,
Kotamadya, Kecamatan, Desa, Kampung, dan sungai dilakukan secara otomatis
menggunakan simbolisasi sedangkan teluk dilakukan secara manual dengan menambahkan
text. Toponim daerah istimewa ini hanya terdapat satu pada peta yaitu Kecamatan Pacitan.
Toponim kotamadya seperti Tanjungsari, Kembang, Semanten, Widoro, Bangunsari,
Sidoharjo, Ploso, Baleharjo, Sedeng, Sumberejo, Pacitan, Pucangsewu, Sambong, Pager,
Ngerjoso, Duduhan, Tegalrejo, Krajan dua, Mranggen, Dayakan, Klisat, Desa Banjarsari,
Desa Tambakrejo dan lain-lain. Kemudian ada toponim Kampung seperti Suruhan, Bengkal,
Arjowinangun, Kiteran, Jatirogo, Sumber, Bedayu, Natam, Teleng, Tempuran, Sidomaju,
Sidomakmur, Bagak, Ciwilan, dan lain-lain. Toponim sungai terdapattujuh toponim yakni
Kali Grindulu, Muso, Kedung, Jelo, Tani, Teleng, Kedungdowu. Toponim teluk disini hanya
terdapat satu toponim yaitu Teluk Pacitan. Pada toponim sendiri digunakan agar pembaca
peta dapat lebih mudah dalam membaca dan memahami peta itu sendiri. Toponimi mengkaji
nama-nama dari tempat sehingga pada dasarnya dapat diketahui perbedaannya (Segara,
2017).
2. Deskripsikan cara lettering dan penataan tiap-tiap toponim yang ada pada peta.
Toponimi merupakan kegiatan mempelajari mengenai toponim pada tempat tinggal
manusia (Lestari, 2021). Cara penulisan atau lettering pada Praktikum Kartografi Acara 8
sendiri sangat bervariasi seperti nama daerah isitimewa ditulisakan dengan font yang lebih
besar daripada yang lain, dilanjutkan dengan daerah yang lain seperti Kotamadya,
Kecamatan, Desa, Kampung dan disesuaikan dengan aturan yang ada. Pada toponim perairan
sendiri terdapat sungai dan teluk. Pada penulisan sungai dapat ditulis dengan italic dan
menggunakan warna biru agar dapat dibedakan dengan data yang lain. Penamaan atau proses
dari lettering sendiri dapat dilakukan dengan melakukan pemilihan layer terlebih dahulu
kemudian klik kanan pada data yang dipilih. Selanjutnya pilih label dan mengatur ukuran,
jenis, dan warna font dengan begitu nantinya peta akan lebih mudah dipahami.
162
3. Bagaimana hasil akhir peta yang telah ditata toponimnya? Bandingkan dengan peta
sebelum penataan.
Pada Praktikum Kartografi Acara 8 ini dapat didihasilkan hasil klasifikasi tabel dan
hasil dari toponim berupa screenshot. Jika dibandingkan dengan sebelum melakukan
toponim peta akan terlihat jauh berbeda. Dikarenakan pada awalnya saat setelah melakukan
add data peta akan tampil seperi data-data yang belum memiliki penamaan dan simbol sama
sekali. Oleh karena itulah dillakukan lettering pada Daerah Istimewa Kotamadya,
Kecamatan, Desa, Kampung, sungai dan teluk dengan menggunakan aturan yang ada pada
tampilan peta. Kemudian setelah melakukan lettering akan tampil perbedaanya.
Perbedaanya sendiri adalah seperti perbedaan font pada penamaannya kemudian perbedaan
warna dan ukuran font tersebut. Seperi pada contohnya penulisan perairan (Sungai dan
Teluk) disini dituliskan dengan font Times New Roman dengan menggunakan italic dan
warna biru. Oleh karena itu toponim merupakan hal yang cukup penting dikarenakan agar
pembaca dapat membaca dan memahami peta dengan mudah. Unsur pada peta merupakan
unsur yang wajib ada pada peta citra yang terdiri dari toponim, batas wilayah,
jaringan/infrastruktur transportasi, perairan, dan sarana prasarana (Riadi & Rachma, 2017).
VI. KESIMPULAN
1. Toponim merupakan sebuah penamaan objek yang memiliki karakteristik dan sifat yang
berbeda-beda dan menganut pada peraturan yang ada.
2. Cara penulisan atau lettering pada toponim sendiri memiliki karakternya masing-masing
nama daerah isitimewa dituliskan dengan font yang lebih besar daripada yang lain,
dilanjutkan dengan daerah yang lain seperti Kotamadya, Kecamatan, Desa, Kampung dan
disesuaikan dengan aturan yang ada.
3. Praktikum Kartografi Acara 8 dapat dihasilkan berupa tabel klasifikasi toponim dan hasil
dari lettering yang telah dilakukan berupa pemberian simbol, penjelasan pada suatu nama
data.
VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 8 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan
materi yang disampaikan Ibu Dosen dan bantuan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang
sangat jelas dalam menerangkan materi sehingga tidak ada saran pada acara ini.
163
DAFTAR PUSTAKA
Muhyidin, A. (2017). Kearifan lokal dalam toponimi di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten:
Sebuah penelitian antropolinguistik. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 17(2), 232-240.
Mursidi, A., & Soetopo, D. (2019). Toponimi Kecamatan Kabupaten Banyuwnagi Pendekatan
Historis.
Riadi, B., & Rachma, T. R. N. (2017). Kajian Prototipe Peta Desa Menggunakan Citra Satelit
Resolusi Tinggi. Majalah Ilmiah Globe, 19(2), 147-156.
Segara, N. B. (2017). Kajian Nilai Pada Toponimi Di Wilayah Kota Cirebon Sebagai Potensi
Sumber Belajar Geografi. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi
Kegeografian, 14(1), 54-67.
164
LAMPIRAN
1. Tabel identifikasi toponim.
Objek Alami/Buatan Objek Toponim
Alami Sungai Kali Muso, Kali Teleng, Kali
Grindulu, Kali Tani, Kali Kedung,
Kali Kedungdowo, Kali Jelo
Teluk Teluk Pacitan
Buatan Nama Daerah Istimewa Kecamatan Pacitan
Nama Kotamadya Tanjungsari, Kembang, Semanten,
Widoro, Bangunsari, Sidoharjo, Ploso,
Baleharjo, Sedeng, Sumberejo,
Pacitan, Pucangsewu, Sambong, dll.
Nama Ibukota -
Kecamatan
Nama Ibukota Desa Betulo, Plosorejo, Purwoharjo,
Sidorukun, Tanjung, Craken Wetan,
Krajan Kidul, Sugihwaras, Ngemplak,
Pager, Ngerjoso, Duduhan, dll.
Nama Ibukota Suruhan, Bengkal, Arjowinangun,
Kampung Kiteran, Jatirogo, Sumber, Bedayu,
Natam, Teleng, Tempuran, Sidomaju,
Sidomakmur, Bagak, Pleren, Sidorejo,
Balong, Sundeng, dll.
165
2. Screenshoot/ printscreen peta sebelum dilakukan lettering dan penataan toponim.
166
167
3. Screenshoot/ printscreen peta setelah dilakukan lettering dan penataan toponim.
168
169
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)
2021-11-29 00:09:42
DESAIN DAN TATA LETAK (LAYOUT PETA)
--------------------------------------------
Total = 5+17+28+7+3+7+24 = 91
Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati
170
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
171
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang tata letak (layout) peta.
2. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam merancang dan mendesain tata letak
peta/informasi tepi (marginal information) dalam komposisi yang benar.
172
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah pertama adalah membaca dan memahami modul Praktikum Kartografi Acara
9 tentang Desain dan Tata Letak (Layout) Peta terlebih dahulu.
173
Part 2
4. Kemudian dikarenakan Praktikum layout peta ini menggunakan data shapefile yang
telah dilakukan simbolisasi (pictorial) dan lettering toponim peta. Sebelum melakukan
praktikum harus mengexport layer file terlebih dahulu agar dapat melakukan dipanggil
add data pada pengaturan simbol otomatis tampil.
174
Dan
5. Langkah selanjutnya adalah mengubah tampilan ke Layout View terlebih dahulu dengan
cara menuju menu View kemudian pilih Layout View.
175
Kemudian mengatur ukuran dengan cara pergi ke menu File lalu pilih Page and Print
Setup.
176
6. Langkah berikutnya adalah menetapkan skala 1:25.000 dengan cara pergi ke menu View
kemudian pilih dan klik Data Frame Properties dan pergi ke Data Frame kemudian
mengatur Scale : 1:25.000 dan juga tidak lupa pergi ke Frame untuk mengubah tampilan
background menjadi warna biru.
Pergi ke menu View dan menuju Data Frame Properties.
177
Setelah mengatur skala dilanjutkan dengan mengatur background dengan cara dilanjutkan
pergi ke menu Frame dan menyesuaikan warna background nya.
7. Selanjutnya adalah menambahkan grid dapat dilakukan dengan cara mengklik kanan
pada tampilan kemudian pilih Properties lalu pilih Grids lalu pilih New Grids dan klik
Graticule divides maps dilanjutkan dengan Next kemudian Graticule Labels lalu memilih
warna biru kemudian dilanjutkan pada Properties dan mengatur pada tampilan Intervals.
178
Kemudian pilih New Grid.
Kemudian next
Mengatur intervals.
179
Kemudian pergi ke menu intervals lagi dan mengatur gridnya.
180
9. Langkah selanjutnya membuat inset dengan cara pergi ke menu Insert lalu pilih dan klik
Data Frame kemudian menambahkan Admin_Pacitan_Kec dan diatur lebih lanjut lagi.
181
Kemudian menambahkan data admin Jawa Tengah dan Jawa Timur serta memberikan
background warna biru untuk menandakan laut dengan cara mengklik kanan kemudian
memilih Properties lalu pergi ke menu Frame dan memilih warna biru untuk backgorund.
Kemudian memberikan lettering pada tampilan inset seperti pada provinsi dan samudera.
A. Jawa Tengah
B. Jawa Timur
182
C. Samudera Hindia
Kemudian membuat grid pada insert dengan cara klik kanan kemudian pilih properties
kemudian klik grids dan dilanjutkan dengan mengatur tampilan grid nya.
183
Kemudian membuat simbol rectangle untuk menjadi bingkai insert pada tampilan peta.
Kemudian menyatukan semua data agar bersatu dengan Group yang dapat dilakukan
dengan cara pilih data yang akan disatukan kemudian klik kanan dan pilih Group.
184
10. Selanjutnya membuat kotak pada sisi kanan layout peta dengan cara klik rectangle
kemudian membuat kotak dan mengubah fill color nya.
185
11. Kemudian memberikan text untuk judul peta
12. Menambahkan arah mata angin dengan cara pergi ke menu Insert kemudian pilih
North Arrow dan memilih gambar arah mata angin agar memudahkan pembaca peta.
186
Dan akan tampil seperti berikut.
13. Kemudian menambahkan skala dengan cara pergi ke menu Insert lalu pilih Scale Bar
kemudian memilih Scale Bar.
Kemudian mengatur tampilan Scale Bar dengan mengklik kanan lali klik Properties dan
mengatur Scale and Units dan menambahkan keterangan 1:25.000 menggunakan text.
187
Dan tampilan akan menjadi seperti berikut.
14. Langkah selanjutnya adalah menambahkan keterangan Proyeksi, Sistem Grid, dan
Datum.
15. Langkah berikutnya menambahkan legenda dengan cara pergi ke menu Insert
kemudian pilih Legend dilanjutkan dengan memilih items lalu memberi nama pada
Legend Title.
188
Berikutnya mengatur tampilan legenda apa saja yang akan ditampilkan dan merapikan
Legenda agar tidak terlalu panjang dengan menambahkan satu persatu kemudian mengatur
Column count for item untuk legenda yang panjang agar lebih rapih.
Dilanjutkan dengan klik kanan kemudian pilih Convert To Graphics dan dilanjutkan
Ungroup
189
Kemudian mengatur tata letak Legenda hingga seperti berikut.
16. Langkah selanjutnya adalah dengan menambahkan sumber data serta penyusun peta.
17. Selanjutnya menambahkan lembaga dan logo UGM dengan cara pergi ke menu Insert
kemudian pilih Picture dan memilih gambar yang akan ditampilkan.
190
Dan hasilnya akan menjadi berikut
18. Berikut tampilan keseluruhan peta yang akan di Export peta ke dalam PDF dan JPEG
dengan cara pergi ke menu File lalu pilih Export dan memilih resolution yang tinggi agar
peta dapat terlihat dengan jelas.
191
A. PDF
B. JPG
192
IV. HASIL PRAKTIKUM
1. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pacitan. (terlampir)
V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Sebut dan jelaskan bagian-bagian dalam penyusunan tata letak (layout) peta.
193
dari instansi mana. Logo dan keterangan instansi yang digunakan pada praktikum kali ini
194
adalah logo Universitas Gadjah Mada dengan keterangan instansi Sistem Informasi
Geografis, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
Inset peta adalah gambaran global wilayah sekitar daerah yang dipetakan agar
menjelaskan wilayah peta utama. Koordinat/grid peta adalah garis hayal yang terbentuk
dari garis vertikal dan garis horizontal yang mengorientasikan lokasi/koordinat peta
dengan koordinat lokasi sebenarnya. Interpolasi titik grid, interpolasi titik kontur, proses
koneksi titik kontur merupakan kelompok yang dapat dapat menampilkan peta secara jelas
(Pertiwi, 2011).
Pertanyaan 3. Jelaskan prinsip menyusun layout peta yang baik sesuai dengan contoh peta
yang Anda buat, misalnya: proporsi muka peta dengan keterangan tepi, penyusunan bagian-
bagian layout peta, cara membuat skala yang benar, inset peta dll.
195
Pada Praktikum Kartografi Acara 9 ini menggunakan prinsip penyusunan pada
desain tata letak peta atau layout peta sendiri terdiri dari 6 hal yang perlu untuk
diperhatikan, yaitu clarity, order, balance, contrast, unity, dan harmony. Prinsip Clarity
merupakan sebuah prinsip yang menonjolkan data-data penting yang akan ditampilkan
196
pada peta dan dapat dilihat dari pemilihan komponen-komponen peta yang penting untuk
disajikan, seperti judul peta, skala peta, proyeksi peta, legenda, sumber data, penyusunan
peta, logo serta keterangan instansi, inset peta, dan grid peta. Prinsip clarity merupakan
prinsip kejelasan dari isi informasi yang didapat supaya nantinya tidak akan menimbulkan
multi interpretasi yang menimbulkan kesalahan dan error (Masdul, 2018). Selanjutnya ada
Prinsip Order yang merupakan pembuatan dari aturan-aturan agar pengguna dapat
membaca informasi dengan berurutan sehingga dapat mudah dimengerti. Prinsip Order
juga sering digunakan untuk mengomprosikan keruangan (Dharma, 2004). Pada Peta
Penggunaan Lahan Kecamatan Pacitan yang dapat menggunakan aturan-aturan tersebut
dicontohkan dengan mengurutkan tampilan peta penting yang terletak pada sebelah kanan,
dimulai dari judul peta, skala peta, proyeksi peta, legenda atau keterangan, sumber data,
penyusunan peta, dan logo beserta nama instansi. Inset peta terletak pada pojok kiri.
Selanjutnya terdapat Prinsip Balance yang merupakan prinsip yang menekankan pada
tampilan keseimbangan visual dari setiap elemen. Misalnya pada sisi kiri peta terdapat
tampilan peta yang terdiri dari gambar-gambar, dan pada sisi kanan peta terdapat tempat
untuk menuliskan deskripsi tekstual pada peta untuk keseimbangan visual antar gambar.
Contoh lain adalah keseimbangan ruang kosong di bagian atas, bawah, kiri, dan kanan
peta. Prinsip Kontras adalah prinsip peta yang menekankan pada representasi hierarki
visual untuk membuat peta yang seimbang dan menarik. Contoh peta tata guna lahan di
wilayah Pacitan adalah perbedaan antara elemen peta dengan elemen peta lainnya.
Misalnya background peta, hijau untuk perkebunan dan hutan, kuning untuk tegalan, dan
lain sebagainya. Warna yang berbeda membuat tampilan kartu lebih menarik dan lebih
mudah dikenali. Oleh karena itu peta dapat dipahami dan dibaca dengan mudah oleh orang
atau dapat digunakan untuk fungsi tertentu seperti mencari lokasi. Prinsip Unity
merupakan sebuah prinsip yang membuat seluruh elemen memiliki kesatuan dan
kepaduan sehingga dapat menghasilkan hasil tema yang kuat. Prinsip Unity sendiri juga
menggunakan pendekatan repetatioin yakni pengulangan beberapa aspek pada desain yang
mengandung elemen-elemen tertentu (Kuswanto, 2017). Peta yang disajikan pada Peta
Penggunaan Lahan Kecamatan Pacitan memiliki keterkaitan warna peta seperti padahutan
dan perkebunan menggunakan warna hijau, air laut dan teluk menggunakan warna biru,
dan sebagainya. Pemberian warna tersebut keterkaitan yang berhubungan sehingga dapat
mudah dipahami dikarenakan warna sudah sesuai. Contoh yang lain terdapat pada
keterangan skala 1:25.000, skala sendiri sudah saling berhubungan dan sesuai dengan
1:25.000. Prinsip unity juga memiliki definisi bagian dari prinsip komposisi tata rupa yang
harus diperhatikan agar selu menjadi kesatuan (Saragih & Zulkifli, 2018).
VI. KESIMPULAN
1. Pembuatan Layout pada peta merupakan langkah terakhir dari proses pembuatan peta
dan akan menghasilkan output berupa peta yang dapat dibaca seseorang dan dapati
dipahami sebagai petunjuk arah atau yang lain.
197
2. Penyusunan desain dan layout pada peta terdiri dari enam hal yaitu clarity, order,
balance, contrast, unity, dan harmony.
3. Proporsi penyusunan layout peta dapat diatur dengan mengikuti bagian peta yang lain
dan harus berhubungan seperti judul dan skala yang sesuai pada tampilan peta.
VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 9 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan Ibu
Dosen dan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang sangat jelas dalam menerangkan materi
praktikum tentang Desain dan Tata Letak (Layout Peta) sehingga tidak ada saran pada
acara ini.
DAFTAR PUSTAKA
Laksono, A. D., & Rahardjo, N. (2013). Evaluasi Simbol Pada Peta Taktual Kota
Yogyakarta. Jurnal Bumi Indonesia, 3(2).
Martono, A. D. (2008). Penggambaran Peta Tematik Menggunakan Sistem Informasi
Geografis dengan Perangkat Lunak ArcView 3.3.
Masdul, M. R. (2018). Komunikasi pembelajaran. IQRA Jurnal Ilmu Kependidikan Dan
Keislaman, 13(2), 1-9.
Pertiwi, A. (2011). Metoda Interpolasi Inverse Distance Untuk Peta Ketinggian (Kontur).
Semantik, 1(1).
Rostianingsih dkk. (2004). Pemodelan peta topografi ke objek tiga dimensi. Jurnal
Informatika, 5(1), 14-21.
Sappaile, B. I. (2007). Pembobotan butir pernyataan dalam bentuk skala likert dengan
pendekatan distribusi z. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 13(64), 1-8.
Saragih, L. A., & Zulkifli, Z. (2018). Analisis Kerajinan Souvenir Diorama Berbahan
Limbah pada Pengrajin Dikraf Berdasarkan Prinsip-Prinsip Desain. Gorga: Jurnal
Seni Rupa, 8(1), 272-278.
Sentana, D. (2004). SISTEM INFORMASI OBJEK WISATA LEWAT PETA BERBASIS WEB
DI KABUPATEN TABANAN (Doctoral dissertation, STMIK AKAKOM Yogyakarta).
198
Sunaryo dkk. (2016). Mengetahui hubungan lahan vegetasi dan lahan terbangun
(pemukiman) terhadap perubahan suhu permukaan tanah dengan memanfaatkan citra
satelit. Jurnal Spectra, 14(28), 65-76.
199
LAMPIRAN
1. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pacitan.
Screenshot :
200
Hasil Export :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
a. Kesimpulan Umum
b. Kesimpulan Khusus
1. Maka dapat disimpulkan dari kelima peta tersebut dapat dibedakan menjadi
3 jenis peta yaitu peta umum, peta khusus, dan peta kartometrik. Seperti
halnya Peta Desa banguncipto dan Peta Topografi Kabupaten Semarang
termasuk jenis peta umum lalu Peta Lembar Geologi Yogyakarta Jawa dan
Peta Garam Kabupaten Brebes termasuk dalam jenis peta khusus dan juga
Peta Dixon Entrance To Cape ST. Elias termasuk dalam jenis peta
kartometrik.
2. Peta umum, peta khusus, dan peta kartometrik dapat dibedakan dari unsur
setiap peta. Biasanya peta umum terdapat simbol-simbol yang mudah
dipahami seperti ibukota, gunung, kantor bupati dan lain-lain. Lain hal lagi
dengan peta khusus yang memiliki ciri khas lain, biasanya peta khusus
menjelaskan satu hal yang spesifik seperti peta kepadatan penduduk, peta
curah hujan dan lain-lain. Selanjutnya adalah peta kartometrik yang dapat
dibedakan dari angka-angka hitungannya yang rumit dikarenakan memang
tujuan dari peta kartometri untuk pengukuran dan penghitungan.
3. Informasi dari setiap jenis peta tentunya akan berbeda-beda apa yang
disampaikannya. Seperti halnya peta umum mendapat informasi yang
sederhana seperti batas-batas wilayah atau letak-letak dari setiap daerah.
Peta khusus bisa mendapat informasi sesuai spesifik terhadap satu tema,
seperti contohnya peta geologi dapat membantu memperoleh informasi
mengenai struktur batuan. Lalu peta kartometrik dapat memperoleh angka
perhitungan atau titik-titik koordinat secara akurat dan rinci.
4. Peta digital memiliki beragam fungsi dan manfaat tersendiri, dengan peta
digital dapat menghemat biaya dan lebih efisien jika digunakan.
5. Dengan menggunakan peta digital dapat mempermudah untuk melakukan
persebaran informasi dikarenakan dengan internet dapat melakukan
persebaran informasi dengan cepat. Definisi Diseminasi sendiri adalah
202
proses kegiatan mencari, menyusun informasi, merencanakan, lalu
melakukan inovasi yang kemudian dapat dimanfaatkan denngan mudah
oleh banyak orang.
6. Pada skala peta yang dapat dihitung dengan mudah menggunakan alat ukur
seperti penggaris dan busur. Skala numerik juga sudah menunjukkan
perbandingan jarak antara peta dengan lokasi sebenarnya. Skala verbal
menjelaskan perbandingan skala dalam bentuk kalimat. Skala grafik
menjelaskan grafik dari skala peta tetapi untuk membacanya masih
diperlukan penghitungan terlebih dahulu.
7. Jarak horizontal merupakan sebuah jarak terdekat dari peta untuk
menghubungkan titik A dan titik B. Jarak horizontal dapat diukur secara
langsung dengan menggunakan perhitungan jarak pada peta lalu
dikalkulasikan dengan skala peta sehingga menghasilkan jarak sebenarnya.
Jarak vertikal dapat dihitung menggunakan rumus trigonometri dengan
informasi jarak horizontal dan beda tinggi. Selain itu untuk menghitung
jarak miring horizontal dapat dihitung menggunakan rumus. Dan untuk
mengetahui sudut pada peta dapat diukur menggunakan alat ukur seperti
busur.
8. Pengukuran peta dapat dihitung menggunakan rumus-rumus tertentu
sehingga dapat menunjukan posisi yang tepat dan akurat. Seperi posisi
horizontal absolut yang dapat diukur berdasarkan letak suatu obyek
terhadap garis koordinat yang dinyatakan dengan mT dan mU. Kemudian
posisi horizontal relatif yang dapat diketahui dengan letak suatu obyek
dengan obyek lainnya berdasarkan dengan arah mata angina. Selanjutnya
ada posisi vertikal absolut dapat diketahui berdasarkan ketinggian suatu
obyek yang dapat diukur menggunakan garis kontur didalam peta.
Kemudian yang terakhir ada posisi vertikal relatif yang dapat diketahui
dengan melakukan perbandingan ketinggian lebih tinggi maupun lebih
rendah dari objek lain.
9. Representasi posisi absolut dan posisi relatif memiliki keuntungan dan
kerugiannya masing-masing. Seperti keuntungan representasi posisi absolut
yang memiliki keakuratan dalam menunjukan posisi dan posisi relatif yang
dapat dengan mudah dipahami. Sedangkan kekurangan representasi posisi
absolut adalah sulit dipahami dan kekurangan representasi posisi relatif
adalah kurang akurat dalam menunjukan tempat dan lokasi.
10. Otomatisasi dilakukan agar dapat mempermudah pekerjaan manusia dan
menjadi lebih efisien. Contoh alat untuk mengukur dari posisi absolut
sendiri adalah GPS. GPS berfungsi untuk membantu memberitahukan
informasi tentang posisi absolut seperti titik koordinat.
11. Informasi Lembar Peta dapat membantu pada saat membaca dan memahami
peta sehingga dapat mengambil informasi dari peta tersebut.
12. Skala dapat diidentifikasi sehingga dapat membandingkan peta dengan
jarak sesungguhnya daripada jarak pada peta.
203
13. Penomoran pada peta juga membantu saat membaca dan menangkap
informasi menggunakan cara membagi grid pada peta dengan Nomor
Lembar Peta.
14. Generalisasi merupakan sebuah metode dari pembuatan peta pada skala
tertentu yang dihasilkan dari peta pada skala yang lebih besar.
15. Generalisasi pada peta ada penyederhaan (simplification), perbesaran
(enlargement), pergeseran (displacement), penggabungan (merging), dan
pemilihan (selection).
16. Generalisasi pada peta dilakukan pada beberapa unsur saja dikarenakan
tidak semua unsur pada peta bersifat wajib digeneralisasi.
17. Generalisasi pada peta memiliki macam-macam skala seperti dari 1:5.000
ke 1:10.000.
18. Kendala proses generalisasi sendiri biasanya terjadi dikarenakan salahnya
pengukukuran pada peta saat membuat grid.
19. Simbolisasi abstrak dan piktorial memiliki kelebihannya masing-masing
seperti abstrak dapat menjelaskan secara bebas dan piktorial memiliki
bentuk yang menyerupai obyek aslinya.
20. Titik infrastruktur pada abstrak dapat dijelaskan dengan bangun ruang
sedangkan pada piktorial dapat digambarkan melalui gambaran seperti pada
peta rupa bumi.
21. Jaringan jalan pada abstrak dapat dijelaskan dengan garis hitam yang putus-
putus atau lurus sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan acuan
seperti peta rupa bumi.
22. Sungai pada abstrak dapat dijelaskan dengan garis biru yang putus-putus
atau lurus sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan acuan
seperti peta rupa bumi.
23. Penggunaan lahan pada abstrak dapat dijelaskan dengan daftar pilihan pada
ArcMap yaitu Geology 24K sedangkan pada piktorial dapat digambarkan
dengan acuan seperti peta rupa bumi.
24. Kepadatan penduduk pada abstrak dapat dijelaskan dengan bentuk
lingkaran atau diagram sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan
menyerupai objek aslinya yaitu ilustrasi manusia atau orang.
25. Toponim merupakan sebuah penamaan objek yang memiliki karakteristik
dan sifat yang berbeda-beda dan menganut pada peraturan yang ada.
26. Cara penulisan atau lettering pada toponim sendiri memiliki karakternya
masing-masing nama daerah isitimewa dituliskan dengan font yang lebih
besar daripada yang lain, dilanjutkan dengan daerah yang lain seperti
Kotamadya, Kecamatan, Desa, Kampung dan disesuaikan dengan aturan
yang ada.
204
27. Praktikum Kartografi dapat dihasilkan berupa tabel klasifikasi toponim dan
hasil dari lettering yang telah dilakukan berupa pemberian simbol,
penjelasan pada suatu nama data.
28. Pembuatan Layout pada peta merupakan langkah terakhir dari proses
pembuatan peta dan akan menghasilkan output berupa peta yang dapat
dibaca seseorang dan dapati dipahami sebagai petunjuk arah atau yang lain.
29. Penyusunan desain dan layout pada peta terdiri dari enam hal yaitu clarity,
order, balance, contrast, unity, dan harmony.
30. Proporsi penyusunan layout peta dapat diatur dengan mengikuti bagian peta
yang lain dan harus berhubungan seperti judul dan skala yang sesuai pada
tampilan peta.
B. Saran
Pada Praktikum Kartografi Semester Ganjil ini mungkin tidak ada saran yang
signifikan dikarenakan Praktikum Kartografi sendiri sudah terlaksanakan dengan
lancar dikarenakan Bapak Dosen dan Kakak Assisten Praktikum yang sudah
memberikan ataupun menerangkan praktikum yang mudah dipahami oleh
mahasiswa. Oleh karena itu disini Saya ingin berterima kasih kepada Bapak Dosen
dan Kakak Asisten Praktikum.
205
DAFTAR PUSTAKA
206