Anda di halaman 1dari 206

LAPORAN PRAKTIKUM

KARTOGRAFI
(SVIG213107)

HALAMAN JUDUL
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KARTOGRAFI
SEMESTER GANJIL

Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Senin/ 11:00-13:00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan oleh penulis ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, sebab dengan berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan akhir
untuk Praktikum Kartografi Semester Ganjil Tahun ajaran 2021/2022.

Dalam penyusunan laporan akhir ini, penulis ingin mengucapkan terima


kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam penyusunan laporan
akhir ini. Tentunya laporan akhir ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesmpatan kali ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada pendukung dan penyelenggara serta yang bersangkutan pada
Praktikum Kartografi yaitu:

1. Bapak Hendy Faturrochman, S.Si., M.Sc., dan Ibu Warsini Handayani,


S.Si., M.Sc., selaku Dosen Pengampu Praktikum Kartografi.
2. Arlinda Eka Meilina, Clarisa Nadia, Irma Herawati, selaku Asisten
Praktikum Kartografi.
3. Keluarga dan teman-teman yang memberi dukungan selama
praktikum.
4. Serta diri Saya sendiri yang telah menjalani praktikum pada semester
ganjil ini.

Penulis menyadari secara penuh bahwa masih terdapat kekurangan pada


laporan akhir praktikum ini. Oleh sebab itu, dengan sangat rendah hati penulis akan
sangat terbuka apabila ada saran dan kritik dari pembaca untuk laporan akhir
praktikum ini. Penulis juga berharap semoga laporan akhir praktikum ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 14 Desember 2021

Naufal Kusuma Putra

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
A. Latar Belakang ......................................................................................... 4
B. Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II. DASAR TEORI ....................................................................................... 7
BAB III. HASIL PRAKTIKUM & PEMBAHASAN ........................................ 8
BAB V. KESIMPULAN & SARAN ................................................................ 202
A. Kesimpulan ........................................................................................... 202
B. Saran ..................................................................................................... 205
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 206

DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kartografi sendiri merupakan bidang ilmu mengenai geografi dan pemetaan
sekarang ini yang sedang dibutuhkan pada generasi sekarang dikarenakan banyak
nya lapangan pekerjaan yang membutuhkan pemetaan untuk lahan dan pembuatan
jalur agar mudah. Melalui pembelajaran kartografi dalam praktikum semester ganjil
ini, mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu tentang pemetaan
yang berhubungan dengan bidang ilmu spasial. Pada Praktikum Kartografi sendiri
juga mempelajari tentang Dasar Peta, Nomor Lembar Peta, Generalisasi dan lain
sebagainya. Diharapkan mahasiswa mampu menggunakan maupun menguasai ilmu
tersebut dan dapat digunakan untuk pekerjaan yang mendukung.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Praktikum Kartografi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar terkait
dengan pemetaan dan dasar peta. Kartografi pada bidang spasial sendiri digunakan agar
dapat membantu penyimpanan data terkait wilayah dan daerah yang ada.
b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui jenis jenis peta.

2. Mengetahui perbedaan peta umum, peta khusus dan peta kartometrik.

3. Mengindetifikasi informasi yang terdapat pada peta umum,peta khusus dan peta
kartometrik.

4. Mengetahui dan memahami unsur-unsur informasi dalam peta digital.

5. Mengetahui cara penyebarluasan (diseminasi) dan mengekstraksi informasi pada


peta digital.

6. Menghitung skala pada peta.

7. Menghitung jarak vertikal, horizontal, dan sudut pada peta.

4
8. Mengenali objek pada peta.

9. Membaca posisi horisontal objek secara relatif dan absolut.

10. Membaca posisi vertikal objek secara relatif dan absolut.

11. Membaca informasi lembar peta.

12. Mengidentifikasi skala peta dari lembar peta.

13. Membuat konfigurasi penomoran peta multiskala.

14. Memberikan pengetahuan tentang perubahan skala peta yang keterkaitan


dengan kedetailan informasi yang disajikan.

15. Memberikan pengetahuan tentang konsep generalisasi peta meliputi


generalisasi grafis dan generalisasi konseptual.

16. Melatih keterampilan untuk melakukan generalisasi peta terutama generalisasi


grafis.

17. Memberikan pengetahuan tentang simbol peta dan fungsinya untuk representasi
objek atau fenomena dunia nyata yang dipetakan.

18. Memberikan pengetahuan tentang klasifikasi dan berbagai macam simbol peta.

19. Melatih keterampilan untuk mengidentifikasi jenis data geospasial.

20. Melatih keterampilan untuk membuat simbol abstrak dan pictorial.

21. Mengetahui tentang toponim atau nama geografis (geographical name).

22. Mengetahui tentang fungsi toponim pada peta.

23. Mengidentifikasi toponim dan mengelompokkannya ke kelompok fitur


berdasarkan karakteristiknya.

24. Melakukan penataan toponim sesui dengan fitur yang diwakili dengan mengacu
pada tata cata penulisan toponim.

5
25. Mengetahui tentang tentang tata letak (layout) peta.

26. Merancang dan mendesain tata letak peta/ informasi tepi (marginal information)
dalam komposisi yang benar.

6
BAB II
DASAR TEORI
Praktikum Kartografi Semester Ganjil ini mempelajari berbagai banyak hal
sehingga pada praktikum basi data dapat diambil ilmu dari berbagai bidang.
Kartografi sendiri merupakan bidang ilmu mengenai geografi dan pemetaan
sekarang ini yang sedang dibutuhkan pada generasi sekarang dikarenakan banyak
nya lapangan pekerjaan yang membutuhkan pemetaan untuk lahan dan pembuatan
jalur agar mudah. Kartografi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang
proses pembuatan peta, dimulai daripengumpulan data, seleksi data, produksi dan
analisis (Dedy, 2017). Secara umum, peta ini dibedakan menjadi tiga jenis, yakni
peta topografi untuk menggambarkan relief bumi, peta korografi yang
menggambarkan seluruh permukaan bumi dengan skala kecil, dan peta dunia atau
geografis yang menggambarkan bentuk dan wilayah setiap negara di dunia.

7
BAB III
HASIL PRAKTIKUM & PEMBAHASAN

8
LAPORAN PRAKTIKUM

KARTOGRAFI

(SVIG213104) CLARISA NADIA P F

2021-09-20 07:12:36
ACARA I
--------------------------------------------
PENGENALAN JENIS PETA TOTAL = 5+16+28+8+24+9 = 90

Dibuat
oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA
2021

9
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

I. TUJUAN
1. Mengetahui jenis jenis peta.
2. Mengetahui perbedaan peta umum,peta khusus dan peta kartometrik.
3. Mengindetifikasi informasi yang terdapat pada peta umum,peta khusus dan peta
kartometrik.

II. ALAT DAN BAHAN


No Nama Alat/Bahan Keterangan
1 Perangkat Keras Sebagai perangkat keras yang digunakan untuk
Laptop Lenovo menunjang kegiatan pratikum.
Ideapad 320s
2 Microsoft Word Perangkat lunak untuk membuat laporan pratikum.
3 Modul pratikum acara Sebagai acuan untuk mengerjakan kegiatan
1 pratikum.
4 Lembar Kerja Sebagai bahan untuk mengerjakan laporan
Pratikum pratikum.
5 Peta digital : Peta Sebagai bahan utama untuk mengerjakan
umum, Peta khusus, pratikum.
dan Peta Kartometrik

III. LANGKAH KERJA


1. Persiapkan peta digital yang akan diamati
2. Mengamati dan memperhatikan peta digital yang sudah disediakan
3. Mengelompokan peta menjadi 3 kategori : Peta umum, peta khusus, dan
peta kartometrik.
4. Memilih peta masing-masing 2 peta umum dan peta khusus, serta 1 peta
kartometrik.
5. Mengamati dan mencatat informasi yang direpresentasikan dalam peta
tersebut meliputi: Judul peta, sumber peta, unsur/objek/fenomena yang
digambarkan.
6. Mengisi tabel identifikasi peta. Pada peta khusus, memisahkan antara unsur
utama peta dengan unsur tambahan.
7. Menjawab pertanyaan-pertanyaan pada pembahasan laporan praktikum.

10
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Jelaskan bagaimana karakteristik peta umum dan deskripsikan isi
pada peta umum !
Peta umum adalah peta yang paling sering dijumpai dan digunakan pada
kegiatan pembelajaran. Peta sendiri merupakan benda yang sangat bermanfaat
dan banyak kegunaannya baik di zaman sekarang ataupun zaman dahulu. Peta
umum memiliki karakteristik mudah dipahami, yang dimaksud mudah dipahami
disini adalah mudah dibaca oleh orang awam walaupun tidak pernah belajar atau
mempelajari tentang pemetaan. Dalam peta yang Saya amati dan pelajari di Peta
Desa Banguncipto dan Peta Topografi Kabupaten Semarang. Kedua peta memiliki
struktur yang sederhana dan mudah dipahami. Pada Peta Desa Banguncipto
menjelaskan secara ringkas tentang batas-batas wilayah dari Desa Banguncipto
itu sendiri, di peta ini juga juga terdapat warna peta yang tidak terlalu rumit
sehingga para pembaca peta bisa mudah memahami apa yang dijelaskan di Peta
Desa Banguncipto. Berikutnya adalah Peta Topografi Kabupaten Semarang, di
peta ini mungkin sedikit lebih rumit daripada Peta Desa Banguncipto dikarenakan
Peta Topografi Kabupaten Semarang mencakup lebih besar dari wilayahnya dan
lebih banyak simbol serta warna peta. Di Peta Topografi Kabupaten Semarang
juga menjelaskan tentang ketinggian daerah sehingga pembaca peta dapat
dengan mudah memahami perbedaan setiap wilayah dan daerah di Kabupaten
Semarang.

Pertanyaan 2. Jelaskan bagaimana karakteristik peta khusus dan deskripsikan isi


pada peta khusus !
Peta khusus atau bisa juga disebut peta tematik ini adalah peta yang menjelaskan
ke satu tema saja. Peta khusus memiliki karakteristik yang rinci dan jelas untuk
menjelaskan isi dari peta tersebut. Contoh dari peta khusus sendiri adalah seperti
peta geologi, peta garam, peta kepadatan penduduk dan lain sebagainya. Disini
yang Saya pelajari dan amati sebagai peta khusus atau tematik adalah Peta
Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa dan Peta Citra Lahan Garam Kabupaten
Brebes. Di Peta Geologi Lembar Yogyakarta disebut peta khusus dikarenakan di
peta ini penggambaran peta hanya mengarah ke satu tema yang spesifik. Di peta
geologi ini menjelaskan tentang jenis sebaran batuan di daerah Yogyakarta. Di
peta ini pun dijelaskan dari endapan permukaan, batuan gunung api, dan batuan
terobosan. Di Legenda sudah dijelaskan juga tentang warna peta sehingga
pembaca dapat memahami apa yang dijelaskan dalam peta geologi ini. Selain
Peta Geologi Lembar Yogyakarta Jawa, Saya juga mengamati Peta Citra Lahan
Garam Kabupaten Brebes. Di peta ini disebut peta khusus juga dikarenakan di
peta ini menggambarkan secara khusus pemetaan
11
garam di Kabupaten Brebes. Di peta ini menjelaskan dimana sejak letak tambak
garam di Kabupaten Brebes.

Pertanyaan 3. Jelaskan bagaimana karakteristik peta kartometrik dan deskripsikan


isi pada peta kartometrik!
Peta kartometrik adalah peta yang mungkin jarang digunakan secara umum
bahkan Saya pun juga masih awam tentang peta ini. Bisa dibilang peta kartometrik
ini lebih sulit dan lebih rumit daripada peta umum dan juga peta khusus. Peta
kartometrik juga sebenarnya peta yang sangat banyak kegunaanya dikarenakan
dengan peta ini dapat mengukur dan menghitung secara detail oleh karena itu
peta kartometrik lebih sering digunakan di sektor militer atau keamanan negara.
Setelah Saya mengamati dan mempelajari peta kartometrik ini, peta ini memiliki
struktur yang rumit sehingga pembaca peta lebih susah untuk memahaminya oleh
karena itu kurang diminati secara umum. Cara kerja peta ini menjelaskan tentang
penelusuran dan juga penarikan garis batas peta dipeta kerja ataupun peta dasar
menggunakan metode pengukuran atau penghitungan posisi titik lalu jarak serta
luas cakupan wilayah dengan cara menggunakan peta dasar dan peta-peta lain
sebagai pelengkap. Hasil dari pada pratikum ini setelah Saya mengamati peta
kartometrik yang berjudul Dixon Entrance To Cape ST. Elias ini adalah peta yang
dipergunakan untuk tingkat ahli bukan lagi orang awam dikarenakan sulit
dipahami oleh orang awam atau umum.

Pertanyaan 4. Jelaskan perbedaan dari peta umum, peta khusus dan kartometrik!
Ketiga peta ini memiliki karakter dan perbedaannya masing-masing dikarenakan
setiap peta memiliki ciri khas nya tersendiri. Contohnya yang pertama adalah peta
umum, peta umum lebih cocok diamati dan dipelajari oleh orang awam
dikarenakan peta umum memiliki simbol-simbol dan warna yang tidak terlalu
rumit. Peta umum juga sangat cocok digunakan untuk media pembelajaran di
sekolah agar siswa-siswi mudah memahami dan dapat membaca peta dengan
baik dan benar. Berbeda dengan peta khusus dan kartometrik yang lebih rumit,
contohnya seperti peta khusus terlebih dahulu. Peta khusus menjelaskan satu tema
yang spesifik seperti peta geologi sehingga tidak semua orang langsung paham
jika membaca peta khusus. Peta khusus juga sebenernya ialah peta yang unik
dikarenakan peta ini memiliki banyak sekali jenis. Berbeda lagi dengan peta
kartometrik yang lebih rumit dan lebih detail, peta kartometrik memiliki banyak
sekali hitungan. Kegunaan dari peta kartometrik pun sudah berbeda dikarenakan
peta kartometrik lebih digunakan untuk penghitungan dan

12
pengaturan untuk memperkirakan ataupun memprediksi kejadian-kejadian yang
akan datang. Jadi dari ketiga peta tadi memiliki kekurangan dan juga kelebihan
masing-masing sehingga tidak bisa memukul rata satu peta dengan peta yang
lain.

V. KESIMPULAN
1. Maka dapat disimpulkan dari kelima peta tersebut dapat dibedakan menjadi
3 jenis peta yaitu peta umum, peta khusus, dan peta kartometrik. Seperti
halnya Peta Desa banguncipto dan Peta Topografi Kabupaten Semarang
termasuk jenis peta umum lalu Peta Lembar Geologi Yogyakarta Jawa dan
Peta Garam Kabupaten Brebes termasuk dalam jenis peta khusus dan juga
Peta Dixon Entrance To Cape ST. Elias termasuk dalam jenis peta kartometrik.
2. Peta umum, peta khusus, dan peta kartometrik dapat dibedakan dari unsur
setiap peta. Biasanya peta umum terdapat simbol-simbol yang mudah
dipahami seperti ibukota, gunung, kantor bupati dan lain-lain. Lain hal lagi
dengan peta khusus yang memiliki ciri khas lain, biasanya peta khusus
menjelaskan satu hal yang spesifik seperti peta kepadatan penduduk, peta
curah hujan dan lain-lain. Selanjutnya adalah peta kartometrik yang dapat
dibedakan dari angka-angka hitungannya yang rumit dikarenakan memang
tujuan dari peta kartometri untuk pengukuran dan penghitungan.
3. Informasi dari setiap jenis peta tentunya akan berbeda-beda apa yang
disampaikannya. Seperti halnya peta umum mendapat informasi yang
sederhana seperti batas-batas wilayah atau letak-letak dari setiap daerah.
Peta khusus bisa mendapat informasi sesuai spesifik terhadap satu tema,
seperti contohnya peta geologi dapat membantu memperoleh informasi
mengenai struktur batuan. Lalu peta kartometrik dapat memperoleh angka
perhitungan atau titik-titik koordinat secara akurat dan rinci.

13
LAMPIRAN

1. Hasil Praktikum (Tabel identifkasi peta)


No Nama Peta Sumber Jenis Peta Unsur Peta

1. Peta Desa -Intrepetasi citra Peta Umum Unsur Utama: Judul,


Banguncipto resolusi tinggi, 2015 Legenda, Warna
Peta, Simbol, Batas
-Survey Lapangan, Administrasi,
2017 Perairan, Fasilitas
Umum, Perhubungan
-Pemetaan Partisipatif,
2017

-Peta Rupa Bumi


Indonesia, Skala 1
:25.000

Badan Informasi
Geospasial, sebagai
referensi batas
administrasi

2. Peta Topografi - Peta Topografi Peta Umum Unsur Utama:


Kabupaten Kabupaten Informasi ketinggian
Semarang/Topoghrapy Semarang/Topoghrapy tempat, garis kontur,
Map Of Semarang Map Of Semarang hidrologi, batas
Distric Distric ESRI Shade admonistrasi, dan
Relief World 2D jaringan jalan.
SRTM 30M,
- Peta Digital
Bakosurtanal Skala
1:250.000/Digital
basemap,
Bakusurtanal
1:250.000 Scale,

- United Nations
Development
Programme (UNDP)

14
3. Peta Geologi Lembar - Peta Geologi Lembar Peta Unsur Utama :
Yogyakarta, Jawa Yogyakarta, Jawa Tematik / Informasi geologi
Skala 1 : 100.000 Peta (struktur geologi)
Khusus
Sumber : Peta-peta
topografi U.S Army
Map Service, seri T- Unsur Tambahan :
725, Instansi Batas Administrasi,
Direktorat Geologi, Perairan, Toponimi,
Departemen Legenda, Judul,
Pertambangan Skala, Warna,
Republik Indonesia. Simbol

4. Peta Citra Lahan - Peta Citra Lahan Peta Unsur Utama:


Garam Kabupaten Garam Kabupaten Tematik / Administrasi dan
Brebes Jawa Tengah Brebes Jawa Tengah. Peta lokasi tambak garam
Skala 1: 100.000
Khusus
- Bakosurtanal

5. Dixon Entrance to - Hydrogaphy and Peta Unsur Utama :


Cape ST. Elias topography by the Kartometrik
Informasi navigasi
National Ocean
lepas pantai, radar
Service, Coast Survey,
transponder beacons,
with additional data
batas lau
from U.S Coast Guard
and Canadian
Hydrographic Service,
Scale 1:969,756

15
DAFTAR PUSTAKA

Adikresna, P. R & Budisusanto, Y. (2014). Penentuan Batas Wilayah Dengan Menggunakan


Metode Kartometrik, Geoid 9 (2), 195-200.

Julian, Sigit. 2017. Jenis-Jenis Peta dan Fungsinya.


https://simtaru.serangkota.go.id/index.php/blog/2017/05/jenisjenis-peta-dan-fungsinya. (1
September 2021).

Setiawan dkk. (2018). Analisis Potensi Desa Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurnal
Geodesi Undip, 7(4), 1-7.

16
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)

ACARA II
IRMA HERAWATI
PENGENALAN PETA DIGITAL
2021-12-17 15:51:58

--------------------------------------------
TOTAL :

5+17+24+7+8+23 = 84

Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00 – 15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SISTEM


INFORMASI GEOGRAFIS

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN


SEKOLAH VOKASI

17
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

2021

18
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1. Melatih untuk membaca, mengetahui dan memahami unsur-unsur informasi
dalam peta digital.
2. Melatih untuk mengetahui cara penyebarluasan (diseminasi) dan
mengekstraksi informasi pada peta digital.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Alat/Bahan Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk
RAM : 4 GB menunjang kegian praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10
Home
2 Mouse Untuk menggerakan kursor
3 Jaringan Internet Untuk mengakses informasi
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata
untuk membuat laporan praktikum
B. Bahan
No Nama Alat/Bahan Keterangan
1. Modul Praktikum Sebagai acuan untuk mengerjakan
Kartografi Acara 2 praktikum
2. Lembar Kerja Laporan Sebagai lembar kerja untuk membuat
Praktikum Acara 2 laporan praktikum
3. Google Chrome Sebagai perangkat lunak untuk mencari
informasi tambahan tentang praktikum
4. Peta Rupa Bumi Sebagai bahan untuk mengerjakan
Wonosari, Yogyakarta praktikum
5. Peta Bencana Gunung Sebagai bahan untuk mengerjakan
Agung Bali praktikum

19
6. Google Maps Sebagai bahan untuk mengerjakan
praktikum
7. Open Street Map Sebagai bahan untuk mengerjakan
praktikum
8. Peta Batas Desa Sebagai bahan untuk mengerjakan
Indonesia praktikum
9. Peta Persebaran Covid- Sebagai bahan untuk mengerjakan
19 per Provinsi praktikum
10. Youtube Sebagai perangkat lunak untuk mendapat
informasi berupa video

III. LANGKAH KERJA


1. Langkah petama untuk melakukan praktikum adalah mempelajari
Modul Praktikum Kartografi Acara 2.

2. Selanjutnya menentukan 6 peta yang akan diamati Myaitu, 1. Peta


RBI sebagai acuan, 2. Ina Geoportal, 3. Google Maps, 4. Open Street
Map, 5. Peta Batas Desa, dan 6. Peta Persebaran Covid 19 .

20
3. Peta yang Pertama Saya amati adalah peta rupa bumi, disini Saya
Mengamati Peta Rupa Bumi Wonosari, Yogyakarta.

4. Peta kedua yang Saya amati adalah Peta Bencana Gunung Agung
Bali.

5. Peta ketiga yang Saya amati adalah dari peta website Google
Maps.

21

6. Peta keempat yang Saya amati adalah dari Peta Website Open
7. Selanjutnya Peta kelima yang Saya amati adalah Peta Batas Desa.

8. Dan yang terakhir, Peta keenam yang Saya amati adalah Peta
Persebaran Covid-19.

22

9. Setelah mengamati semua peta yang selanjutnya dilakukan adalah


membuat tabel identifikasi per peta.
10. Selanjutnya adalah menjawab pertanyaan pada LKP pada bab
pembahasan.

IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


Pertanyaan 1. Berdasarkan hasil pengamatan Anda, komponen apa yang
selalu ada baik dalam peta web maupun RBI? Mengapa komponen tersebut
penting? Sebutkan dan Jelaskan.
a. Judul Peta
Judul merupakan hal yang terpenting dalam komponen peta
dikarenakan suatu judul berfungsi memberikan informasi tentang isi atau
daerah wilayah peta yang sedang digambarkankan (Pramono, 2019). Judul
peta adalah komponen terpenting di peta dikarenakan jika kita mencari
sebuah peta, pastinya kita akan mencoba mencarinya dari sebuah judul.
Oleh karena itu Kita dapat cepat menemukan peta yang Kita butuhkan dari

23
judul peta. Seharusnya semua peta baik peta RBI maupun peta website
mempunyai sebuah judul dikarenakan hal tersebut merupakan hal yang
paling dasar dari komponen peta.

b. Skala
Skala merupakan perbandingan dari dimensi dengan peta dan
realitasnya (Pramono, 1987). Skala menjadi suatu komponen yang wajib
terdapat pada dikarenakan sebuah peta harus disertai skala agar mengetahui
ukuran yang sebenarnya sehingga kita dapat membandingkan peta dengan
keadaan yang sebenarnya. Skala pada peta juga biasanya digunakan
sebagai perbandingan jarak yang terdapat pada peta dengan jarak yang
sebenarnya di bumi, jenis skala biasanya ada tiga yaitu skala verbal, skala
pecahan, skala grafis, dan skala luas.

c. Legenda
Legenda sangat penting dikarenakan pada bagian legenda
menerangkan simbol-simbol yang digunakan pada peta (Pramono, 1987).
Pada legenda dijelaskan tentang simbol peta, warna peta, dan keterangan
lainnya sehingga Kita dapat membaca dan memahami peta secara mudah
tidak perlu membingungkan pengertian dari simbol-simbol peta itu sendiri.
Oleh karena itu Legenda termasuk komponen yang terpenting dikarenakan
tanpa legenda Kita menjadi kesulitan untuk membaca peta.

Pertanyaan 2. Perbedaan apa saja yang anda temukan dari peta RBI dan Peta
Website? Jelaskan sesuai dengan hasil pengamatan.
Peta rupa bumi dengan peta website memiliki banyak sekali
perbedaan dikarenakan tipe dari petanya sendiripun sangat berbeda.
Menurut pendapat Saya sendiri perbedaan peta terletak pada komponen-
komponen petanya. Seperti pada judul peta, legenda, simbol peta. Pada
peta website tidak memiliki judul peta, legenda, dan simbol peta

24
dikarenakan pada peta website sudah mempunyai fitur yang lebih canggih.
Fitur yang dimaksudkan adalah jika kita mencari sesuatu, semisal jika kita
mencari rumah sakit yang ditampilkan bukanlah simbol melainkan
langsung lokasi dan gambar dari rumah sakit tersebut. Peta website juga
memiliki fitur navigasi petunjuk arah seperti dapat mengantarkan kita dari
kota A ke kota B melalui navigasi tersebut, sehingga mempermudahkan
kita jika ingin berpergian dan tidak perlu takut tersesat lagi. Selain itu peta
website juga memiliki kelebihan pada saat Kita mencari informasi, peta
website hanya perlu data tujuan kita seperti kelurahan, kecamatan,
kabupaten, dan kota dapat dengan cepat mencari informasi tersebut. Oleh
sebab itu peta memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing
sehingga tidak bisa dipukul rata.

Pertanyaan 3. Berdasarkan hasil pengamatan Anda, bagaimana karakteristik


peta digital berbasis website? Bahaslah dengan menampilkan contoh pada
peta yang anda amati.
Peta website sendiri menurut Saya memiliki karakter yang canggih
dan futuristik, dikarenakan dengan fitur-fitur yang ada sekarang dapat
mempermudah Kita untuk mengakses sesuatu. Mungkin seiring
berjalannya waktu, peta website akan lebih maju dan Kita akan
meninggalkan peta manual. Contohnya saja pada software Google Maps,
Google Street, dan Open Street Map pada software tersebut peta yang
ditampilkan adalah peta seluruh dunia, sehingga jika Kita memerlukan peta
yang lebih detail dapat melakukan pencarian lalu peta akan ditampilkan
sesuai yang Kita inginkan. Pada peta website juga mempunyai fitur yang
canggih seperti street view, fitur ini berguna untuk menyediakan
pemandangan jalan dan sekaligus pengguna dapat melihat bagian yang
dituju seperti kota atau daerah pilihan Kita. Peta ini mudah digunakan bagi
penggunanya oleh karena itu peta digital berbasi web lebih sering
digunakan karena tampilan dan fiturnya mudah untuk di akses. Ada fitur

25
lain lagi seperti share location yang berfungsi untuk membagikan lokasi
kita kepada orang lain sehingga orang lain tau posisi Kita dengan akurat.
Fitur ini biasanya akan digunakan jika Kita ingin menjemput orang lain
atau berkumpul sehingga dapat mudah bertemu.

Pertanyaan 4. Menurut pendapat anda apa kelebihan dan kekurangan dalam


penggunaan desiminasi peta dalam bentuk digital? Sertakan referensi bila ada
Menurut Saya kelebihan dari peta bentuk digital sendiri adalah peta
nya mudah diakses dimanapun Kita berada sehingga Kita dapat
menggunakan petanya kapanpun lalu biaya dari peta digital pastinya tidak
mahal dikarenakan Kita tidak perlu mencetak peta tersebut. Sedangkan
kekurangan dari peta digital sendiri adalah peta nya kurang detil pada
bagian-bagian tertentu sehingga kita mungkin bisa kesulitan saat membaca
peta digital pada device seperti smartphone. Selain itu peta digital juga
membutuhkan data yang besar untuk media penyimpanan pada komputer
sehingga Kita tidak dapat mengutamakan peta digital dikarenakan media
penyimpanan juga hal terpenting pada perangkat. Tetapi kini peta manual
juga sudah mulai ditinggalkan tetapi peta manual masih berdampak penting
untuk peta digital dikarenkan jika ada data-data yang kurang pada peta
digital, Kita bisa mengambil data yang kurang tersebut dari peta manual ke
peta digitial. Peta digital juga bisa mudah diupdate atau diperbarui
tentunya, dengan itu kita dapat memperoleh peta versi terbaru. Oleh karena
itu juga setiap peta mempunyai kurang lebihnya masing-masing dan tidak
bisa dipukul rata.

V. KESIMPULAN
1. Peta digital memiliki beragam fungsi dan manfaat tersendiri, dengan
peta digital dapat menghemat biaya dan lebih efisien jika digunakan.
2. Dengan menggunakan peta digital dapat mempermudah untuk
melakukan persebaran informasi dikarenakan dengan internet dapat

26
melakukan persebaran informasi dengan cepat. Definisi Diseminasi
sendiri adalah proses kegiatan mencari, menyusun informasi,
merencanakan, lalu melakukan inovasi yang kemudian dapat
dimanfaatkan denngan mudah oleh banyak orang.

VI. SARAN
Praktikum Kartografi Acara ke 2 sudah berjalan dengan baik dan lancar, Saya
dapat mengerti tentang peta RBI dan peta website sehingga tidak saran untuk
acara ini.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Kraak, Menno-Jan, Ormeling, Ferjan. 2010. Cartography: Visualization of
Geospatial Data. 3rd ed. England: Pearson Education Limited.
Pramono, Heri. (1987). Peta dan Perlengkapannya. Cakrawala Pendidikan,
2(6), Hal 5-13.

Wahyunto, W., & Dariah, A. (2014). Degradasi lahan di Indonesia: kondisi


existing, karakteristik, dan penyeragaman definisi mendukung gerakan
menuju satu peta. Jurnal Sumberdaya Lahan, 8(2).

27
LAMPIRAN

1. Hasil Praktikum (Tabel identifkasi Peta)


a. Peta Wajib
Komponen RBI Ina Geospasial Google Maps Open Street
Peta Map
Judul Peta Ada, Ada, Tidak ada Tidak ada
Peta Rupa Pera Bencana
Bumi Gunung
Wonosari, Agung Bali
Yogyakarta

Liputan Kabupaten Provinsi Dunia Dunia


Wilayah
Klasifikasi Dasar Tematik Dasar Dasar
Peta
Unsur Ada : Ada: Ada : Ada :
Utama 1. Gedung 1. Administrasi 1. Batas 1. Batas
dan bangunan Kota administrasi administrasi
lainnya 2. Nama 2.
2. Perairan wilayah Perhubungan
2.
Perhubungan 3. Pemukiman 3. Perairan 3. Perairan
3. Tumbuh- 4. 4. Nama
tumbuhan Perhubungan wilayah
4. Relief dan 5. Gedung
titik kontrol dan bangunan
5. Batas
Administrasi
6. Perairan
7. Nama
wilayah

Unsur Tidak Ada Ada : Tidak ada Tidak ada


Tambahan 1. Batas radius
lontaran
gunung
2. Batas
wilayah
gunung

28
Skala Peta Ada, Tidak ada Ada , Ada
1:25.000 Skala akan Skala akan
berubah-ubah berubah-ubah
apabila di apabila di
zoom in atau zoom in atau
zoom out zoom out

Keterangan Ada Ada Ada, Ada


Simbol/ Keterangan
Legenda simbol
sederhana
seperti
simbol zoom

Pembuat Ada Ada Ada Ada

Proyeksi Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Peta

Sistem Ada Tidak ada Ada, Ada,


Koordinat Koordinat di Koordinat di
Peta lokasi yang lokasi yang
kita inginkan kita inginkan

Tahun Ada Ada Ada Ada


Pembuat

29
Orientasi Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
atau
Navigasi

Keterangan Ada Tidak ada Ada Ada


Tambahan

b. Peta Tambahan
Komponen Peta Batas Desa Peta Persebaran Covid-19
Peta
Judul Peta Ada Ada
Peta Batas Desa Indonesia Peta Persebaran Covid-19 per
Provinsi

Liputan Negara Negara


Wilayah
Klasifikasi Tematik Tematik
Peta
Unsur Ada : Ada :
Utama 1. Perbatasan Administrasi 1. Perbatasan Wilayah
Unsur Ada : Ada :
Tambahan 1. Batas desa 1. Persebaran Covid-19
Skala Peta Tidak ada Tidak ada
Keterangan Ada Ada
Simbol/
Legenda

30
Pembuat Ada Ada

Proyeksi Tidak ada Tidak ada


Peta
Sistem Ada Tidak Ada
Koordinat
Peta
Tahun Tidak ada Ada
Pembuat

Orientasi Tidak ada Tidak ada


atau
Navigasi
Keterangan Ada Ada
Tambahan

31
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)

ACARA III CLARISA NADIA P F

2021-11-19 14:39:05
PENGUKURAN SKALA, JARAK, DAN SUDUT PADA PETA
--------------------------------------------
Total = 5+10+23+3+8+6+23 = 78

Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00 WIB
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlina Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN


SEKOLAH VOKASI

32
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

2021

33
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

I. TUJUAN
1) Menghitung skala pada peta
2) Menghitung jarak vertikal, horizontal, dan sudut pada peta

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
No Nama Alat/Bahan Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk menunjang kegian
RAM : 4 GB praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10
Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk membuat
laporan praktikum
5 Penggaris Sebagai alat ukur yang digunakan pada praktikum
6 Busur Derajat Sebagai alat ukur yang digunakan pada praktikum
B. Bahan
No Nama Alat/Bahan Keterangan
1 Modul Praktikum Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum
Kartografi Acara 3
2 Lembar Kerja Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan praktikum
Praktikum Kartografi
Acara 3
3 Cuplikan peta Rupa Sebagai media pengamatan dan pengukuran untuk
Bumi Indonesia melakukan praktikum

34
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah pertama adalah membuka dan memahami materi pada modul praktikum acara
3.

2. Menonton dan memahami materi berupa video yang diberikan di Elok UGM.

3. Kemudian melakukan praktikum kartografi sesuai modul acara 3. 35


4. Yang dilakukan pertama kali untuk melakukan praktikum adalah penghitungan pada
skala peta RBI 1 kemudian menampilkan dalam bentuk skala numerik, verbal, dan grafis.
5. Selanjutnya menggambar ulang peta pada grid kotak yang telah diberikan, dengan cara
6. Langkah selanjutnya adalah memilih masing-masing dua titik yang dipilih kemudian
mengukur panjangnya berbentuk cm setelah itu dilanjutkan dengan menghitung skalanya.
7. Kemudian melakukan penghitungan jarak miring dengan cara menghitung titik yang
sama seperti sebelumnya dengan mencari terlebih dahulu titik ketinggiannya lalu dihitung
dengan menggunakan rumus pythagoras.
8. Langkah berikutnya adalah menghitung jarak fungsional dengan titik yang sama pula.
Dengan rumus seperti berikut, v = s/t
v : kecepatan
s : jarak tempuh
t : waktu tempuh
9. Selanjutnya melakukan penghitungan sudut dengan cara menghitung sudut yang
terbentuk menggunakan alat bantu berupa busur.
10. Dan yang terakhir mengisi dan mengerjakan laporan praktikum pada lembar kerja
praktikum.

IV. HASIL PRAKTIKUM


1. Perhitungan Skala Peta, penggambaran skala dalam 3 bentuk dan hasil memperkecil peta
(terlampir)
2. Tabel Hasil Perhitungan Jarak horisontal dan jarak fungsional (terlampir)
3. Perhitungan jarak vertikal (terlampir)
4. Tabel Perhitungan sudut (terlampir)

V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Berapakah hasil skala yang anda hitung pada cuplikan peta RBI nomor 1 dan
2? Mana yang termasuk dalam skala menengah dan skala kecil? Apa arti skala peta tersebut?
mengapa skala peta harus dimunculkan dalam suatu peta?

36
Skala peta merupakan sebuah besar kecil reduksi yang diambil peta yang dibuat
dengan menggunakan area permukaan bumi yang sebenarnya, yaitu sebuah perbandingan
jarak peta antara dua buah titik pada peta terhadap jarak dari kedua titik tersebut pada
keadaan aslinya atau realitanya (Sendow & Jefferson, 2012). Jadi secara singkatnya skala
peta adalah sebuah bentuk perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya. Pada skala

37
peta RBI 1 dengan skala RBI 2 mempunyai perbedaan skala yang cukup besar, Pada peta
yang mempunyai skala menengah penampakan dari objek-objeknya tidak sempit dan juga
tidak luas, sedangkan peta yang mempunyai skala yang kecil penampakan dari sebuah
objek atau daerahnya yang ditampilkan semakin luas namun peta menjadi tidak detail.
Selain itu skala juga seharusnya dicamtumkan agar pengguna peta dapat membayangkan
luas wilayah atau jarak sebenarnya di permukaan bumi.
Pada peta RBI 1 mempunyai skala 1:40.000 dan peta RBI 2 mempunyai skala
1:25.000. Jadi Peta RBI 1 pun termasuk peta dengan skala kecil dikarenakan peta RBI 1
mempunyai perbandingan 1 cm pada peta yang sama dengan 0.4 km dilapangan.
Sedangkan peta RBI 2 termasuk peta dengan skala menengah dikarenakan skala peta RBI
2 mempunyai perbandingan 1 cm pada peta sama dengan 0.25 km dilapangan. Skala peta
juga dapat menunjukkan sebuah informasi mengenai perbandingan jarak antara peta
dengan lokasi sebenarnya. Jadi skala peta merupakan hal yang penting dikarenakan
sebagai tolak ukur antara peta dengan kondisi aslinya atau realitanya.
Hasil skala pada RBI 1 yaitu 1 : 40.000 (skala kecil) Hasil
skala pada RBI 2 yaitu 1 : 25.000 (skala menengah)

Pertanyaan 2. Dari ketiga jenis penulisan skala, menurut anda representasi manakah yang
paling mudah untuk dibaca? Sebutkan alasannya
Skala peta dapat direpresentasikan dalam 3 bentuk jenis yaitu skala verbal, numerik, dan
grafis. Dan menurut pendapat Saya sendiri dan hasil dari pengamatan Saya setelah
melakukan praktikum, skala peta yang paling mudah untuk dibaca dan dipahami adalah
skala numerik. Hal ini dikarenakan skala numerik memiliki bentuk skala angka sehingga
dapat langsung dipahami oleh pembaca dan pembaca peta juga dapat langsung membaca
secara jelas perbandingan skala tersebut tanpa harus menghitung skala yang rumit terlebih
dahulu. Selanjutnya juga ada skala verbal, alasan saya memilih skala verbal bukan yang
paling mudah dikarenkan skala verbal memiliki penjelasan berupa kalimat. Skala verbal
sebenernya sama dengan skala numerik dikarenakan angka pada skala numerik dirubah ke
dalam bentuk kalimat. Kalimat penjelasan skala verbal ini dapat menjadi sangat panjang,
selain itu juga pembacaan dari skala verbal membutuhkan ketelitian membaca kalimat
dalam pemahamannya. Sehingga skala verbal kurang efektif dalam penyampainnya

38
terutama untuk pembaca peta awam. Kemudian masih ada skala grafik, skala grafik
mempunyai kerumitan saat membaca skala peta ini terutama bagi orang awam. Untuk
yang mengerti bagaimana membaca peta grafik sendiri, masih memerlukan untuk
menghitung terlebih dahulu agar mengetahui berapa skala dari peta tersebut, sehingga
diperlukan waktu yang lebih lama atau tidak efektif dan sulit.

Pertanyaan 3. Diskripsikan hasil perbesaran dan pengecilan peta menggunakan union jack?
Apa yang anda temukan Ketika melakukan perbesaran dan pengecilan peta?
Peta metode perbesaran atau pengecilan peta union jack sangatlah rumit
dibandingkan metode grid karena menggunakan garis-garis diagonal yang cukup
membingungkan. Melakukan pembesaran atau pengecilan peta dapat dilakukan dengan
union jack. Memperbesar peta sendiri berarti mengubah ukuran semula menjadi lebih
besar manfaatnya yaitu untuk menampakkan daerah secara terperinci dan objek yang ada
menjadi lebih jelas. Dalam metode ini tidak mengubah bentuk peta sama sekali, jadi cara
kerja metode union jack ini secara singkatnya adalah dengan membuat grid terlebih dahulu
serta membuat garis diagonal. Grid ini juga dibuat pada peta sebelumnya sehingga agar
saat memperbesar / memperkecil peta lebih mudah saat pemindahan informasi (titik, garis,
atau area). Setelah itu memilih informasi yang akan disalin. Untuk mengetahui skala.
dilakukan dengan mengukur garis pada salah satu kotak grid dan mendapatkan hasil
ukuran baru. Selanjutnya mengukur panjang grid baru pada peta dan membuahkan hasil
yang baru juga. Kemudian untuk mencari skala, dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus mencari skala dengan perbandingan. Hasil dari skala pengecilan peta dengan
metode union jack merubah skala tentunya jadi skala sebelum dan sesudah melakukan
pengecilan peta akan berbeda.

Pertanyaan 4. Bagaimana hasil pengukuran jarak horisontal yang sudah dilakukan?


Diskripsikan sesuai dengan hasil yang diperoleh

39
Setalah melakukan praktikum dengan melakukan pengukuran jarak horizontal yang
dilakukan dengan cara menarik garis lintang lalu memanjang dari titik objek satu dengan
titik objek lainnya. Kemudian melakukan pengukuran panjang jarak menggunakan
penggaris, Setelah melakukan pengukuran, jarak pada peta dikalikan dengan skala pada

40
peta, maka nantinya mendapatkan hasil dari pengukuran jarak sebenarnya. Selain itu
fungsi dari pengukuran ini juga dapat mengetahui perbandingan antara jarak pada peta
dengan jarak sesungguhnya. Untuk memudahkan pada saat menghitung jarak pada peta
maka alangkah baiknya berasumsi medan ukurnya adalah sebuah bidang planar. Sehingga
Kita jadi dapat menghitung jarak horizontal maupun vertikal dari sebuah peta tersebut.
Jarak horizontal sendiri merupakan jarak dari sebuah peta terpendek antara 2 bidang datar.
Jarak horizontal adalah hasil pengukuran yang menghasilkan jarak sebenarnya. Cara
perhitungannya jarak horizontal adalah mengukur jarak antara satu objek dengan objek
lain, lalu dikalikan dengan skala peta. Karena berupa panjang, maka satuannya dapat
berupa cm, m , km, yard, kaki, mil, dan lain-lain.

Pertanyaan 5. Apa beda pengukuran jarak horisontal dengan jarak miring? Diskripsikan
sesuai perhitungan yang dilakukan
Pengukuran jarak horizontal jarak miring lebih rumit dari pengukuran horizontal
biasa. Pengukuran jarak horizontal merupakan suatu kegiatan pengukuran permukaan
bumi yang diproyeksikan keatas kertas atau peta yang baru dengan menggunakan skala
pengukuran khusus. Jika langkah untuk mengukur jarak horizontal dapat dilakukan
dengan cara menarik garis di dalam peta lalu mengukur panjangnya dan nanti dapat
diketahui hasil pengukuran jarak horizontal. Sedangkan, jarak miring cukup rumit cara
menghitungnya yaitu dengan cara jarak yang diukur sepanjang garis penghubung lurus
antara 2 titik di permukaan bumi. Kemudian Jarak miring tidak hanya dengan menarik
garis lurus saja tetapi juga terdapat ketentuannya dalam membuat jarak miring seperti
memperhatikan kontur pada permukaan bumi dan perlu mengetahui terlebih dahulu dari
ketinggian objek yang ingin diukur. Cara menghitungnya adalah melibatkan jarak
horizontal dan jarak vertikal, dengan penghitungan matematika phytagoras.

Pertanyaan 6. Diskripsikan hasil pengukuran sudut. Apa implikasi dari perubahan sudut
inklinasi peta?
Pengukuran sudut setiap tahunnya hasilnya akan berubah dikarenakan pergerakan
dari bumi sendiri. Untuk melakukan pengukuran sudut pada peta terbagi menjadi 3

41
langkah, yang pertama mencari sudut terukur dari objek terlebih dahulu, dilanjutkan
dengan mencari deklinasi magnetic, lalu yang terakhir adalah dengan mencari besaran
sudut pada tahun 2021. Sudut terukur bisa didapat melalui besar sudut dari 90 derajat dan
ditarik lagi ke objek lain yang dituju, kemudian menggunakan alat pengukuran busur
derajat yang diarahkan ke utara atau 90 derajat mengarah ke utara. Terdapat 2 arah utara
lain sering dijadikan acuan pada peta, yaitu arah utara grid dan arah utara magnetik.
Selanjutnya untuk besaran deklinasi magnetic dapat dilakukan dengan cara pengurangan
tiap tahunnya, contoh tahun sekarang dengan tahun pembuatan peta dan dikalikan negatif
satu, karena deklinasi magnetic setiap tahun berkurang satu yang merupakan
ketetapannya. Sedangkan, untuk menghitung besaran sudut 2021 yaitu dengan melakukan
sudut terukur lalu ditambahkan besaran deklinasi magnetic.

VI. SARAN
Pada praktikum kartografi acara 3 ini cukup sulit dan membingungkan tetapi
praktikum kali ini sudah berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada saran untuk
praktikum acara 3 ini.

VII. KESIMPULAN

42
1. Pada skala peta yang dapat dihitung dengan mudah menggunakan alat ukur seperti
penggaris dan busur. Skala numerik juga sudah menunjukkan perbandingan jarak
antara peta dengan lokasi sebenarnya. Skala verbal menjelaskan perbandingan
skala dalam bentuk kalimat. Skala grafik menjelaskan grafik dari skala peta tetapi
untuk membacanya masih diperlukan penghitungan terlebih dahulu.
2. Jarak horizontal merupakan sebuah jarak terdekat dari peta untuk menghubungkan
titik A dan titik B. Jarak horizontal dapat diukur secara langsung dengan
menggunakan perhitungan jarak pada peta lalu dikalkulasikan dengan skala peta
sehingga menghasilkan jarak sebenarnya. Jarak vertikal dapat dihitung
menggunakan rumus trigonometri dengan informasi jarak horizontal dan beda
tinggi. Selain itu untuk menghitung jarak miring horizontal dapat dihitung
menggunakan rumus. Dan untuk mengetahui sudut pada peta dapat diukur
menggunakan alat ukur seperti busur.

43
Daftar Pustaka

Bahri, S., & Madlazim, M. (2012). PEMETAAN TOPOGRAFI, GEOFISIKA DAN GEOLOGI
KOTA SURABAYA. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2(2), 23-28.

Sendow, T. K., & Jefferson, L. (2012). Studi pemetaan peta kota (studi kasus Kota Manado).
Jurnal Ilmiah Media Engineering, 2(1).

Suhendra, A. (2011). Studi Perbandingan Hasil Pengukuran Alat Teodolit Digital dan Manual:
Studi Kasus Pemetaan Situasi Kampus Kijang. ComTech: Computer, Mathematics and
Engineering Applications, 2(2), 1013-1022.

Utami, W., & Riyadi, R. KARTOGRAFI.

44
LAMPIRAN

1. Perhitungan Skala Peta, penggambaran skala dalam 3 bentuk dan hasil memperkecil peta
2. Tabel Hasil Perhitungan Jarak horisontal dan jarak fungsional (Lampiran Tabel 1 dan 2)
3. Perhitungan jarak vertikal (dua segmen)
4. Tabel Perhitungan sudut (Lampiran Tabel 3)

Lampiran 1. Hasil Praktikum Perhitungan Skala Peta

1. Amati peta berikut (Praktikan dilarang memperbesar dan memperkecil peta). Hitung skala
peta, representasikan ulang skala tersebut dalam skala verbal, numeric, dan graph

Jawaban

45
46
b. Perhatikan grid kosong berikut ini. Pilihlah dua informasi (titik, garis, atau area) pada peta a.
Kemudian salinlah dalam grid tersebut menggunakan metode union jack.
Jika lokasi grid sama dengan peta a, berapakah skala peta kedua ini? Representasikan dalam
skala verbal, numeric ataupun area. (Lakukan pembulatan bila diperlukan). (Praktikan dilarang
merubah ukuran grid)

Jawaban :

47
48
(Untuk mengisi tabel 1,2.dan 3 silahkan amati cuplikan peta di bawah )

Tabel 1. Hasil perhitungan Jarak

Objek Jarak di Jarak Jarak Jarak Jarak Jarak Jarak Jarak


Item yang peta sebenarnya sebenarnya sebenarnya sebenarnya sebenarnya sebenarnya sebenarnya
diukur (Cm) (Cm) (M) (Inch) (Kaki) (Yard) (Km) (Mile)
Jarak 1 A&B 4,2 cm 105.000 1.050 41.338,605 3444.88189 11.482,905 1.05 0.652439
Jarak 2 C&D 5.8 cm 145.000 1.450 57.086,645 4757.21785 15.857,345 1.45 0.900988
Jarak 3 E&F 1 cm 25.000 250 98.425,197 820.20997 2.734,025 0.25 0.155342
Tuliskan perhitungan Jarak Horizontal di bawah ini (Scan Tulisan Tangan atau ketik)

49
Hasil perhitungan Jarak Horizontal

50
Jarak Jarak Kemiringan
Objek Beda Jarak Jarak Jarak Jarak Jarak
Horizonta Vertika Lereng
Item yang Tinggi Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal
l l (%)
diukur (M) (Inch) (Kaki) (Yard) (Km) (Mile)
(M) (M)
Jarak 1 A&B 1050 1.06066 1,428 150 41.75826772 3.4799
1.159951881 0.0010606 0.0006590635
6 688
Jarak 2 C&D 1450 1.465,5 0,948 137,5 57.69685039 4.8081 1.602690289 0.0014655 0.0009106194
822
Jarak 3 E&F 250 329,15 0,8 200 1295866.14 107988.85 35996.2817 32.915 20.4524328

Tuliskan Perhitungan Jarak Miring/Jarak Vertikal (Scan Tulisan Tangan atau ketik)

51
Perhitungan Jarak Miring/Jarak Vertikal

52
Tabel 2. Jarak Fungsional

Jarak tempuh Jarak Jarak


Objek yang Jarak fisik dengan jalan tempuh dengan tempuh dengan
Item
diukur (Km) kaki motor mobil
(…Jam …Menit) (…Jam …Menit) (…Jam …Menit)
Jarak 1 A&B 1.05 1.75 m/s 3.5 m/s 2.5 m/s
Jarak 2 C&D 1.45 2.416 m/s 4.833 m/s 3.452 m/s
Jarak 3 E&F 0.25 0.416 m/s 0.83 m/s 0.595 m/s

Tuliskan Perhitungan Jarak Fungsional (Scan Tulisan Tangan atau ketik)

53
Perhitungan Jarak Fungsional

54
Tabel 3. Perhitungan Sudut

Besarnya Besarnya sudut di


Objek yang Sudut terukur
Item deklinasi magnetik tahun 2021
diukur (..º)
(..º) (..º)
Jarak 1 E&F 35° -20° 15°
Jarak 2 E&G 53° -20° 33°
Jarak 3 H&I 40° -20° 20°
Tuliskan Perhitungan Sudut (Scan Tulisan Tangan atau ketik)

55
Perhitungan Sudut

56
57
G

E
F

C
A
58
D D
I
H

59
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)

ACARA IV IRMA HERAWATI

SISTEM KOORDINAT DAN POSISI PADA PETA2021-12-17 15:52:15

--------------------------------------------
TOTAL:

5+14+25+8+9+23 = 84

Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN


SEKOLAH VOKASI

60
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

2021

61
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

I. TUJUAN
1) Mampu mengenali objek pada peta
2) Mampu membaca posisi horizontal objek secara relatif dan absolut
3) Mampu membaca posisi vertika objek secara absolut dan relatif

II. ALAT DAN BAHAN


Alat
No Nama Alat/Bahan Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk menunjang kegian
RAM : 4 GB praktikum.

Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10
Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor.
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi tambahan di
internet.
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk membuat
laporan praktikum
5 Penggaris Sebagai alat untuk melakukan pengukuran.
6 Kalkulator Sebagai alat bantu untuk melakukan penghitungan.
Bahan
No Nama Alat/Bahan Keterangan
1 Modul Praktikum Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum.
Kartografi Acara 4
2 Lembar Kerja Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan
Praktikum Kartografi praktikum.
Acara 4

III. LANGKAH KERJA


1. Langkah pertama yang dilakukan terlebih dahulu adalah membaca dan memahami
Modul Praktikum Kartografi Acara 4.
2. Langkah berikutnya menonton dan memahami video materi yang tersedia pada Elok
UGM agar mengetahui cara pengerjaan praktikum.

62
3. Selanjutnya mengamati peta yang dilampirkan dan menentukan 10 titik yang nantinya
akan dipilih sebagai tempat pengukuran posisi.
4. Kemudian menentukan posisi horizontal secara relatif dengan melihat arah utara
selatannya dan menentukan posisi horizontal secara absolut dengan menggunakan rumus.
5. Kemudian menentukan posisi vertikal secara relatif dengan menentukan titik tersebut
lebih tinggi atau lebih rendah dari objek lain dan menentukan posisi vertikal secara absolut
dengan menentukan titik ketinggian dari titik tersebut.
6. Langkah terakhir adalah mengisi hasil pengukuran posisi pada lembar kerja praktikum.

IV. HASIL PRAKTIKUM


1. Tabel Pengukuran Posisi. (terlampir)
2. Contoh Perhitungan. (terlampir)

V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Diskripsikan hasil pengukuran posisi yang diperoleh!
Data yang dapat diukur pada peta merupakan sebuah hasil dari pengukuran pada
peta citra maupun pengukuran di lapangan (Rudianto,2020). Pengukuran peta sendiri
bukanlah merupakan kegiatan yang mudah dikarenakan untuk mengukur dan menghitung
peta diperlukan keahlian dan ketelitian yang cukup tinggi. Pada Mata Kuliah Praktikum
Kartografi Acara 4 ini mempelajari tentang sebuah cara perhitungan posisi objek terhadap
posisi vertikal, posisi horziontal, posisi absolut, dan posisi relatif. Selain mempelajari
menghitung objek posisi vertikal, posisi horziontal, posisi absolut, dan posisi relatif. Pada
praktikum ini juga melakukan penghitungan menggunakan koordinat pada x, y, dan z.
Posisi horizontal absolut sendiri dapat diukur dengan menggunakan letak suatu objek
garis koordinat yang dinyatakan dengan meter timur (mT) dan meter utara (mU). Posisi
horizontal relatif juga diketahui dengan menggunakan letak suatu objek dengan objek
yang lain dengan dasar arah mata anginnya. Sedangkan posisi vertikal absolut bisa
diketahui berdasarkan ketinggian suatu objek yang diukur oleh garis kontur didalam peta
yang diamati. Kemudian yang terakhir adalah posisi vertikal relatif yang dapat diketahui
menggunakan konsep perbandingan ketinggian lebih tinggi maupun lebih rendah dengan
objek lain.

63
Perhitungan horizontal dan vertikal sendiri dihitung pada 10 objek yang telah
ditentukan pada peta. Objek A (Masjid) mempunyai posisi horizontal absolut yaitu
543486,48 mT 9094254,55 mU, posisi horizontal relatifnya adalah sebelah selatan area
Kaligondong, dengan mempunyai posisi vertikal absolutnya 526,32 mdpl, dan posisi
vertikal relatifnya adalah lebih tinggi dari area Koligondang. Kemudian ada objek B
(Sekolah) mempunyai posisi horizontal absolut 542108,10 mT 9094145,46 mU, dengan
posisi horizontal relatifnya adalah selatan bangunan rumah sakit, posisi vertikal
absolutnya yaitu 541,18 mdpl, dan posisi vertikal relatifnya yaitu lebih tinggi dari desa.
Sebagai contoh adalah 2 tersebut dan data yang lain terdapat pada hasil praktikum yang
terlampir.
Kemudian untuk cara penghitungan koordinat x,y, dan z dapat menggunakan
rumus. Rumus yang digunakan untuk mencari koordinat x adalah x = x’± (a/c × interval).
Selanjutnya untuk mencari koordinat y adalah y = y’± (a/c × interval). Dan yang terakhir
untuk mencari koordinat z dapat menggunakan rumus z = z’± (b/a × interval). Dengan
menggunakan rumus-rumus tersebut dapat mengetahui koordinat dari x,y dan z.

Pertanyaan 2. Menurut pendapat saudara, apa keuntungan dan kerugian dalam


merepresentasikan posisi secara absolut dan relatif?

64
Merepresentasikan posisi peta dibagi menjadi dua yaitu secara absolut dan relatif.
Absolut sendiri merupakan mempresentasikan menggunakan koordinat (Khakim, 2003).
Yang dimaksud koordinat sendiri adalah menggunakan data berupa angka yang pasti
sehingga menunjukan posisi yang akurat. Biasanya koordinatnya terdiri dari lintang bujur
dan lintang utara agar dapat mengetahui sebuah letak atau posisi. Sedangkan posisi relatif
merupakan letak atau posisi yang dapat diketahui dari nilai variabel ataupun hubungan
antar variabel lain yang memiliki keragaman, karakteristik suato objek (Kristiana dkk,
2020).
Representasi posisi absolut dan posisi relatif sendiri memiliki keuntungan dan
kerugian masing-masing. Keuntungan dari representasi peta secara absolut adalah untuk
menunjukkan sebuah posisi yang tepat, dikarenakan representasi peta secara absolut dapat
dilakukan dengan menghitung berdasarkan titik atau garis koordinat yang dapat dilihat
dari garis lintang dan garis bujur sehingga dapat menghasilkan representasi yang akurat.

65
Sedangkan kerugian dari reprenstasi peta secara absolut adalah untuk membaca dan
menghitung peta dibutuhkan keahlian dan kemampuan, sehingga para pembaca peta awam
akan kesulitan dalam mencari posisi suatu objek. Hal ini disebabkan karena tidak semua
orang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami perhitungan posisi
koodinat. Kemudian untuk posisi relatif memiliki keuntungan adalah mudah dipahami.
Seperti contoh ketika Kita menanyakan sebuah arah untuk pergi ke suatu objek kepada
masyarakat, masyarakatpun akan memberi tahukan posisi secara relatif dan Kita pun dapat
dengan mudah mengerti apa yang dimaksud. Tetapi representasi posisi relative juga
memiliki kekurangan, kekurangannya adalah titik objek yang ditunjukan atau dicari
menjadi tidak pasti, yang mana bisa saja informasi tersebut menjadi meleset dikarenakan
hanya mengandalkan objek yang lain untuk menunjukan suatu posisi atau letak.

Pertanyaan 3. Perlukan dilakukan otomatisasi dalam pengukuran posisi? Jelaskan


alasannya. Alat apa yang dapat digunakan untuk mengukur posisi absolut di lapangan?
Otomatisasi merupakan bentuk dari pemanfaatan yang efisien atas uang, tenaga
kerja, bahan, waktu, dan mesin maupun alat-alat kerja (Junaidi dkk, 2015). Jadi otomatis
dalam pengukuran posisi sendiri adalah sebuah kegiatan agar dapat mempermudah untuk
menghitung, mengukur koordinat. Otomatisasi juga dapat membuat pekerjaan lebih
efisien dan menghemat waktu. Contoh dari alat pengukuran posisi absolut di lapangan
sendiri adalah GPS (Global Positioning System). GPS sendiri merupakan sebuah sistem
navigasi yang menggunakan teknologi dari sebuah satelit yang dapat menerima sinyal dari
satelit sehingga Kita dapat memperoleh posisi atau letak absolut (Alfeno & Devi, 2017).
GPS juga memiliki berbagai fungsi seperti menjadi penyedia informasi koordinat posisi
kepada pengguna. GPS juga dapat mengetahui posisi geografis, seperti garis lintang dan
garis bujur serta dapat memberitahu posisi pengguna. Bagian-bagian pada GPS yaitu,
satelit yang mengorbit pada bumi, stasiun pengendali dan pemantau bumi, serta alat
penerima GPS atau GPS receiver. Alat penerima ini yang akan digunakan untuk melihat
koordinat posisi dan kita menjadi mengetahui posisi absolut.

66
VI. KESIMPULAN
1. Pengukuran peta dapat dihitung menggunakan rumus-rumus tertentu sehingga dapat
menunjukan posisi yang tepat dan akurat. Seperi posisi horizontal absolut yang dapat diukur
berdasarkan letak suatu obyek terhadap garis koordinat yang dinyatakan dengan mT dan mU.
Kemudian posisi horizontal relatif yang dapat diketahui dengan letak suatu obyek dengan
obyek lainnya berdasarkan dengan arah mata angina. Selanjutnya ada posisi vertikalabsolut
dapat diketahui berdasarkan ketinggian suatu obyek yang dapat diukur menggunakan garis
kontur didalam peta. Kemudian yang terakhir ada posisi vertikal relatif yang dapat diketahui
dengan melakukan perbandingan ketinggian lebih tinggi maupun lebih rendah dariobjek lain.
2. Representasi posisi absolut dan posisi relatif memiliki keuntungan dan kerugiannya
masing-masing. Seperti keuntungan representasi posisi absolut yang memiliki keakuratan
dalam menunjukan posisi dan posisi relatif yang dapat dengan mudah dipahami. Sedangkan
kekurangan representasi posisi absolut adalah sulit dipahami dan kekurangan representasi
posisi relatif adalah kurang akurat dalam menunjukan tempat dan lokasi.
3. Otomatisasi dilakukan agar dapat mempermudah pekerjaan manusia dan menjadi lebih
efisien. Contoh alat untuk mengukur dari posisi absolut sendiri adalah GPS. GPS berfungsi
untuk membantu memberitahukan informasi tentang posisi absolut seperti titik koordinat.

VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 4 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan
materi yang disampaikan Ibu Dosen dan bantuan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang
sangat jelas dalam menerangkan materi sehingga tidak ada saran pada acara ini.

67
DAFTAR PUSTAKA

Alfeno, S., & Devi, R. E. C. (2017). Implementasi Global Positioning System (GPS) dan Location
Based Service (LSB) pada Sistem Informasi Kereta Api untuk Wilayah Jabodetabe. Jurnal
Sisfotek Global, 7(2).
Junaidi, dkk (2015). Konsep Otomatisasi Sistem Pembayaran SPP Online Untuk Mengurangi
Tingkat Keterlambatan. Proceedings Konferensi Nasional Sistem dan Informatika (KNS&I).
Khakhim, N. (2003). Penggunaan Gps Untuk Meng Ukur Aran Dan Kecepatan Arus Permukaan
Laut (Studi Kasus di Pantai Utara Provinsi Jawa Tengah). Majalah Geografi

Indonesia, 17(2003).

Kristiana, L., dkk (2020). Posisi Relatif Provinsi di Indonesia Berdasarkan Penggunaan
Pengobatan Tradisional: Analisis Komponen Utama Biplot. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 23(3), 178-187.
Liu, T., Spincemaille, P., De Rochefort, L., Kressler, B., & Wang, Y. (2009). Calculation of
susceptibility through multiple orientation sampling (COSMOS): a method for conditioning
the inverse problem from measured magnetic field map to susceptibility source image in
MRI. Magnetic Resonance in Medicine: An Official Journal of the International Society for
Magnetic Resonance in Medicine, 61(1), 196-204.

Rudianto, B. (2010). Analisis Ketelitian Objek pada Peta Citra Quickbird RS 0, 68 m dan Ikonos
RS 1, 0 m. Jurnal Itenas Rekayasa, 14(3).

68
LAMPIRAN

1. Tabel Pengukuran Posisi (10 objek)


Tabel 1. Pengukuran Posisi Horizontal dan Vertikal

Objek Posisi Horizontal Posisi Vertikal


Absolut Relatif Absolut Relatif
Objek A (Masjid) 543486,48 mT Selatan area 526,32 mdpl Lebih tinggi dari
9094254,55 Kaligondong area Koligondang
mU
Objek B 542108,10 mT Selatan bangunan 541,18 mdpl Lebih tinggi dari
(Sekolah) 9094145,46 rumah sakit desa
mU
Objek C 541270,27 mT Utara area Soyo 350 mdpl Lebih tinggi dari
(Area 9097718,19 area Soyo
Palemkidul) mU
Objek D 542243,24 mT Barat area Kelis 278,58 mdpl Lebih rendah dari
(Area Soyo) 9096600 mU area Palemkidul
Objek E 543162,16 mT Utara area 300 mdpl Lebih rendah dari
(Area Kelis) 9096954,55 Koligondang area Koligondang
mU
Objek F 543135,13 mT Timur bangunan 383,33 mdpl Lebih rendah dari
(Area 9094172,73 sekolah masjid (G)
Kaligondong) mU
Objek G 543135,13 mT Timur bangunan 535 mdpl Lebih tinggi dari
(Masjid) 9094200 mU rumah sakit masjid (A)
Objek H 542081,08 mT Selatan bangunan 516,67 mdpl Lebih rendah dari
(Desa) 9093954,55 sekolah lokasi sekolah (B)
mU
Objek I 542054,05 mT Utara bangunan 350 mdpl Lebih rendah dari
(Sekolah) 9095127,28 rumah sakit rumah sakit
mU
Objek J 542108,10 mT Utara bangunan 532,36 mdpl Lebih rendah dari
(Rumah Sakit) 9094281,82 sekolah lokasi sekolah (B)
mU

69
2. Contoh Perhitungan

a. Objek A (Masjid)

b. Objek B (Sekolah)

c. Objek C (Area Palemkidul)

70
d. Objek F (Area Kaligondang)

e. Objek J (Rumah Sakit)

71
72
C

I F

73
J A
H B G

74
Naufal Kusuma Putra

21/475411/SV/19106

D4 Sistem Informasi Geografis

Tugas Praktikum Kartografi 86

Acara 4

Sistem Informasi Geografis atau sering disingkat SIG merupakan data yang
berkaitan tentang geografis kemudian mengerepresentasikan objek letak atau
tempat di bumi (Penangsang & Aryani, 2017). Informasi mengenai geografi juga
semakin hari semakin dibutuhkan untuk memudahkan dalam kehidupan seperti
perencanaan wilayah dan kota, menentukan jarak antar daerah, dan menentukan
fasilitas serta sumber daya daerah. Pada SIG tentunya terdapat koordinat untuk
menentukan wilayah dan sebuah proyeksi untuk memproyeksikan peta seperti
UTM.

Koordinat sendiri merupakan suatu titik yang didapat dari hasil perpotongan
garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) sehingga bisa menghasilkan
sebuah lokasi pada suatu tempat ataupun daerah (Geosriwijaya, 2016). Garis lintang
adalah sebuah garis horizontal yang digunakan pada peta maupun proyeksi peta
sedangkan garis bujur adalah garis khayal pada bumi yang bergaris vertikal.
Kemudian koordinat sendiri dapat dibedakan menjadi 2, yaitu koordinat geografis
dan UTM (Universal Transfer Mercator).

Sistem koordinat geografis sendiri merupakan kumpulan dari seluruh data


awal yang memiliki sistem koordinat baik itu garis lintang maupun garis bujur
(Ramdhan & Arifin, 2013). Kemudian koordinatnya sendiri dalpat berupa bilangan
desimal atau apaun yang digunakan untuk memrepresentasikan sebuah letak
ataupun lokasi.

Pada Sistem Koordinat UTM sendiri biasanya ada pembagian waktu


berdasarkan zona-zona yang ditentukan, dan pada Indonesia sendiri terbagi menjadi

75
16 zonasi waktu, pembagian zonasi waktu menjelaskan tentang terdapat garis-garis
yang memisahkan dari garis khatulistiwa. Oleh akrena itu daerah yang terletak di
atas garis khatulistiwa akan mempunyai Kode N sedangkan yang berada dibawah
garis khatulistiwa akan mempunyai kode S.

Sumber gambar : gis-indonesia.blogspot.com

SUMBER

Geosriwijaya. (2016). Pengertian Koordinat Geografis dan UTM Serta Cara


mengkonversi Satuan Koordinat.
https://geosriwijaya.com/2016/07/pengertian-koordinat-geografis-dan-utm-
serta-cara-mengkonversi-satuan-koordinat-2/ diakses pada 1 Oktober 2021.

Mufidah, N. M. I. (2006). Pengantar GIS (Geographical Information System).


Bandung: Penerbit Informatika.

Nirwansyah, A. W. (2017). Dasar Sistem Informasi Geografi dan Aplikasinya


Menggunakan ARCGIS 9.3. Deepublish.

Penangsang, O., & Aryani, N. K. (2017). Penentuan Lokasi Gangguan Hubung


Singkat pada Jaringan Distribusi 20 kV Penyulang Tegalsari Surabaya
dengan Metode Impedansi Berbasis GIS (Geographic Information System).
Jurnal Teknik ITS, 6(1), B66-B71.

Ramdhan, M., & Arifin, T. (2013). Aplikasi sistem informasi geografis dalam
penilaian proporsi luas laut Indonesia. Jurnal Ilmiah Geomatika, 19(2), 141-
146.

76
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)

ACARA V CLARISA NADIA P F

NOMER LEMBAR PETA (NLP) 2021-11-27 15:07:22

--------------------------------------------
Total = 5+16+24+7+3+7+23 = 85

Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN


SEKOLAH VOKASI

77
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

2021

78
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

I. TUJUAN
1) Mampu membaca informasi lembar peta.
2) Mampu mengidentifikasi skala peta dari lembar peta.
3) Mampu membuat konfigurasi penomoran peta multiskala.

II. ALAT DAN BAHAN


Alat
No Nama Alat Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk menunjang kegian
RAM : 4 GB praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10
Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor.
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi tambahan di
internet.
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk membuat
laporan praktikum
5 Penggaris Sebagai alat untuk melakukan pengukuran.
6 Kalkulator Sebagai alat bantu untuk melakukan penghitungan.
Bahan

No Nama Bahan Keterangan


1 Modul Praktikum Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum.
Kartografi Acara 5
2 Lembar Kerja Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan
Praktikum Kartografi praktikum.
Acara 5
3. Peta RBI Sebagai bahan untuk mengerjakan praktikum.

79
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah membaca dan memahami modul praktikum
kartografi acara 5.
2. Kemudian melakukan penomoran lembar Peta RBI dilakukan secara sistematik
mengikuti pembagian lembar peta mulai dari skala kecil hingga skala besar.
3. Langkah berikutnya yaitu nomor Lembar peta disusun secara sistematis, dan digit NLP
dapat menunjukkan suatu wilayah sekaligus dengan skalanya.
a. Peta skala 1 : 250.000 memiliki 4 digit nomor lembar peta.
b. Peta skala 1 : 100.000 memiliki 5 digit nomor lembar peta.
c. Peta skala 1 : 50.000 memiliki 6 digit nomor lembar peta.
d. Peta skala 1 : 25.000 mempunyai 7 digit nomor lembar peta.
e. Peta skala 1 : 10.000 memiliki delapan digit nomor lembar peta.
4. Langkah selanjutnya melakukan penomoran lembar peta dibuat secara sistematis
memiliki fungsi untuk memudahkan pencarian pada indeks peta.
5. Berikutnya penomoran lembar peta penting disertakan dalam informasi tepi peta.
7. Dan langkah yang terakhir adalah pembuatan konfigurasi nomor peta multiskala harus
dibuat secara bertahap mulai dari peta skala 1 : 250.000, kemudian dilanjutkan hingga peta
skala 1 : 10.000. Penomoran peta dilakukan kiri bawah ke kanan, lalu dilanjutkan kiri atas
nya ke kanan.

IV. HASIL PRAKTIKUM


1. Salinan Konfigurasi nomor lembar peta yang ada di RBI masing masing wilayah praktikan.
(Terlampir)
2.Konfigurasi NLP 1:250.000 hingga 1: 25.000. (Terlampir)
3.Konfigurasi NLP 1: 10.000. (Terlampir)

80
V. PEMBAHASAN

Pertanyaan 1. Apa yang anda temukan dari beberapa simulasi konfigurasi NLP dalam
berbagai skala?
Nomor Lembar Peta dapat menyimpulkan bahwa Kita sebenarnya hanya dapat
mempunyai peta untuk menggambarkan wilayah ataupun daerah (Yuliawan, 2014).
Penomoran pada lembar peta RBI dapat dilakukan dengan cara melakukan pembagian
lembar peta mulai dari skala kecil hingga skala besar. Penomoran lembar peta dimulai
dari peta skala 1 : 250.000. Hal ini dikarenakan pada skala 1 : 1.000.000 dan 1 : 500.000
penomorannya diatur secara terpisah. Peta skala 1 : 250.000 memiliki 4 digit angka nomor
lembar peta (1608). Peta skala 1 : 250.000 akan dibagi menjadi 6 lembar peta skala 1 :
100.000. Peta skala 1 : 100.000 memiliki 5 digit angka nomor lembar peta, empat digit
pertama merupakan nomor Peta RBI 1:250.000 pada lokasi yang sama dan 1 digit terakhir
adalah nomor peta untuk lembar 1:100.000.

Pertanyaan 2. Apa Fungsi dari Penomoran Lembar Peta dan pentingkah NLP disertakan di
dalam informasi tepi peta?
Penomoran lembar Peta Rupabumi Indonesia dapat dilakukan secara terstruktur
serta sistematis (Riqqi, 2019). Penomoran lembar peta mempunyai banyak fungsi dapat
membantu cara membaca peta dan memahami letak peta tentunya. Nomor lembar peta
dibuat secara sistematis yang berfungsi untuk melakukan pencarian pada indeks peta
sekaligus untuk mengakomodasikan peta dengan skala besar. Peta dengan skala besar
adalah peta yang memiliki skala 1 : 250.000 hingga skala 1 : 10.000. Dari penomoran
lembar peta ini dapat diketahui skala dari suatu peta, misalnya peta dengan penomoran
lembar peta 1408-344 yang menunjukkan 7 digit angka, maka penomoran ini
menunjukkan bahwa skala petanya adalah 1 : 25.000 dan seterusnya.

VI. KESIMPULAN
1. Informasi Lembar Peta dapat membantu pada saat membaca dan memahami peta
sehingga dapat mengambil informasi dari peta tersebut.

81
2. Skala dapat diidentifikasi sehingga dapat membandingkan peta dengan jarak
sesungguhnya daripada jarak pada peta.
3. Penomoran pada peta juga membantu saat membaca dan menangkap informasi
menggunakan cara membagi grid pada peta dengan Nomor Lembar Peta.
VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 4 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan
materi yang disampaikan Ibu Dosen dan bantuan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang
sangat jelas dalam menerangkan materi sehingga tidak ada saran pada acara ini.

DAFTAR PUSTAKA

Martiana, D. N., Prasetyo, Y., & Wijaya, A. P. (2017). Analisis Akurasi Dtm Terhadap
Penggunaan Data Point Clouds Dari Foto Udara Dan Las Lidar Berbasis Metode Penapisan
Slope Based Filtering Dan Algoritma Macro Terrasolid. Jurnal Geodesi Undip, 6(1), 293-
302.
Riqqi, A. (2019). PEMIKIRAN SISTEM PEMBAGIAN LEMBAR PETA DAN PENOMORAN
LEMBAR PETA DASAR SKALA BESAR DI INDONESIA. GEOMATIKA, 25(1), 1-8.
Sudarman, S., Sadikin, H., & Prijatna, K. (2020). Desain Alternatif Lembar Peta Rupabumi
Indonesia (RBI) Skala Besar. GEOMATIKA, 26(1), 35-44.
Yuliawan, T. P. (2014). NLP: The Art of Enjoying Life. Serambi Ilmu Semesta.

82
LAMPIRAN

1. Salinan Konfigurasi nomor lembar peta yang ada di RBI masing masing wilayah praktikan
A. Peta Rupa Bumi Digital Indonesia 1 : 25.000 Lembar 1408-344 Karanganyar.

B. Salinan Konfigurasi nomor lembar peta yang ada di RBI masing masing wilayah praktikan.

83
1408-621 1408-622 1508-411

GEMOLONG MASARAN SRAGEN

1408-343 1408-341 1508-133

SURAKARTA KARANGANYAR KARANGPANDAN

1408-341 1408-342 1508-131

SUKOHARJO JUMANTONO TAWANGMANGU

84
2. Konfigurasi NLP 1:250.000 hingga 1: 25.000
A. 1:250.000

1408

85
B. 1:100.000

1408-4 1408-5 1408-6

1408

1408-1 1408-2 1408-3

86
C. 1:50.000

1408- 1408- 1408- 1408- 1408- 1408-


43 1408 -4
44 53 1408-5
54 63 1408-6
64

1408- 1408- 1408- 1408- 1408- 1408-


41 42 51 14052
8 61 62

1408- 1408- 1408- 1408- 1408- 1408-


13 1408-1
14 23 1408-2
24 33 1408-3
34

1408- 1408- 1408- 1408- 1408- 1408-


11 12 21 22 31 32

87
3. Konfigurasi NLP 1: 10.000

88
89
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG213105)

ACARA VI IRMA HERAWATI


GENERALISASI PETA 2021-12-17 15:52:47

--------------------------------------------
TOTAL :

5+15+25+7+9+24 = 85

Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN


SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA
90
2021

91
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

I. TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang perubahan skala peta yang keterkaitan dengan kedetailan
informasi yang disajikan.
2. Memberikan pengetahuan tentang konsep generalisasi peta meliputi generalisasi grafis dan
generalisasi konseptual.
3. Melatih keterampilan mahasiswa untuk melakukan generalisasi peta terutama generalisasi
grafis.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Alat Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk menunjang
RAM : 4 GB kegiatan praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10 Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor.
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi tambahan
di internet.
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk
membuat laporan praktikum
5 Penggaris Sebagai alat untuk melakukan pengukuran.
6 Kalkulator Sebagai alat bantu untuk melakukan
penghitungan.
B. Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1 Modul Praktikum Kartografi Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum.
Acara 6
2 Lembar Kerja Praktikum Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan
Kartografi Acara 6 praktikum.

92
3. Peta Sebaran Lahan Sebagai bahan praktikum.
Terbangun

93
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah membaca dan memahami modul Praktikum
Kartografi Acara 6 terlebih dahulu.
2. Setelah itu memahami konsep generalisasi meliputi generalisasi grafis dan generalisasi
konseptual. 3. Memperhatikan peta yang disediakan, yaitu Peta Sebaran Lahan Terbangun
Skala 1:5.000.
4. Kemudian mengamati tiap-tiap unsur yang digambarkan dalam peta tematik tersebut
dan menentukan unsur utama peta serta unsur pendukungnya.
5. Selanjutnya menambahkan grid dengan jarak 1 cm x 1 cm pada peta.

6. Lalu menyiapkan kertas HVS untuk memperkecil peta menjadi ½ kali ukuran.
7. Kemudian mengukur panjang dan lebar frame peta awal, kemudian menggambarkan
frame menjadi ½ kali-nya pada kertas HVS.
8. Selanjutnya membuat grid ½ kali grid awal yaitu menjadi 0,5 cm x 0,5 cm.

94
9. Langkah selanjutnya adalah menggambarkan kembali fitur/objek pada peta awal ke
dalam HVS dengan menerapkan generalisasi grafis.
10. Setelah itu memberikan masing-masing satu contoh generalisasi grafis yang dilakukan
meliputi penyederhanaan (simplification), perbesaran (enlargement), pergeseran
(displacement), penggabungan (merging), dan pemilihan (selection).
11. Kemudian melampirkan contoh-contoh generalisasi tersebut dalam tabel yang telah
disediakan.
12. Dan langkah terakhir mengerjakan pertanyan-pertanyaan yang diberikan yang terdapat
dalam lembar kerja praktikum.
IV. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel contoh Generalisasi Grafis ‘Peta Sebaran Lahan Terbangun Skala 1:5.000 menjadi
1:10.000. (terlampir)
2. Peta awal sebelum generalisasi dan peta hasil generalisasi grafis. (terlampir)
V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, generalisasi grafis apa saja yang
Anda terapkan? Berikan contoh generalisasi tersebut
Generalisasi peta merupakan suatu proses dari penyederhanaan peta yang
dikarenakan adanya pengecilan atau turunan peta dari peta yang skala besar (Susetyo &
Perdana, 2015). Jadi generalisasi diperlukan untuk mempertahankan kejelasan dari peta.
Pada setiap pembuatan peta, bentuk dari unsur-unsur terrain di generalisasi sampai
tingkat tertentu. Pada Praktikum Kartografi Acara 6 ini melakukan generalisasi peta skala
1 : 5.000 menjadi peta skala 1 : 10.000. Generalisasi sendiri dapat digolongkanmenjadi
dua jenis, yaitu generalisasi grafis (graphic generalization) dan generalisasi konseptual
(conceptual generalization). Generalisasi grafis tidak melakukan perubahan simbol
unsur/objek dalam pelaksanaannya. Generalisasi grafis yang saya terapkan pada
Praktikum Kartografi Acara 6 ini adalah generalisasi penyederhaan (simplification),
generalisasi perbesaran (enlargement), generalisasi pergeseran (displacement),
generalisasi penggabungan (merging), dan generalisasi pemilihan (selection).

95
Pertanyaan 2. Apa alasan Anda memilih generalisasi tersebut untuk diterapkan?
Generalisasi merupakan sebuah metode dari pembuatan peta pada skala tertentu
yang dihasilkan dari peta pada skala yang lebih besar dan generalisasi sendiri terdiri dari
pemilihan jenis penampakan-penampakan pada peta yang akan ditampilkan,
penyederhanaan kenampakan yang akan dipilih, dan melestarikan corak (Samudra, 2018).
Generalisasi pada peta memiliki berbagai macam cara atau metode. Berikut alasan Saya
memilih generalisasi yang Saya pilih . Generalisasi penyederhanaan (simplification)
dilakukan dikarenakan terdapat garis-garis yang berkelok-kelok di dalam peta sehingga
dapat disederhanakan. Cara kerja dari penyederhanaan atau simplification ini akan
mengurangi kompleksitas pada peta. Kemudian ada juga penggunaan generalisasi
perbesaran (enlargement) dikarenakan terdapat unsur penting yang harus
dipertahankannya keberadaannya, dengan cara melakukan perbesaran agar pembaca lebih
mudah membaca informasi tersebut. Kemudian ada generalisasi pergeseran
(displacement) yang dilakukan dikarenakan pergersran diperlukan jika terjadi perbesaran
skala atau objek lain. Selanjutnya ada penggabungan (merging) dilakukan dengan alasan
mempermudah pembacaan poligon kecil yang terbesar. Dan yang terakhir ada pemilihan
(selection) yang dilakukan dikarenakan terdapat objek yang terlalu detail biladigambarkan
pada peta skala kecil sehingga perlu digeneralisasi.

Pertanyaan 3. Apakah semua unsur mengalami generalisasi? Deskripsikan jawaban anda.


Dasarnya generalisasi perlu diperlukan karena tidak semua unsur yang ada pada
sebuah peta dengan skala tertentu bisa ditampilkan seluruhnya pada skala yang besar.
Sehingga semua unsur tidak harus mengalami generalisasi. Jadi generalisasi hanya
dilakukan pada saat unsur peta tersebut memanglah membutuhkan suatu perubahan,
apabila tidak diperlukan maka unsur tidak mengalami generalisasi. Jika memang
diperlukan generalisasi dapat dilakukan dengan metode-metodenya seperti generalisasi
penyederhanan (simplification), generalisasi perbesaran (enlargement), generalisasi
pergeseran (displacement), generalisasi penggabungan (merging), dan generalisasi
pemilihan (selection).

96
Pertanyaan 4. Setelah menyelesaikan pengecilan peta dari skala 1:5.000 menjadi skala
1:10.000 dengan menerapkan generalisasi grafis, bagaimana hasil peta Anda? Apakah esensi
dari isi peta asli masih tetap dipertahankan dengan baik?
Salah satu metode pemetaan yang dapat digunakan pada penyediaan basis data peta
rupa bumi adalah generalisasi, Generalisasi peta sendiri merupakan proses dari
penyederhanaan peta dengan tetap mempertahankan ciri atau karakteristik utama dari
peta (Hinasah & Subiyanto, 2015). Generalisasi sendiri menyebabkan hilangnya
informasi, namun esensi dari isi peta aslinya harus tetap dipertahankan. Dalam hal ini
berarti menjaga akurasi geometri dan atribut, serta estetika pada peta. Oleh karena itu
Pengecilan Peta Sebaran Lahan Terbangun di Kecamatan Bukit Bestari ini dari skala
1:5.000 menjadi skala 1:10.000 yang dilakukan pada Praktikum Kartografi Acara 6 ini
harus tetap mempertahankan esensi dan karakteristik dari peta yang asli.

Pertanyaan 5. Apakah ada kendala dalam proses generalisasi yang Anda terapkan? Apa saja
kendala tersebut?
Kendala proses generalisasi sendiri biasanya terjadi pada saat melakukan
pengukuran grid, dikarenakan untuk melakukan grid bukanlah hal yang mudah
dikarenakan ukurannya harus sama. Selain itu pada saat proses generalisasi sangat susah
untuk membayangkan ataupun menilai bagaimana hasil akhirnya setelah peta diperkecil.
Dan juga interpretasi pada skala kecil sangat susah atau bahkan tidak mungkin
dikarenakan faktor pengecilan yang besar. Dan yang terakhir mempertahankan
karakteristik utama dari peta juga menjadi kesulitan tersendiri saat generalisasi
dikarenakan ketelitian yang tinggi. Oleh karena itu generalisasi diperlukan keterampilan
yang tinggi untuk melakukannya.

VI. KESIMPULAN
1. Generalisasi merupakan sebuah metode dari pembuatan peta pada skala tertentu yang
dihasilkan dari peta pada skala yang lebih besar.
2. Generalisasi pada peta ada penyederhaan (simplification), perbesaran (enlargement),
pergeseran (displacement), penggabungan (merging), dan pemilihan (selection).

97
3. Generalisasi pada peta dilakukan pada beberapa unsur saja dikarenakan tidak semua
unsur pada peta bersifat wajib digeneralisasi.
4. Generalisasi pada peta memiliki macam-macam skala seperti dari 1:5.000 ke 1:10.000.
5. Kendala proses generalisasi sendiri biasanya terjadi dikarenakan salahnya
pengukukuran pada peta saat membuat grid.

VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 6 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan
materi yang disampaikan Ibu Dosen dan bantuan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang
sangat jelas dalam menerangkan materi sehingga tidak ada saran pada acara ini.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Hisanah, N. N., & Subiyanto, S. (2015). Kajian Teknis Penerapan Generalisasi Peta Rupabumi
Indonesia (RBI) dari Skala 1: 50.000 Menjadi Skala 1: 250.000. Jurnal Geodesi Undip, 4(4),
248-256.
Samudra, M. M. (2018). EVALUASI KESESUAIAN LAHAN BERDASARKAN CITRA
WORLDVIEW-2 TAHUN 2015 TERHADAP RTRW TAHUN 2010-2030 (Doctoral

dissertation, ITN MALANG).


Susetyo, D. B., & Perdana, A. P. (2015). Kajian Generalisasi untuk Membangun Basisdata
Rupabumi Multi-Skala. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

98
LAMPIRAN
1. Tabel Contoh Generalisasi Grafis ‘Peta Sebaran Lahan Terbangun Skala 1:5.000 menjadi
1:10.000
No Jenis Kenampakan Kenampakan Setelah Alasan Generalisasi
Generalisasi Awal Fitur/Obyek Generalisasi
1. Generalisasi Alasan dilakukan
grafis - pergeseran
pergeseran dikarenakan terjadinya
pembesaran pada jalan
arteri sehingga jarak
gedung yang diatas
pada peta lebih dekat
dengan gedung yang
dibawah dibandingkan
jarak pada peta utama.
2. Generalisasi Untuk mengurangi
grafis – kompleksitas pada
penyederhanaan peta.

3. Generalisasi Adanya unsur/objek


grafis - yang penting dan
perbesaran ingin dipertahankan.

99
4. Generalisasi Dikarenakan objek
grafis - terlalu detail untuk
penggabungan digambarkan pada
skala yang lebih kecil.

5. Generalisasi grafis Dikarenakan untuk


- pemilihan mengeliminasi objek
tanpa mengubah objek
lain.

2. Peta awal sebelum generalisasi dan peta hasil generalisasi grafis.


Sebelum

100
Hasil

101
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)

ACARA VII CLARISA NADIA P F


SIMBOL PETA 2021-11-27 23:21:46

--------------------------------------------
Total = 5+18+26+7+3+7+24 = 90

Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN


SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA

102
2021

103
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

I. TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang simbol peta dan fungsinya untuk representasi objek
atau fenomena dunia nyata yang dipetakan.
2.Memberikan pengetahuan tentang klasifikasi dan berbagai macam simbol peta.
3. Melatih keterampilan untuk mengidentifikasi jenis data geospasial.
4. Melatih keterampilan untuk membuat simbol abstrak dan pictorial.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Alat Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk menunjang kegian
RAM : 4 GB praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10 Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor.
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi tambahan
di internet.
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk
membuat laporan praktikum
5 ArcGIS Sebagai perangkat lunak untuk melakukan
praktikum.
B. Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1 Modul Praktikum Kartografi Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum.
Acara 7
2 Lembar Kerja Praktikum Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan
Kartografi Acara 7 praktikum.
3. Peta RBI Sebagai bahan untuk melakukan praktikum.

104
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah pertama dalah membaca modul atau materi Praktikum Kartografi Acara 7
terlebih dahulu.

2. Kemudian menonton video Praktikum Kartografi Acara 7 – Simbol Peta agar lebih
memahami kegiatan praktikum.

105
3. Kemudian mendownload file bahan praktikum yang digunakan.

4. Sebelum praktikum membuat tabel perencanaan simbol terlebih dahulu.

5. Kemudian membukal peta digital yang dipersiapkan dengan membuka ArcMap


kemudian melakukan Add Data.
Membuka ArcMap.

106
Menuju tampilan blank map.

Melakukan Add data.

Memilih data yang akan ditambahkan kemudian klik Add.

107
Dan akan tampil hasil seperti berikut.

5. Kemudian membuka attribute data serta mengamati masing-masing layer peta dan
bukalah atribut data terutama kolom ‘KETERANGAN’’ pada titik infrastruktur, jaringan
jalan, sungai, dan penggunaan lahan.

108
A. Titik Infrastruktur

B. Jaringan Jalan

109
C. Sungai

D. Penggunaan Lahan

110
E. Admin Pacitan

6. Kemudian dapat diklasifikasikan juga bahwa data atribut pada kolom KETERANGAN
merupakan data kuantitatif. Menentukan apakah data tersebut masuk data nominal atau
data ordinal (data kualitatif yang memiliki tingkatan).
7. Langkah berikutnya adalah memindahkan View ke Layout View, kemudian mengatur
ukuran kertas pada A2 dan skala peta 1:25.000.
Menuju ke menu View dan pilih Layout View.

111
Lalu mengganti tampilan kertas menjadi A2 dengan cara klik pada menu File lalu pilih
Page and Print Set Up.

Mengatur ukuran kertas menjadi A2 dan klik OK.

112
Melihat tampilan A2 dengan skala 1:25.000.

Dan tampilan akan menjadi seperti berikut.

8. Kemudian melakukan copy data layer untuk membuat simbolisasi abstrak dan piktorial
dengan cara mengklik kanan pada layer infrastruktur lalu copy. Selanjutnya mengklik
kanan pada layers lalu paste layers. Lalu melakukan rename sesuai data yang didentukan.
Pilih dan klik kanan layer yang dipilih pada Table of Contents dan klik Copy.

113
Kemudian klik kanan pada Layers dan klik Paste Layer(s).

Kemudian melakukan rename agar dapat mudah membedakan data abstrak dan piktorial.

Lakukan hal yang sama pada data titik infrastruktur, jaringan jalan, sungai, penggunaan
lahan dan tampilan Table of Content menjadi seperti berikut.

114
9. Kemudian pada data “Penggunaan Lahan” harus dilakukan Group Values terlebih
dahulu dikarenakan terdapat data-data yang kembar. Selanjutnya mengubah nama
keterangannya juga.

11. Langkah berikutnya adalah membuat simbolisasi abstrak dan piktorial pada data titik
infrastruktur, jaringan jalan, sungai, dan penggunaan lahan. Untuk membuat simbolisasi
dapati dilakukan dengan cara mengklik kanan pada layer kemudian pilih Properties lalu
menuju menu Symbology dan pilih Categories.
Klik kanan pada layer yang ingin dilakukan simbolisasi dan pilih Properties.

115
Kemudian pada tampilan Layer Properties pilih Symbology.

Kemudian pada Show pilih Categories, lalu pada Value Field pilih “KETERANGAN” dan
dilanjutkan dengan klik Add All Values. Lalu dilanjutkan dengan melakukan simbolisasi
dengan klik satu persatu data atau value yang ada.

116
A. Titik Infrastruktur Abstrak
a. Layer Properties

b. Keterangan

117
B. Titik Infrastruktur Piktorial
a. Layer Properties

b. Keterangan

118
C. Jaringan Jalan Abstrak
a. Layer Properties

b. Keterangan

119
D. Jaringan Jalan Piktorial
a. Layer Properties

b. Keterangan

120
E. Sungai Abstrak
a. Layer Properties

b. Keterangan

121
F. Sungai Piktorial
a. Layer Properties

b. Keterangan

122
G. Penggunaan Lahan Abstrak
a. Layer Properties

b. Keterangan

123
H. Penggunaan Lahan Piktorial
a. Layer Properties

b. Keterangan

124
14. Langkah selanjutnya adalah melakukan simbolisasi abstrak dan piktorial jumlah
penduduk dengan layer ‘Admin_Pacitan_Kec_’ dengan cara mengklik kanan pada layer
kemudian pilih properties lalu ke menu symbology kemudian quantities dan klik
graduaded symbols dan mengatur aturan tampilan yang akan ditampilkan.
Klik kanan pada layer yang dipilih kemudian klik Properties.

Kemudian pergi ke menu symbology kemudian quantities dan klik graduaded symbols dan
mengatur aturan tampilan yang akan ditampilkan seperti fields, Symbol Size,dan Classe.
Selanjutnya melakukan simbolisasi pada jumlah penduduk tersebut.

125
A. Jumlah Penduduk Abstrak
a. Layer Properties

b. Keterangan

126
B. Jumlah Penduduk Piktorial
a. Layer Properties

b. Keterangan

127
IV. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Rencana Simbol Peta. (terlampir)
2. Simbolisasi infrastuktur (piktorial dan abstrak). (terlampir)
3. Simbolisasi Jaringan Jalan (piktorial dan abstrak). (terlampir)
4. Simbolisasi Sungai ( piktorial dan abstrak). (terlampir)
5. Penggunaan Lahan (piktorial dan abstrak). (terlampir)
6. Jumlah Penduduk (piktorial dan abstrak). (terlampir)
7. Hasil simbolisasi piktorial dan abstrak. (terlampir)
V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Berdasarkan hasil simbolisasi, apa keuntungan simbolisasi dengan simbol
abstrak dan simbol piktorial?
Simbolisasi dilakukan untuk menyajikan informasi dengan peta (Koeswandari,
2017). Penyajian pada peta sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu abstrak dan
pictorial. Simbol piktorial merupakan penggambaran simbol yang berbentuk menyerupai
obyek aslinya (Priyangga & Widartono, 2014). Sedangkan simbol abstrak dijelaskan
dengan bebas dan acak. Penyajian informasi menggunakan peta dalam bentuk simbol
titik, garis, dan area. Simbolisasi pada peta dilakukan dengan memperhatikan sifat data,
ukuran data, bentuk simbol, sifat simbol, cara penggambaran simbol, serta variabel visual
dan persepsi visual dalam mendesain simbol. Pemilihan simbolisasi pada peta harus
memenuhi kaidah kartografis yang telah berlaku, Berdasarkan cara penggambaran,
simbol dibedakan menjadi dua, yaitu simbol abstrak dan simbol pictorial, Data abstrak
atau yang kerap disebut dengan data geometris data ini biasanya berupa symbol yang
digambarkan dalam bentuk persegi, lingkaran, segitiga dan lainnya. Keuntungan atau
kelebihan dari simbol abstrak adalah lebih mudah untuk dibedakan apalagi jika terlalu
banyak objek yang dipetakan, karena biasanya simbol yang digunakan pada simbol
abstrak untuk membedakan suatu objek adalah hanya pada bentuk dan ukurannya saja,
sehingga akan lebih mudah untuk dibuat, pencarian pada symbol ini juga sangat mudah
untuk ditemukan oleh seorang kartograf ketika melakukan simbolisasi. Sedangkankan
keuntungan dari simbol pictorial adalah mirip dengan objek aslinya sehingga mudah
sekali saat membaca petanya.
128
Pertanyaan 2. Bandingkan masing-masing hasil simbolisasi data. Misalnya titik
infrastruktur dengan simbol abstrak dan piktorial. Berikan penilaian meliputi: kejelasan
informasi, kemudahan membedakan tingkatan data (pada data ordinal), dan mana yang lebih
menarik?
Titik infrastruktur merupakan suatu penggambaran dari sistem yang menampilkan
penyebaran infrastruktur dalam bentuk peta (Ramadhani dkk, 2018). Titik infratruktur
sendiri pada abstrak dapat dijelaskan dengan bangun ruang sedangkan pada piktorial dapat
digambarkan melalui gambaran seperti pada peta rupa bumi. Titik infrastruktur pada
abstrak dijelaskan bentuk ruang seperti persegi, segitiga, segi lima, segi enam dan
dibedakan warnanya agar lebih mudah dibedakan. Sedangkan pada piktrorial dimiripkan
dengan kondisi aslinya seperti kantor camat disimbolkan dengan kantor dengan huruf “c”
pada simbolnya.

Pertanyaan 3. Bandingkan masing-masing hasil simbolisasi data. Misalnya jaringan jalan


dengan simbol abstrak dan piktorial. Berikan penilaian meliputi: kejelasan informasi,
kemudahan membedakan tingkatan data (pada data ordinal), dan mana yang lebih menarik?
Jalan adalah prasarana transportasi yang penting sebagai pendukung kehidupan
ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan oleh karena itu jaringan jalan
digunakan untuk mendukung pertumbuhan penduduk dengan prasarana yang tersedia
(Panjaitan, 2013). Jaringan jalan pada abstrak dapat dijelaskan dengan bebas sebenarnya
seperti dengan garis hitam yang putus-putus atau lurus. Sedangkan pada piktorial dapat
digambarkan dengan acuan seperti peta rupa bumi dengan contoh jalan kolektor dengan
garis merah besar, dan jalan yang lain menyesuaikan.

Pertanyaan 4. Bandingkan masing-masing hasil simbolisasi data. Misalnya sungai dengan


simbol abstrak dan piktorial. Berikan penilaian meliputi: kejelasan informasi, kemudahan
membedakan tingkatan data (pada data ordinal), dan mana yang lebih menarik?
Jaringan sungai pastinya selalu ada dan terletak pada setiap bagian dari pulau serta
selalu dijumpai sungai besar maupun kecil (Endang, 2010). Sungai pada abstrak dapat
dijelaskan dengan garis biru yang putus-putus atau lurus sedangkan pada piktorial dapat
129
digambarkan dengan acuan seperti peta rupa bumi. Pada abstrak sebenarnya dapat
digambarkan dengan bebas tetapi agar dapat mudah dipahami disini dibuat dengan garis biru
putus-putus. Dan pada piktorial menyesuaikan pada peta rupa bumi seperti garis biru yang
dibedakan warna dan ketebalannya.

Pertanyaan 5. Bandingkan masing-masing hasil simbolisasi data. Misalnya penggunaan


lahan dengan simbol abstrak dan piktorial. Berikan penilaian meliputi: kejelasan informasi,
kemudahan membedakan tingkatan data (pada data ordinal), dan mana yang lebih menarik?
Penggunaan lahan dibuat untuk memperkenalkan konsep dan pendekatan berbagai
bentuk kemudian dibedakan sesuai dengan fungsi lahannya masing-masing (Sitorus, 2018).
Penggunaan lahan pada abstrak dapat dijelaskan dengan daftar pilihan pada ArcMap yaitu
Geology 24K sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan acuan seperti peta rupa
bumi.
Pertanyaan 6. Bandingkan masing-masing hasil simbolisasi data. Misalnya kepadatan
penduduk dengan simbol abstrak dan piktorial. Berikan penilaian meliputi: kejelasan
informasi, kemudahan membedakan tingkatan data (pada data ordinal), dan mana yang lebih
menarik?
Kepadatan penduduk pengaruh terhadap tampilan data-data yang ditampilkan seperti
infrastruktur jalan dan yang lainnya (Amri & Si, 2014). Kepadatan penduduk pada abstrak
dapat dijelaskan dengan bentuk lingkaran atau diagram sedangkan pada piktorial dapat
digambarkan dengan menyerupai objek aslinya yaitu ilustrasi manusia atau orang. Pada
abstrak digambarkan dengan lingkaran supaya mudah dalam memahami besar kecilnya
sedangkan pada pictorial hanya mengikuti atau dimirpkan dengan bentuk objek aslinya.
VI. KESIMPULAN
1. Simbolisasi abstrak dan piktorial memiliki kelebihannya masing-masing seperti abstrak
dapat menjelaskan secara bebas dan piktorial memiliki bentuk yang menyerupai obyek
aslinya.
2. Titik infrastruktur pada abstrak dapat dijelaskan dengan bangun ruang sedangkan pada
piktorial dapat digambarkan melalui gambaran seperti pada peta rupa bumi.
3. Jaringan jalan pada abstrak dapat dijelaskan dengan garis hitam yang putus-putus atau
lurus sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan acuan seperti peta rupa bumi.
130
4. Sungai pada abstrak dapat dijelaskan dengan garis biru yang putus-putus atau lurus
sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan acuan seperti peta rupa bumi.
5. Penggunaan lahan pada abstrak dapat dijelaskan dengan daftar pilihan pada ArcMap yaitu
Geology 24K sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan acuan seperti peta rupa
bumi.
6. Kepadatan penduduk pada abstrak dapat dijelaskan dengan bentuk lingkaran atau diagram
sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan menyerupai objek aslinya yaitu ilustrasi
manusia atau orang.
VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 7 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan
materi yang disampaikan Ibu Dosen dan bantuan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang
sangat jelas dalam menerangkan materi sehingga tidak ada saran pada acara ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, K., & Si, S. E. M. (2014). Infrastruktur transportasi dan kepadatan penduduk dampaknya
terhadap pendapatan per kapita: Panel Data Evidence dari sembilan provinsi diSumatera.
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 2(2), 438-450.
Endang, S. (2010). Peranan Jaringan Sungai sebagai Jalur Perdagangan di Kalimantan Selatan
pada Pertengahan Kedua Abad XIX. Citra Leka dan Sabda.
Koeswandari, I. O., & Rahardjo, N. (2017). Penggunaan Peta untuk Mengetahui Hubungan antara
Arah Perkembangan Wilayah dengan Konektivitas Jalan dan Pola Persebaran Fasilitas
Umum di Perkotaan Klaten. Jurnal Bumi Indonesia, 6(1).
Panjaitan, A. M. (2013). Kajian Sistem Jaringan Jalan di Wilayah Kota Pekanbaru. Jurnal Teknik
Sipil USU, 2(1).

Priyangga, T. W. W., & Widartono, B. S. (2014). Peta Skematik Jalur Bus Trans Jogja. Jurnal
Bumi Indonesia, 3(4).
Ramadhani dkk. (2018). Analisis dan Desain Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan
Infrastruktur Pemerintahan (Studi Kasus: Kota Pontianak). Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Sains dan Humaniora, 2(1), 12-21.

Sitorus, S. R. (2018). Perencanaan Penggunaan Lahan. PT Penerbit IPB Press.


131
LAMPIRAN
1. Tabel Rencana Simbol Peta.
No Layer Peta Jenis Data Level Simbol Abstrak Simbol Piktorial
Data

1 Titik Kualitatif Ordinal


Infrastruktur

2 Jaringan Kualitatif Ordinal


Jalan

3 Sungai Kualitatif Ordinal

4 Penggunaan Kualitatif Nominal


Lahan

132
5 Admin Kualitatif Ordinal
Kecamatan
Jumlah
Penduduk

2. Simbolisasi infrastuktur (piktorial dan abstrak).


A. Piktorial
Skala 1 : 25.000

133
Keseluruhan

134
B. Abstrak
Skala 1 : 25.000

Keseluruhan

135
3. Simbolisasi Jaringan Jalan (piktorial dan abstrak).
A. Piktorial
Skala 1 : 25.000

136
Keseluruhan

137
B. Abstrak
Skala 1 : 25.000

Keseluruhan

138
4. Simbolisasi Sungai ( piktorial dan abstrak).
A. Piktorial
Skala 1 : 25.000

139
Keseluruhan

140
B. Abstrak
Skala 1 : 25.000

Keseluruhan

5. Penggunaan Lahan (piktorial dan abstrak).

141
A. Piktorial
Skala 1 : 25.000

Keseluruhan

142
B. Abstrak
Skala 1 : 25.000

143
Keseluruhan

144
6. Jumlah Penduduk (piktorial dan abstrak).
A. Piktorial

Keseluruhan

145
B. Abstrak

146
Keseluruhan

147
7. Hasil simbolisasi piktorial dan abstrak.
A. Piktorial

B. Abstrak

148
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)

ACARA VIII IRMA HERAWATI

TOPONIM DAN LETTERING 2021-12-17 15:54:03

--------------------------------------------
TOTAL:

5+16+25+7+9+24=86

Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN


SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA
149
2021

150
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
I. TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang toponim atau nama geografis (geographical name).
2. Memberikan pengetahuan tentang fungsi toponim pada peta.
3. Melatih keterampilan untuk mengidentifikasi toponim dan mengelompokkannya ke
kelompok fitur berdasarkan karakteristiknya.
4. Melatih keterampilan untuk melakukan penataan toponim sesui dengan fitur yang diwakili
dengan mengacu pada tata cata penulisan toponim.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Alat Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk menunjang
RAM : 4 GB kegiatan praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10 Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor.
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi tambahan
di internet.
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk
membuat laporan praktikum
5 ArcGIS 10.8 Sebagai perangkat lunak untuk melakukan
praktikum.
B. Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1 Modul Praktikum Kartografi Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum.
Acara 8
2 Lembar Kerja Praktikum Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan
Kartografi Acara 8 praktikum.
3. Peta RBI Sebagai bahan untuk melakukan praktikum.

151
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah kerja yang dilakukan pertama kali adalah membuka peta digital yang
dipersiapkan dengan membuka ArcGIS terlebih dahulu.
Membuka ArcMap

Melakukan Add data

Pilih data dan add

152
2. Kemudian melihat attribute table pada data yang telah ditambahkan.

3. Langkah selanjutnya adalah membuat tabel identifikasi toponim terlebih dahulu sebelum
memulai praktikum.

153
4. Langkah berikutnya adalah memindahkan View ke Layout View, kemudian mengatur
ukuran kertas pada A2 dan skala peta 1:25.000.
Menuju ke menu View dan pilih Layout View.

Lalu mengganti tampilan kertas menjadi A2 dengan cara klik pada menu File lalu pilih Page
and Print Set Up.

154
Mengatur ukuran kertas menjadi A2 dan klik OK.

Melihat tampilan A2 dengan skala 1:25.000.

5. Selanjutnya melakukan simbolisasi pada Admin_Pacitan dengan cara mengklik kanan


Admin_Pacitan_Kec kemudian piih Properties dan mengganti Fill Color menjadi putih dan
memberi warna background.

155
Dan tampilan menjadi seperti berikut.

6. Kemudian melakukan pengaturan pada value field menjadi “KETERANGAN”.

156
Dan akan tampil hasil seperti berikut sesuai dengan “KETERANGAN”.

7. Langkah selanjutnya adalah dengan memunculkan label pada menu properties lalu ke
label.

157
Dan hasilnya seperti berikut.

8. Selanjutnya melakukan melanjutkan simbolisasi pada beberapa data hingga hasilnya


seperti berikut.

158
Dan hasilnya seperti berikut.

9. Selanjutnya juga melakukan melanjutkan melakukan lettering pada data yang lain dengan
mengacu pada tata cata penulisan toponim.

159
Dan hasilnya seperti berikut.

10. Langah selanjutnya adalah dengan melakukan lettering pada perairan seperti sungai dan
teluk sesuai pada tata cata penulisan toponim. Dengan cara menggunakan tools drawing lalu
kemudian diatur warna dan ukuran font.

A. Sungai

160
B. Teluk

IV. HASIL PRAKTIKUM


1. Tabel identifikasi toponim. (terlampir)
2. Screenshoot/ printscreen peta sebelum dilakukan lettering dan penataan toponim.
(terlampir)
3. Screenshoot/ printscreen peta setelah dilakukan lettering dan penataan toponim.
(terlampir)
V. PEMBAHASAN
1. Berdasarkan hasil identifikasi toponim, deskripsikan toponim yang ada pada peta.
Pada Praktikum Kartografi Acara 8 ini membahas atau mempelajari mengenai
toponim. toponim merupakan sebuah penamaan tempat yang dapat menunjukkan kealamian
atau keasilan atas suatu lokasi yang sebenarnya (Muhyidin, 2017). Toponimi pada setiap
daerah sendiri memiliki karakteristik dan makna yang bervariasi dan berbeda-beda pada
setiap wilayah geografisnya (Mursidi & Sutopo, 2018). Pada prinsipnya toponim sendiri
pemberian nama-nama geografis untuk pulau sama dengan penamaan unsur geografis
daratan yang lainnya. Oleh sebab itu toponim memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

161
Praktikum Kartografi Acara 8 ini sendiri melakukan toponim atau memberikan nama-
nama geografis pada peta. Pemberian toponim dilakukan pada Daerah Istimewa,Kotamadya,
Kecamatan, Desa, Kampung, sungai dan teluk. Penamaan Toponim untuk Daerah Istimewa,
Kotamadya, Kecamatan, Desa, Kampung, dan sungai dilakukan secara otomatis
menggunakan simbolisasi sedangkan teluk dilakukan secara manual dengan menambahkan
text. Toponim daerah istimewa ini hanya terdapat satu pada peta yaitu Kecamatan Pacitan.
Toponim kotamadya seperti Tanjungsari, Kembang, Semanten, Widoro, Bangunsari,
Sidoharjo, Ploso, Baleharjo, Sedeng, Sumberejo, Pacitan, Pucangsewu, Sambong, Pager,
Ngerjoso, Duduhan, Tegalrejo, Krajan dua, Mranggen, Dayakan, Klisat, Desa Banjarsari,
Desa Tambakrejo dan lain-lain. Kemudian ada toponim Kampung seperti Suruhan, Bengkal,
Arjowinangun, Kiteran, Jatirogo, Sumber, Bedayu, Natam, Teleng, Tempuran, Sidomaju,
Sidomakmur, Bagak, Ciwilan, dan lain-lain. Toponim sungai terdapattujuh toponim yakni
Kali Grindulu, Muso, Kedung, Jelo, Tani, Teleng, Kedungdowu. Toponim teluk disini hanya
terdapat satu toponim yaitu Teluk Pacitan. Pada toponim sendiri digunakan agar pembaca
peta dapat lebih mudah dalam membaca dan memahami peta itu sendiri. Toponimi mengkaji
nama-nama dari tempat sehingga pada dasarnya dapat diketahui perbedaannya (Segara,
2017).
2. Deskripsikan cara lettering dan penataan tiap-tiap toponim yang ada pada peta.
Toponimi merupakan kegiatan mempelajari mengenai toponim pada tempat tinggal
manusia (Lestari, 2021). Cara penulisan atau lettering pada Praktikum Kartografi Acara 8
sendiri sangat bervariasi seperti nama daerah isitimewa ditulisakan dengan font yang lebih
besar daripada yang lain, dilanjutkan dengan daerah yang lain seperti Kotamadya,
Kecamatan, Desa, Kampung dan disesuaikan dengan aturan yang ada. Pada toponim perairan
sendiri terdapat sungai dan teluk. Pada penulisan sungai dapat ditulis dengan italic dan
menggunakan warna biru agar dapat dibedakan dengan data yang lain. Penamaan atau proses
dari lettering sendiri dapat dilakukan dengan melakukan pemilihan layer terlebih dahulu
kemudian klik kanan pada data yang dipilih. Selanjutnya pilih label dan mengatur ukuran,
jenis, dan warna font dengan begitu nantinya peta akan lebih mudah dipahami.

162
3. Bagaimana hasil akhir peta yang telah ditata toponimnya? Bandingkan dengan peta
sebelum penataan.
Pada Praktikum Kartografi Acara 8 ini dapat didihasilkan hasil klasifikasi tabel dan
hasil dari toponim berupa screenshot. Jika dibandingkan dengan sebelum melakukan
toponim peta akan terlihat jauh berbeda. Dikarenakan pada awalnya saat setelah melakukan
add data peta akan tampil seperi data-data yang belum memiliki penamaan dan simbol sama
sekali. Oleh karena itulah dillakukan lettering pada Daerah Istimewa Kotamadya,
Kecamatan, Desa, Kampung, sungai dan teluk dengan menggunakan aturan yang ada pada
tampilan peta. Kemudian setelah melakukan lettering akan tampil perbedaanya.
Perbedaanya sendiri adalah seperti perbedaan font pada penamaannya kemudian perbedaan
warna dan ukuran font tersebut. Seperi pada contohnya penulisan perairan (Sungai dan
Teluk) disini dituliskan dengan font Times New Roman dengan menggunakan italic dan
warna biru. Oleh karena itu toponim merupakan hal yang cukup penting dikarenakan agar
pembaca dapat membaca dan memahami peta dengan mudah. Unsur pada peta merupakan
unsur yang wajib ada pada peta citra yang terdiri dari toponim, batas wilayah,
jaringan/infrastruktur transportasi, perairan, dan sarana prasarana (Riadi & Rachma, 2017).

VI. KESIMPULAN
1. Toponim merupakan sebuah penamaan objek yang memiliki karakteristik dan sifat yang
berbeda-beda dan menganut pada peraturan yang ada.
2. Cara penulisan atau lettering pada toponim sendiri memiliki karakternya masing-masing
nama daerah isitimewa dituliskan dengan font yang lebih besar daripada yang lain,
dilanjutkan dengan daerah yang lain seperti Kotamadya, Kecamatan, Desa, Kampung dan
disesuaikan dengan aturan yang ada.
3. Praktikum Kartografi Acara 8 dapat dihasilkan berupa tabel klasifikasi toponim dan hasil
dari lettering yang telah dilakukan berupa pemberian simbol, penjelasan pada suatu nama
data.
VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 8 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan
materi yang disampaikan Ibu Dosen dan bantuan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang
sangat jelas dalam menerangkan materi sehingga tidak ada saran pada acara ini.
163
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, S. C. (2021). EvaluasiI Oikonim Perumahan di Sebagian Wilayah Kabupaten Sleman


Terhadap Aturan Pembakuan Nama Geografis (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah
Mada).

Muhyidin, A. (2017). Kearifan lokal dalam toponimi di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten:
Sebuah penelitian antropolinguistik. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 17(2), 232-240.
Mursidi, A., & Soetopo, D. (2019). Toponimi Kecamatan Kabupaten Banyuwnagi Pendekatan
Historis.
Riadi, B., & Rachma, T. R. N. (2017). Kajian Prototipe Peta Desa Menggunakan Citra Satelit
Resolusi Tinggi. Majalah Ilmiah Globe, 19(2), 147-156.
Segara, N. B. (2017). Kajian Nilai Pada Toponimi Di Wilayah Kota Cirebon Sebagai Potensi
Sumber Belajar Geografi. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi
Kegeografian, 14(1), 54-67.

164
LAMPIRAN
1. Tabel identifikasi toponim.
Objek Alami/Buatan Objek Toponim
Alami Sungai Kali Muso, Kali Teleng, Kali
Grindulu, Kali Tani, Kali Kedung,
Kali Kedungdowo, Kali Jelo
Teluk Teluk Pacitan
Buatan Nama Daerah Istimewa Kecamatan Pacitan
Nama Kotamadya Tanjungsari, Kembang, Semanten,
Widoro, Bangunsari, Sidoharjo, Ploso,
Baleharjo, Sedeng, Sumberejo,
Pacitan, Pucangsewu, Sambong, dll.
Nama Ibukota -
Kecamatan
Nama Ibukota Desa Betulo, Plosorejo, Purwoharjo,
Sidorukun, Tanjung, Craken Wetan,
Krajan Kidul, Sugihwaras, Ngemplak,
Pager, Ngerjoso, Duduhan, dll.
Nama Ibukota Suruhan, Bengkal, Arjowinangun,
Kampung Kiteran, Jatirogo, Sumber, Bedayu,
Natam, Teleng, Tempuran, Sidomaju,
Sidomakmur, Bagak, Pleren, Sidorejo,
Balong, Sundeng, dll.

165
2. Screenshoot/ printscreen peta sebelum dilakukan lettering dan penataan toponim.

166
167
3. Screenshoot/ printscreen peta setelah dilakukan lettering dan penataan toponim.

168
169
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI
(SVIG 213105)

ACARA IX CLARISA NADIA P F

2021-11-29 00:09:42
DESAIN DAN TATA LETAK (LAYOUT PETA)
--------------------------------------------
Total = 5+17+28+7+3+7+24 = 91

Dibuat oleh :
Nama : Naufal Kusuma Putra
NIM : 21/475411/SV/19106
Hari/Jam : Selasa / 13.00-15.00
Kelompok : Kartografi A
Asisten : 1. Arlinda Eka Meilina
2. Clarisa Nadia
3. Irma Herawati

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS

DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN


SEKOLAH VOKASI

170
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

2021

171
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

I. TUJUAN
1. Memberikan pengetahuan tentang tata letak (layout) peta.
2. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam merancang dan mendesain tata letak
peta/informasi tepi (marginal information) dalam komposisi yang benar.

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
No Nama Alat Keterangan
1 Laptop Lenovo 320s Sebagai perangkat keras untuk menunjang
RAM : 4 GB kegiatan praktikum.
Memori : HDD 1 TB
OS : Windows 10 Home
2 Mouse Sebagai alat untuk menggerakan kursor.
3 Jaringan Internet Sebagai alat untuk mengakses informasi tambahan
di internet.
4 Ms. Word Sebagai perangkat lunak pengolah kata untuk
membuat laporan praktikum
5 ArcGIS 10.8 Sebagai perangkat lunak untuk melakukan
praktikum.
B. Bahan
No Nama Bahan Keterangan
1 Modul Praktikum Kartografi Sebagai acuan untuk mengerjakan praktikum.
Acara 9
2 Lembar Kerja Praktikum Sebagai lembar kerja untuk membuat laporan
Kartografi Acara 9 praktikum.
3. File Batas Admin Provinsi Sebagai bahan untuk melakukan praktikum.

172
III. LANGKAH KERJA
1. Langkah pertama adalah membaca dan memahami modul Praktikum Kartografi Acara
9 tentang Desain dan Tata Letak (Layout) Peta terlebih dahulu.

2. Kemudian dilanjutkan dengan menonton video Praktikum Kartografi Acara 9.


Part 1

173
Part 2

3. Selanjutnya dilanjutkan dengan membuka ArcMap untuk memulai praktikum.

4. Kemudian dikarenakan Praktikum layout peta ini menggunakan data shapefile yang
telah dilakukan simbolisasi (pictorial) dan lettering toponim peta. Sebelum melakukan
praktikum harus mengexport layer file terlebih dahulu agar dapat melakukan dipanggil
add data pada pengaturan simbol otomatis tampil.

174
Dan

5. Langkah selanjutnya adalah mengubah tampilan ke Layout View terlebih dahulu dengan
cara menuju menu View kemudian pilih Layout View.

175
Kemudian mengatur ukuran dengan cara pergi ke menu File lalu pilih Page and Print
Setup.

kemudian memilih Standard Size ukuran A1 dan menggunakan Orientation Landscape

dan klik OK.

Dan akan keluar tampilan peta seperti berikut.

176
6. Langkah berikutnya adalah menetapkan skala 1:25.000 dengan cara pergi ke menu View
kemudian pilih dan klik Data Frame Properties dan pergi ke Data Frame kemudian
mengatur Scale : 1:25.000 dan juga tidak lupa pergi ke Frame untuk mengubah tampilan
background menjadi warna biru.
Pergi ke menu View dan menuju Data Frame Properties.

Kemudian mengatur skala 1:25.000 terlebih dahulu.

177
Setelah mengatur skala dilanjutkan dengan mengatur background dengan cara dilanjutkan
pergi ke menu Frame dan menyesuaikan warna background nya.

7. Selanjutnya adalah menambahkan grid dapat dilakukan dengan cara mengklik kanan
pada tampilan kemudian pilih Properties lalu pilih Grids lalu pilih New Grids dan klik
Graticule divides maps dilanjutkan dengan Next kemudian Graticule Labels lalu memilih
warna biru kemudian dilanjutkan pada Properties dan mengatur pada tampilan Intervals.

178
Kemudian pilih New Grid.

Kemudian next

Mengatur intervals.

179
Kemudian pergi ke menu intervals lagi dan mengatur gridnya.

Berikut hasil dari tampilan peta yang sudah di grid.

180
9. Langkah selanjutnya membuat inset dengan cara pergi ke menu Insert lalu pilih dan klik
Data Frame kemudian menambahkan Admin_Pacitan_Kec dan diatur lebih lanjut lagi.

Kemudian memberikan pengaturan agar dapat dibedakan antara Kecamatan Pacitan


daripada data yang lain.

181
Kemudian menambahkan data admin Jawa Tengah dan Jawa Timur serta memberikan
background warna biru untuk menandakan laut dengan cara mengklik kanan kemudian
memilih Properties lalu pergi ke menu Frame dan memilih warna biru untuk backgorund.

Kemudian memberikan lettering pada tampilan inset seperti pada provinsi dan samudera.
A. Jawa Tengah

B. Jawa Timur

182
C. Samudera Hindia

Dan tampilan menjadi seperti berikut.

Kemudian membuat grid pada insert dengan cara klik kanan kemudian pilih properties

kemudian klik grids dan dilanjutkan dengan mengatur tampilan grid nya.

183
Kemudian membuat simbol rectangle untuk menjadi bingkai insert pada tampilan peta.

Kemudian menyatukan semua data agar bersatu dengan Group yang dapat dilakukan
dengan cara pilih data yang akan disatukan kemudian klik kanan dan pilih Group.

Dan menempatkan insert pada peta.

184
10. Selanjutnya membuat kotak pada sisi kanan layout peta dengan cara klik rectangle
kemudian membuat kotak dan mengubah fill color nya.

Kemudian mengubah fill color nya pada properties.

185
11. Kemudian memberikan text untuk judul peta

12. Menambahkan arah mata angin dengan cara pergi ke menu Insert kemudian pilih
North Arrow dan memilih gambar arah mata angin agar memudahkan pembaca peta.

Memilih gambar arah mata angin.

186
Dan akan tampil seperti berikut.

13. Kemudian menambahkan skala dengan cara pergi ke menu Insert lalu pilih Scale Bar
kemudian memilih Scale Bar.

Kemudian mengatur tampilan Scale Bar dengan mengklik kanan lali klik Properties dan
mengatur Scale and Units dan menambahkan keterangan 1:25.000 menggunakan text.

187
Dan tampilan akan menjadi seperti berikut.

14. Langkah selanjutnya adalah menambahkan keterangan Proyeksi, Sistem Grid, dan
Datum.

15. Langkah berikutnya menambahkan legenda dengan cara pergi ke menu Insert
kemudian pilih Legend dilanjutkan dengan memilih items lalu memberi nama pada
Legend Title.

188
Berikutnya mengatur tampilan legenda apa saja yang akan ditampilkan dan merapikan
Legenda agar tidak terlalu panjang dengan menambahkan satu persatu kemudian mengatur
Column count for item untuk legenda yang panjang agar lebih rapih.

Dilanjutkan dengan klik kanan kemudian pilih Convert To Graphics dan dilanjutkan

Ungroup agar dapat mengatur tata letak legenda.

Ungroup

189
Kemudian mengatur tata letak Legenda hingga seperti berikut.

16. Langkah selanjutnya adalah dengan menambahkan sumber data serta penyusun peta.

17. Selanjutnya menambahkan lembaga dan logo UGM dengan cara pergi ke menu Insert
kemudian pilih Picture dan memilih gambar yang akan ditampilkan.

190
Dan hasilnya akan menjadi berikut

18. Berikut tampilan keseluruhan peta yang akan di Export peta ke dalam PDF dan JPEG
dengan cara pergi ke menu File lalu pilih Export dan memilih resolution yang tinggi agar
peta dapat terlihat dengan jelas.

Pergi ke menu file dan pilih export.

191
A. PDF

B. JPG

192
IV. HASIL PRAKTIKUM
1. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pacitan. (terlampir)
V. PEMBAHASAN
Pertanyaan 1. Sebut dan jelaskan bagian-bagian dalam penyusunan tata letak (layout) peta.

Praktikum Kartografi Acara 9 ini mempraktikan serta mempelajari pembuatan


layout peta. Desain dan tata letak peta atau sering disebut layout peta sendiri merupakan
sebuah langkah terakhir dari proses pembuatan peta yang akan menghasilkan sebuah
tampilan peta sehingga dapat dibaca para pembaca peta dengan jelas sehingga dapat
digunakan sesuai tujuan atau fungsi tertentu. Layout Peta merupakan salah satu hal yang
paling penting pada pembuatan peta, dikarenakan semua informasi pada peta yang akan
disampaikan didalam layout peta itu sendiri (Sunaryo dkk, 2016). Layout peta sendiri juga
memiliki tujuan berupa memperjelas isi dari informasi sebuah peta sehingga para
pembaca atau orang lain dapat menggunakan peta yang dibuat. Layout peta yang
proporsional juga peta yang mempunyai antar muka peta informasi mempunyai sifat
menjelaskan isi peta (Laksono & Rahardjo, 2013). Bagian-bagian penyusunan layout peta
sendiri terdapat judul peta, skala peta, main map, keterangan sistem proyeksi peta,
legenda/keterangan, logo dan keterangan instansi, inset peta, sumber data penyusun
pembuat peta, ,dan juga koordinat/ grid peta.
Pertama yang terdapat pada pada layout peta adalah Judul Peta disini
menggambarkan sebuah identitas dari suatu daerah dan informasi yang terkandung di
dalam peta. Judul Peta merupakan identitas daerah digambarkan pada peta dan biasanya
dibuat yang paling menonjol (Rostianingsih dkk, 2004). Contoh Judul peta pada
Praktikum Kartografi Acara 9 kali ini adalah Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pacitan.
Selanjutnya terdapat Skala peta, Skala Peta sendiri merupakan perbandingan antara jarak
pada peta dengan jarak sebenarnya pada dunia nyata. Skala merupakan sebuah alat
pengumpul data terdapat pada skala dan bersifat ordinal (Sappaile, 2007). Skala yang
digunakan pada praktikum ini adalah 1:25.000. Kemudian terdapat Keterangan sistem
proyeksi peta menunjukkan proyeksi, sistem grid, dan datum yang digunakan oleh sebuah
peta. Selanjutnya ada Legenda, Legenda merupakan sebuah keterangan dari simbol-
simbol peta. Legenda memiliki arti keterangan dari simbol-simbol pada peta agar para
pembaca peta mudah memahami dan mengerti isi peta (Sentana, 2004). Sumber peta
merupakan wadah tang berisi informasi mengenai dari mana data peta diperoleh. Sumber
peta yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Peta Rupabumi Indonesia skala
1:25.000 Lembar Pacitan. Penyusun peta adalah informasi mengenai siapa pembuat atau
penyusun peta tersebut. Inset peta merupakan sebuah tampilan dalam yang memiliki
ukuran yang jauh lebih kecil dari peta utama peta yang bertujuan untuk menunjukkan
daerah yang ditampilkan pada peta itu dari daerah yang lebih luas (Martono, 2008). Logo
dan keterangan instansi ditunjukkan untuk mengetahui pembuat/penyusun peta berasal

193
dari instansi mana. Logo dan keterangan instansi yang digunakan pada praktikum kali ini

194
adalah logo Universitas Gadjah Mada dengan keterangan instansi Sistem Informasi
Geografis, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
Inset peta adalah gambaran global wilayah sekitar daerah yang dipetakan agar
menjelaskan wilayah peta utama. Koordinat/grid peta adalah garis hayal yang terbentuk
dari garis vertikal dan garis horizontal yang mengorientasikan lokasi/koordinat peta
dengan koordinat lokasi sebenarnya. Interpolasi titik grid, interpolasi titik kontur, proses
koneksi titik kontur merupakan kelompok yang dapat dapat menampilkan peta secara jelas
(Pertiwi, 2011).

Pertanyaan 2. Bagaimana prinsip menyusun layout peta yang baik.

Praktikum Kartografi Acara 9 ini mempraktikan serta mempelajari pembuatanlayout


peta. Pada proses layout merupakan proses akhir dari pembuatan peta yang mana masuk
juga pada tahapan Sistem Informasi Geografi. Layout tata letak dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas clustering juga (Hutabarat dkk, 2017). Prinsip penyusunan pada
desain tata letak peta atau layout peta sendiri terdiri dari 6 hal yang perlu untuk
diperhatikan, yaitu clarity, order, balance, contrast, unity, dan harmony. Pada tahapan
layouting atau mengatur tatanan peta, kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan
desain peta yang sesuai dengan kaidah kartografis pada umumnya, sehingga peta dapat
dipahami dan dibaca oleh pembaca peta yang sudah mengerti maupun yang masih awam.
Bagian-bagian pada peta yang digunakan sendiri adalah judul, legenda, koordinat,
orientasi, inset, pembuat, sumber, toponimi dan juga grid. Selain itu tebal tipis garis,
warna, ukuran huruf, jenis huruf, letak penulisan, dan tata letak peta juga perlu
diperhatikan dan disesuaikan dengan tema peta agar para pembaca peta mudah dalam
membacanya. Definisi tata letak peta sendiri terbagi menjadi 5 yaitu Muka Peta, Garis
Tepi, Garis Kerangka Luar, Batas Informasi, dan Keterangan Tepi. Muka peta atau map
face sendiri memiliki fungsi sebagai alas untuk area yang akan dipetakan atau
digambarkan dapat diletakkan atasnya. Kemudian ada Garis tepi yang berfungsi sebagai
suatu garis yang dapat membatasi muka peta. Kemudian ada Garis baths luar atau
Kerangka yang berfungsi sebagai garis berbentuk dapat segi empat yang mengelilingi
garis tepi. Berikutnya ada Batas Informasi yang berfungsi sebagai daerah di antara garis
tepi dan garis Batas luar. Dan terakhir ada Keterangan Tepi yang memiliki fungsi sebagai
keterangan yang dicantumkan di daerah tepi peta yang memuat informasi peta.

Pertanyaan 3. Jelaskan prinsip menyusun layout peta yang baik sesuai dengan contoh peta
yang Anda buat, misalnya: proporsi muka peta dengan keterangan tepi, penyusunan bagian-
bagian layout peta, cara membuat skala yang benar, inset peta dll.

195
Pada Praktikum Kartografi Acara 9 ini menggunakan prinsip penyusunan pada
desain tata letak peta atau layout peta sendiri terdiri dari 6 hal yang perlu untuk
diperhatikan, yaitu clarity, order, balance, contrast, unity, dan harmony. Prinsip Clarity
merupakan sebuah prinsip yang menonjolkan data-data penting yang akan ditampilkan

196
pada peta dan dapat dilihat dari pemilihan komponen-komponen peta yang penting untuk
disajikan, seperti judul peta, skala peta, proyeksi peta, legenda, sumber data, penyusunan
peta, logo serta keterangan instansi, inset peta, dan grid peta. Prinsip clarity merupakan
prinsip kejelasan dari isi informasi yang didapat supaya nantinya tidak akan menimbulkan
multi interpretasi yang menimbulkan kesalahan dan error (Masdul, 2018). Selanjutnya ada
Prinsip Order yang merupakan pembuatan dari aturan-aturan agar pengguna dapat
membaca informasi dengan berurutan sehingga dapat mudah dimengerti. Prinsip Order
juga sering digunakan untuk mengomprosikan keruangan (Dharma, 2004). Pada Peta
Penggunaan Lahan Kecamatan Pacitan yang dapat menggunakan aturan-aturan tersebut
dicontohkan dengan mengurutkan tampilan peta penting yang terletak pada sebelah kanan,
dimulai dari judul peta, skala peta, proyeksi peta, legenda atau keterangan, sumber data,
penyusunan peta, dan logo beserta nama instansi. Inset peta terletak pada pojok kiri.
Selanjutnya terdapat Prinsip Balance yang merupakan prinsip yang menekankan pada
tampilan keseimbangan visual dari setiap elemen. Misalnya pada sisi kiri peta terdapat
tampilan peta yang terdiri dari gambar-gambar, dan pada sisi kanan peta terdapat tempat
untuk menuliskan deskripsi tekstual pada peta untuk keseimbangan visual antar gambar.
Contoh lain adalah keseimbangan ruang kosong di bagian atas, bawah, kiri, dan kanan
peta. Prinsip Kontras adalah prinsip peta yang menekankan pada representasi hierarki
visual untuk membuat peta yang seimbang dan menarik. Contoh peta tata guna lahan di
wilayah Pacitan adalah perbedaan antara elemen peta dengan elemen peta lainnya.
Misalnya background peta, hijau untuk perkebunan dan hutan, kuning untuk tegalan, dan
lain sebagainya. Warna yang berbeda membuat tampilan kartu lebih menarik dan lebih
mudah dikenali. Oleh karena itu peta dapat dipahami dan dibaca dengan mudah oleh orang
atau dapat digunakan untuk fungsi tertentu seperti mencari lokasi. Prinsip Unity
merupakan sebuah prinsip yang membuat seluruh elemen memiliki kesatuan dan
kepaduan sehingga dapat menghasilkan hasil tema yang kuat. Prinsip Unity sendiri juga
menggunakan pendekatan repetatioin yakni pengulangan beberapa aspek pada desain yang
mengandung elemen-elemen tertentu (Kuswanto, 2017). Peta yang disajikan pada Peta
Penggunaan Lahan Kecamatan Pacitan memiliki keterkaitan warna peta seperti padahutan
dan perkebunan menggunakan warna hijau, air laut dan teluk menggunakan warna biru,
dan sebagainya. Pemberian warna tersebut keterkaitan yang berhubungan sehingga dapat
mudah dipahami dikarenakan warna sudah sesuai. Contoh yang lain terdapat pada
keterangan skala 1:25.000, skala sendiri sudah saling berhubungan dan sesuai dengan
1:25.000. Prinsip unity juga memiliki definisi bagian dari prinsip komposisi tata rupa yang
harus diperhatikan agar selu menjadi kesatuan (Saragih & Zulkifli, 2018).

VI. KESIMPULAN
1. Pembuatan Layout pada peta merupakan langkah terakhir dari proses pembuatan peta
dan akan menghasilkan output berupa peta yang dapat dibaca seseorang dan dapati
dipahami sebagai petunjuk arah atau yang lain.

197
2. Penyusunan desain dan layout pada peta terdiri dari enam hal yaitu clarity, order,
balance, contrast, unity, dan harmony.
3. Proporsi penyusunan layout peta dapat diatur dengan mengikuti bagian peta yang lain
dan harus berhubungan seperti judul dan skala yang sesuai pada tampilan peta.
VII. SARAN
Praktikum Kartografi Acara 9 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar, dikarenakan Ibu
Dosen dan Kakak-Kakak Asisten Praktikum yang sangat jelas dalam menerangkan materi
praktikum tentang Desain dan Tata Letak (Layout Peta) sehingga tidak ada saran pada
acara ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, A. (2004). Paradigma konseptual arsitektur dekonstruksi. Jurnal Universitas


Gunadarma, hal, 1-8.

Hutabarat dkk. (2017). RE-LAYOUT DENGAN METODE GROUPTECNOLOGY.


SENIATI.
Kuswanto, H. (2017). Analisis Prinsip Layout and Composition pada Web Design
Perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk dan PT. FIF Group berdasarkan Buku
“The Principle of Beautifull Website Design By Jason Beaird”. Elinvo (Electronics,
Informatics, and Vocational Education), 2(1), 1-7.

Laksono, A. D., & Rahardjo, N. (2013). Evaluasi Simbol Pada Peta Taktual Kota
Yogyakarta. Jurnal Bumi Indonesia, 3(2).
Martono, A. D. (2008). Penggambaran Peta Tematik Menggunakan Sistem Informasi
Geografis dengan Perangkat Lunak ArcView 3.3.
Masdul, M. R. (2018). Komunikasi pembelajaran. IQRA Jurnal Ilmu Kependidikan Dan
Keislaman, 13(2), 1-9.

Pertiwi, A. (2011). Metoda Interpolasi Inverse Distance Untuk Peta Ketinggian (Kontur).
Semantik, 1(1).
Rostianingsih dkk. (2004). Pemodelan peta topografi ke objek tiga dimensi. Jurnal
Informatika, 5(1), 14-21.
Sappaile, B. I. (2007). Pembobotan butir pernyataan dalam bentuk skala likert dengan
pendekatan distribusi z. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 13(64), 1-8.

Saragih, L. A., & Zulkifli, Z. (2018). Analisis Kerajinan Souvenir Diorama Berbahan
Limbah pada Pengrajin Dikraf Berdasarkan Prinsip-Prinsip Desain. Gorga: Jurnal
Seni Rupa, 8(1), 272-278.
Sentana, D. (2004). SISTEM INFORMASI OBJEK WISATA LEWAT PETA BERBASIS WEB
DI KABUPATEN TABANAN (Doctoral dissertation, STMIK AKAKOM Yogyakarta).

198
Sunaryo dkk. (2016). Mengetahui hubungan lahan vegetasi dan lahan terbangun
(pemukiman) terhadap perubahan suhu permukaan tanah dengan memanfaatkan citra
satelit. Jurnal Spectra, 14(28), 65-76.

199
LAMPIRAN
1. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pacitan.
Screenshot :

200
Hasil Export :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
a. Kesimpulan Umum

Kartografi merupakan sebuah seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi tentang


pembuatan peta. Terdapat beberapa komponen dalam peta, yang setiap komponen
memiliki fungsi masing-masing. Terdapat aturan dan tata cara dalam pembuatan
peta agar kenampakan yang digambarkan tergambar jelas sehingga dapat dibaca
oleh pembaca peta.

b. Kesimpulan Khusus

1. Maka dapat disimpulkan dari kelima peta tersebut dapat dibedakan menjadi
3 jenis peta yaitu peta umum, peta khusus, dan peta kartometrik. Seperti
halnya Peta Desa banguncipto dan Peta Topografi Kabupaten Semarang
termasuk jenis peta umum lalu Peta Lembar Geologi Yogyakarta Jawa dan
Peta Garam Kabupaten Brebes termasuk dalam jenis peta khusus dan juga
Peta Dixon Entrance To Cape ST. Elias termasuk dalam jenis peta
kartometrik.
2. Peta umum, peta khusus, dan peta kartometrik dapat dibedakan dari unsur
setiap peta. Biasanya peta umum terdapat simbol-simbol yang mudah
dipahami seperti ibukota, gunung, kantor bupati dan lain-lain. Lain hal lagi
dengan peta khusus yang memiliki ciri khas lain, biasanya peta khusus
menjelaskan satu hal yang spesifik seperti peta kepadatan penduduk, peta
curah hujan dan lain-lain. Selanjutnya adalah peta kartometrik yang dapat
dibedakan dari angka-angka hitungannya yang rumit dikarenakan memang
tujuan dari peta kartometri untuk pengukuran dan penghitungan.
3. Informasi dari setiap jenis peta tentunya akan berbeda-beda apa yang
disampaikannya. Seperti halnya peta umum mendapat informasi yang
sederhana seperti batas-batas wilayah atau letak-letak dari setiap daerah.
Peta khusus bisa mendapat informasi sesuai spesifik terhadap satu tema,
seperti contohnya peta geologi dapat membantu memperoleh informasi
mengenai struktur batuan. Lalu peta kartometrik dapat memperoleh angka
perhitungan atau titik-titik koordinat secara akurat dan rinci.
4. Peta digital memiliki beragam fungsi dan manfaat tersendiri, dengan peta
digital dapat menghemat biaya dan lebih efisien jika digunakan.
5. Dengan menggunakan peta digital dapat mempermudah untuk melakukan
persebaran informasi dikarenakan dengan internet dapat melakukan
persebaran informasi dengan cepat. Definisi Diseminasi sendiri adalah

202
proses kegiatan mencari, menyusun informasi, merencanakan, lalu
melakukan inovasi yang kemudian dapat dimanfaatkan denngan mudah
oleh banyak orang.
6. Pada skala peta yang dapat dihitung dengan mudah menggunakan alat ukur
seperti penggaris dan busur. Skala numerik juga sudah menunjukkan
perbandingan jarak antara peta dengan lokasi sebenarnya. Skala verbal
menjelaskan perbandingan skala dalam bentuk kalimat. Skala grafik
menjelaskan grafik dari skala peta tetapi untuk membacanya masih
diperlukan penghitungan terlebih dahulu.
7. Jarak horizontal merupakan sebuah jarak terdekat dari peta untuk
menghubungkan titik A dan titik B. Jarak horizontal dapat diukur secara
langsung dengan menggunakan perhitungan jarak pada peta lalu
dikalkulasikan dengan skala peta sehingga menghasilkan jarak sebenarnya.
Jarak vertikal dapat dihitung menggunakan rumus trigonometri dengan
informasi jarak horizontal dan beda tinggi. Selain itu untuk menghitung
jarak miring horizontal dapat dihitung menggunakan rumus. Dan untuk
mengetahui sudut pada peta dapat diukur menggunakan alat ukur seperti
busur.
8. Pengukuran peta dapat dihitung menggunakan rumus-rumus tertentu
sehingga dapat menunjukan posisi yang tepat dan akurat. Seperi posisi
horizontal absolut yang dapat diukur berdasarkan letak suatu obyek
terhadap garis koordinat yang dinyatakan dengan mT dan mU. Kemudian
posisi horizontal relatif yang dapat diketahui dengan letak suatu obyek
dengan obyek lainnya berdasarkan dengan arah mata angina. Selanjutnya
ada posisi vertikal absolut dapat diketahui berdasarkan ketinggian suatu
obyek yang dapat diukur menggunakan garis kontur didalam peta.
Kemudian yang terakhir ada posisi vertikal relatif yang dapat diketahui
dengan melakukan perbandingan ketinggian lebih tinggi maupun lebih
rendah dari objek lain.
9. Representasi posisi absolut dan posisi relatif memiliki keuntungan dan
kerugiannya masing-masing. Seperti keuntungan representasi posisi absolut
yang memiliki keakuratan dalam menunjukan posisi dan posisi relatif yang
dapat dengan mudah dipahami. Sedangkan kekurangan representasi posisi
absolut adalah sulit dipahami dan kekurangan representasi posisi relatif
adalah kurang akurat dalam menunjukan tempat dan lokasi.
10. Otomatisasi dilakukan agar dapat mempermudah pekerjaan manusia dan
menjadi lebih efisien. Contoh alat untuk mengukur dari posisi absolut
sendiri adalah GPS. GPS berfungsi untuk membantu memberitahukan
informasi tentang posisi absolut seperti titik koordinat.
11. Informasi Lembar Peta dapat membantu pada saat membaca dan memahami
peta sehingga dapat mengambil informasi dari peta tersebut.
12. Skala dapat diidentifikasi sehingga dapat membandingkan peta dengan
jarak sesungguhnya daripada jarak pada peta.
203
13. Penomoran pada peta juga membantu saat membaca dan menangkap
informasi menggunakan cara membagi grid pada peta dengan Nomor
Lembar Peta.
14. Generalisasi merupakan sebuah metode dari pembuatan peta pada skala
tertentu yang dihasilkan dari peta pada skala yang lebih besar.
15. Generalisasi pada peta ada penyederhaan (simplification), perbesaran
(enlargement), pergeseran (displacement), penggabungan (merging), dan
pemilihan (selection).
16. Generalisasi pada peta dilakukan pada beberapa unsur saja dikarenakan
tidak semua unsur pada peta bersifat wajib digeneralisasi.
17. Generalisasi pada peta memiliki macam-macam skala seperti dari 1:5.000
ke 1:10.000.
18. Kendala proses generalisasi sendiri biasanya terjadi dikarenakan salahnya
pengukukuran pada peta saat membuat grid.
19. Simbolisasi abstrak dan piktorial memiliki kelebihannya masing-masing
seperti abstrak dapat menjelaskan secara bebas dan piktorial memiliki
bentuk yang menyerupai obyek aslinya.
20. Titik infrastruktur pada abstrak dapat dijelaskan dengan bangun ruang
sedangkan pada piktorial dapat digambarkan melalui gambaran seperti pada
peta rupa bumi.
21. Jaringan jalan pada abstrak dapat dijelaskan dengan garis hitam yang putus-
putus atau lurus sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan acuan
seperti peta rupa bumi.
22. Sungai pada abstrak dapat dijelaskan dengan garis biru yang putus-putus
atau lurus sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan acuan
seperti peta rupa bumi.
23. Penggunaan lahan pada abstrak dapat dijelaskan dengan daftar pilihan pada
ArcMap yaitu Geology 24K sedangkan pada piktorial dapat digambarkan
dengan acuan seperti peta rupa bumi.
24. Kepadatan penduduk pada abstrak dapat dijelaskan dengan bentuk
lingkaran atau diagram sedangkan pada piktorial dapat digambarkan dengan
menyerupai objek aslinya yaitu ilustrasi manusia atau orang.
25. Toponim merupakan sebuah penamaan objek yang memiliki karakteristik
dan sifat yang berbeda-beda dan menganut pada peraturan yang ada.
26. Cara penulisan atau lettering pada toponim sendiri memiliki karakternya
masing-masing nama daerah isitimewa dituliskan dengan font yang lebih
besar daripada yang lain, dilanjutkan dengan daerah yang lain seperti
Kotamadya, Kecamatan, Desa, Kampung dan disesuaikan dengan aturan
yang ada.

204
27. Praktikum Kartografi dapat dihasilkan berupa tabel klasifikasi toponim dan
hasil dari lettering yang telah dilakukan berupa pemberian simbol,
penjelasan pada suatu nama data.
28. Pembuatan Layout pada peta merupakan langkah terakhir dari proses
pembuatan peta dan akan menghasilkan output berupa peta yang dapat
dibaca seseorang dan dapati dipahami sebagai petunjuk arah atau yang lain.
29. Penyusunan desain dan layout pada peta terdiri dari enam hal yaitu clarity,
order, balance, contrast, unity, dan harmony.
30. Proporsi penyusunan layout peta dapat diatur dengan mengikuti bagian peta
yang lain dan harus berhubungan seperti judul dan skala yang sesuai pada
tampilan peta.
B. Saran

Pada Praktikum Kartografi Semester Ganjil ini mungkin tidak ada saran yang
signifikan dikarenakan Praktikum Kartografi sendiri sudah terlaksanakan dengan
lancar dikarenakan Bapak Dosen dan Kakak Assisten Praktikum yang sudah
memberikan ataupun menerangkan praktikum yang mudah dipahami oleh
mahasiswa. Oleh karena itu disini Saya ingin berterima kasih kepada Bapak Dosen
dan Kakak Asisten Praktikum.

205
DAFTAR PUSTAKA

Dedy, M. (2017). KARTOGRAFI DASAR.

206

Anda mungkin juga menyukai