Mencetak Pemuda Peternak Unggul
Mencetak Pemuda Peternak Unggul
Pemuda, saat ini kurang berminat di pertanian, peternakan, dan perikanan sebagai lahan untuk bekerja.
Hal inilah yang terus diperangi oleh Pak Abdullah, salah seorang peternak di pulau Karimun. Menurutnya,
pemuda harus mau menggiatkan kembali unsur pertanian, peternakan, dan perikanan di Indonesia
Berangkat untuk mengubah nasib, Pak Abdullah merantau ke pulau Karimun tepatnya di
Kecamatan Kundur. Di tahun 2005 nasib berkata lain, Pak Abdullah terkena imbas pengurangan
pegawai di hotel
Taman Gembira Kecamatan Kundur. Perjalanan usaha Pak Abdullah pun dimulai di
sana. Dengan bermodalkan sapi 3 ekor ia merintis penggemukan sapi. Enam bulan
kemudian dari sapi yang dipelihara, dijual kembali dengan harga Rp 6 juta kebetulan
bertepatan dengan Hari Raya Idul Qurban.
Dari keuntungan Rp 18 juta tersebut Pak Abdullah mulai merintis kembali tapi kali ini
pembibitan sapi yang saat ini sudah berjumlah 45 ekor. “Merawat sapi itu harus dengan
ikhlas dan perhatian karena sapi itu juga makhluk Allah,” ujar pak Abdullah memulai
pembicaraan. “Kita akan mengerti akhirnya apakah sapi itu sehat ataukah sakit,”
sambungnya.
Di usaha awalnya tersebut, Pak Abdullah memulai sendiri dari mencari rumput,
membersihkan kandang dan kegiatan rutin lainnya. Melihat kegigihan dan semangat
Pak Abdullah, Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Karimun
mengajak Pak Abdullah untuk membuat pilot project peternakan dengan status
peminjaman lahan.
“Dari 4 orang anak muda yang ikut saya sekarang dapat menjadi kader-kader muda
peternak yang akan memajukan daerah ini,” terang Pak Abdullah dengan bangga. Saat
ini Pak Abdullah telah mempersiapkan lahan seluas 12 ha yang nantinya direncanakan
beliau untuk menjadi pusat pembelajaran peternak.
Kemauan yang kuat untuk menjadi mandiri serta memandirikan masyarakat sepertinya
sangat layak dicontoh. Tidak hanya butuh semangat, dibutuhkan juga kepedulian dari
berbagai pihak terutama pemerintah pusat maupun daerah, juga para investor untuk
mengalirkan bantuan-bantuannya yang kemudian dapat digunakan untuk
mengembangkan daerah baik sumberaya manusia maupun potensi alam yang ada.
(Lisma)